Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MODAL SAHAM PERSEROAN TERBATAS

DAN INVESTASI
(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengantar Akuntansi II)

Oleh :

CHINDY ALSADILA 2110530018


ERLINA MUJI RAHAYU 1910530039
IVANA S PUTRI 1910530036

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI JAMBI


2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Modal
Saham Perseroan Terbatas dan Investasi. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengantar Akuntansi II.

Dalam penulisan makalah ini penulis sadar masih banyak kelemahan serta
kekurangan, dan mengharap saran serta kritik yang bersifat membangun serta memberi
wawasan pengetahuan guna penyempurnaan makalah ini. Atas saran dan kritiknya
penulis mengucapkan banyak terima kasih. Akhir kata penulis berharap semoga
makalah ini dapat berguna bagi diri sendiri dan orang lain.

Jambi , April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………..4

B. Rumusan Masalah………………………………………………………….7

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………....7

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Perseroan Terbatas ……………………………………………..8

B. Ciri – Ciri Perseroan Terbatas…………….………………………………..10

C. Syarat Pendirian Perseroan Terbatas……………………………………….11

D. Modal Saham Perseroan Terbatas………………….…………………….…12

E. Investasi…………………………………………..……………………...…16

F. Jenis Investasi……………………………………………………………….17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………...18

B. Saran……………………………………………………………………….19

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian dan dunia usaha semakin bertumbuh

pesat terbukti dengan sangat banyaknya ditemukan pelaku-pelaku usaha baik

yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.Pelaku usaha

yang berbadan hukum adalah Perseroan Terbatas (PT), yayasan, koperasi,

Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sedangkan pelaku usaha yang bukan

berbadan hukum adalah perseroan komanditer (CV), firma, perusahaan

perorangan (UD).

Pada umumnya pelaku-pelaku usaha tersebut melakukan bisnis dengan

membentuk perseroan terbatas terutama untuk bisnis yang serius dan lebih

besar. Terbukti banyaknya keinginan mendirikan sebuah Perseroan Terbatas

(PT) yang semakin hari semakin bertambah sejalan dengan semakin

terbukanya peluang usaha dan didorong oleh berbagai kemudahan yang

tersedia.

Perseroan Terbatas sebagai salah satu badan usaha dalam kegiatan

perekonomian membutuhkan pengaturan yang jelas dan pasti sehingga mampu

untuk dapat mengikuti perkembangan jaman yang kemajuannya sangat pesat ini,

khususnya dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi baik dalam lingkup

nasional maupun di dalam lingkup internasional.

Kata “ Perseroan” menunjuk kepada modalnnya yang terdiri atas sero

(saham). Sedangkan kata “ terbatas” menunjuk kepada pemegang saham yang

tidak melebihi nilai nominal saham yang diambil bagian dan milikinya.
4
Eksistensi dan peranan Perseroan Terbatas di dalam masyarakat

perkembangannya sangat pesat sekali, keberadaan dan peranan Perseroan

Terbatas sebagai pelaku usaha dalam kehidupan masyarakat adalah sangat

dibutuhkan keberadaan oleh masyarakat itu sendiri. Perseroan Terbatas sebagai

institusi hukum sebagai bentuk badan usaha yang paling banyak dijumpai dan

diminati oleh masyarakat. Masyarakat lebih menyukai bentuk badan usaha

Perseroan Terbatas oleh karena Perseroan Terbatas mempunyai karakteristik

tersendiri yang berbeda dengan badan usaha lainnya.

Perseroan terbatas adalah perusahaan yang didirikan oleh beberapa orang

dalam bentuk patungan terhadap saham-saham dalam rangka modal awal dari

suatu perusahaan. Perseroan terbatas dikelola oleh manajemen perusahaan,

berserta pengurus-pengurus lainnya. Di atas manajemen perusahaan ada direksi,

komisaris, dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Perusahaan Terbatas

(PT) pada umumnya mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri,

mampu mengadakan kapitalisasi modal dan juga sebagai wahana yang penting

untuk memperoleh suatu keuntungan baik bagi institusinya sendiri maupun

bagi pemegang sahamnya.

Investasi secara harfiah diartikan sebagai aktifitas atau kegiatan penanaman

modal, sedangkan investor adalah orang atau badan hukum yang mempunyai uang

untuk melakukan investasi atau penanaman modal.1 Kegiatan penanaman modal

bukanlah hal yang baru dalam peradaban manusia, karena sudah sejak zaman

dahulu masyarakat sudah melakukan berbagai bentuk investasi. Hanya saja pada

zaman dahulu masyarakat melakukan investasi dalam bentuk investasi yang

dilakukan secara langsung seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian

tanah pertanian, atau investasi dalam pembuatan perkebunan dan lain

sebagainya.Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan


5
dan teknologi, corak dan ragam investasi juga mulai mengalami perkembangan,

dari investasi yang bersifat kebendaan dan dilakukan secara langsung menjadi

investasi terhadap modal atau bentuk-bentuk investasi baru seperti surat berharga,

seperti saham, obligasi dan lain-lain.

Dunia investasi mulai menjadi ramai pada waktu kegiatan pencarian tanah

jajahan dilakukan oleh negara-negara Eropa. Berita tentang penemuan dunia baru

dan lahirnya berbagai ilmu pengetahuan baru membuat investasi mulai

berkembang pesat. Keinginan untuk menjadi pengusaha di tanah penemuan

baru membuat berbagai pihak di Eropa berlomba-lomba untuk berinvestasi di

tanah tersebut. Dalam berinvestasi tentunya tidak dapat lepas dari resiko. Karena

dalam setiap investasi pasti terdapat resiko yang besarnya tergantung dari jenis

investasi tersebut dan pengetahuan para pihak yang terlibat dalam investasi

tersebut. Investasi secara langsung terhadap ternak misalnya, mempunyai resiko

lebih besar, karena jika terjadi kematian masal ternak maka akan menimbulkan

kerugian yang sangat besar secara langsung. Tapi ada juga investasi yang cukup

atau lebih aman jika dibandingkan terhadap investasi di atas tadi seperti investasi

terhadap surat berharga di mana investor hanya akan dibebankan kewajiban sesuai

dengan dana yang diinvestasikannya.

6
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian penjelasan latar belakang yang telah diuraikan

diatas, maka masalah yang akan dirumuskan berkaitan dengan modal saham

perseroan terbatas dan investasi adalah

1. Bagaimana pengaturan modal saham perseroan terbatas ?

2.Apa pengertian dari investasi beserta jenis jenisnya?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah dimaksudkan untuk mendapat

gambaran dan jawaban dari perumusan masalah, sehingga dapat memberikan

penjelasan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan dapat memberikan suatu gambaran yang sangat

jelas tentang modal saham Perseroan Terbatas.

2. Untuk mengetahui tentang pengertian Investasi beserta jenis-jenis

Investasi.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERSEROAN TERBATAS

Perseroan Terbatas (PT) merupakan bentuk usaha kegiatan ekonomi yang

paling disukai saat ini, disamping karena pertanggungjawabannya bersifat terbatas,

Perseroan Terbatas juga memberikan kemudahan bagi pemilik (pemegang saham)

nya untuk mengalihkan perusahaanya (kepada setiap orang) dengan menjual

seluruh saham yang dimilikinya pada perusahaan tersebut.

Adapun definisi mengenai Perseroan Terbatas pada Kitab Undang-undang

Hukum Dagang (KUHD) tidak diberikan. Namun demikian, dari ketentuan-

ketentuan pasal 36,40,42, dan 45 KUHD akan didapat pengertian perseroan

terbatas. Dalam pasal-pasal tersebut mengandung unsur-unsur yang dapat

membentuk badan usaha menjadi perseroan terbatas. Unsur-unsur tersebut

disimpulkan sebagai berikut:

a. Adanya kekayaan yang terpisah dari kekayaan pribadi masing-masing pesero

(pemegang saham), dengan tujuan untuk membentuk sejumlah dana sebagai

jaminan bagi semua perikatan perseroan;

b. Adanya pesero yang tanggung jawabnya terbatas pada jumlah nominal saham

yang dimiliknya, sedangkan mereka semua dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi perseroan, yang

berwenang mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Komisaris, berhak

menetapkan garis-garis besar kebijakan menjalankan perusahaan, menetapkan

hal- hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan lain-lain

c. Adanya pengurusan (Direksi) dan Komisaris yang merupakan satu kesatuan

pengurusan dan Komisaris yang merupakan satu kesatuan pengurusan dan

8
pengawasan terhadap perseroan dan tanggung jawabnya terbatas pada tugasnya,

yang harus sesuai dengan Anggaran Dasar/ atau keputusan RUPS.

Perseroan terbatas yang semula diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

Tahun 1848, Kemudian diatur dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 Tentang

Perseroan, dan dewasa ini Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 telah diganti oleh

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Yang diatur

dalam Pasal 1 ayat 1 Undang- undang No. 40 Tahun 2007 berbunyi Perseroan

Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan

persekutuan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi

persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan

pelaksanaannya.

Perseroan terbatas dijadikan sebagai subyek hukum mandiri di samping

manusia selaku orang perorangan, yang kemudian dinamakan sebagai “badan

hukum” badan hukum adalah suatu badan yang ada karena hukum dan memang

diperlukan keberadaanya sehingga disebut legal entity.

Perseroan sebagai badan hukum lahir dari proses hukum yaitu pada Pasal 1

angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,

berbunyi: “Perseroan terbatas yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan

hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,

melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam

saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta

peraturan pelaksanaannya.

Suatu Perseroan Terbatas (PT) didirikan secara bersama-sama dengan

pengumpulan modal dalam bentuk pejualan saham, dan bertujuan untuk

memperoleh keuntungan, dengan cara menjalankan usaha yang sudah ditentukan

dalam anggaran dasar. Perseroan dijalankan oleh suatu manajemen yang ditunjuk

melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), salah satunya adalah direksi.
9
Dalam Pasal 92 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas (PT) disebutkan bahwa:

(1) Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan

sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

(2) Direksi berwenang menjalankan pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan

dalam undang-undang ini dan/atau anggaran dasar.

(3) Direksi Perseroan terdiri atas 1 (satu) orang anggota Direksi atau lebih.

(4) Perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun dan/ atau

mengelola dana masyarakat, Perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang

kepada masyarakat, atau Perseroan Terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2

(dua) orang anggota Direksi.

(5) Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih, pembagian

tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota Direksi ditetapkan

berdasarkan keputusan RUPS.

(6) Dalam hal RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak menetapkan,

pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi ditetapkan berdasarkan

keputusan Direksi.

B. CIRI CIRI PERSEROAN TERBATAS

Karakteristik yang menempel pada badan usaha bisa dianalisa apakah badan

usaha tersebut tergolong dalam unit badan Perseroan Terbatas atau tidak. Secara

umum, ciri-ciri PT adalah sebagai berikut:

 PT didirikan untuk mencari keuntungan

 PT mempunyai fungsi komersial dan juga fungsi ekonomi


10
 Modal perusahaan PT didapat dari lembar saham yang dijual dan obligasi.

 Perusahaan PT tidak memperoleh fasilitas apapun dari negara

 RUPS atau Rapat Umum Pemegang saham akan menentukan kekuasaan

tertinggi perusahaan PT.

 Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab atas perusahaan sebanyak

modal saham yang ditanamkan.

 Pemilik saham akan mendapatkan keuntungan saham dalam bentuk dividen

 Direksi adalah pemimpin utama perusahaan PT

C. SYARAT PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

A. Syarat umum pendirian perseroan terbatas:

 Fotokopi KTP para pemegang saham dan pengurus, minimal 2 orang.

 Fotokopi KK penanggung jawab / direktur.

 Nomor NPWP penanggung jawab.

 Pas foto penanggung jawab ukuran 3X4 (2 lembar berwarna).

 Fotokopi PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan.

 Fotokopi surat kontrak/sewa kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha.

 Surat keterangan domisili dari pengelola gedung jika berdomisili di gedung

perkantoran.

 Surat keterangan RT/RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang

berdomisili di lingkungan perumahan) khusus luar Jakarta.

 Kantor berada di wilayah perkantoran/plaza, atau ruko, atau tidak berada

di wilayah permukiman.

 Siap disurvei.

11
B.Syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UU No. 40/2007 adalah sebagai
berikut:

 Pendiri minimal 2 orang atau lebih (pasal 7 ayat 1).

 Akta Notaris yang berbahasa Indonesia.

 Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka

peleburan (pasal 7 ayat 2 dan ayat 3).

 Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri kehakiman dan diumumkan dalam

BNRI (ps. 7 ayat 4).

 Modal dasar minimal Rp. 50 juta dan modal disetor minimal 25% dari modal
dasar (pasal 32 dan pasal 33).
 Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (pasal 92 ayat 3 & pasal 108
ayat 3).
 Pemegang saham harus WNI atau badan hukum yang didirikan menurut
hukum Indonesia, kecuali PT PMA.

D.MODAL SAHAM PERSEROAN TERBATAS

Modal dalam Perseroan Terbatas ( PT.) mempunyai peranan penting

sehingga melihat dalam setiap undang-undang yang sudah tiga kali

diberlakukan di Indonesia ini, tentang modal selalu diatur dan selalu mengalami

perubahan disesuaikan dengan perkembangan perekonomian negara. Penulis

melihat pula peran pentingnya modal bagi perseroan terbatas ini dari sisi

keberadaan perseroan terbatas sendiri, yaitu dengan adannya modal perseroan

akan dapat diketahui apakah perseroan tersebut masih hidup atau sebagai

PT. Kosong, maksudnya apakah Perseroan Terbatas tersebut masih

beroperasi atau tidak (PT.Kosong), sebagaimana Rudi Prasetyo

menjelaskan; PT. Kosong adalah suatu Perseroan Terbatas yang sudah

tidak menjalankan kegiatan lagi, pasiva dan aktivanya sudah dalam keadaan
12
nihil. Awalya tentang pendirian Perseroan Terbatas ini diatur oleh Kitab

Undang-Undang Hukum dagang (KUHD) atau Weet book van

Koophandel ( W.V.K ) yaitu dalam Pasal 36 sampai dengan Pasal 56. dan

dalam kedua undang-undang tersebut tidak ditentukan batas minimum tentang

“nominal“ modal dasar, tetapi dalam pasal-pasal tersebut diatur mengenai

prasarat untuk dapat disahkan perseroan oleh Menteri Kehakiman, dan

untuk itu dalam pendirian perseroan terbatas maka modal dasar perseroan

disaratkan pesero pertama-pendiri telah mewakilI paling

sedikitnya seperlima (20 % ) dari modal persekutuan ( Pasal 50 KUHD ).

Selainnya diatur pula mengenai jumlah yang harus disetorketika perseroan

akan memulai usahanya diharuskan minimum sebesar 10 % ( sepuluh persesen

) dari modal dasar harus telah disetor. (Pasal 51 KUHD). Sebagai pengganti

KUH Perdata khususnya mengenai Persero -an Terbatas, maka telah terbit

dua undang-undang tentang Persero-an Terbatas yaitu Undag-undang No.1/

tahun 1995, dua belas tahun kemudian terbit Undang-undang No.40/ 2007

sebagai pengganti dari undang-undang no.1 / 1995. dan dari kedua undang-

undang terse-but, modal sebagai salah sat unsur yang diperlukan dalam

pendirian Perseroan Terbatas diatur dalam Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26

UU.No.1/1995. dan dalam Pasal 31 sampai dengan Pasal 36 UU.No.40/

2007 Perlunya modal bagi perseroan terlihat pula dalam Surat Keputu - san

Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.01. PR.08.01. tahun

1996 tanggal 11 Maret 1996, tentang Tata Cara pengajuan permohonan dan

pengesahan akta pendirian Perseroan Terbatas dalam Pasal 1 ayat (2) huruf

(c) , dan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.01-

HT.01.01. tahun 2001 tanggal 31- 01- 2001 tentang tata cara penga juan

permohan dan pengesahan akta pendirian dan pemberian persetu- juan Akta

13
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Pasal 5 ayat (2)

mensyaratkan adanya bukti setor modal melalui Bank.

Dari ketiga undang-undang Perseroan Terbatas diatas ada kesama- an

dalam menetapkan struktur modal perseroan, yaitu meliputi modal Dasar,

modal ditempatkan dan modal disetor. Hanya saja dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata ( BW.) tidak disebut secara jelas, namun dalam akta pendirian

perseroan selalu disebutkan tentang struktur modal.

Bahwa secara formal perlunya modal telah dipaparkan dimuka,

disamping itu secara materiil modal perseroan sangat dibutuhkan guna

mendukung usahanya agar dapat berfungsi secara sehat, berdaya guna

dan berhasil guna, sebagaimana kita perhatikan dalam penjelasan umum

alinea ke 8 Undang -undang nomor 1/1995 tentang Perseroan Terbatas,

seperti dikutip dibawah ini;“ Perseroan Terbatas sebagai badan usaha yang

berbentuk badan hukum yang modalnya terdiri dari saham- saham

sehingga merupakan persekutuan modal, maka dalam undang-undang ini

ditetapkan bahwa semua saham yang ditempatkan harus disetor penuh agar

dalam melaksanakan usahanya mampu berfungsi secara sehat, berdaya

guna dan berhasil guna Dalam penjelasan Undang-undang No.40/ 2007

tidak ditemu-kan adanya uraian mengenai pentingnya modal bagi perseroan,

namun dalam penjelasan umum dan beberapa pasal mengatur pula struktur

modal perseroan masih tetap sama dengan Undang-undang No.1/1995

meliputi Modal Dasar, Modal ditempatkan, dan Modal disetor.

Ketentuan modal disetor:

Undang- undang No.40/ 2007 tentang Perseroan Terbatas yang berlaku saat ini

menetapkan bahwa modal dasar Perseroan sebesar Rp.50.000.000,-(lima puluh

juta rupiah) Vide Pasal 32 ayat (1), berikut- nya dalam ayat (2) masih

dimungkinkan bagi peraturan pelaksanaan yang mengatur bidang usaha


14
tertentu dapat menentukan jumlah modal dasar perseroan yang berbeda

dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Selanjutnya bahwa

terkait dengan ketentuan mengenai modal perseroan Pasal 33 ayat (1)

menentukan jumlah modal yang harus disetor pada saat mendirikan perseroan

yaitu sebesar 25 % (dua puluh lima persersen) dari modal dasar harus

ditempatkan dan disetor penuh, dan penyetoran itu dibuktikan dengan

bukti penyetoran yang sah. Dengan demikian dapat dihitung modal yang

harus disetor dengan bukti setor yang sah pada waktu mendirikan

perseroan sebesar Rp.12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu rupiah )

Bahwa ketentuan tersebut diatas terlihat sangat sederhana dan mudah

memahaminya dibanding dengan ketentuan dalam UU No.1/ 1995 juga

tentang Perseroan Terbatas, dalam Pasal 25 ayat (1) menetap- kan modal

dasar Perseroan sebesar Rp.20.000.000,-(dua puluh juta rupiah ),

berikutnya dalam ayat (2) masih dimungkinkan bagi peraturan

pelaksanaan yang mengatur bidang usaha tertentu dapat menentkan jumlah

modal dasar perseroan yang berbeda dengan ketentuan sebagai- mana

dimaksud dalam ayat (1),Bahwa terkait dengan ketentuan mengenai modal

dasar perseroan Pasal 26 menentukan jumlah modal yang harus disetor pada

saat mendirikan perseroan yaitu sebesar 50 % ( lima puluh persen) dari modal

yang ditempatkan, yang besarnya ditetapkan 25 % (dua puluh lima persen)

dari modal dasar, sehingga dengan demikian jika dihitung modal yang harus

disetor dengan bukti setor yang sah (melalui Bank) pada waktu

mendirikan perseroan adalah sebesar Rp.2.500.000,- ( dua juta lima ratus

ribu rupiah ) atau sebesar 12,5 % dari modal dasar, atau sebesar

Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) atau 25% dari besarnya modal dasar harus

disetor penuh pada waktu perseroan disahkan.

15
.

Ada beberapa contoh dikemukakan disini perseroan dalam bidang usaha

tertentu seperti Ketentuan Umum, Pasal -1, ke 22 Undang-Undang Nomor

8/ 1995, tentang Pasar Modal dinyatakan bahwa Perusahaan publik

adalah Perseroan yang sahamnya dimiliki sekurang-kurangnya oleh

300 (tiga ratus) orang pemegang saham, dan memiliki modal disetor

sekurang-kurangnya sebesar Rp.3.000.000.000,-(tiga milyar rupiah ),

Dari ketentuan tersebut diatas tercatat besarnya modal disetor pada waktu

pendirian perseroan berbeda-beda antara perseroan yang satu dengan

yang lain, tergantung pada bidang usaha perseroan masing- masing.

D. PENGERTIAN INVESTASI

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya

yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

dimasa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.

Menginvestasikan dana pada sektor rill (tanah, emas, mesin atau bangunan)

maupun asset finansial (deposito, saham atau obligasi), merupakan aktifitas yang

umum di lakukan.

Menurur Jogiyanto, investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efesien selam periode

waktu tertentu. Sedangkan menurut Menurut Sukirno kegiatan investasi yang

dilakukan oleh masyarakat secara terus menerus akan meningkatkan kegiatan

ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan

16
meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga

fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni (1) investasi merupakan salah satu

komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan

meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja;

(2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah

kapasitas produksi; (3) investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.

F. JENIS –JENIS INVESTASI

Pada dasarnya investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu investasi pada asset

finansial dan investasi pada asset rill. Investasi pada asset finansial dapat dibagi

menjadi dua, yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung.

a. Investasi langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan

yang dapat diperjual belikan di pasar uang, pasar modal, atau pasar turunan.

Investasi langsung juga dapat dilakukak dengan membeli aktiva yang tidak

diperjual belikan, biasanya diperoleh dari bank komersial. Aktiva ini dapat

berupa tabungan dan sertifikat deposito.

b. Investasi tidak langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli surat berharga

dari perusahaan investasi, seperti reksadana

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perseroan terbatas adalah perusahaan yang didirikan oleh beberapa orang dalam

bentuk patungan terhadap saham-saham dalam rangka modal awal dari suatu

perusahaan. Perseroan terbatas dikelola oleh manajemen perusahaan, berserta pengurus-

pengurus lainnya. Di atas manajemen perusahaan ada direksi, komisaris, dan Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS). Modal dalam Perseroan Terbatas ( PT.)

mempunyai peranan penting sehingga melihat dalam setiap undang-undang

yang sudah tiga kali diberlakukan di Indonesia ini, tentang modal selalu diatur

dan selalu mengalami perubahan disesuaikan dengan perkembangan

perekonomian negara. Undang- undang No.40/ 2007 tentang Perseroan

Terbatas yang berlaku saat ini menetapkan bahwa modal dasar Perseroan

sebesar Rp.50.000.000,-(lima puluh juta rupiah) Vide Pasal 32 ayat (1),

berikut- nya dalam ayat (2) masih dimungkinkan bagi peraturan

pelaksanaan yang mengatur bidang usaha tertentu dapat menentukan jumlah

modal dasar perseroan yang berbeda dengan ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), Selanjutnya bahwa terkait dengan ketentuan mengenai modal

perseroan Pasal 33 ayat (1) menentukan jumlah modal yang harus disetor pada

saat mendirikan perseroan yaitu sebesar 25 % (dua puluh lima persersen)

dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh, dan penyetoran itu

dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah. Dengan demikian dapat

18
dihitung modal yang harus disetor dengan bukti setor yang sah pada waktu

mendirikan perseroan sebesar Rp.12.500.000,- (dua belas juta lima ratus

ribu rupiah ).

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang

dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa

datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.

Menginvestasikan dana pada sektor rill (tanah, emas, mesin atau bangunan) maupun

asset finansial (deposito, saham atau obligasi), merupakan aktifitas yang umum di

lakukan.

B. SARAN

Bahwa dari kesimpulan yang telah diambil, baik dalam Undang-

Undang No.1/1995. maupun Undang undang No.40/ 2007. tentang Perseroan

Terbatas tidak memberikan aturan mengenai kemungkinan adanya

penarikan modal pada saat setelah modal disetor dan perseroan masih dalam

proses pengajuan permohonan pengesahan sebagai badan hukum.Oleh karena

peristiwa seperti tersebut mungkin saja terjadi, maka ketentuan semacam itu

diperlukan dalam undang undang perseroan, terutama apabila perseroan

didirikan oleh lebih dari 2 (dua) orang.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perseroan_terbatas

https://law.uii.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/ISI%20KOmplet-2_hal%2078.pdf

https://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/peraturan/undang-undang/Documents/5.%20UU-
40-2007%20PERSEROAN%20TERBATAS.pdf

http://repository.radenintan.ac.id/1128/3/BAB_II.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai