Anda di halaman 1dari 4

Nama : Widiyanti

NIM : C1B020003

TUGAS PHB

JAWABAN :

1. Dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT)


karakteristik pemegang saham diatur pada Pasal 3 ayat (1) UUPT. Ketentuan tentang
karakteristik pemegang saham mengatur bahwa pemegang saham perseroan tidak
bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan
tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan melebihi saham yang dimiliki.
Penjelasan Pasal 3 ayat (1) UUPT menjelaskan bahwa pemegang saham hanya
bertanggung jawab sebesar setoran atas seluruh saham yang dimilikinya dan tidak
mencakup harta kekayaan pribadinya. Pengaturan tersebut menunjukkan bahwa
pemegang saham tidak dapat dimintakan pertanggung-jawabkan, kecuali sebatas modal
yang telah ditanamkan ke dalam perseroan. Hal ini juga membatasi bahwa
pertanggungjawaban tidak mencakup harta kekayaan pribadi pemegang saham.
2. Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(UUPT) menyatakan bahwa Perseroan Terbatas memiliki 3 organ penting yaitu Direksi,
Komisaris dan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
a. DIREKSI

Pasal 1 ayat 5 UUPT menjelaskan bahwa Direksi adalah, “Organ Perseroan yang
bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan
Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.” Dalam jabatannya, Direksi memiliki
kewenangan untuk mengurus segala hal guna kepentingan Perseroan dan memiliki
kewenangan untuk bertindak sebagai wakil perseroan. Kewenangan sebagaimana tersebut
harus dijalankan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Selain itu, dalam
menjalankan kewenangannya, Direksi harus melandaskan pada kebijakan yang
dipandang tepat dan dalam batas yang ditentukan oleh Undang-Undang dan atau
Anggaran Dasar.

Selain kewenangan, Pasal 100 UUPT menyebutkan bahwa direksi juga memiliki
kewajiban untuk menjalankan dan melaksanakan beberapa tugas “administrastif” selama
jabatannya diantaranya adalah:
 Membuat daftar (daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah
rapat direksi);
 Membuat Risalah RUPS dan Risalah Rapat Direksi;
 Membuat laporan tahunan ;
 Memelihara dan menyimpan dokumen PT;
 Direksi untuk memberi izin kepada pemegang saham untuk memeriksa dokumen;
 Melaporkan saham yang dimiliki anggota direksi; dan
 Kewajiban yuridis meminta persetujuan RUPS atas pengalihan/pengagunan kekayaan
perseroan.
b. KOMISARIS

Pasal 1 Ayat 6 UUPT menyebutkan bahwa, “Komisaris adalah organ Perseroan yang
bertugas untuk melakukan pengawasan secara umum dan khusus dalam Perusahaan
sesuai dengan Anggaran Dasar.”

Pasal 108 PT menyatakan bahwa Komisaris memiliki tugas untuk mengawasi kebijakan
pengurusan Perseroan pada umumnya, atau usaha Perseroan kepada Direksi. Komisaris
memiliki wewenang dalam Perseroan, antara lain:

1) Melakukan pengawasan kepada direksi dalam menjalankan perusahaan, apakah telah


sesuai dengan anggaran dasar dan atau perundang-undangan;
2) Memberikan nasihat kepada Direksi atas jalannya perusahaan;
3) Mengetahui segala tindakan yang dilakukan direksi dalam perusahaan;
4) Dapat memberhentikan seorang atau beberapa direksi apabila diketahui direksi
menjalankan perusahaan dengan prinsip yang bertentangan dan maksud dan tujuan
Perseroan atau atau perundang-undangan yang berlaku.

Selain kewenangan tersebut, Komisaris juga memiliki kewajiban dan tugas sebagaimana
termuat dalam Pasal 116 UUPT yaitu;

1) Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya;


2) Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya
pada Perseroan dan Perseroan lain;
3) Memberikan laporan tentang tugas pengawsan yang telah dilakukan selama tahun
buku yang baru lampau kepada RUPS.
c. RUPS (RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM)

Pasal 1 ayat 4 UUPT menerangkan bahwa RUPS adalah, “Organ Perseroan yang
memiliki kewenangan yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam
batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar.”

Dari penjelasan yang diberikan Undang-Undang PT tersebut, RUPS adalah organ PT


yang memiliki kewenangan eksklusif namun bukan kewenangan tertinggi dalam
Perseroan. RUPS harus dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun sekali selama PT masih
berjalan, dan paling lambat dilakukan 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan
ditutup. Kewenangan RUPS termuat dalam Pasal 34-105 UUPT antara lain :

1) Penetapan perubahan anggaran dasar;


2) Penetapan pengurangan modal;
3) Pemeriksaan, persetujuan, dan pengesahan laporan tahunan;
4) Penetapan penggunaan laba;
5) Pengangkatan dan pemberhentian direksi dan komisaris;
6) Penetapan mengenai penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan;
7) Penetapan pembubaran Perseroan.

3. Akta Pendirian PT merupakan akta yang dibuat dihadapan Notaris, yang berisi
keterangan mengenai identitas dan kesepakatan para pihak untuk mendirikan Perseroan
Terbatas beserta Anggaran Dasarnya. Untuk memperoleh status Badan Hukum, sebuah
Perseroan Terbatas wajib memperoleh pengesahan dari Menteri – Menteri Hukum dan
HAM RI. Dalam Akta Pendirian, setiap pendiri wajib mengambil bagian saham pada saat
pendiriannya. Menurut Undang-undang Perseroan Terbatas (UU PT), Akta Pendirian
memuat “Anggaran Dasar” dan “keterangan lain” yang berkaitan dengan pendirian
Perseroan. Anggaran Dasar merupakan deskripsi tentang Perseroan, yang sekurang-
kurangnya memuat tentang:
a) Nama dan tempat kedudukan Perseroan.
b) Maksud, tujuan, dan kegiatan usaha Perseroan.
c) Jangka waktu berdirinya Perseroan.
d) Besarnya modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor.
e) Jumlah saham, klasifikasi saham dan jumlah tiap klasifikasinya (jika ada), hak-hak
yang melekat pada saham, serta nilai nominal setiap saham.
f) Nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris.
g) Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS.
h) Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi dan Dewan
Komisaris.
i) Tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen.

Ketentuan diatas merupakan keterangan minimal yang wajib dicantumkan dalam


Anggaran Dasar. Selain ketentuan tersebut, Anggaran Dasar juga dapat memuat
ketentuan lain selama tidak bertentangan dengan UU PT. Selain Anggaran Dasar, Akta
Pendirian juga dapat memuat keterangan lain yang berupa identitas para Pendiri, Direksi,
Dewan Komisaris, dan para Pemegang Saham. Dalam pembuatan Akta Pendirian, pendiri
datang sendiri menghadap Notaris, atau bisa juga diwakili oleh orang lain dengan surat
kuasa.
4. Dasar Hukum Perubahan Anggaran Dasar :
 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
 Peraturan menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2021 tentang Syarat
dan Tata Cara Pendaftaran Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran badan Hukum
Perseroan Terbatas

Adapun ketentuan anggaran dasar yang sering dilakukan perubahan adalah terkait

1) Perubahan nama perseroan


2) Perubahan tempat kedudukan
3) Perubahan bidang usaha
4) Perubahan struktur permodalan (modal dasar dan modal disetor)
5) Perubahan susunan pemegang saham
6) Perubahan susunan Direksi dan Komisaris

Setiap perubahan anggaran dasar harus dilakukan dengan mekanisme Rapat Umum
Pemegang Saham atau RUPS. Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS adalah organ
tertinggi dalam suatu PT. Dimana di dalam RUPS pemegang saham mengambil keputusan
terkait jalannya perusahaan. RUPS harus dihadiri oleh pemegang saham sesuai dengan
kuorum kehadiran yang dipersyaratkan di dalam anggaran dasar. Setelah kuorum kehadiran
terpenuhi, berikutnya harus dipenuhi pula kuorum keputusan dalam pengambilan keputusan
dari para pemegang saham. Berikutnya RUPS tersebut wajib dinyatakan dalam Akta Notaris
dan kemudian disubmit oleh Notaris ke Sistem Administrasi Badan Hukum Umum
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mendapatkan persetujuan dan/atau
pemberitahuan.

Anda mungkin juga menyukai