Anda di halaman 1dari 14

OM

OM
SWASTYASTU
SWASTYASTU
AnggotaKelompok
Anggota Kelompok: :

NI KADEK RATNA KUMALASARI (1802612010027) (27)


NI KADEK RATNA KUMALASARI (1802612010027) (27)
I DEWA AYU INTAN WULANDARI (1802612010006) (06)
I DEWA AYU INTAN WULANDARI (1802612010006) (06)
NI NYOMAN SRINITIASIH (1802612010033) (33)
NI NYOMAN SRINITIASIH (1802612010033) (33)
NI KADEK RIKA PUTRI RAHAYU (1802612010028) (28)
NI KADEK RIKA PUTRI RAHAYU (1802612010028) (28)
PERSEROAN
PERSEROAN
TERBATAS
TERBATAS

Organ
Organ––organ
organPT
PT
Pembubaran PT
Pembubaran PT
Organ – organ Rapat Umum Pemegang Saham
Organ – organ Rapat Umum Pemegang Saham
Organ PT yang mempunyai terdiri dari para pemegang saham
Perseroan Organ PT yang mempunyai terdiri dari para pemegang saham
Perseroan kekuasaan tertinggi dalam sebagai satu kesatuan
kekuasaan tertinggi dalam sebagai satu kesatuan
Terbatas sebuah PT.
Terbatas sebuah PT.

Bentuk Rapat Umum Pemegang Saham menurut Pasal 78


Bentuk Rapat Umum Pemegang Saham menurut Pasal 78
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas menyebutkan:
Rapat Umum Pemegang Terbatas menyebutkan:
Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS)
Saham (RUPS) RUPS Lainnya/ RUPS Luar
RUPS Tahunan RUPS Lainnya/ RUPS Luar
RUPS Tahunan Biasa
Biasa

Direksi 
RUPS tahunan wajib diadakan dalam  RUPS lainnya dapat diadakan setiap
Direksi  RUPS tahunan wajib diadakan dalam  RUPS lainnya dapat diadakan setiap
jangka waktu paling lambat enam bulan waktu berdasarkan kebutuhan
jangka waktu paling lambat enam bulan waktu berdasarkan kebutuhan
setelah tahun buku berakhir untuk kepentingan perseroan
setelah tahun buku berakhir untuk kepentingan perseroan
 Dalam RUPS tahunan, harus diajukan
 Dalam RUPS tahunan, harus diajukan
Dewan Komisiaris semua dokumen dari laporan tahunan
Dewan Komisiaris semua dokumen dari laporan tahunan
perseroan sebagaimana dimaksud dalam
perseroan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 66 ayat (2)
Pasal 66 ayat (2)
Direksi
Direksi
Adapun kewenangan direksi meliputi :
Adapun kewenangan direksi meliputi :
• Pasal 1 ayat 5 yang menegaskan direksi sebagai
• Pasal 1 ayat 5 yang menegaskan direksi sebagai
organ perseroan yang berwenang dan bertanggung
organ perseroan yang berwenang dan bertanggung
jawab penuh atas “pengurusan”perseroan untuk
jawab penuh atas “pengurusan”perseroan untuk
Menurut pasal
Menurut pasal 11 ayat
ayat (5)
(5) UU
UU PT
PT kepentingan perseroan
kepentingan perseroan
• Pasal 29 ayat 1 mengemukakan direksi menjalankan
• Pasal 29 ayat 1 mengemukakan direksi menjalankan
“pengurusan” perseroan untuk kepentingan
Organ perseroan yang berwenang dan “pengurusan” perseroan untuk kepentingan
Organ perseroan yang berwenang dan perseroan
bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan
bertanggung jawab penuh atas pengurusan • Pasal 1 angka 5;Direksi sebagai Organ Perseroan
perseroan untuk kepentingan perseroan sesuai • Pasal 1 angka 5;Direksi sebagai Organ Perseroan
perseroan untuk kepentingan perseroan sesuai berwenang mewakili perseroan, baik didalam
dengan maksud dan tujuan perseroan serta berwenang mewakili perseroan, baik didalam
dengan maksud dan tujuan perseroan serta maupun luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
mewakili perseroan baik di dalam maupun di maupun luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
mewakili perseroan baik di dalam maupun di anggaran dasar
luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar
luar pengadilan sesuai dengan ketentuan • Pasal 99 ayat 1 Direksi mewakili Perseroan baik
anggaran dasar • Pasal 99 ayat 1 Direksi mewakili Perseroan baik
anggaran dasar didalam maupun diluar pengadilan. Kewenangan
didalam maupun diluar pengadilan. Kewenangan
mewakili itu adalah untuk dan atas nama
mewakili itu adalah untuk dan atas nama
perseroan, bukan atas nama dari direksi
perseroan, bukan atas nama dari direksi
 Seseorang yang diangkat menjadi Direksi
 Seseorang yang diangkat menjadi Direksi
harus merupakan orang yang mampu dan
harus merupakan orang yang mampu dan
cakap dalam melakukan perbuatan hukum,
cakap dalam melakukan perbuatan hukum,
Persyaratan yang harus dipenuhi terutama untuk memimpin suatu perusahaan.
Persyaratan yang harus dipenuhi terutama untuk memimpin suatu perusahaan.
untuk menjabat sebagai Direksi  Yang bersangkutan tidak pernah dinyatakan
untuk menjabat sebagai Direksi  Yang bersangkutan tidak pernah dinyatakan
menurut dalam Undang-Undang No.
menurut dalam Undang-Undang No. pailit atau dihukum karena tindak pidana
40 Tahun 2007 tentang Perseroan pailit atau dihukum karena tindak pidana
40 Tahun 2007 tentang Perseroan dalam sektor keuangan yang merugikan
Terbatas. dalam sektor keuangan yang merugikan
Terbatas. perusahaan atau negara.
perusahaan atau negara.
 Yang bersangkutan tidak pernah menjadi
 Yang bersangkutan tidak pernah menjadi
anggota Direksi maupun anggota Dewan
anggota Direksi maupun anggota Dewan
Komisaris yang pernah dinyatakan bersalah
Komisaris yang pernah dinyatakan bersalah
atau menyebabkan perusahaan mengalami
atau menyebabkan perusahaan mengalami
kerugian.
kerugian.
Dewan
Dewan
Komisiaris Kewenangan Dewan Komisaris
Komisiaris Kewenangan Dewan Komisaris
berdasarkan Undang-Undang Nomor
berdasarkan Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007
40 Tahun 2007

-
Dalam Pasal 106 ayat (1) : Dewan Komisaris
Menurut pasal 1 ayat (6) UU PT - Dalam Pasal 106 ayat (1) : Dewan Komisaris
Menurut pasal 1 ayat (6) UU PT memiliki kewenangan untuk memberhentikan
memiliki kewenangan untuk memberhentikan
Organ perseroan yang bertugas melakukan direksi untuk sementara.”
Organ perseroan yang bertugas melakukan direksi untuk sementara.”
pengawasan secara umum atau khusus sesuai - Dalam Pasal 100 ayat 2 dan 3 : Dewan Komisiaris
pengawasan secara umum atau khusus sesuai - Dalam Pasal 100 ayat 2 dan 3 : Dewan Komisiaris
dengan anggaran dasar serta memberi nasihat berwenang menggantikan direksi jika direksi
dengan anggaran dasar serta memberi nasihat berwenang menggantikan direksi jika direksi
kepada direksi. berhalangan untuk mewakili perseroan
kepada direksi. berhalangan untuk mewakili perseroan
- Dalam Pasal 121 yang menyebutkan: “Dewan
- Dalam Pasal 121 yang menyebutkan: “Dewan
Komisaris berwenang untuk membentuk komite,
Komisaris berwenang untuk membentuk komite,
komite bertanggung jawab kepada dewan
komite bertanggung jawab kepada dewan
komisaris.
komisaris.
Menurut Pasal 142 ayat 1 Undang – Undang Nomor 40 tahun
Menurut Pasal 142 ayat 1 Undang – Undang Nomor 40 tahun
2007 Pembubaran Perseroan dapat terjadi dikarenakan:
2007 Pembubaran Perseroan dapat terjadi dikarenakan:

• Berdasarkan Keputusan Rapat Umum


• Berdasarkan Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham
Pemegang Saham

• Jangka waktu berdirinya Perseroan yang


Pembubaran • Jangka waktu berdirinya Perseroan yang
Pembubaran ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah
ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah
Perseroan berakhir
Perseroan berakhir
Terbatas
Terbatas • Berdasarkan Penetapan Pengadilan
• Berdasarkan Penetapan Pengadilan

• Dicabutnya izin usaha perseroan sehingga


• Dicabutnya izin usaha perseroan sehingga
mewajibkan perseroan melakukan likuidasi
mewajibkan perseroan melakukan likuidasi
sesuai dengan ketentuan peraturan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
perundang-undangan
STUDI
STUDI
KASUS
KASUS

Studi Kasus Perseroan Terbatas (PT) dalam Kasus


Studi Kasus Perseroan Terbatas (PT) dalam Kasus
Penyalahgunaan Kekuasaan oleh Direksi PT
Penyalahgunaan Kekuasaan oleh Direksi PT
Garuda Indonesia Persero Tbk. dengan
Garuda Indonesia Persero Tbk. dengan
Penyelundupan Harley Davidson dan Sepeda
Penyelundupan Harley Davidson dan Sepeda
Brompton pada Pesawat Baru Garuda Indonesia
Brompton pada Pesawat Baru Garuda Indonesia
Alur Kejadian
Alur Kejadian
Semua berawal dari pemeriksaan yang dilakukan
Semua berawal dari pemeriksaan yang dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementrian Keuangan pada 17 November 2019
Kementrian Keuangan pada 17 November 2019
terhadap pesawat baru Garuda Indonesia buatan
terhadap pesawat baru Garuda Indonesia buatan
pabrikan Airbus.
pabrikan Airbus.
Pada lambung pesawat yakni bagasi penumpang ditemukan
Pada lambung pesawat yakni bagasi penumpang ditemukan
beberapa koper bagasi penumpang dan 18 box yang
beberapa koper bagasi penumpang dan 18 box yang
keseluruhannya memiliki claim tag bagasi penumpang.
keseluruhannya memiliki claim tag bagasi penumpang.
• Berdasarkan hasil pemeriksaan kepada 18 box atas nama
• Berdasarkan hasil pemeriksaan kepada 18 box atas nama
SAW tersebut berisi motor Harley Davidson dalam kondisi
SAW tersebut berisi motor Harley Davidson dalam kondisi
terurai.
terurai.
• Kemudian tiga kotak dengan claim tag LS yang berisi dua Setelah diusut, benda – benda itu ternyata
• Kemudian tiga kotak dengan claim tag LS yang berisi dua Setelah diusut, benda – benda itu ternyata
Sepeda Brompton kondisi baru beserta aksesoris tersebut. merupakan milik penumpang pesawat
Sepeda Brompton kondisi baru beserta aksesoris tersebut. merupakan milik penumpang pesawat
tersebut. Komite Audit telah menyatakan
tersebut. Komite Audit telah menyatakan
bahwa motor Harley Davidson adalah milik
bahwa motor Harley Davidson adalah milik
saudara AA (Direktur Utama Garuda
saudara AA (Direktur Utama Garuda
Indonesia).
Indonesia).
Pelanggaran yang Dilakukan oleh Direksi
Pelanggaran yang Dilakukan oleh Direksi
Garuda Indonesia
Garuda Indonesia

Pada kasus ini Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara


Pada kasus ini Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara
telah melakukan pelanggaran dengan menyalahgunakan
telah melakukan pelanggaran dengan menyalahgunakan
kekuasaanya sebagai direktur hal tersebut sudah tertera dalam
kekuasaanya sebagai direktur hal tersebut sudah tertera dalam
Analisis alur persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjabat sebagai
Analisis alur persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjabat sebagai
direksi sesuai dengan yang dijelaskan dalm Undang – undang
kejadian direksi sesuai dengan yang dijelaskan dalm Undang – undang
kejadian No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Selain itu juga Direktur Utama Garuda telah melanggar


Selain itu juga Direktur Utama Garuda telah melanggar
kesesuaian terhadap flight approval karena penerbangan
kesesuaian terhadap flight approval karena penerbangan
tersebut dikategorikan penerbangan tidak berjadwal/ non
tersebut dikategorikan penerbangan tidak berjadwal/ non
niaga dan yang diperbolehkan dalam pesawat itu adalah
niaga dan yang diperbolehkan dalam pesawat itu adalah
barang – barang yang akan digunakan untuk operasional
barang – barang yang akan digunakan untuk operasional
penerbangan.
penerbangan.
Akibat Hukum dari Pelanggaran Kekuasaan yang
Akibat Hukum dari Pelanggaran Kekuasaan yang
Dilakukan oleh Direktur Utama Garuda dan
Dilakukan oleh Direktur Utama Garuda dan
Maskapai Garuda Indonesia
Maskapai Garuda Indonesia

Tindakan yang dilakukan oleh Direktur Utama Garuda


Tindakan yang dilakukan oleh Direktur Utama Garuda
Indonesia telah melanggar peraturan perseroan
Indonesia telah melanggar peraturan perseroan
terbatas tentang syarat yang harus dipenuhi seorang
terbatas tentang syarat yang harus dipenuhi seorang
direksi yang tertuang dalam Undang – undang No. 40
direksi yang tertuang dalam Undang – undang No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Maskapai Garuda Indonesia harus menerima
Maskapai Garuda Indonesia harus menerima
sanksi dari dengan membayar denda sebesar Rp
sanksi dari dengan membayar denda sebesar Rp
100 jutra kepada Kementrian Perhubungan karena
100 jutra kepada Kementrian Perhubungan karena
Menteri BUMN, Erick Thohir memecat Ari telah melanggar kesesuaian terhadap flight
Menteri BUMN, Erick Thohir memecat Ari telah melanggar kesesuaian terhadap flight
Askhara dari jabatannya sebagai Direktur approval yang tertian dalam Peraturan Menteri
Askhara dari jabatannya sebagai Direktur approval yang tertian dalam Peraturan Menteri
Utama. Hal ini merupakan sanksi dari No. 78 Tahun 2017 tentang Pengenaan Sanksi
Utama. Hal ini merupakan sanksi dari No. 78 Tahun 2017 tentang Pengenaan Sanksi
pelanggaran yang telah dilakukannya. Administratif Terhadap Pelanggaran Peraturan
pelanggaran yang telah dilakukannya. Administratif Terhadap Pelanggaran Peraturan
Perundangan di Bidang Penerbangan.
Perundangan di Bidang Penerbangan.
Any questions
Any questions
???
???
Om Sanhti,
Om Sanhti,
Santih, Santih
Santih, Santih
Om
Om

Anda mungkin juga menyukai