Anda di halaman 1dari 22

Materi : Akuntansi Biaya

Dionysia Kowanda

Biaya Overhead Pabrik 1


Biaya Produksi
Bahan Tenaga BOP
baku kerja

TARIF

Biaya Tidak “SARANG”


Langsung → sulit aktivitas-aktivitas
• ditelusuri non value-added
PENGGOLONGAN BOP

SIFAT

PERILAKU

HUBUNGAN
DEPARTEMEN
BOP berdasarkan SIFATnya
1. Bahan Penolong
2. Reparasi dan Pemeliharaan
3. Biaya tenaga kerja tak langsung
4. Biaya yang timbul akibat penilaian terhadap
aktiva tetap
5. Biaya yang timbul sebagai akibat beralunya
waktu
6. Biaya overhead pabrik lain
Berdasarkan : Sifat

Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung

Bekerja pada Dept. Bekerja pada Dept.


Produksi Penolong
• Kepala Dept. Produksi • Karyawan dept.
• Karyawan administrasi pembangkit tenaga listrik
pabrik dan uap
• Mandor • Karyawan bengkel
• Karyawan dept. gudang
Berdasarkan : Sifat

Biaya yang timbul sebagai


akibat penilaian terhadap
aktiva tetap

Terdiri dari :
1.Biaya depresiasi bangungan pabrik,
mesin dan ekupmen
2.Perkakas laboratorium, alat kerja dan
aktiva lain yang digunakan di dalam
pabrik
Berdasarkan : Sifat

Biaya yang timbul sebagai


akibat berlalunya waktu

Terdiri dari :
1. Asuransi gedung, mesin dan ekupmen
2. Asuransi kendaraan
3. Asuransi kecelakaan kerja
4. Amortisasi kerugian trial-run
Biaya BOP berdasarkan
Prilaku

Variabel : Tetap : Semivariabel :


- Bahan penolong - Deperesiasi - Listrik dan telfon
- Asuransi dept. produksi
- Gaji Adm pabrik
- dll

Pengendalian
Biaya → HARUS
DIPISAH !!!
Biaya BOP berdasarkan
Hubungan Dengan
Departemen!

Langsung Dept Tak Langsung


Dept.
Terjadi pada dept. tertentu dan Manfaatnya dinikmati oleh lebih
Manfaat hanya dinikmati oleh dept. dari satu departemen
ybs
Contoh : Contoh :
Mandor dept produksi Depresiasi mesin
Depresiasi mesin Asuransi gedung pabrik
Bahan baku penolong
Mengapa Tarif …?

1.Biaya Overhead berubah-ubah tiap


periode → Tarif bervariasi → Harga pokok
berfluktuasi
2.Ada beberapa biaya BOP yang diketahui
besarannya pada akhir periode, seperti
listrik
3.Perubahan tingkat kegiatan produksi dari
tiap periode
Langkah Penentuan Tarif

Menyusun
anggaran Memilih Dasar Memilih Menghitung
Pembebanan Kapasitas Tarif
BOP
Memilih Dasar Pembebanan

Pemilihan :
1. Dominan
• Unit Produksi
2. Terjadi Korelasi
• Jam Mesin
• Jam Tenaga Kerja Langsung
• Biaya Bahan Baku
• Biaya Tenaga Kerja Langung
Formula Dasar
Tafsiran BOP / periode
Tarif = --------------------------------------------------
Tafsiran Dasar Pembebanan / periode

Contoh :
Tafisran BOP/tahun Rp. 2.000.000
Tafsiran jumlah produk yang dihasilkan 4.000 unit
Tafsiran jam mesin yang digunakan 10.000 JM
Tafsiran jam TKL yang digunakan 2.000 jam
Tafsiran BBB yang digunakan Rp. 4.000.000
Tafsiran BTK yang dikeluarkan Rp. 5.000.000
Memilih Kapasitas Produksi

Kapasitas Teoritis
→ Kapasitas ideal
Kapasitas Praktis
→ Kapasitas Teoritis – hambatan internal
Kapasitas Normal
→ Kapasitas Sesuai dengan kemampuan
perusahaan / kapasitas fisik pabrik
Kapasitas Yang Diharapkan
→ Diperkirakan akan dapat dicapai di tahun yad
PT. BISMARK GRUP
Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tahun 2014
Kapasitas Normal 80.000 Jam Mesin
No Rek Jenis Biaya T/V Jumlah
5101 Bahan Penolong V Rp. 1.050.000
5102 Biaya Listrik V Rp. 1.500.000
5103 Biaya Bahan Bakar V Rp. 1.000.000
5104 Biaya TKTL V Rp. 1.500.000
T Rp. 2.000.000
5105 Kesejahteraan T Rp. 1.500.000
5106 Reparasi V Rp. 750.000
T Rp. 500.000
5107 Asuransi Gedung T Rp. 600.000
5108 Biaya Depresiasi T Rp. 800.000
JUMLAH V Rp. 5.800.000
T Rp. 5.400.000
JUMLAH TOTAL Rp. 11.200.000

Tarif BOP Variabel : Rp. 5.800.000 : 80.000 Rp. 72,5/JM


Tarif BOP Tetap : Rp. 5.400.000 : 80.000 Rp. 67,5/JM
Tarif BOP Total Rp. 140,0/JM
PT. BISMARK GRUP
Anggaran Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya 2014
Kapasitas Rill 75.000 Jam Mesin
No Rek Jenis Biaya T/V Jumlah
5101 Bahan Penolong V Rp. 1.100.000
5102 Biaya Listrik V Rp. 1.450.000
5103 Biaya Bahan Bakar V Rp. 750.000
5104 Biaya TKTL V Rp. 1.500.000
T Rp. 2.000.000
5105 Kesejahteraan T Rp. 1.500.000
5106 Reparasi V Rp. 500.000
T Rp. 500.000
5107 Asuransi Gedung T Rp. 600.000
5108 Biaya Depresiasi T Rp. 800.000
JUMLAH V Rp. 5.300.000
T Rp. 5.400.000
JUMLAH TOTAL Rp. 10.700.000
Pembebanan BOP ke Produk

• Full Costing
BDP – BOP 10.500.000*)
→ BOP Yang Dibebankan 10.500.000
*) Rp. 140 x 75.000 JM = Rp. 10.500.000

• Variabel Costing
BDP – BOP 5.437.500**)
→ BOP Yang Dibebankan 5.437.500
**) Rp. 72.5 x 75.000 JM = Rp. 5.437.500
Pengendalian BOP

BOP Yang
Dibebankan
SELISIH
(VARIANCE)
BOP
Sebenarnya
Selisih BOP
SELISIH Perbedaan antara biaya
ANGGARAN sesungguhnya dengan
Variabel taksiran biaya yang
seharusnya dikeluarkan
menurut anggaran
SELISIH Perbedaan karena TIDAK
KAPASITAS Tetap dipakainya kapasitas yang
dianggarkan

BOP Yang Dibebankan


(75.000 unit x Rp. 140) Rp. 10.500.000
BOP Sesungguhnya Rp. 10.700.000
---------------------
SELISIH BOP Rp. 200.000 (R)
Selisih Anggaran
• BOP Rill Rp. 10.700.000
• BOP tetap Rp. 5.400.000
---------------------
• BOP variabel rill Rp. 5.300.000
• BOP variabel yang dibebankan
(Rp. 72.5 x 75.000 JM) Rp. 5.437.500
---------------------
SELISIH ANGGARAN Rp. 137.500 (M)
Selisih Kapasitas
• BOP tetap rill = dianggarkan Rp. 5.400.000
• BOP tetap yang dibebankan
Rp. 67.5 x 75.000 unit Rp. 5.062.500
-------------------
SELISISH KAPASITAS Rp. 337.500 (R)

Atau ….. lkapasitas rill – normalI x tarif tetap

→ (80.000 – 75.000) x Rp. 67.5 Rp. 337.500 (R)


Perlakukan Selisih
Kesalahan Akibat Ketidak-
Penetapan Tarif efisienan
DIBAGI RATA : Sebagai :
1. Persediaan Produk 1. Pengurang Harga
Dalam Proses Pokok Penjualan →
2. Persediaan Produk Selisih Laba
Jadi 2. Penambah Harga
3. Harga Pokok Pokok Penjualan →
Penjualan Selisih Rugi

Anda mungkin juga menyukai