Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan kemudahan dan
kesehatan kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan sebuah makalah kelompok untuk mata kuliah Hukum
Dagang dengan tema Perseroan Terbatas (PT). Makalah yang sudah kami susun ini untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Hukum Dagang yang mesti digarap bersama karena membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar.

Kemudian makalah berikut bisa rampung berkat pihak-pihak yang sudah membantu, khususnya Ibu Nisa
Lestari, S.H.,M.H. selaku dosen mata kuliah Hukum Dagang, dan narasumber yang sudah berkenan untuk kami
wawancara.

Kami pun menyadari jika isi makalah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan kami. Oleh sebab itu,
kami harapkan adanya umpan balik berupa kritik dan saran yang membangun agar di kemudian hari kami sanggup
makalah yang lebih maksimal. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua terutama kami seaku penyusun
makalah ini. Terimakasih.

Bogor, 13 Oktober 2023

Penyusun
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat
BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Perseroan Terbatas (PT)


B. Organ Perseroan Terbatas (PT)

Dalam UU PT dijelaskan bahwa organ dari Perseroan Terbatas (PT) terdiri atas tiga bagian yaitu
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Komisaris.

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan
memegang segala wewenang yang tdak diserahkan kepada direksi dan komisaris (Pasal 1
angka 3). Hal ini dipertegas dalam pasal 63

(1) RUPS mempunyai segala wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau komisaris
dalam batas yang ditentukan dalam UU ini dan atau Anggaran Dasar.
(2) RUPS berhak memperoleh segala keterangan yang berkaitan dengan kepentingan
perseroan dari direksi aau komisaris.

Dari ketentuan ini, diketahui RUPS sebagai organ tertinggi dari Perseroan Terbatas (PT)
mempunyai wewenang yang cukup luas. Namun tidak berarti RUPS dalam menjalankan
wewenangnya bertindak tanpa batas, dalam arti RUPS dalam menjalankan tugas harus tunduk
kepada UU dan AD PT. Pada galibnya dalam AD disebutkan diselenggarakan setahun sekali
yang dikenal dengan Rapat Tahunan dan Rapt Umum Pemegang Saham Luar Biasa.

Melihat kedudukan RUPS sebagai organ tertinggi dalam Perseroan Terbatas (PT). RUPS
mempunyai beberapa kewenangan ekslusif yang tidak dapat diserahkan kepada direksi dan
komisaris. Adapun beberapa contoh wewenang yang dimaksud antara lain :

a) Penetapan perubahan AD (Pasal 14)


b) Penetapan pengurangan modal (Pasal 37)
c) Memeriksa, menyetujui, dan mengesahkan laporan tahunan (Pasal 60)
d) Penetapan penggunaan laba (Pasal 62)
e) Pengangkatan dan pemberhentian direksi dan komisaris (Pasal 80,91, dan 92)
f) Penetapan mengena penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan (Pasal 105)
g) Penetapan pembubaran Perseroan Terbatas (PT) (Pasl 114)

b. Direksi
Salah satu organ yang cukup penting dalam PT adalah Direksi, karena direksi inilah yang
mengendalikan perusahaan dalam kegiatan sehari-hari. Prinsip pengelolaan suatu perusahaan
dalam literatur dikenal beberapa prinsip yakni :
a) Prinsip Kolegial. Menurut prinsip ini, kedudukan para direktur sama tingginya sehingga
tidak ada yang menjadi Presiden Direktur, Perbedaan hanya terletak tugas, wewenang dan
tanggung jawab.
b) Prinsip Derektorial. Menurut prinsip ini seorang direktur menjadi presiden direktur atau
direktur utama. Sedangkan direktur lainnya, berada di bawahnya dan bertanggung jawab
kepadanya. Sedangkan presiden direktur bertanggung jawab kepada dewan komisaris.
Apabila dikaji secara seksama UU PT, kiranya dapat dikemukakan menganut prinsip
kolegial. Hal terlihat dari pasal berikut:
Pasal 1 angka 4 :
“Direksi adalah organ pereroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan
perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di
dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan AD”.
Pasal 82
“Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan
tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan”.
Pasal85
(1) “Dalam hal anggota direksi terdiri lebih dari 1(satu) orang, maka yang berwenang
mewakili perseroan adalah setiap anggota direksi kecuali ditentukan lain dalam UU ini
dan atau Anggaran Dasar”.
(2)”Anggaran Dasar dapat menentukan pembatasan wewenang anggota direksi
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1)”.
Pasal 86
(1) Direksi wajib :
a) Membuat dan memelihara daftar pemegang saham, risalah RUPS dan
risalah rapat direksi; dan
b) Menyelenggaran pembukuan perseroan.
(2) Daftar pemegang saham, risalah dan pembukuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) disimpan di tempat kedudukan perseroan.
(3) Atas permohonan tertulis dari pemegang saham, direksi memberi izin kepada
pemegang sahamk untuk memriksa dan mendapatkan salinan daftar pemegang
saham, risalah dan pembukuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1).

Apabila diperhatikan persyaratan yang ditentukan oleh UU untuk menjadi direksi cukup
berat, karena harus memenuhi kualifikasi tertentu. Pembentuk UU, tampaknya
mempunyai alasan mengapa untuk menjadi direksi harus memenuhi syarat tertentu.

Disamping itu, tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh direksi pun cukup berat.
Apabila salah dalam mengelola perusahaan dapat dituntut oleh pemegang saham. Untuk
itu, jabatan direksi pasca berlakunya UU PT bukanlah pekerjaan ringan, tapi harus betul-
betul profesional. Melihat besarnya risiko yang akan dihadapi oleh direksi dalam
mengoperasikan perusahaan ada gagasan agar jabatan direksi diasuransikan.

c. Komisaris
Perseroan memiliki Komisaris yang wewenang dan kewajibannya ditetapkan dalam Anggaran
Dasar. Perseroan yang bidang usahanya mengerahkan dana masyarakat , Perseroan yang
menerbitkan surat pengakuan utang, atau Perseroan Terbuka (Tbk.) wajib mempunyai paling
sedikit 2 (dua) oarang Komisaris. (Ps. 94 UUPT).

Komisaris diangkat oleh RUPS, dan untuk pertama kalinya pengangkatan Komisaris
dicantumkan dengan mencantumkan susunan dan nama komisaris dalam Akta Pendirian.
Komisaris diangkat untuk jangka waktu tertentu dan dapat diangkat kembali. Hal ini diatur
dalam Anggaran Dasar yang mengatuir mengenai tata cara pencalonan, pengangkatan, dan
pemberhentian komisaris tanpa mengurangi hak Pemegang Saham dalam pencalonan.
Yang dapat diangkat menjadi Komisaris adalah orang perorangan yang mampu melaksanakan
perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau
menjadi anggota Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan perseroan dinyatakan
pailit, atau orang yang pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
keuangan negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan. (ps. 96 UUPT)

Komisaris bertugas mengawasi kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta


memberikan nasihat kepada Direksi. Komisaris berwenang Memeriksa semua pembukuan,
surat dan alat bukti dan berhak mencocokkan keadaan keuangan, berhak mengetahui segala
tindakan yang tekah dijalankan Direksi, dan Komisaris berhak memberhentikan untuk
sementara seorang atau lebih anggota Direksi apabila anggota Direksi tersebut bertindak
bertentangan dengan Anggaran Dasar atau perundang-undangan yang berlaku.

C. Jenis-jenis Perseroan Terbatas (PT)


Secara garis besar, Perseroan Terbatas (PT) adalah badan usaha yang besarnya modal perseroan
tercantum dalam anggaran dasar. Perseroan Terbatas (PT) ini terbagi menjadi 6 jenis, dimana setiap
jenianya memiliki keunikan sendiri, yaitu :
a. Perseroan Terbatas Terbuka (Tbk)
Perseroan Terbatas Terbuka (TBK) atau yang sering disebut dengan PT yang sudah go-public
atau Initial Public Offering (IPO) karena penyetoran modal didalamnya bersifat terbuka untuk
para masyarakat. Jenis PT ini akan menjual sahamnya ke masyarakat melalui pasar modal.
Beberapa contoh perusahaan PT TBK adalah PT. Bank Bank Central Asia Tbk., PT Bank
Bank Central Asia Tbk., PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk., dll.

b. Perseroan Terbatas Tertutup


Berbanding terbalik dengan PT TBK, PT tertutup adalah jenis PT yang tidak melakukan
aktivitas jual-beli sahamnya untuk masyarakat luas. Modal yang didapat dari jenis PT ini bisa
dari kalangan tertentu saja, seperti dari sahabat, keluarga, kerabat, dll. Beberapa contoh
perusahaan PT tertutup adalah Salim Group, Bakrie Group, Sinar Mas Group, Lippo Group,
dll.

c. Perseroan Terbatas Kosong


PT kosong adalah jenis PT yang telah mengantongi izin usaha dan izin lainnya, tapi belum
memiliki kegiatan yang dilakukan untuk kelangsungan perusahaan. Beberapa contoh dari
perusahaan PT Kosong adalah PT Sarana Rekatama Dinamika, PT Asian Biscuit, PT Adam
Air, PT Semen Kupang, PT Bayur Air, dll.

d. Perseroan Terbatas Domestik


PT domestik adalah jenis PT yang sudah berdiri dan menjalankan operasional perusahaannya
di dalam negeri dan harus mengikuti seluruh aturan yang berlaku di dalam negeri.

e. Perseroan Terbatas Perseorangan


PT perseorangan adalah jenis PT yang seluruh sahamnya hanya dipegang dan dimiliki oleh
satu orang saja. Orang tersebut juga akan berperan langsung sebagai direktur perusahaan.
Jadi, orang tersebut memiliki kekuasaan tunggal, dimana dia akan menguasai seluruh
wewenang direktur dan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
f. Perseroan Terbatas Asing
PT asing adalah jenis PT yang telah didirikan di luar negeri atau negara lain dengan
mengikuti dan menjalankan peraturan yang berlaku dalam negara tersebut. Tetapi, jika ada
orang asing yang membangun perusahaan PT di dalam negeri, maka perusahaan atau para
investor di dalamnya harus mengikuti dan menjalankan perusahaan sesuai dengan undang-
undang yang berlaku di dalam negeri.

D. Struktur Perseroan Terbatas (PT)


E. Tatacara Mendirikan Perseroan Terbatas (PT)
BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Yahya. (2016). Hukum Perseroan Terbatas. Jakarta: Sinar Grafika.

Anda mungkin juga menyukai