Anda di halaman 1dari 12

PENGANGGARAN BISNIS

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK


ANGGARAN BEBAN USAHA
Dosen : Didit Herlianto, DRS.MSI
Kelas : EM-E

Disusun Oleh:
Ohan Berlyanti 141180055
Klarisa Erlina Putri 141180056
Inas Al Mumtahana 141180139
Shelina Yuridhita 141180141

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA
MARET, 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Adapun maksud dan tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen
pada mata kuliah Penganggaran Bisnis.

Dalam proses penyusunan tugas ini pasti menjumpai hambatan, namun berkat dukungan
dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Didit Herlianto,
DRS.MSI selaku Dosen Penganggaran Bisnis di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.

Besar harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya
dan dapat membantu teman-teman yang lain dikemudian hari. Akhir kata, kami mohon maaf
apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Yogyakarta, 1 Maret 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu yang sangat
kompleks. Pertumbuhan suatu badan usaha biasanya tidak lepas dari berbagai permasalahan yang
dihadapi perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari semakin banyaknya transaksi yang terjadi,
perubahan dan permintaan konsumen dan target laba yang diinginkan pemilik modal.
Permasalahan konsumen tersebut diiringi dengan adanya situasi dan kondisi yang semakin
kompetitif. Maka para pengusaha dan manajer memperoleh tantangan yang lebih berat, yaitu
meningkatkan efektifitas serta efisiensi operasi perusahaan yang dikelola.
Peningkatan efektifitas dari efisiensi tersebut, tidak lepas dari bagaimana manajemen
perusahaan dapat merencanakan, mengorganisasi dan mengawasi jalannya perusahaan. Seperti
yang telah diketahui bahwa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk
jadi.
Dalam makalah ini, yang akan lebih banyak dikaji adalah tentang biaya overhead pabrik.
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang tidak melekat dan sulit untuk diidentifikasi pada
produk, sehingga memerlukan perlakuan yang khusus demi tercapainya harga pokok produk
yang tepat. Biaya ini memang sulit penetapannya sedangkan jumlah dan pengaruhnya relatif
besar dibandingkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian biaya overhead pabrik?


2. Bagaimana penggolongan biaya overhead pabrik ?
3. Bagaiamana cara penentuan tarif biaya overhead pabrik?
4. Bagaimana pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya?
5. Bagaimana alokasi bop departemen pembantu ke departemen produksi?
6. Bagaimana tujuan dan sifat biaya overhead pabrik?
7. Bagaimana cara penyusunan anggaran bop per departemen?
BAB II
PEMBAHASAN
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP)

2.1 PENGERTIAN

Biaya Overhead Pabrik adalah semua biaya produksi kecuali biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja (ini untuk perusahaan yang proses produksinya berdasarkan metode harga pokok
proses)
Biaya Overhead Pabrik adalah semua biaya produksi kecuali biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung (ini untuk perusahaan yang proses produksinya berdasarkan metode harga
pokok pesanan)
Anggaran biaya overhead pabrik adalah suatu perencanaan yang terperinci mengenai biaya –
biaya tidak langsung yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi selama periode yang
akan dating ,meliputi jenis biaya, waktu,serta tempat (departemen) dimana biaya itu terjadi.

2.2 PENGGOLONGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

1. Menurut sifatnya :
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan
c. Biaya tenaga kerja tidak langsung
d. Biayayang timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap
e. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai
2. Menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
a. Biaya overhead pabrik tetap
b. Biaya overhead pabrik variabel
c. Biaya overhead pabrik semi variabel
3. Menurut hubungannya dengan departemen
a. Biaya overhead pabrik langsung departemen
Yaitu BOP yang terjadi dalam departementertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh
departemen tersebut.Contoh : biaya gaji mandor dalam departemen produksi,biaya depresiasi
mesin ,biaya bahan penolong.
b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen
Yaitu BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh : biaya
depresiasi,pemeliharaan ,asuransi gedung pabrik dimana pabrik digunakan oleh beberapa
departemen produksi.

2.3 PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK

Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan , biaya overhead pabrik yang dibebankan
kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka. Alasan pembebanan biaya overhead
pabrik kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka adalah sebagai berikut :
1. Pembebanan BOP atas dasar biaya sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-
rubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke bulan yang
lain. Hal ini akan berakibat pada penyajian harga pokok persediaan dalam neraca dan besar
kecilnya laba atau rugi yang disajikan dalam laporan R/L. Apabila BOP yang sesungguhnya
terjadi dibebankan kepada produk,maka harga pokok produksi per satuan akan berfluktuasi
karena :
a. Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan
b. Perubahan tingkat efisiensi produksi
c. Adanya BOP yang terjadi secara sporadic,menyebar tidak merata selama jangka waktu setahun
d. Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu
2. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan metode harga pokok
pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan
selesai dikerjakan. Padahal ada elemen biaya overhead pabrik yang baru dapat diketahui
jumlahnya pada akhir setiap bulan,dan akhir tahun. Contoh : bila perusahaan memakai listrik dari
PLN ,tagihan baru dapat diketahui pada akhir bulan.
Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik
a) Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
b) Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk
c) Menghitung tarif biaya overhead pabrik

3. Menyusun anggaran BOP


Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kegiata (kapasitas) yang akan
dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang dapat
dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran BOP :
a) Kapasitas teoritis
Adalah kapaitas pabrik atau suatu departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh
tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu.
b) Kapasitas normal
Adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka
panjang.
c) Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan
Adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkiraan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan
dating

2.4 PENGUMPULAN BIAYA OVERHEAD PABRIK SESUNGGUHNYA

Contoh BOP yang sesungguhnya terjadi

PT ABC
Anggaran BOP untuk tahun 2012
Atas dasar kapasitas normal 75.000 jam mesin
No Jenis Biaya Tetap / Jumlah
Rekening Variabel
5101 Biaya bahan penolong V Rp. 1.050.000,-
5102 Biaya listrik V Rp. 1.450.000,-
5103 Biaya bahan bakar V Rp. 750.000,-
5104 Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp. 1.500.000,-
T Rp. 2.000.000,-
5105 Biaya kesejahteraan karyawan T Rp. 1.500.000,-
5106 Biaya reparasi dan pemeliharaan V Rp. 500.000,-
T Rp. 500.000,-
5107 Biaya asuransi gedung T Rp. 600.000,-
5108 Biaya depresiasi T Rp. 800.000,-
V Rp. 5.300.000,-
Jumlah
T Rp.5.400.000,-
Jumlah Total Rp. 10.700.000,-

Pengumpulan BOP sesungguhnya dalam metode full costing


Berkaitan dengan soal diatas,maka jurnal yang dibuat untuk mencatat BOP yang sesungguhnya
terjadi sebagai berikut :
BOP sesungguhnya Rp. 10.700.000,-
Persediaan bahan penolong Rp. 1.100.000,-
Persediaan bahan bakar Rp. 750.000,-
Gaji dan upah Rp. 5.000.000,-
Persediaan suku cadang Rp. 1.000.000,-
Persekot asuransi gedung Rp. 600.000,-
Akumulasi depresiasi mesin Rp. 800.000,-
Kas Rp. 1.450.000,-

Perhitungan dan analisis BOP dengan metode full costing :


Pada akhir periode akuntansi dilakukan perhitungan selisih BOP yang dibebankan kepada
produk sebagai berikut :
BOP yang dibebankan kepada produk Rp. 10.500.000,-
BOP yang sesungguhnya Rp. 10.700.000,-
Selisih BOP Rp. 200.000,-

Untuk mencatat selisih BOP tersebut ,perlu dibuat jurnal sebagai berikut :
a. Jurnal untuk menutup rekening BOP yang dibebankan ke rekening BOP sesungguhnya
BOP yang dibebankan Rp. 10.500.000,-
BOP sesungguhnya Rp. 10.500.000,-
b. Jurnal untuk selisih BOP
Selisih BOP Rp. 200.000,-
BOP sesungguhnya Rp. 200.000,-
Pengumpulan BOP sesungguhnya dalam metode variabel costing
Karena dalam metode variabel costing BOP tetap sesungguhnya dibebankan sebagai biaya dalam
periode terjadinya ,tidak diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi maka BOP
sesungguhnya yang telah dicataat dalam rekening BOP sesungguhnya kemudian dipecah menjadi
2 kelompok biaya : BOP variabel sesungguhnya dan BOP tetap sesungguhnya
Jurnal :
BOP sesungguhnya Rp. 10.700.000,-
Persediaan bahan penolong Rp. 1.100.000,-
Persediaan bahan bakar Rp. 750.000,-
Gaji dan upah Rp. 3.500.000,-
Persediaan suku cadang Rp. 500.000,-
Persekot asuransi gedung Rp. 600.000,-
Akumulasi depresiasi mesin Rp. 800.000,-
Kas Rp. 3.450.000,-

Jurnal yang dibuat untuk mencatat pemisahan BOP yang sesungguhnya terjadi menurut
perilakunya :
BOP variabel sesungguhnya Rp. 5.300.000,-
BOP tetap sesungguhnya Rp. 5.400.000,-
BOP sesungguhnya Rp. 10.700.000,-

Perhitungan dan analisis selisih BOP dengan metode variabel costing


BOP variabel yang dibebankan kepada produk Rp. 5.437.500,-
BOP variabel yang sesungguhnya Rp. 5.300.000,-
Selisih BOP variabel Rp. 137.500,-
Untuk mencatat selisih BOP tersebut perlu dibuat dua jurnal sebagai berikut :
a. Jurnal untuk menutup rekening BOP yang dibebankan ke rekening BOP variabel sesungguhnya
BOP variabel yang dibebankan Rp. 5.437.500,-
BOP variabel sesungguhnya Rp. 5.437.500,-
b. Jurnal untuk selisih BOP
Selisih BOP variabel Rp. 137.500,-
BOP variabel sesungguhnya Rp. 137.500,-

Selisih BOP variabel Rp. 137.500,- dan jumlah ini disebut selisih pengeluaran variabel.Karena
metode variabel costing tidak membebankan BOP tetap kepada produk,maka tidak ada selisih
yang dihitung yang bersangkutan dengan kapasitas.

2.5 ALOKASI BOP DEPARTEMEN PEMBANTU KE DEPARTEMEN PRODUKSI

Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi dapat dilakukan dengan salah satu
dari cara berikut :
1. Metode alokasi langsung
BOP departemen pembantu dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang
menikmatinya.Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen
pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departemen pembantu yang
memakai jasa departemen pembantu yang lain.

2. Metode alokasi bertahap


Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai
oleh departemen produksi saja,tetapi digunakan pula oleh departemen pembantu yang lain.
Contoh : departemen pembangkit listrik memberikan jasa berupa listrik kepada departemen
bengkel.
Sebaliknya departemen pembangkit tenaga listrik menerima jasa reparasi dan pemeliharaan
dari departemen bengkel. Baik departemen bengkel dan pembangkit tenaga listrik,keduanya
adalah departemen pembantu. Metode alokasi bertahap dibagi menjadi 2 kelompok metode :
a. Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbale balik antar departemen
pembantu,yang termasuk dalam kelompok metode ini : metode alokasi kontinyu dan metode
aljabar
b. Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbale balik antar
departemen pembantu.Metode alokasi yang termasuk dala kelompok ini adalah metode urutan
lokasi yang diatur .

2.6 TUJUAN DAN SIFAT BIAYA OVERHEAD PABRIK

Tujuan pengawasan biaya overhead pabrik :


1. Mengetahui penggunaan biaya secara lebih efisien
2. Menentukan harga pokok produk secara lebih cepat
3. Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dengan tempat (departemen) dimana
biaya dibebankan
4. Sebagai alat pengawasan biaya overhead pabrik

Sifat Biaya Overhead Pabrik


Sifat biaya overhead pabrik terdiri dari tiga macam :

1. Biaya tetap Adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah (tetap) pada berbagai tingkat
produksi. Termasuk dalam biaya ini misalnya biaya depresiasi gedung, mesin, kendaraan, gaji
pegawai bagian produksi.
2. Biaya Variabel Adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan jumlah produksi
pada satu periode.Termasuk ke dalam biaya ini misalnya biaya bahan penolong.
3. Biaya semivariabel Adalah biaya yang jumlahnya berubah tetapi tidak proporsional
dengan perubahan jumlah produksi.Termasuk dalam biaya ini adalah biaya pemeliharaan, biaya
tenaga kerja tidak langsung.

2.7 PENYUSUNAN ANGGARAN BOP PER DEPARTEMEN

1. Penaksiran BOP langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun
anggaran
2. Penaksiran BOP tak langsung departemen
Biaya tak langsung departemen-departemen yang menikmati manfaatnya atas dasar distribusi
tertentu,yaitu :

Biaya tak langsung departemen Dasar distribusi


a) Biaya depresiasi gedung Meter persegi luas lantai
b) Biaya reparasi dan pemeliharaan gedung Meter persegi luas lantai
c) Gaji pengawas departemen Jumlah karyawan
d) Biaya angkut bahan baku Biaya bahan baku
3. Distribusi BOP tak langsung departemen ke departemen-departemen yang menikmati
manfaatnya
4. Penjumlahan BOP per departemen
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Biaya Overhead Pabrik adalah semua biaya produksi kecuali biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja (ini untuk perusahaan yang proses produksinya berdasarkan metode harga pokok
proses). Biaya-biaya produksi yang tidak dapat dikategorikan ke dalam biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung atau yang wujud riilnya adalah biaya bahan baku tidak langsung dan
biaya tenaga kerja tidak langsung serta biaya pabrik lainnya dikelompokkan tersendiri yang
disebut biaya overhead pabrik. Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk
mengendalikan biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produk. Pengendalian BOP dapat
lebih mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga
dengan demikian akan memperjelas tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam
depaartemen tertentu. Dengan digunakannya tarif-tarif BOP yang berbeda-beda untuk tiap
departemen, maka pesanan atau produk yang melewati suatu departemen produksi akan dibebani
dengan BOP. Sesuai dengan departemen bersangkutan.

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetauan dan wawasan kirta khususnya
tentang materi Anggaran Biaya Overhead Pabrik, penulis berharap dengan makalah ini kita
sebagai orang yang terpelajar sekaligus mahasiswa jurusan manajeman tidak hanya lihai dalam
berinteraksi dan mencari relasi tetapi juga mampu menguasai konsep sedetail mungkin untuk
menunjang perjalanan karir kita kedepannya dalam suasana yang tentunya semakin hari semakin
berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

http://tugashamidanshori.blogspot.co.id/2015/01/makalah-anggaran-biaya-overhead.html

Anda mungkin juga menyukai