Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Akuntansi Perseoran

Disusun Oleh

ALDO RIVALDO

Nim : E120003

Prodi : Akuntansi

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA

SULAWESI TENGGARA
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu
dilimpahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan dengan sempurna
kepada manusia tentang bagaimana seharusnya menjalani kehidupan yang bermartabat. Salam dan doa
juga terlimpah kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Tidak lupa penulis sampaikan beribu ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan memfasilitasi penulisan makalah ini sehingga dapat selesai pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan ketulusan semua pihak untuk menilai dan memberikan kritik saran kepada penulis
sebagai bahan evaluasi. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan yang terbaik untuk kami dan
para pembaca.

Kendari, Juli 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perseroan
B. Pelaksanaan Pendirian Perseroan
C. Permodalan Perseroan
1. Besarnya modal
2. Modal dasar (authorized capital)
3. Modal disetor (paid up capital)
4. Modal ditempatkan (subscribe capital)
D. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
1. Kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
2. Hal-hal tertentu yang wajib bagi pemegang kuasa
E. Ekuitas Pemegang Saham
1. Modal Perseroan
2. Penerbitan Saham
3. Reakuisisi Saham
F. Pemecahan Saham dan Laba Per Saham
1. Pemecahan Saham
2. Laba Per Saham
a. Sekuritas Dilutif
b. Pencatatan sekuritas dilutif
G. Keuntungan dan Kelemahan Perseroan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya sebuah lembaga yang digolongkan sebagai perusahaan terdiri atas 3 jenis, yaitu
perusahaan perorangan (proprietorship), kerja sama usaha-persekutuan (partnerships), dan perseroan
(companies). Perseroan yang relatif besar dapat menjual sahamnya ke masyarakat secara terbuka
melalui bursa saham (tentunya setelah melalui persyaratan dan prosedur standar yang ada) atau
menjualnya kepada siapa saja yang berminat secara tertutup.

Perusahaan yang menjual sahamnya ke masyarakat melalui pasar saham inilah yang disebut sebagai
perusahaan terbuka (tbk) atau limited (ltd). Mungkin saja anda pernah atau bahkan sering melihat
embel-embel tbk atau ltd di belakang nama sebuah perusahaan, namun anda belum mengerti
maknanya apa. Yang dimaksud terbuka di sini adalah karena setiap masyarakat yang mampu membeli
sahamnya adalah pemilik perusahaan. Terbatas karena tanggung jawab atas kewajiban pemilik saham
hanya terbatas pada nilai saham yang dimiliki (limited liability).

Perusahaan yang bersifat tertutup sahamnya biasanya dimiliki oleh pendiri 100% atau oleh orang-orang
tertentu saja. Perusahaan terbuka juga bisa dimonopoli oleh pendiri dengan cara menguasai nilai saham
dengan proporsi % terbesar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perseroan?


2. Bagaimana pelaksanaan pendirian perseroan?
3. Bagaimana permodalan perseroan?
4. Apa yang dimaksud dengan rapat umum pemegang saham (RUPS)?
5. Apa yang dimaksud ekuitas pemegang saham?
6. Bagaimana pemecahan saham dan laba per saham?
7. Apa keuntungan dan kelemahan perseroan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perseroan

Perseroan adalah badan hukum yang dapat memiliki harta kekayaan, menandatangani perjanjian,
mengadakan utang-piutang dan hak serta kewajiban seperti orang-orang pribadi. Perseroan dikatakan
sebagai perseroan tertutup bila saham-sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan orang tertentu saja dan
dikatakan sebagai perseroan terbuka kalau saham-sahamnya dapat dibeli oleh masyarakat bebas.

Modal saham perseroan dapat terdiri atas saham biasa dan saham prioritas (saham preferen). Saham
prioritas adalah saham yang memiliki hak-hak lebih tertentu, seperti hak untuk memperoleh dividen
lebih dahulu, hak suara, hak pembagian dividen yang pasti dan hak pembagian kekayaan lebih dahulu.
Sehubungan dengan masalah pembagian dividen saham prioritas dapat dibedakan menjadi:

1. Saham prioritas yang kumulatif, partisipasi.


2. Saham prioritas yang kumulatif, non-partisipasi.
3. Saham prioritas yang non-kumulatif, partisipasi.
4. Saham prioritas yang non-kumulatif, non-partisipasi.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa laba yang dibagikan kepada para pemilik akan dikenakan
pajak dua kali. Pertama, pada saat laba diperoleh perseroan akan dikenakan pajak penghasilan untuk
perseroan dan kedua, pada saat laba diterima pemegang saham akan dikenakan pajak penghasilan atas
nama pemegang saham pribadi. Selain itu perseroan pada umumnya dikenakan peraturan-peraturan
pemerintah yang lebih banyak dibandingkan dengan persekutuan atau perusahaan perseorangan.
Namun bentuk perseroan lebih disukai oleh perusahaan-perusahaan besar dibandingkan dengan bentuk
perusahaan yang lain.

Perseroan merupakan badan hukum tersendiri, oleh sebab itu tanggung jawab harta kekayaan dan
utang ada di tangan perseroan itu sendiri. Oleh karena itu, pemilik perseroan hanya bertanggung jawab
terhadap jumlah uang yang telah ditanamkan di perseroan tersebut. Dalam hal ini tidak ada tanggung
jawab renteng. Hak pemilikan perseroan yang ditandai dengan surat saham dapat dengan mudah
dipindahtangankan, dengan demikian pemilikan perseroan lebih luwes dibandingkan dengan
persekutuan.

B. Pelaksanaan Pendirian Perseroan

Berpedoman pada peraturan perundang-undangan tentang BUMN dan ketentuan UU tentang PT,
maksud dan tujuan pendirian persero adalah:

1. Menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat.
2. Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.

Pendiri perseroan harus menetapkan nama para pendiri perseroan dengan ketentuan seperti di bawah
ini:
1. Jumlah pendiri minimal 2 (dua) orang.
2. Pendiri harus warga negara Indonesia kecuali pendirian perseroan yang dimaksud adalah dalam
rangka fasilitas penanaman modal asing (PMA).
3. Para pendiri pada saat perseroan ini didirikan yaitu saat pembuatan akta pendirian perseroan
harus menjadi pemegang saham di dalam perseroan.
4. Para pendiri juga dapat diangkat sebagai salah satu pengurus baik sebagai direktur atau
komisaris dan jika anggota.
5. Direktur atau komisaris lebih dari satu orang maka salah satu dapat diangkat menjadi direktur
utama atau komisaris utama.

C. Permodalan Perseroan

1. Besarnya modal

Besarnya modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta siapa saja yang menjadi pemegang
saham dan berapa jumlahnya seperti di bawah ini:

 Perseroan terbatas harus memiliki modal dasar minimal Rp50.000.000,00 (lima puluh juta)
kecuali ditentukan lain oleh undang-undang atau peraturan yang mengatur tentang pelaksanaan
kegiatan usaha tertentu di Indonesia.
 Dari modal dasar tersebut minimal 25% (dua puluh lima persen) atau sebesar Rp12.500.000,00
(dua belas juta lima ratus ribu) harus sudah ditempatkan dan disetor penuh pada saat akan
mengajukan permohonan persetujuan Menteri Hukum dan HAM RI. Untuk menentukan
besarnya modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor ada strateginya. Karena semua itu
tergantung pada jenis/kelas SIUP yang di inginkan. Penentuan kelas SIUP bukan berdasarkan
besarnya modal dasar, melainkan berdasarkan besarnya modal disetor ke kas perseroan.
 Besarnya modal disetor sebaiknya maksimum sampai dengan 50% dari modal dasar, untuk
memberikan kesempatan bagi perusahaan apabila sewaktu-waktu akan mengeluarkan saham
dalam simpanan, tidak perlu meningkatkan modal dasar lagi. Namun demikian, boleh juga
modal dasar sama dengan modal disetor. Tergantung dari kebutuhan.
 Pemegang saham untuk pertama kali adalah pendiri perseroan jumlahnya minimal 2 (dua)
orang, jadi ditentukan sendiri berapa jumlah modal yang ditempatkan dan disetor oleh para
pendiri perseroan.

2. Modal dasar (authorized capital)

Modal dasar perseroan terbatas terdiri atas seluruh nilai nominal saham, ketentuan ini tidak menutup
kemungkinan peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal mengatur modal perseroan terdiri
atas saham tanpa nominal. Modal dasar merupakan jumlah maksimum saham yang dapat diterbitkan
sesuai dengan anggaran dasar perseroan. Untuk merubah modal dasar, harus merubah anggaran dasar
berdasarkan RUPS (rapat umum pemegang saham). Setiap perubahan modal dasar harus mendapatkan
persetujuan dari menteri.

Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan, besarnya modal
perseroan minimal Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Undang-undang yang mengatur kegiatan
usaha tertentu dapat menentukan jumlah minimum modal perseroan yang lebih besar daripada
ketentuan modal dasar di atas.

3. Modal disetor (paid up capital)

Modal disetor adalah modal ditempatkan yang telah disetorkan oleh para pemegang saham. Bilamana
seluruh modal ditempatkan telah disetor seluruhnya oleh para pemegang sahamnya, maka biasanya
dinyatakan sebagai modal ditempatkan dan disetor penuh (subcribed and paid in capital). Syarat
penyetoran modal adalah:

 Paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor
penuh ke dalam perseroan.
 Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam bentuk
lainnya.
 Dalam hal penyetoran modal dilakukan dalam bentuk lain, penilaian setoran modal saham
ditentukan berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau oleh ahli
yang tidak terafiliasi dengan perseroan.
 Penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak harus diumumkan dalam 1 (satu) surat
kabar atau lebih, dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah akta pendirian
ditandatangani atau setelah rups memutuskan penyetoran saham tersebut.

4. Modal ditempatkan (subscribe capital)

Modal ditempatkan adalah sebahagian modal dari modal dasar yang telah ditentukan kepemilikannya di
dalam akta pendirian atau perubahannya, sebagai pemegang saham.

D. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS adalah organ Persero yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Persero dan memegang segala
wewenang yang tidak diserahkan kepada direksi atau komisaris.

1. Kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

 Menteri bertindak selaku RUPS dalam hal seluruh saham persero dimiliki oleh negara.
 Menteri bertindak selaku pemegang saham pada persero dan perseroan terbatas dalam hal
tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.
 Menteri dapat memberikan kuasa untuk mewakilinya dalam RUPS dengan hak substitusi kepada
perorangan atau badan hukum.
 Bagi Persero yang seluruh modalnya (100%) dimiliki oleh negara, Menteri selaku pemegang
saham, maka setiap keputusan tertulis Menteri yang berhubungan dengan Persero adalah
merupakan Keputusan RUPS.
 Bagi Persero dan Perseroan Terbatas yang sahamnya dimiliki negara kurang dari 100%, Menteri
berkedudukan selaku pemegang saham dan keputusannya diambil bersama-sama dengan
pemegang saham lainnya dalam RUPS.
2. Hal-hal tertentu yang wajib bagi pemegang kuasa

Terlebih dahulu mendapat persetujuan menteri untuk mengambil keputusan dalam RUPS antara lain
mengenai:

 Perubahan jumlah modal.


 Perubahan anggaran dasar.
 Rencana penggunaan laba.
 Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, serta pembubaran persero.
 Investasi dan pembiayaan jangka panjang.
 Kerja sama persero.
 Pembentukan anak perusahaan atau penyertaan.
 Pengalihan aktiva.

E. Ekuitas Pemegang Saham

Ekuitas pemegang saham dalam satu perusahaan umumnya terdiri dari sejumlah besar unit atau lembar
saham. Setiap saham memiliki hak dan keistimewaan tertentu yang hanya dapat dibatasi oleh kontrak
khusus pada saat saham diterbitkan. Seseorang harus meneliti anggaran dasar perusahaan, sertifikat
saham, dan ketentuan hukum negara bagian untuk meyakinkan pembatasan atas atau variasi dari hak
dan keistimewaan standar. Jika tidak ada ketentuan yang membatasi, maka setiap saham memiliki hak-
hak berikut:

1. Untuk membagi laba dan rugi secara proporsional.


2. Untuk ikut serta dalam manajemen (hak untuk memilih direktur) secara proporsional.
3. Untuk membagi aktiva perusahaan apabila terjadi likuidasi secara proporsional.
4. Untuk ikut serta secara proporsional dalam setiap penerbitan saham baru dari kelompok yang
sama disebut hak istimewa.

Hak Istimewa untuk melindungi seorang pemegang saham dari kehilangan kepentingan kepemilikan di
luar kemauannya. Tanpa hak ini, pemegang saham yang memiliki persentase kepentingan tertentu akan
merasa dirugikan akibat penerbitan saham tambahan tanpa sepengetahuannya pada tingkat harga yang
tidak menguntungkan mereka. Namun banyak perseroan yang menghapus hak istimewa ini. karena hak
istimewa ini melekat pada saham yang akan membuat perusahaan tidak dapat menerbitkan lebih
banyak saham tambahan, seperti yang sering dilakukan ketika mengakuisisi perusahaan lain.

Dalam setiap perseroan ada kelompok saham yang mewakili kepemilikan dasar, yaitu saham biasa dan
saham preferen. Saham Biasa adalah hak residu perseroan yang menanggung risiko besar bila terjadi
kerugian dan menerima manfaat bila terjadi keuntungan. Pemegang saham ini tidak dijamin akan
menerima dividen tetapi mereka ikut dalam manajemen perusahaan. Sedangkan saham preferen adalah
sebagai pengganti atas setiap preferensi khusus, pemegang saham preferen menjadi prioritas untuk
mengklaim laba. Mereka dijaminkan untuk memperoleh laba dan biasanya pada tingkat yang telah
ditetapkan dan didahulukan pembayarannya daripada pemegang saham biasa, namun mereka tidak
memilik hak suara dalam manajemen perusahaan.
1. Modal Perseroan

Tiga kategori ini biasanya muncul sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham:

 Modal saham.
 Tambahan modal disetor.
 Laba ditahan.

2. Penerbitan Saham

Masalah akuntansi yang ada pada penerbitan saham akan dibahas dalam topik berikut:

 Akuntansi untuk saham dengan nilai pari, untuk memperlihatkan informasi tentang penerbitan
saham dengan nilai ini maka akun harus dipertahankan untuk masing-masing kelompok saham.
 Akuntansi untuk saham tanpa nilai pari, memiliki keunggulan tertentu jika saham yang
diterbitkan untuk pos-pos properti seperti aktiva tetap berwujud atau tidak berwujud.
Sedangkan kelemahan utama dari saham tanpa nilai pari adalah bahwa beberapa Negara bagian
mengenakan pajak yang tinggi atas penerbitan ini, dan totalnya akan dimasukkan sebagai modal
dasar yang akan mengurangi fleksibilitas dalam pembayaran dividen.
 Akuntansi untuk penerbitan saham yang digabungkan dengan sekuritas lainnya (penjualan lump
sum) adalah mengalokasikan hasil di antara kelompok sekuritas.
 Akuntansi untuk saham yang diterbitkan dalam transaksi non kas. Akuntansi untuk penerbitan
saham atas properti atau jasa kadang-kadang menimbulkan masalah dalam penilaian. Aturan
umumnya adalah saham yang diterbitkan untuk jasa atau properti selain kas harus dicatat, baik
pada nilai pasar wajar saham yang diterbitkan maupun pada nilai pasar wajar pertimbangan non
kas yang diterima, tergantung mana yang dapat ditentukan secara jelas. Jika keduanya telah
dapat ditentukan, dan transaksi itu merupakan hasil pertukaran jarak jauh, maka kemungkinan
terjadinya perbedaan nilai pasar wajar sangatlah kecil. Dalam kasus seperti itu, tidak menjadi
masalah mana yang akan digunakan sebagai dasar untuk penilaian pertukaran.
 Akuntansi untuk biaya penerbitan saham. Ketika sebuah perusahaan menerbitkan saham, maka
seharusnya melaporkan biaya yang dikeluarkan untuk menjual saham, seperti biaya penjaminan,
biaya akuntansi dan hukum, biaya percetakan dan pajak sebagai pengurang jumlah yang disetor.
Oleh karena itu, biaya penerbitan didebit ke tambahan modal disetor karena biaya tersebut
tidak berhubungan dengan operasi perusahaan. Gaji manajemen dan biaya tidak langsung
lainnya yang berhubungan dengan penerbitan saham harus dibebankan pada saat dikeluarkan
karena sulit untuk menetapkan hubungan antara biaya-biaya tersebut yang diterima dari hasil
penjualan.

3. Reakuisisi Saham

Alasan perusahaan membeli kembali sahamnya yang beredar cukup bervariasi. Beberapa alasan
utamanya adalah:
 Untuk memenuhi distribusi pajak yang efisien dari kelebihan kas kepada pemegang saham.
Tingkat keuntungan modal kas atas penjualan saham kepada perusahaan oleh pemegang saham
diperkirakan sekitar setengah tarif pajak biasa. Keuntungan ini agak terkurangi karena baru-baru
ini terjadi perubahan mengenai hukum pajak yang berkenaan dengan dividen.
 Untuk meningkatkan laba per saham dan pengembalian atas ekuitas (ROE). Dengan mengurangi
jumlah saham yang beredar dan mengurangi ekuitas pemegang saham, rasio kinerja tertentu
sering kali meningkat.
 Untuk memenuhi saham dalam kontrak kompensasi saham karyawan atau memenuhi
kebutuhan merger yang potensial. Honeywell Inc. melaporkan bahwa sebagian dari
pembeliannya atas satu juta lembar saham biasa digunakan untuk kontrak opsi saham
karyawan.
 Untuk mengurangi upaya pengambilalihan atau mengurangi jumlah pemegang saham. Dengan
mengurangi jumlah saham yang dipegang publik, pemilik sekarang dan manajemen dapat
menghindari pihak luar untuk mengendalikan perusahaan atau pengaruh yang signifikan.
 Membentuk pasar bagi saham. Dengan membeli saham di pasar modal, diciptakan suatu
permintaan yang dapat menstabilkan harga saham atau dalam kenyataannya meningkatkan
harga saham itu.

F. Pemecahan Saham dan Laba Per Saham

1. Pemecahan Saham

Pemecahan saham menghasilkan kenaikan jumlah saham yang beredar dan penurunan nilai pari atau
nilai ditetapkan per saham. Manajemen dari banyak perusahaan merasa yakin bahwa untuk menjalin
hubungan dengan masyarakat yang lebih baik, kepemilikan yang lebih luas sangat diperlukan. Karena
itu, mereka ingin memiliki harga pasar yang cukup rendah sehingga berada dalam batas kemampuan
mayoritas calon investor. Untuk mengurangi nilai pasar saham, cara yang biasa dilakukan adalah dengan
melakukan pemecahan saham. Dari sudut pandang akuntansi, tidak ada ayat jurnal untuk mencatat
pemecahan saham. Namun suatu catatan memorandum dibuat untuk menunjukkan bahwa nilai pari
saham telah berubah, dan jumlah saham telah bertambah.

2. Laba Per Saham

Adalah besarnya bagian laba untuk setiap lembar saham biasa yang beredar dalam periode tertentu.

a. Sekuritas Dilutif

Surat berharga yang mempunyai pengaruh mengurangi laba per saham bila surat berharga tersebut
dikonversikan menjadi saham biasa. Surat berharga ini adalah:

1) Obligasi yang dapat dikonversikan (convertible bond) adalah surat hutang obligasi yang dapat
dikonversikan menjadi saham biasa selama suatu periode waktu tertentu.

2) Saham preferen yang dapat dikonversikan (convertible preferred stock) adalah saham preferen
yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa dalam suatu periode waktu tertentu.
3) Waran, opsi dan hak atas saham adalah sertifikat yang memberi hak pada pemilik/pemegangnya
untuk membeli saham biasa dengan harga tertentu dan dalam periode waktu tertentu.

b. Pencatatan sekuritas dilutif

1) Obligasi yang dapat dikonversikan saat dijual sama dengan surat obligasi biasa, sedangkan saat
dikonversikan obligasi mempunyai dua pendekatan yaitu:

a) Pendekatan harga pasar yang meliputi dasar pencatatan, diakui laba/rugi pelunasan obligasi
dan rugi/laba diklasifikasikan sebagai elemen biasa, bukan elemen luar biasa.

b) Pendekatan nilai buku yang meliputi dasar perhitungan dan tidak ada laba/rugi yang diakui.

2) Saham preferen yang dapat dikonversikan saat dijual sama dengan saham preferen biasa,
sedangkan saat dikonversikan saham preferen meliputi mempunyai dasar pencatatan, tidak ada
laba/rugi yang diakui, nilai nominal saham biasa < nilai buku saham preferen (agio/premium), dan
nilai nominal saham biasa > nilai buku saham preferen (selisihnya didebit ke laba ditahan/saldo
laba).

3) Waran, Opsi dan hak atas saham dapat dikonversikan dengan:

a) Konversi dengan saham biasa dilakukan pada awal periode atau pada tanggal
pemberian/penerbitan bila tanggal ini lebih akhir.

b) Kas hasil penukaran digunakan untuk membeli kembali saham biasa sebagai saham treasuri
pada harga pasar sama dengan harga pasar rata-rata periode yang bersangkutan.

G. Keuntungan dan Kelemahan Perseroan

Keuntungan dari tipe perusahaan ini di antaranya adalah adanya adalah adanya tanggung jawab
terbatas, skala usaha relatif besar sehingga biaya modal memungkinkan untuk ditekan serendah
mungkin dan manajemen dikelola oleh orang-orang profesional sehingga relatif mudah untuk dipercaya
oleh pemodal baik dalam bentuk lembaga atau perorangan. Kelemahan utama dari tipe perusahaan ini
adalah struktur manajemen yang kompleks sehingga menyebabkan pengambilan keputusan relatif
lambat dan mahal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perseroan adalah badan hukum yang dapat memiliki harta kekayaan, menandatangani perjanjian,
mengadakan utang-piutang dan hak serta kewajiban seperti orang-orang pribadi. Perseroan dikatakan
sebagai perseroan tertutup bila saham-sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan orang tertentu saja dan
dikatakan sebagai perseroan terbuka kalau saham-sahamnya dapat dibeli oleh masyarakat bebas.

Ekuitas pemegang saham dalam satu perusahaan umumnya terdiri dari sejumlah besar unit atau lembar
saham. Setiap saham memiliki hak dan keistimewaan tertentu yang hanya dapat dibatasi oleh kontrak
khusus pada saat saham diterbitkan. Seseorang harus meneliti anggaran dasar perusahaan, sertifikat
saham, dan ketentuan hukum negara bagian untuk meyakinkan pembatasan atas atau variasi dari hak
dan keistimewaan standar.

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu pemakalah dan teman-teman dalam memahami
konsep perseroan dan pengaplikasiannya. Pemakalah berharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

http://anggitasiregar.blogspot.co.id/2013/11/makalah-perseroan-.html

http://husnulmirza96.blogspot.co.id/2016/12/makalah-tentang-perseroan-.html

http://kapten-arema.blogspot.co.id/2012/10/makalah-mengenai-perseroan–_7150.html

http://yusufzamami2.blogspot.co.id/2015/10/makalah-perseroan-.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Perseroan_terbatas

Anda mungkin juga menyukai