Anda di halaman 1dari 4

1.

Jelaskan macam-macam perlakuan akuntansi atas hasil penjualan


bahan baku sisa?
Jawaban:

Ada beberapa macam perlakuan akuntansi yang dapat dilakukan atas hasil
penjualan bahan baku sisa. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Pendapatan Lain-lain:
Bahan baku sisa dapat dijual sebagai barang yang tidak terkait dengan
aktivitas utama perusahaan. Dalam hal ini, pendapatan dari penjualan
bahan baku sisa akan diakui sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan
laba rugi.
2. Pendapatan Penjualan:
Jika bahan baku sisa masih memiliki nilai ekonomis dan dapat dijual
sebagai bahan baku oleh pihak lain, maka pendapatan dari penjualan
bahan baku sisa dapat diakui sebagai pendapatan penjualan dalam
laporan laba rugi.
3. Pengurangan Biaya Produksi:
Penjualan bahan baku sisa juga dapat digunakan untuk mengurangi biaya
produksi. Dalam hal ini, pendapatan dari penjualan bahan baku sisa akan
dikurangkan dari biaya produksi dalam laporan laba rugi.
4. Pengurangan Persediaan:
Jika bahan baku sisa dianggap sebagai bagian dari persediaan
perusahaan, maka penjualan bahan baku sisa akan mengurangi jumlah
persediaan dalam neraca perusahaan.
Perlu diingat bahwa perlakuan akuntansi atas hasil penjualan bahan baku sisa
dapat berbeda-beda tergantung pada kebijakan akuntansi perusahaan dan
standar akuntansi yang berlaku. Oleh karena itu, penting untuk mengacu pada
kebijakan dan standar akuntansi yang relevan dalam menentukan perlakuan
yang tepat.

2. Buatlah Jurnal Umum atas kerusakan karena perubahan spesifikasi pelanggan tersebut
a. Jurnal Umum atas kerusakan karena perubahan spesifikasi pelanggan

Tanggal Akun Debit Akun Kredit Jumlah

Agustus 2023 Bahan Baku Kerugian Produksi Rp4.300.000

Agustus 2023 Tenaga Kerja Kerugian Produksi Rp2.000.000

Agustus 2023 Overhead Kerugian Produksi Rp8.400.000

Agustus 2023 Kerugian Produksi Pendapatan Penjualan Rp450.000

Seningga:

Akun Debit:
• Bahan Baku: Rp4.300.000 (nilai bahan baku yang rusak karena perubahan
spesifikasi)
• Tenaga Kerja: Rp2.000.000 (biaya tenaga kerja yang sudah dikeluarkan untuk
produksi yang rusak)
• Overhead: Rp8.400.000 (biaya overhead yang sudah dikeluarkan untuk produksi
yang rusak)
Akun Kredit:
• Kerugian Produksi: Rp14.700.000 (total kerugian produksi yang diakibatkan oleh
perubahan spesifikasi)
• Pendapatan Penjualan: Rp450.000 (harga jual produk yang lebih rendah dari harga
normal)

b. Buatlah Jurnal Umum jika kerusakan terjadi akibat kelalaian karyawan


Tanggal Akun Debit Akun Kredit Jumlah

Agustus 2023 Bahan Baku Kerugian Produksi Rp4.300.000

Agustus 2023 Tenaga Kerja Kerugian Produksi Rp2.000.000

Agustus 2023 Overhead Kerugian Produksi Rp8.400.000

Agustus 2023 Kerugian Produksi Pendapatan Penjualan Rp450.000

Agustus 2023 Kerugian Produksi Gaji Karyawan Rp14.700.000

Sehingga:

Akun Debit:
• Bahan Baku: Rp4.300.000 (nilai bahan baku yang rusak karena kelalaian karyawan)
• Tenaga Kerja: Rp2.000.000 (biaya tenaga kerja yang sudah dikeluarkan untuk
produksi yang rusak)
• Overhead: Rp8.400.000 (biaya overhead yang sudah dikeluarkan untuk produksi
yang rusak)
• Kerugian Produksi: Rp14.700.000 (total kerugian produksi yang diakibatkan oleh
kelalaian karyawan)
Akun Kredit:
• Pendapatan Penjualan: Rp450.000 (harga jual produk yang lebih rendah dari
harga normal)
• Gaji Karyawan: Rp14.700.000 (gaji karyawan yang harus dibayarkan sebagai
konsekuensi dari kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian mereka)
3. Hitunglah kos alokasi setiap produk perhitungan laba rugi setiap

produk. Jika ada kerugian, apakah menurut Anda produk yang rugi
tersebut harus dihentikan? Jelaskan alasan Anda?
Produk Jumlah yang diproduksi Alokasi Kos Bersama Hasil Pendapatan

A1 250 unit Rp875.000.000 Rp2.625.000.000

A2 300 unit Rp1.050.000.000 Rp950.000.000

A3 150 unit Rp525.000.000 Rp500.000.000

A4 480 unit Rp1.680.000.000 Rp5.040.000.000

A5 350 unit Rp1.225.000.000 Rp3.670.500.000


Sehingga:

1. Tingkat permintaan pasar: Jika produk yang mengalami kerugian memiliki permintaan
pasar yang rendah dan tidak menunjukkan potensi peningkatan, maka menghentikan
produksi produk tersebut mungkin merupakan pilihan yang bijaksana.

2. Potensi perbaikan: Jika terdapat peluang untuk memperbaiki kinerja produk yang
mengalami kerugian, misalnya dengan melakukan perubahan pada strategi pemasaran atau
pengurangan kos produksi, maka menghentikan produksi mungkin tidak diperlukan.

3. Dampak terhadap produk lain: Jika produk yang mengalami kerugian memiliki keterkaitan
dengan produk lain dalam portofolio perusahaan, maka perlu dipertimbangkan dampak
penghentian produksi terhadap produk lainnya.

4. Potensi kontribusi di masa depan: Meskipun suatu produk saat ini mengalami kerugian,
namun jika memiliki potensi untuk memberikan kontribusi yang signifikan di masa depan,
maka perlu dipertimbangkan untuk tetap melanjutkan produksi.

5. Jika ada produk yang mengalami kerugian, seperti produk A3 yang memiliki laba rugi
sebesar Rp. 185.000.000, maka perlu dipertimbangkan apakah produk tersebut harus
dihentikan. Keputusan ini harus didasarkan pada analisis lebih lanjut, termasuk faktor-
faktor seperti potensi pertumbuhan pasar, kontribusi produk terhadap citra merek, dan
kemampuan perusahaan untuk memperbaiki kinerja produk tersebut

Anda mungkin juga menyukai