Anda di halaman 1dari 20

Hukum Perusahaan

(berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas)

Badan Hukum, Persekutuan


Modal, didirikan berdasarkan
Perjanjian.

Melakukan
Kegiatan Usaha
Aksi Korporasi:
Perseroa dengan Modal
- Penggabungan Dasar
n
- Peleburan Terbatas (Modal Dasar
- Pengambilaliha
n (PERSE

Harus memiliki Tujuan Organ Perseroan:


serta kegiatan yang tidak 1. RUPS
melanggar Undang- Memiliki wewenang
undang, ketertiban umum yang tidak diberikan
dan kesusilaan. kepada Direksi dan
Dekom
2. DIREKSI
Bertanggung jawab
Tunduk pada UUPT dan penuh atas pengurusan
Anggaran Dasar. perseroan. Mewakili
Perseroan didalam dan
diluar pengadilan
sesuai dengan
ketentuan Anggaran
Limited liability, Dasar.
Perpetual succession, 3. DEWAN KOMISARIS
memiliki kekayaan Bertugas untuk
sendiri, memiliki melakukan
kewenangan
kontraktual (sbg
I.PENDIRIAN PT & ANGGARAN DASAR
A.PENDIRIAN PT
 Pendirian dengan minimal 2 orang atau lebih (pengecualian dalam Pasal
7 ayat (7) UUPT)
Setelah diterbitkannya UU Cipta Kerja 2020 merevisi pasal 7 ayat (7)
UUPT menjadi, Perseroan dapat didirikan oleh satu orang, yang
dapat mendirikan perseroan dengan 1 orang saja adalah Perseroan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro dan kecil (UMK) namun dalam
pasal 109 ayat (5) disebutkan bahwa pendiri perseroan UMK hanya
dapat mendirikan 1 Perseroan dalam jangka waktu 1 tahun.
 Dibuat berdasarkan Perjanjian tertulis
Perjanjian tersebut dituangkan kedalam Akta Otentik, dihadapan
Notaris, dan ditulis dengan Bahasa Indonesia. (Notaris tidak perlu satu
wilayah dengan PT)
Terdiri atas Modal
Modal dasar, Modal ditempatkan, dan Modal disetor.
Tanggung Jawab yang terbatas (limited liability)
Pertanggungjawaban pendiri PT. hanya sebatas modal yang disetor /
sesuai dengan jumlah kepemilikan saham.

Prosedur Pendirian PT.


1. Mempersiapkan Nama PT.
Harus sesuai berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43/2011
Tentang Tata cara pengajuan dan pemakaian nama perseroan).
2. Tempat kedudukan PT.
Merupakan tempat Perseroan beroperasi.
3. Maksud dan Tujuan PT.
Harus selaras dengan klasifikasi Buku Lapangan Usaha Indonesia
(KBLI terbaru)
4. Pengurus PT.
Organ Perseroan yang bertanggung jawab adalah Direksi dan Dewan
Komisaris.

Pengesahan status Badan Hukum PT.


Pasal 7 Ayat (7) UUPT menyatakan bahwa,
“Perseroan memperoleh status Badan Hukum pada tanggal
diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan
badan hukum perseroan.”

Setelah diterbitkannya UU Cipta Kerja 2020 merevisi pasal 7 ayat (7) UUPT
menjadi, Status badan hukum perseroan didapatkan setelah didaftarkan
pada Menteri dan memeroleh bukti pendaftaran.

Setelah mendapatkan status badan hukum, Perseroan harus


menyelenggarakan RUPS paling lambat 60 hari.

 Bagaimana dengan Perbuatan renteng atas semua perbuatan


Hukum Perseroan yang hukum tersebut.”
belum memperoleh status Sehingga, Perbuatan hukum
badan hukumnya? tersebut tidak mengikat
Pasal 14 UUPT menyebutkan Perseroan, melainkan
bahwa, “Perbuatan Hukum melekat pada pendiri yang
atas nama Perseron yang bersangkutan.
belum memperoleh status Perbuatan hukum dapat
badan hukum, hanya boleh beralih menjadi tanggung
dilakukan oleh semua jawab Perseroan apabila
anggota Direksi bersama- disetujui oleh semua
sama semua pendiri serta Pemegang Saham dalam
semua anggota Dewan RUPS yang dihadiri oleh
Komisaris Perseroan dan semua pemegang saham
mereka semua bertanggung perseroan. (Cr. Smartlegal.id)
jawab secara tanggung
B. ANGGARAN DASAR
Anggaran Dasar menyantumkan tugas, tanggung jawab, hak serta
kewajiban organ perseroan. Anggaran Dasar memuat sekurang-
kurangnya :
- Nama dan tempat kedudukan perseroan.
- Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan.
- Jangka waktu berdirinya perseroan.
- Besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal
disetor.
- Jumlah saham dan klasifikasinya (jika ada).
- Nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dekom.
- Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS.
- Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota
Direksi dan Dekom.
- Tata cara pembagian laba dan dividen.
- Ketentuan- ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan
Undang-undang.

Perubahan Anggaran Dasar

Memerlukan
persetujuan
RUPS

Perubahan AD Perubaha Dicantumkan


dimuat dalam dalam berita
Akta Notaris dan n acara panggilan
menggunakan Anggara RUPS
Bahasa
Indonesia
Perubahan AD
C.MODAL PERSEROAN

1. Modal Dasar

Menurut Yahya Harahap dalam bukunya berjudul “Hukum


Perseroan Terbatas”, modal dasar adalah “seluruh nilai nominal”
saham perseroan yang disebut dalam Anggaran Dasar (AD). Hal
itu ditegaskan pada Pasal 31 ayat (1) UUPT, bahwa modal dasar
Perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham.

Modal dasar Perseroan pada prinsipnya merupakan total jumlah


saham yang dapat diterbitkan oleh perseroan. AD sendiri yang
menentukan berapa banyak jumlah saham yang dijadikan modal
dasar. Jumlah yang ditentukan dalam AD, merupakan “nilai
nominal yang murni.”

Minimal Modal dasar paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima


puluh juta Rupiah) Ps. 32 UUPT.
*diubah oleh Pasal 109 angka 3 UUCK dimana besaran modal
dasar ditentukan berdasarkan keputusan pendiri perseroan shg
tidak ditetapkan lagi minimum modal dasar. Selebihnya diatur
oleh Peraturan Pemerintah.

2. Modal ditempatkan

M. Yahya Harahap menjelaskan modal ditempatkan


adalah jumlah saham yang sudah diambil pendiri atau
pemegang saham, dan saham yang diambil tersebut ada yang
sudah dibayar dan ada yang belum dibayar 

Jadi, modal ditempatkan itu adalah modal yang disanggupi


pendiri atau pemegang saham untuk dilunasinya, dan saham itu
telah diserahkan kepadanya untuk dimiliki.

3. Modal disetor
Merupakan modal yang sudah dimasukkan pemegang saham
sebagai pelunasan pembayaran saham yang diambilnya sebagai
modal yang ditempatkan dari modal dasar perseroan. Jadi, modal
disetor adalah saham yang telah dibayar penuh oleh pemegang
atau pemiliknya. 

Ketentuan mengenai modal disetor merujuk pada bunyi Pasal 33


ayat (1) dan (2) UU PT yang juga mengatur modal ditempatkan
di atas.

Selain itu, pengeluaran saham lebih lanjut yang dilakukan setiap


kali untuk menambah modal yang ditempatkan harus disetor
penuh.
Sehingga, paling sedikit 25% dari modal dasar harus:
1. telah ditempatkan, dan
2. telah disetor penuh pada saat pendirian PT

 Apakah penyetoran modal dari modal dasar). (Cr.


dapat diangsur? Hukumonline)

Modal dasar tidak harus  Apa yang dimaksud dengan


disetor sepenuhnya pada Saham Portepel?
masa awal pendirian PT.
Adapun terdapat kewajiban Menurut M. Yahya Harahap,
menempatkan dan saham portepel yaitu saham
menyetor penuh paling yang “belum dikeluarkan”
sedikit 25% dari modal atau “belum ditempatkan”.
dasar. Frasa ‘penuh’ ini Setiap saat saham portefel
berarti tidak boleh diangsur. dapat dikeluarkan untuk
Misalnya, apabila modal menambah modal
dasar Rp50 juta, maka modal ditempatkan dan harus disetor
ditempatkan dan disetornya penuh, tidak boleh
sebesar Rp. 12,5juta. (25% mengangsur. (Cr.
Hukumonline)
 Apa itu buyback saham? kembali saham (share buy
back).
Buyback merupakan
pembelian oleh perseroan
terhadap sahamnya sendiri
yang telah dikeluarkan. Pada
dasarnya perseroan tidak
dapat mengembalikan
modal yang telah Buyback (pembelian kembali)
disetorkan kepada merupakan salah satu
pemegang saham kecuali kebijakan restrukturisasi
pada keadaan yang perusahaan selain Peleburan,
ditentukan oleh undang- penggabungan,
undang. Tindakan pengambilalihan, kompensasi
pengembalian modal yang piutang, pemisahan,
dilakukan oleh perseroan penambahan dan
yang paling nyata adalah pada pengurangan modal.
saat dilakukan pembubaran
perseroan. Perseroan
melakukan pembayaran atas Buy back tidak ditujukan
sisa kekayaan hasil likuidasi untuk meningkatkan
kepada pemegang saham pengendalian dari pemegang
secara proposional setelah saham tertentu terhadap
dilakukan pembayaran perseroan, walaupun
kepada kreditor sebagaimana peningkatan pengendalian
diatur dalam pasal 149 ayat muncul sebagai
(1) UUPT. Pada saat kondisi konsekuensi dari
normal pengembalian pelaksanaan strategi buy
modal kepada pemegang back. (Cr. NOTARIS DAN
saham biasanya dilakukan ASPEK HUKUM
dengan menggunakan dua PEMBELIAN KEMBALI
cara yaitu pengurangan SAHAM (BUY
modal dan pembelian BACK)/lib.ac.ui.id)

Penambahan Modal
a. Modal dasar
Keputusan RUPS untuk melakukan penambahan modal dasar
adalah sah apabila dilakukan dengan memperhatikan
persyaratan kuorum dan jumlah suara setuju untuk
perubahan anggaran dasar sesuai dengan ketentuan dalam
UUPT dan/atau anggaran dasar.
b. Modal disetor dan ditempatkan
Perseroan dapat melakukan penambahan modal dengan syarat
membutuhkan keputusan RUPS dengan kuorum kehadiran
lebih dari ½ bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak
suara; dan disetujui oleh lebih dari ½ bagian dari jumlah
seluruh suara. Kecuali ditentukan lebih besar dalam anggaran
dasar (dalam hal ini adalah jumlah kuorumnya). (Ps. 42 UUPT)
Penambahan modal disetor dan/atau ditempatkan juga wajib
diberitahukan kepada Menteri (kemenkumham) untuk dicatat
dalam daftar perseroan.

Selain itu, seluruh saham yang dikeluarkan dalam rangka


penambahan modal harus terlebih dahulu ditawarkan
kepada setiap pemegang saham. (Ps. 43 UUPT)

Dengan adanya penambahan modal disetor dan/atau


ditempatkan tersebut, maka komposisi Pemegang sahamnya
juga berubah.
(Jumlah saham/penambahan modal X 100%)

Pengurangan Modal
a. Modal dasar
Pengurangan modal perseroan merupakan perubahan
anggaran dasar yang harus mendapat persetujuan menteri,
dimana perubahan anggaran dasar tersebut harus
ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”).
Pada tahap ini, pemegang saham seyogyanya memiliki wadah
berupa RUPS apabila terdapat keberatan atas rencana
perseroan untuk mengurangi modal. (Ps. 44 UUPT)
b. Modal disetor dan ditempatkan

Keputusan RUPS tentang pengurangan modal ditempatkan dan


disetor dilakukan dengan cara penarikan kembali
saham atau penurunan nilai nominal saham. (Ps. 47 UUPT)
- Penarikan kembali saham dilakukan terhadap saham yang
telah dibeli kembali oleh Perseroan atau terhadap saham
dengan klasifikasi yang dapat ditarik kembali.
- Penurunan nilai nominal saham tanpa pembayaran
kembali harus dilakukan secara seimbang terhadap
seluruh saham dari setiap klasifikasi saham.
Lebih lanjut, UUPT mengamanatkan apabila terdapat lebih dari
1 (satu) klasifikasi saham, keputusan RUPS tentang
pengurangan modal hanya boleh diambil setelah
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari seluruh
pemegang saham dari setiap klasifikasi saham yang haknya
dirugikan oleh keputusan RUPS tentang pengurangan
modal tersebut.

 Apa itu klasifikasi saham? tersebut diatur dalam


klasifikasi saham yang
Sebenarnya UUPT tidak diatur dalam Pasal 53
mengenal jenis-jenis ayat (4) UUPT, yakni
pemegang saham, namun sebagai berikut:
setiap pemegang saham a. saham dengan hak suara
dibedakan dari haknya atau tanpa hak suara;
dalam sebuah perusahaan. b. saham dengan hak
Hak dari pemegang saham khusus untuk
mencalonkan anggota atas pembagian sisa
Direksi dan/atau kekayaan Perseroan
anggota Dewan dalam likuidasi.
Komisaris;
c. saham yang setelah
jangka waktu tertentu Setiap saham dalam
ditarik kembali atau klasifikasi yang sama
ditukar dengan memberikan kepada
klasifikasi saham lain; pemegangnya hak yang
d. saham yang sama. Klasifikasi atas
memberikan hak saham ini akan diatur
kepada pemegangnya lebih lanjut dalam
untuk menerima anggaran dasar suatu
dividen lebih dahulu perseroan, di mana
dari pemegang saham anggaran dasar tersebut
klasifikasi lain atas dapat menetapkan satu
pembagian dividen klasifikasi saham atau
secara kumulatif atau lebih. Dalam hal terdapat
nonkumulatif; lebih dari 1 (satu)
e. saham yang klasifikasi saham,
memberikan hak anggaran dasar
kepada pemegangnya menetapkan salah satu di
untuk menerima lebih antaranya sebagai saham
dahulu dari pemegang biasa. (Cr. Hukumonline)
saham klasifikasi lain

Hak Pemegang Saham yang Dirugikan Atas Pengurangan


Modal
Sepanjang berlangsungnya RUPS tersebut, pemegang saham
juga dimungkinkan untuk memperoleh keterangan yang
berkaitan dengan perseroan dari direksi dan/atau dewan
komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat
(dalam hal ini pengurangan modal) dan tidak bertentangan
dengan kepentingan perseroan.  
Atas pengurangan modal perseroan yang merupakan perubahan
anggaran dasar dan ditetapkan atau diputuskan oleh RUPS ini,
pemegang saham yang merasa dirugikan atas keputusan
tersebut berhak meminta kepada perseroan agar
sahamnya dibeli dengan harga yang wajar.
Bila perlu, pemegang saham berhak mengajukan gugatan
terhadap perseroan ke pengadilan negeri apabila dirugikan
karena tindakan perseroan dalam hal ini pengurangan modal
dianggap tidak adil dan tanpa alasan yang wajar sebagai akibat
keputusan RUPS. Gugatan diajukan ke pengadilan negeri yang
daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan. (Ps.
62 UUPT).

SAHAM

(bikin diagramnya)

Pemindahan Hak atas Saham


Dalam anggaran dasar dapat diatur persyaratan mengenai
pemindahan hak atas saham, yaitu:
a. keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang
saham dengan klasifikasi tertentu atau pemegang saham
lainnya;
b. keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
organ perseroan; dan/atau
c. keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Persyaratan di atas tidak berlaku apabila pemindahan hak
atas saham disebabkan peralihan hak karena hukum.  
Yang dimaksud dengan “peralihan hak karena hukum”, antara
lain peralihan hak karena kewarisan atau peralihan hak
sebagai akibat penggabungan, peleburan, atau pemisahan.
Namun jika peralihan hak disebabkan oleh kewarisan, tetap
harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi
yang berwenang

Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta


pemindahan hak. Akta pemindahan hak atau salinannya
disampaikan secara tertulis kepada perseroan. Akta tersebut
dapat berupa akta yang dibuat di hadapan notaris maupun akta
bawah tangan.
 Saham sebagai objek warisan

Menurut notaris Fessy Alwi, di dalam praktik, para ahli waris


hanya perlu menyampaikan keterangan kematian, keterangan
waris, dan bukti lainnya bahwa mereka merupakan ahli waris.
 
Di internal ahli waris juga membuat surat kuasa kepada salah
satu ahli waris untuk menjadi wakil pemegang saham tersebut.

Hal ini juga pernah diungkapkan oleh notaris Irma


Devita yang dikutip dalam artikel saham sebagai objek
waris, bahwa jika saham perseroan terbatas dimiliki oleh lebih
dari satu orang (misalnya karena pewarisan), maka harus
ditunjuk salah satu dari mereka untuk mewakili pemegang
saham. Jadi, para ahli waris harus menunjuk satu perwakilan
sebagai pemegang saham yang baru. Namun di antara ahli
waris kemudian dapat dibuat suatu kesepakatan untuk
membagi saham tersebut, sehingga masing-masing saham
terdaftar atas nama setiap ahli waris.
 
Lebih lanjut, direksi wajib mencatat pemindahan hak atas
saham, tanggal, dan hari pemindahan hak tersebut dalam daftar
pemegang saham atau daftar khusus.
 
Direksi juga memberitahukan perubahan susunan pemegang
saham kepada Menteri Hukum dan HAM untuk dicatat dalam
daftar perseroan paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal
pencatatan pemindahan hak.
 
Pemberitahuan perubahan susunan pemegang saham kepada
Menteri Hukum dan HAM termasuk juga perubahan susunan
pemegang saham yang disebabkan karena warisan,
pengambilalihan, atau pemisahan.
 
Apabila pemberitahuan belum dilakukan, Menteri Hukum dan
HAM menolak permohonan persetujuan atau pemberitahuan
yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang
saham yang belum diberitahukan tersebut. (Cr. Hukumonline)

D. ORGAN PERSEROAN
(Dalam bentuk tabel, dijabarkan hak, kewenangan serta
tugasnya organ perseroan)
Kewajiban
RUPS Direksi Dekom
Melakukan (1) Berkewajiban untukKewajiban komisaris
penyetoran atas melakukan pendaftaran antara lain yaitu,
akta pendirian ataupundengan itikad baik
saham yang
perubahan anggarandan penuh
diambilnya dasar perseroan secaratanggungjawab
lengkap. menjalankan tugas
(2) Wajib mengadakan dan dan perannya demi
menyimpan daftar kepentingan
pemegang saham dan Perusahaan.
daftar khusus yang
memuat keterangan Selain itu komisaris
mengenai kememilikan wajib
saham dari para menginformasikan
pemegang saham. kepada perseroan
(3) Direksi dengan itikad tentang kepemilikan
baik berkewajiban sahamnya beserta
untuk menjalankan keluarganya.
tugas pengurusan
perseroan untuk
kepentingan Perseroan.
(4) Membuat dan
menyampaikan laporan
tahunan terkait
Perseroan.
(5) Menyusun rancangan
penggabungan,
peleburan, dan
pengambilalihan untuk
disampaikan kepada
RUPS untuk
mendapatkan sebuah
keputusan.

Hak
RUPS Direksi Dekom
(1) Menghadiri dan (1) Mewakili Perseroan (1) Komisaris
mengeluarkan hak di dalam dan diluar berhak
suara untuk pengadilan tentang mendapatkan
segala hal dan gaji atau
pengambilan
dalam segala tunjangan yang
keputusan RUPS. kejadian; telah
(2) Menerima (2) Untuk mendapatkan ditetapkan
pembagian dividen gaji, tunjangan dan pada RUPS.
dan sisa kekayaan lain-lainnya sesuai (2) Dekom berhak
dalam proses dengan ketentuan untuk
likuidasi (Ps. 52 akta pendirian dan memberikan
anggaran dasar; nasihat kepada
ayat (1) UUPT).
(3) Melihat daftar (3) Mengikat perseroan direksi terkait
khusus dan daftar dengan pihak lain perseroan.
pemegang saham. dan pihak lain
dengan perseroan;
(Ps. 50 ayat (4)
(4) Menjalankan segala
UUPT). tindakan baik
(4) Menawarkan saham mengenai
yang dimilikinya kepengurusan
kepada pemegang maupun
saham lain. kepemilikan,
(Ps. 58 UUPT). tentunya dengan
pembatasan sesuai
(5) Mempertahankan
yang tertera dalam
saham yang anggaran dasar;
dimilikinya thdp (5) Memberikan kuasa
setiap orang. tertulis kepada
(Penjelasan Ps. 60 seorang atau lebih
ayat (1) UUPT). karyawan perseroan
(6) Berhak untuk atau orang lain
bertindak untuk dan
mengajukan
atas nama perseroan
gugatan kepada untuk melakukan
pengadilan apabila: tindakan hukum
i. Tindakan tertentu
perseroan sebagaimana
merugikan ditetapkan dalam
pemegang saham kuasa tersebut;
(6) Untuk membela diri
dan dianggap tidak
dalam forum RUPS
adil sbg akibat dari jika direksi
RUPS. (Ps. 61 diberhentikan untuk
UUPT). sementara waktu
ii. Adanya oleh RUPS atau
Tindakan Direksi Dewan Komisaris;
(7) Menyusun
yang
rancangan
menimbulkan penggabungan,
kerugian peleburan, dan
(Ps 97 ayat (6) pengambilalihan
UUPT). untuk disampaikan
iii. Adanya kepada RUPS untuk
Tindakan mendapatkan
keputusan;
Komisaris yang
menimbulkan
kerugian.
(Ps. 114 ayat (6)
UUPT).
(7) Meminta perseroan
agar sahamnya
dibeli dengan harga
yang wajar.
(Ps. 62 ayat (1)
UUPT).
(8) Memperoleh
dividen pabila
perseroan mendapat
laba bersih. (Ps. 71
ayat (2) UUPT).
(9) Memperoleh
keterangan yang
berkaitan dengan
Perseroan dari
Direksi/Dekom.
(Ps. 75 ayat (2)
UUPT).
(10) Memeriksa
daftar pemegang
saham, daftar
khusus, risalah
RUPS dan laporan
tahunan serta
mendapatkan
Salinan risalah
rups&laporan
tahunan. (Ps. 100
ayat (3) UUPT).
Tindakan Perseroan yang membutuhkan persetujuan:
RU DIRE DEK Keterangan
PS KSI OM
1. Perbuatan Hukum 
yang dilakukan
perseroan sebelum
memiliki status
“Badan Hukum”
Ps. 13 ayat (3)
UUPT
2. Pembelian 
Kembali Saham
Perseroan
Ps. 38 ayat (1)
UUPT
3. Penambahan 
Modal Dasar
Perseroan.
Ps. 41 ayat (1)
UUPT.
4. Rencana Kerja  
Tahunan
5. Mengalihkan 
Kekayaan
Perseroan.
6. Menjadikan
jaminan utang
kekayaan
perseroan yang
lebih dari 50%
jumlah kekayaan
bersih perseroan
dalam 1
transaksi/lebih.
Ps. 102 ayat (1)
UUPT.
7. Mengajukan 
Permohonan
Pailit.
Ps. 104 ayat (1)
UUPT.

8. Persetujuan 
Laporan Tahunan
(Pengesahan
Laporan keuangan
dan laporan tugas
pengawasan
Dekom).
Ps. 69 ayat (1)
UUPT.
9. Pembagian 
Dividen Interim
sebelum buku
perseroan
berakhir.
Ps. 72 ayat (4)
UUPT.
10. Penggabung 
an,
Pengambilalihan,
Peleburan

Anda mungkin juga menyukai