Anda di halaman 1dari 3

Tugas 3 akutansi biaya

Putri Regina Octaviana (043076123)

1. Pengertian dari perlakuan akuntansi atas hasil penjualan bahan baku sisa
cukup sederhana. Ini adalah cara bagaimana perusahaan mencatat dan
mengelola pendapatan dari penjualan bahan baku yang tidak terpakai atau
sisa. Proses ini penting untuk menjaga akurasi laporan keuangan dan
mencerminkan nilai aset yang sebenarnya. Ada beberapa jenis perlakuan
akuntansi yang bisa diterapkan.

 Pertama, pencatatan sebagai pendapatan luar biasa. Ini biasa


dilakukan jika penjualan bahan baku sisa merupakan kejadian yang tidak
sering terjadi.
 Kedua, pencatatan sebagai pengurangan biaya bahan baku. Metode
ini efektif jika penjualan bahan baku sisa terjadi secara rutin dan jumlahnya
signifikan.
 Ketiga, pencatatan dalam akun persediaan. Dalam kasus ini, bahan
baku sisa dikategorikan sebagai bagian dari persediaan dan dijual sebagai
produk biasa. Metode ini cocok untuk industri yang rutin memiliki sisa bahan
baku dengan nilai jual yang baik.

Contoh Perlakuan Akuntansi atas Hasil Penjualan Bahan Baku Sisa


dalam Praktik

Misalnya, sebuah perusahaan tekstil berhasil menjual potongan kain sisa


produksi. Jika hal ini jarang terjadi, perusahaan mungkin mencatatnya
sebagai pendapatan luar biasa. Namun, jika penjualan kain sisa ini rutin,
maka bisa dicatat sebagai pengurangan biaya bahan baku atau bahkan sebagai
bagian dari persediaan.

Contoh lain adalah perusahaan manufaktur yang menjual sisa bahan kimia.
Jika bahan ini berharga dan sering dijual, mencatatnya sebagai persediaan
bisa menjadi pilihan yang bijak. Hal ini membantu dalam menilai kembali
nilai aset dan mengelola persediaan secara efektif.

Pentingnya Perlakuan Akuntansi yang Tepat terhadap Hasil


Penjualan Bahan Baku Sisa

Perlakuan akuntansi yang tepat terhadap hasil penjualan bahan baku sisa
sangat penting. Ini bukan hanya tentang pencatatan yang akurat, tapi juga
tentang bagaimana cara perusahaan menyajikan kondisi keuangannya kepada
stakeholder.
Perlakuan yang tepat memungkinkan perusahaan untuk menyajikan laporan
keuangan yang transparan dan dapat dipercaya. Ini juga membantu dalam
pengambilan keputusan strategis, terutama dalam hal pengelolaan aset dan
pengendalian biaya.

2. a. Jurnal Umum atas kerusakan karena perubahan spesifikasi pelanggan


Tanggal Akun Debit Akun Kredit Jumlah
Agustus 2023 Bahan Baku Kerugian Produksi Rp4.300.000
Agustus 2023 Tenaga Kerja Kerugian Produksi Rp2.000.000
Agustus 2023 Overhead Kerugian Produksi Rp8.400.000
Pendapatan
Agustus 2023 Kerugian Produksi Rp450.000
Penjualan
Penjelasan:
 Akun Debit:
o Bahan Baku: Rp4.300.000 (nilai bahan baku yang rusak karena
perubahan spesifikasi)
o Tenaga Kerja: Rp2.000.000 (biaya tenaga kerja yang sudah
dikeluarkan untuk produksi yang rusak)
o Overhead: Rp8.400.000 (biaya overhead yang sudah
dikeluarkan untuk produksi yang rusak)
 Akun Kredit:
o Kerugian Produksi: Rp14.700.000 (total kerugian produksi yang
diakibatkan oleh perubahan spesifikasi)
o Pendapatan Penjualan: Rp450.000 (harga jual produk yang
lebih rendah dari harga normal)
b. Jurnal Umum jika kerusakan terjadi akibat kelalaian karyawan
Tanggal Akun Debit Akun Kredit Jumlah
Agustus 2023 Bahan Baku Kerugian Produksi Rp4.300.000
Agustus 2023 Tenaga Kerja Kerugian Produksi Rp2.000.000
Agustus 2023 Overhead Kerugian Produksi Rp8.400.000
Pendapatan
Agustus 2023 Kerugian Produksi Rp450.000
Penjualan
Agustus 2023 Kerugian Produksi Gaji Karyawan Rp14.700.000
Penjelasan:
 Akun Debit:
o Bahan Baku: Rp4.300.000 (nilai bahan baku yang rusak karena
kelalaian karyawan)
o Tenaga Kerja: Rp2.000.000 (biaya tenaga kerja yang sudah
dikeluarkan untuk produksi yang rusak)
o Overhead: Rp8.400.000 (biaya overhead yang sudah
dikeluarkan untuk produksi yang rusak)
o Kerugian Produksi: Rp14.700.000 (total kerugian produksi yang
diakibatkan oleh kelalaian karyawan)
 Akun Kredit:
o Pendapatan Penjualan: Rp450.000 (harga jual produk yang
lebih rendah dari harga normal)
o Gaji Karyawan: Rp14.700.000 (gaji karyawan yang harus
dibayarkan sebagai konsekuensi dari kerusakan yang disebabkan oleh
kelalaian mereka)

3. Kos Alokasi Setiap Produk:

Perhitungan Laba Rugi Setiap Produk:

Produk A1: Rp2.625.000.000 - Rp1.050.000.000 = Rp1.575.000.000

Produk A2: Rp950.000.000 - Rp525.000.000 = Rp425.000.000

Produk A3: Rp500.000.000 - Rp1.680.000.000 = -Rp1.180.000.000


(kerugian)

Produk A4: Rp5.040.000.000 - Rp1.225.000.000 = Rp3.815.000.000

Produk A5: Rp3.670.500.000 - Rp875.000.000 = Rp2.795.500.000

Keputusan terhadap Produk yang Rugi: Produk A3 memiliki kerugian.


Keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan produksi Produk A3 perlu
dianalisis lebih lanjut. Faktor seperti permintaan pasar, kontribusi terhadap
keseluruhan laba, dan potensi perbaikan perlu dipertimbangkan sebelum
mengambil keputusan

Anda mungkin juga menyukai