Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKUNTANSI BIAYA
PRODUK CACAT METODE RATA-RATA & PRODUK CACAT
MOTODE MPKP
Dosen Pengampu : Ibu. Selpina Iek

Delsy Delfia Salamor 2020001


Juliet Oietono 2020019
Nelly Bosawer 2020009
Natalia Sogen 2020005
Clarita kolin 2020007
Brenda Kawer 2020024

PROGRAM STUDI D/IV AKUNTANSI PERPAJAKAN


POLITEKNIK SAINT PAUL
KOTA SORONG
TAHUN
2023
KATA PENGANTAR

Segala Puji Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
NYA kami diberikan kesehatan hingga makalah “Produk cacat metode
rata-rata dan produk cacat metode MPKP” dapat diselesaikan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan berbagai informasi kepada kami, sehingga penyusunan
Usulan makalah ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari bahwa selama penulisan makalah kami banyak
kekurangan. Untuk itu kami mohon maaf apabila ada kesalahan.
Selanjutnya,kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk bahan penyempurnaan pembuatan makalah berikutnya. Dan kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya,
umumnya bagi pembaca.

Sorong, 05 Juni 2023

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
1.1..Latar Belakang Masalah..............................................................
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................
1.4. Manfaat Penulisan.......................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................
2.1. Pengertian Produk cacat..............................................................
2.2. Pengertian Produk cacat Normal.................................................
2.3. Pengertian Produk cacat tidak normal.........................................
2.4. Contoh Produk cacat metode rata-rata.........................................
2.2. Contoh Produk cacat metode MPKP...........................................
BAB III PENUTUP...............................................................................
3.1. Kesimpulan..................................................................................
3.2. Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sisa bahan (scrap material) meliputi bahan yang tersisa dari proses
produksi yang tidak bisa digunakan lagi untuk tujuan yang sama tetapi
berguna untuk tujuan yang lainnya atau dapat dijual kepada pihak lain.
Sisa bahan dapat berupa serbuk atau potongan sisa pemprosesan
bahan, bahan cacat yang tidak bisa dipakai atau dikembalikan ke
pemasok, dan suku cadang produk yang cacat akibat kesalahan
karyawan atau mesin.
Sisa bahan yang berupa bahan atau suku cadang yang cacat akibat
kesalahan karyawan dan tidak laku dijual, biayanya harus dihitungkan
dan secara periodik dilaporkan kepada manajemen. Karena terjadi akibat
kesalahan, biaya tersebut harus diakui sebagai kerugian.

1.2. Rumusan masalah


1.2.1. Apa pengertian Dari produk Cacat ?
1.2.2. Apa itu Produk cacat Normal ?
1.2.3. Apa itu Produk cacat tidak Normal ?
1.2.4. Bagaimana Produk cacat metode rata-rata ?
1.2.5. Bagaimana Produk cacat Metode MPKP ?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Untuk mengetahui apa itu produk cacat
1.3.2. Untuk mengetahui apa itu produk cacat normal
1.3.3. Untuk mengetahui apa itu produk cacat tidak normal
1.3.4. Untuk mengetahui bagaimana produk cacat pada metode
rata-rata
1.3.5. Unruk mengetahui bagaimana produk cacat pada metode
MPKP

1.4. Manfaat Penulisan


1.4.1. Sebagai salah satu syarat diajukan untuk mata kuliah
akuntansi biaya

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Produk Cacat


Produk cacat adalah unit produk yang tidak memenuhi standar
produksi tetapi, baik segi teknis maupun ekonomis, dapat diperbaiki
(diproses ulang) supaya dapat dijual sebagai produk standar atau substandar.
Masalah akuntansi produk cacat adalah mengenai perlakuan tambahan biaya
produksi yang terjadi untuk memperbaikinya. Biaya perbaikan merupakan
bagian dari biaya yang harus dipertanggung jawabkan yang dapat
dibebankan sebagai kerugian atau penambahan biaya produksi, tergantung
unit cacat yang terjadi normal atau tidak normal.
Contoh:
Radio yang tidak dapat mengeluarkan suara. Setelah diperbaiki maka
radio tersebut dapat dijual sebagai produk baik.
Kedua, timbulnya produk cacat disebabkan karena konsumen
Contoh:
Perusahaan Mebel Indah telah memproduksi kursi kayu dengan
ornamen besi sesuai pesanan Ibu Sonia, saat hendak diantarkan ibu Sonia
mengubah rancangannya menjadi kursi kayu dengan ornamen kayu.
Perlakuan akuntansi untuk produk cacat tergantung pada
penyebabnya. Jika produk cacat disebabkan oleh konsumen, biaya
perbaikan dibebankan ke pesanan. Jika produk cacat disebabkan karena
kesalahan saat proses produksi, biaya perbaikan dibebankan ke akun Biaya
Overhead Pabrik Sesungguhnya. Sebagai contoh, Perusahaan Mebel Indah
memproduksi pesanan kursi kayu dengan ornamen besi yang diberi nomor
pesanan 900.
Biaya yang dibebankan untuk pesanan tersebut adalah sebagai
berikut.
Biaya bahan Rp150.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp100.000
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp 50.000
Total biaya produksi Rp300.000
Terjadi perubahan desain, yaitu ornamen besi diganti dengan
ornamen kayu sehingga timbul biaya perbaikan sebagai berikut.
Biaya bahan Rp50.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp20.000
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp10.000
Total biaya produksi Rp80.000
Jadi, perlakuan akuntansi untuk biaya perbaikan dapat
dilakukan berdasarkan 2 hal, yaitu perubahan karena permintaan
konsumen dan perubahan karena kesalahan saat proses produksi.
Perubahan Karena Permintaan Konsumen. Jika perubahan
tersebut disebabkan karena permintaan konsumen, biaya perbaikan
akan dijurnal sebagai berikut.
Barang Dalam Proses Rp 80.000
Bahan Rp 50.000
Gaji dan Upah Rp 20.000
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Rp 10.000

Total biaya produksi sekarang menjadi Rp380.000 (biaya


produksi sebelum terjadi perbaikan sebesar Rp300.000 ditambah
dengan biaya perbaikan Rp80.000). Jika perusahaan menjual dengan
laba 50%, pesanan nomor 900 akan dijual seharga Rp570.000 (150%
x Rp380.000). Saat pesanan nomor 900 diserahkan kepada pemesan
maka akan dijurnal sebagai berikut.

Barang Jadi Rp380.000


Barang Dalam Proses Rp380.000
Piutang dagang Rp570.000
Penjualan Rp570.000
Harga Pokok Penjualan Rp380.000
Barang Jadi Rp380.000
Perubahan Karena Kesalahan Saat Proses Produksi. Jika
perubahan tersebut disebabkan karena kesalahan saat proses
produksi, biaya perbaikan akan dijurnal sebagai berikut
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 80.000
Bahan Rp50.000
Gaji dan Upah Rp20.000
Biaya Overhead pabrik Dibebankan Rp.10.000
Total biaya produksi sekarang tetap sebesar Rp300.000. Jika
perusahaan menjual dengan laba 50%, pesanan nomor 900 akan
dijual dengan harga sebesar Rp450.000 (150% > Rp300.000). Saat
pesanan nomor 900 diserahkan kepada pemesan maka akan dijurnal
sebagai berikut.
Barang Jadi Rp300.000
Barang Dalam Proses Rp300.000
Piutang Dagang Rp450,000
Penjualan Rp450,000
Harga Pokok Penjualan Rp300,000
Barang Jadi Rp300,000
Produk cacat dapat bersifat normal ataupun tidak normal,
singkatnya seperti berikut Perlakuan atas biaya tambahan ada 2
yaitu:
Jika Cacat Normal : Biaya Perbaikan akan menambah Biaya
Produksi.
Jika Cacat Tidak Normal : Biaya Perbaikan diperlakukan sebagai
rugi produk cacat. Biaya Produksi tidak bertambah. Produk cacat
masuk dalam perhitungan unit ekuivalen.

2.2. Pengertian Produk Cacat Normal


Produk cacat normal adalah jumlah unit produk cacat yang lazim
terjadi dalam operasi produksi yang efisien. Biaya perbaikan unit cacat
normal harus diperhitungkan sebagai bagian dari biaya produksi di
departemen tempat terjadinya. Salah satu caranya adalah melalui biaya
overhead yang dibebankan berdasarkan tarif yang sudah diperhitungkan di
dalamnya biaya perbaikan produk cacat normal. Biaya perbaikan produk
cacat normal yang terjadi dalam suatu periode dicacat sebagai penambah
biaya overhead pabrik sesungguhnya.
Jurnal:
BOP Sesungguhnya xxx
Bahan xxx
Gaji dan Upah xxx
BOP Dibebankan xxx
Apabila belum diperhitungkan ketika perusahaan menentukan tarif
pembebanan overhead pabrik, biaya perbaikan unit cacat normal harus
diperlakukan sebagai bagian dari biaya produk dengan cara memasukkannya
ke dalam perhitungan biaya per unit di departemen terjadinya (persediaan
barang dalam proses).
Jurnal:
Barang dalam proses xxx
Bahan xxx
Gaji dan Upah xxx
BOP Dibebankan xxx

Contoh soal
PT Shuzuka memulai usahanya bulan Agustus 2006, dan perusahaan
memproduksi satu jenis produk mainan anak-anak melalui dua departemen
produksi, yaitu departemen perakitan dan departemen penyelesaian. Karena
sifat proses produksinya agak rumit tidak bisa dihindari terjadimya produk
cacat.
Data Produksi
Departemen Perakitan
Produk Masuk Proses 5.000 unit
Produk Ditransfer ke departemen penyelesaian 4.600 unit
Produk cacat (karena kesalahan) 100 unit
Produk dalam proses akhir 300 unit
(Tingkat penyelesaian : 100% biaya bahan, 75% biaya konversi)

Departemen Penyelesaian
Produk Diterima dari departemen perakitan 4.700
unit
Produk selesai ditransfer ke gudang 4.100 unit
Produk cacat (karena kesalahan) 200 unit
Produk dalam proses akhir 400 unit
(Tingkat penyelesaian : 100% biaya bahan, 80% biaya konversi)
Departemen Departemen
perakitan penyelesaian
Biaya bahan RP. 6.250.000
Biaya tenaga kerja RP. 4.925.000 RP. 3.842.000
Biaya overhead RP. 3.693.750 RP. 2.034.000
pabrik
Total RP. 14.868.750 RP. 5.876.000
Biaya perbaikan
Biaya bahan RP. 1.000.000
Biaya tenaga kerja RP. 615.625 RP. 778.000
Biaya overhead RP. 365.375 RP. 417.000
paprik

Unit Ekuivalen
Departemen Perakitan
Produk Selesai + (PDP akhir x Tingkat Penyelesaian)
+ Produk Cacat
Bahan : 4.600 unit + (300 unit x 100%) + 100 unit
= 5.000 unit
Biaya konversi : 4.600 unit + (300 unit x 75%) + 100 unit
= 4.925 unit
Departemen Penyelesaian
Bahan baku : 4.100 unit + (400 unit x 100%) + 200 unit
= 4.700 unit
Biaya konversi : 4.100 unit + (400 unit x 80%) + 200 unit
= 4.620 unit
2.3. Pengertian Produk cacat tidak normal
Produk cacat tidak normal adalah jumlah unit cacat yang melebihi
jumlah normal.
Jurnal:
Rugi produk cacat tidak normal xxx
Bahan xxx
Gaji dan Upah xxx
BOP Dibebankan xxx
Pembuatan laporan biaya produksi dalam kasus terjadi biaya
perbaikan produk cacat berbeda, tergantung pada:
1. Metode aliran biaya yang digunakan (Rata-rata atau MPKP)
2. Biaya perbaikan produk cacat normal sudah atau belum
diperhitungkan dalam penentuan tarif pembebanan overhead
pabrik.
Contoh :
PT Shuzuka memulai usahanya bulan Agustus 2006, dan perusahaan
memproduksi satu
jenis produk mainan anak-anak melalui dua departemen produksi, yaitu
departemen perakitan
dan departemen penyelesaian. Karena sifat proses produksinya agak rumit
tidak bisa dihindari
terjadimya produk cacat.
Data Produksi
Departemen Perakitan
Produk Masuk Proses 5.000 unit
Produk Ditransfer ke departemen penyelesaian 4.600 unit
Produk cacat (karena kesalahan) 100 unit
Produk dalam proses akhir 300 unit
(Tingkat penyelesaian : 100% biaya bahan, 75% biaya konversi)
Departemen Penyelesaian
Produk Diterima dari departemen perakitan 4.700
unit
Produk selesai ditransfer ke gudang 4.100 unit
Produk cacat (karena kesalahan) 200 unit
Produk dalam proses akhir 400 unit
(Tingkat penyelesaian : 100% biaya bahan, 80% biaya konversi)
Departemen Departemen
Perakitan Penyelesaian

Biaya Bahan Rp 6.250.000


Biaya Tenaga Kerja Rp 4.925.000 Rp 3.696.000
Biaya Overhead Rp 3.693.750 Rp 1.848.000
Pabrik
Total Rp 14.868.750 Rp 5.544.000
Biaya Perbaikan : tidak dibebankan sebagai pengurang biaya
produksi, tetapi dimasukkan ke rekening rugi produk cacat

Biaya bahan Rp 1.000.000


Biaya tenaga kerja Rp 615.625 Rp 778.000
Biaya overhead Rp 3.69.375 Rp 417.000
pabrik

PT Shuzuka
Laporan Biaya Produksi
Departemen Perakitan
Bulan Agustus 2006
1. Skedul kuantitas
Produk Masuk Proses = 5.000 unit
Produk Ditransfer ke departemen penyelesaian = 4.600 unit
produk cacat (karena kesalahan) = 100 unit
Produk Dalam Proses Akhir = 300 unit
(100% bahan, 75% biaya konversi)
= 5.000 unit
2.
Biaya di Total Unit Biaya/unit
bebankan Ekuivalen
HP. Dari 5.000 unit Rp. 1.250
Departemen Rp. 6.250.000
Perakitan
Tenaga kerja Rp. 4.925.000 4.925 unit Rp. 1.000
BOP Rp. 3.693.750 4.925 unit Rp. 750
total Rp. 14.868.750 Rp. 3.000

3. Pertanggungjawaban Biaya
HP. Selesai produk baik : 4.600 unit x Rp 3.000
Rp 13.800.000
HP. Produk cacat diperbaiki : 100 unit x Rp 3.000
Rp 300.000 +
HP. Selesai ditransfer ke departemen penyelesaian : 4.700 unit
Rp 14.100.000

HP. Produk dalam Proses


Biaya Bahan : 300 x 100% x Rp 1.250 = Rp 375.000
Biaya Tenaga Kerja : 300 x 75% x Rp 1.000 = Rp 225.000
Biaya Overhead : 300 x 75% x Rp 750 = Rp 168.750 +
Rp 768.750 +
Rp 14.868.750
PT Shuzuka
Laporan Biaya Produksi
Departemen Penyelesaian
Bulan Agustus 2006
1. Skedul kuantitas
Produk Masuk Proses = 4.700 unit
Produk baik ditranfer ke gudang = 4.100 unit
produk cacat (karena kesalahan) = 200 unit
Produk Dalam Proses Akhir = 400 unit
(100% bahan, 80% biaya konversi)
= 4.700 unit
2.
Biaya Total Unit Biaya/unit
Dibebankan Ekuivalen
Elemen Biaya
HP. Dari Rp. 14.100.000 4.700 unit Rp 3.000
Departemen
Perakitan
Tenaga kerja Rp. 3.696.000 4.620 unit Rp 800
BOP Rp. 1.848.000 4.620 unit Rp 400
Total Rp. 19.644.000 Rp 4.200

3. Pertanggungjawaban Biaya
HP. Selesai produk baik : 4.100 unit x Rp 4.200
Rp 17.220.000
HP. Produk cacat diperbaiki : 200 unit x Rp 4.200
Rp 840.000 +
HP. Selesai ditransfer ke gudang : 4.300 unit Rp 18.060.000
HP. Produk dalam Proses
Hp. Departemen Perakitan : 400 x 100% x Rp 3.000
=Rp 1.200.000
Biaya Tenaga Kerja : 400 x 80% x Rp 800 = Rp 256.000
Biaya Overhead : 400 x 80% x Rp 400 = Rp 128.000+
Rp1. 584.000 +
Rp 19.644.000
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Saat melakukan kegiatan produksi, perusahaan dapat mengalami
kerugian yang disebabkan adanya sisa bahan (materials scrap), produk
cacat (defective goods), dan produk rusak (spoilage goods). Timbulnya
keadaan tersebut dapat disebabkan karena sifat pengerjaan pesanan yang
sulit atau karena keteledoran. Apa pun penyebabnya, keadaan tersebut
membutuhkan biaya perbaikan., dapat berupa biaya bahan baku, tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik yang harus harus dilaporkan. Jika
penyebabnya merupakan keteledoran, laporan tersebut menjadi pemicu
manajemen akuntansi untuk menindaklanjuti supaya terjadi peningkatan
kualitas yang tujuan akhirnya untuk meminimalisir kerugian.
DAFTAR PUSTAKA

 BIAYA-PROSES-ATAS-KERUGIAN-PRODUKSI.pdf
 meet 9&10_akbi_penentuan biaya proses_akuntansi kerugian
produksi.pdf
 Metode Rata-Rata Bergerak: Contoh Soal dan Pembahasan - Ilmu
Statistika

Anda mungkin juga menyukai