Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN RUPS,

DIREKSI DAN
KOMISARIS
M. Iqbal Alif Utama
P2B220033
Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) merupakan suatu organ
dalam Perseroan Terbatas yang
memiliki wewenang yang tidak
dimiliki oleh dewan direksi dan

RUPS dewan komisaris. Di dalam sebuah


perseroan, RUPS ini menjadi
wadah bagi para pemegang saham
dalam menyampaikan hak suaranya
untuk mengampil keputusan terkait
perusahaan.
DASAR HUKUM RUPS
 Dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007, dijelaskan bahwa RUPS memiliki
fungsi sentral bagi para pemegang saham dalam menentukan kebijakan terkait
perusahaan. Dalam penyelenggaraannya, RUPS dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
RUPS tahunan dan RUPS luar biasa.
 RUPS Tahunan merupakan RUPS yang diadakan setiap tahun dengan jangka waktu
penyelenggaraan paling lambat enam bulan setelah periode tahun buku perusahaan.
 Sedangkan, RUPS luar biasa merupakan RUPS yang dapat diselenggarakan sewaktu-
waktu sesuai dengan kebutuhan perusahaan. RUPS luar biasa biasanya diadakan
ketika perusahaan ingin mengubah nama, susunan dewan komisaris dan direksi,
tempat kedudukan, atau hal-hal lain yang membutuhkan persetujuan dari pemegang
saham.
Tujuan diadakannya RUPS, khususnya RUPS tahunan,
adalah untuk menyetujui laporan perseroan terbatas.
Laporan tersebut meliputi:
Laporan atas kegiatan perseroan

Laporan pelaksanaan sebagai tanggung jawab


lingkungan dan sosial
Laporan keuangan, yang meliputi laporan laba rugi
tahun buku yang bersangkutan, neraca akhir tahun buku
baru dalam perbandingan dengan tahun buku
TUJUAN sebelumnya, laporan arus kas, laporan perubahan modal,
serta catatan atas laporan tersebut
RUPS Gaji dan tunjangan anggota dewan direksi dan dewan
komisaris untuk tahun yang baru lampau
Nama anggota dewan direksi dan dewan komisaris

Laporan terkait tugas pengawasan yang dilakukan oleh


dewan komisaris selama tahun buku yang baru lampau

Rincian terkait masalah-masalah selama tahun buku


yang mempengaruhi kegiatan usaha perseroan
TATA CARA RUPS
Berikut adalah tata cara penyelenggaraan RUPS:
 RUPS dapat diselenggarakan atas permintaan dari dewan komisaris
 RUPS dapat diselenggarakan atas permintaan atau permohonan dari satu atau lebih
pemegang saham yang mewakili sepersepuluh atau lebih dari jumlah seluruh saham
 Permintaan penyelenggaraan RUPS harus disertai alasan
 Hal-hal yang dibahas dalam RUPS harus sesuai dengan alasan permintaan
penyelenggaraan RUPS
 Permintaan RUPS harus disampaikan ke dewan direksi. Apabila permintaan RUPS
berasal dari pemegang saham, maka harus ditembuskan ke dewan komisaris.
 Direksi wajib melakukan pemanggilan RUPS selambat-lambatnya 15 hari sejak tanggal
permintaan penyelenggaraan RUPS diterima
 RUPS baru bisa diselenggarakan apabila dihadiri lebih dari seperdua bagian dari
jumlah seluruh saham, kecuali anggaran dasar menentukan jumlah yang lebih kecil atau
lebih besar
 Apabila jumlah minimum anggota yang dipersyaratkan hadir (kuorum) tidak tercapai,
maka direksi dapat melakukan pemanggilan RUPS kedua
 RUPS kedua baru bisa diselenggarakan apabila lebih dari sepertiga dari jumlah seluruh
saham hadir. Apabila RUPS kedua masih belum mencapai kuorum, perseroan dapat
mengajukan permohonan ke ketua pengadilan tinggi setempat agar ditetapkan kuorum
untuk RUPS ketiga
 Keputusan yang dihasilkan dari RUPS diperoleh berdasarkan musyawarah mufakat.
Keputusan baru dikatakan sah apabila disetujui oleh seperdua bagiian atau lebih dari
jumlah suara, kecuali anggaran dasar atau UUPT menentukan jumlah suara yang
berbeda.
Berdasarkan Pasal 1 angka (5) Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (“UUPT”)
menyebutkan bahwa pengertian Direksi
dalam Perseroan Terbatas (“Perseroan”)
DIREK adalah organ Perseroan yang berwenang
dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan Perseroan untuk kepentingan
SI Perseroan, sesuai dengan maksud dan
tujuan Perseroan serta mewakili
Perseroan, baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan anggaran
dasar.
KEWENANGAN DIREKSI
kewenangan direksi adalah sebagai berikut:
 Salah satu organ Persoran yang memiliki kewenangan penuh atas pengurusan dan hal-hal
terkait kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
 Mewakili Perseroan untuk melakukan perbuatan hukum baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan ketentuan UUPT and anggaran dasar.
 Kewenangan direksi untuk mewakili Perseroan bersifat tidak terbatas dan tidak bersyarat,
kecuali ditentukan lain dalam UUPT, anggaran dasar atau keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham (“RUPS”). Dalam hal anggota direksi terdiri lebih dari 1 (satu) orang, yang 
berwenang mewakili Perseroan adalah setiap anggota direksi, kecuali ditentukan lain dalam
anggaran dasar. Maksud dari pengecualian ini adalah agar anggaran dasar dapat menentukan
bahwa Perseroan dapat diwakili oleh anggota direksi tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal
98 UUPT
 Direksi wajib dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan
tugas pengurusan perseroan dengan tetap memperhatikan keseimbangan
kepentingan seluruh pihak yang berkepentingan dengan aktivitas
perseroan;
 Mewakili perseroan, baik di luar pengadilan (perjanjian, kesepakatan, dll.)
maupun di dalam pengadilan. Tidak ada pihak lain yang dapat bertindak
atas nama perseroan kecuali diberikan kuasa oleh direksi yang berwenang;
 Direksi wajib tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, AD dan keputusan RUPS dan memastikan seluruh aktivitas
TUGAS perseroan telah sesuai dengan ketentuan peraturan-peraturan perundang-
undangan yang berlaku, AD, keputusan RUPS serta peraturan-peraturan
yang ditetapkan oleh perseroan;
DIREKSI  Direksi dalam memimpin dan mengurus perseroan semata-mata hanya
untuk kepentingan dan tujuan perseroan dan senantiasa berusaha
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perseroan;
 Direksi senantiasa memelihara dan mengurus kekayaan perseroan secara
amanah dan transparan, jika diperlukan direksi membutuhkan persetujuan
komisaris atau RUPS dalam setiap pengambilan keputusannya. Untuk itu,
direksi mengembangkan sistem pengendalian internal dan sistem
manajemen resiko secara terstruktural dan komprehensif;
 Direksi akan menghindari kondisi dimana tugas dan kepentingan perseroan
berbenturan dengan kepentingan pribadi.
 Direksi wajib bertanggung jawab penuh atas pengurusan
perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta
mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Sebagai organ yang wajib bertanggungjawab, direksi
mempertanggungjawabkan kepengurusan itu kepada RUPS;
 Direksi wajib membuat dan memelihara daftar pemegang saham,
risalah RUPS dan risalah rapat direksi, menyelenggarakan
pembukuan perseroan; melaporkan kepemilikan sahamnya dan
keluarga yang dimiliki pada perseroan atau perseroan lain;
TANGGUNG  Direksi wajib menyiapkan laporan tahunan (termasuk
pertanggung jawaban tahunan) untuk RUPS;
JAWAB  Direksi wajib memberikan keterangan kepada RUPS mengenai
DIREKSI segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan perseroan;
 Direksi menyelenggarakan RUPS tahunan atau RUPS lain yang
dianggap perlu (termasuk melakukan pemanggilan dan lain-
lain);
 Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan
atau menjadikan jaminan sebagian besar atau seluruh kekayaan
perseroan;
 Direksi wajib menyiapkan rencana penggabungan, peleburan
atau pengambilalihan untuk diajukan kepada RUPS.
 Komisaris menurut Undang-undang Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
adalah organ perseroan yang bertugas
melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar
serta memberikan nasihat kepada direksi.

KOMIS  Ketentuan
komisaris
ini dilanjutkan bahwa dewan
melakukan pengawasan atas

ARIS
kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan
pada umumnya, baik mengenai perseroan
maupun usaha perseroan, dan memberi
nasihat kepada direksi, yang dilakukan untuk
kepentingan perseroan sesuai dengan maksud
dan tujuan perseroan.
TUGAS DAN TANGGUNG
JAWAB KOMISARIS
 mengawasi jalannya perusahaan secara berkala dan mempunyai kewajiban untuk mengevaluasi
tentang hasil yang diperoleh perusahaan
 menentukan siapa yang menjadi direktur
 menyetujui rencana perusahaan yang akan di ajukan oleh pimpinan perusahaan
 memberikan masukan-masukan yang berguna bagi perusahaan.

Hal ini dipertegas dalam Pasal 114 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseoran Terbatas. 
Dalam undang-undang tersebut, disebutkan tugas komisaris adalah:
 mengawasi kegiatan perusahaan
 memberikan nasihat kepada direksi atau pimpinan perusahaan
 bertanggung jawab jika terjadi kerugian perusahaan akibat kelalaiannya
PENUNJUKAN SEORANG KOMISARIS
 pengangkatan dewan komisaris diputuskan pada rapat umum
pemegang saham atau RUPS.
 Dijelaskan kemudian bahwa seorang komisaris tidak boleh pernah
pailit, membuat sebuah perusahaan bangkrut, atau pernah
melakukan tindak pidana dalam hal keuangan.
 Masih mengacu pada Undang-Undang No.40 Tahun
2007, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat menggugat anggota
dewan komisaris yang karena kesalahan atau kelalaiannya
menimbulkan kerugian pada perseroan ke pengadilan negeri.

Anda mungkin juga menyukai