Anda di halaman 1dari 33

Metode Harga Pokok Pesanan

Job Order Cost Method

PT. Kangen Berat adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan dengan menggunakan
metode harga pokok pesanan. Pada bulan November 2014 perusahaan mendapat pesanan untuk
mencetak brosur sebanyak 5.000 lembar dari CV. Selalu Menanti dengan harga yang dibebankan
adalah Rp. 2.500,- per lembar. Pada bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan
sebanyak 50 spanduk dari CV. Ingin Berjumpa dengan harga Rp. 425.000,- per buah. Pesanan
dari CV. Selalu Menanti diberi kode pesanan ELANG-01 dan pesanan dari CV. Ingin Berjumpa diberi
nomor ELANG-02.

Data Kegiatan dan Produksi

1. Pada tanggal 11 November 2014 dibeli bahan baku dan penolong dengan cara kredit yakni
sebagai berikut :

Bahan Baku

Kertas untuk brosur Rp. 2.150.000,-

Kain putih 200 meter Rp. 3.750.000,-

Bahan Penolong

Bahan Penolong B1 Rp. 450.000,-

Bahan Penolong B2 Rp. 550.000,-

2. Dalam pemakaian bahan baku dan penolong untuk memproses pesanan ELANG-01 dan
ELANG-02 diperoleh informasi sebagai berikut :

Bahan baku kertas dan bahan penolong B1 digunakan untuk memproses pesanan ELANG-01,
sedangkan bahan baku kain dan bahan penolong B2 dipakai untuk memproses pesanan ELANG-02.

3. Untuk penentuan Biaya Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi
menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung dengan perhitungan sebagai berikut.

a. Upah langsung untuk pesanan ELANG-01 240 jam @Rp. 9.000,-.

b. Upah langsung untuk pesanan ELANG-02 menghabiskan sebanyak 360 jam @Rp. 9.000,-.
c. Upah tidak langsung adalah Rp. 2.500.000,-.

d. Gaji Karyawan Bagian Pemasaran dikeluarkan sebesar Rp. 4.000.000,-.

e. Gaji Karyawan Bagian Administrasi & Umum sebesar Rp. 2.250.000,-.

4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik. Perusahaan dalam hal ini menggunakan tarif BOP sebesar
150% dari Biaya Tenaga Kerja Langsung, baik pesanan ELANG-01 dan ELANG-02.

Biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi dalam kaitannya dengan pesanan di atas, adalah
sebagai berikut.

Biaya pemeliharaan gedung Rp. 500.000

Biaya depresiasi gedung pabrik Rp. 1.000.000

Biaya depresiasi mesin Rp. 1.500.000

Biaya pemeliharaan mesin Rp. 250.000

Biaya asuransi gedung pabrik & mesin Rp. 750.000


5. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi. Berdasarkan informasi untuk pesanan ELANG-01 telah
selesai dikerjakan.

6. Pencatatan Harga Pokok Produk Dalam Proses. Berdasarkan informasi diketahui bahwa untuk
pesanan ELANG-02 masih dalam proses penyelesaian.

7. Pencatatan Harga Pokok Produk yang dijual. Pesanan ELANG-01 telah diserahkan kepada
pemesan. Dan dari penyerahan tersebut pemesan akan membayar dengan cara kredit.

DIMINTA

Berdasarkan informasi di atas, buatlah jurnal yang diperlukan berdasarkan Metode Harga Pokok
Pesanan.

Penyelesaian :

Metode Harga Pokok Pesanan

Job Order Cost Method

Jurnal-Jurnal yang diperlukan :

1. Pencatatan Pembelian Bahan Baku & Penolong

Persediaan Bahan Baku Rp. 5.900.000,-

Hutang Dagang Rp. 5.900.000,-

Persediaan Bahan Penolong Rp. 1.000.000,-

Hutang Dagang Rp. 1.000.000,-

2. Pencatatan Pemakaian Bahan Baku & Penolong


BDP Biaya Bahan Baku Rp. 5.900.000,-

Persediaan Bahan Baku Rp. 5.900.000,-

BOP Sesungguhnya Rp. 1.000.000,-

Persediaan Bahan Penolong Rp. 1.000.000,-

3. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja

a. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja yang terutang

Gaji & Upah Rp. 14.150.000,-

Utang Gaji & Upah Rp. 14.150.000,-

b. Pencatatan Distribusi Biaya TK

Biaya TK Langsung Rp. 5.400.000,-

Biaya TK Tdk Langsung Rp. 2.500.000,-

Biaya Pemasaran Rp. 4.000.000,-

Biaya Adm & Umum Rp. 2.250.000,-

Gaji & Upah Rp. 14.150.000,-

c. Pembayaran Gaji & Upah

Utang Gaji & Upah Rp. 14.150.000,-

Kas Rp. 14.150.000,-

4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

BDP Biaya Overhead Pabrik Rp. 8.100.000,-

BOP yg Dibebankan Rp. 8.100.000,-

BOP yg Sesungguhnya Rp. 4.000.000,-

Persediaan Bahan Bangunan Rp. 500.000,-

Akum. Depr. Gedung Pabrik Rp. 1.000.000,-

Akum. Depr. Mesin Rp. 1.500.000,-

Persediaan Suku Cadang Rp. 250.000,-


Persekot Asuransi Rp. 750.000,-

BOP yg Dibebankan Rp. 8.100.000,-

BOP yg Sesungguhnya Rp. 8.100.000,-

Selisih BOP :

Untuk menentukan selisih BOP dicari dengan cara membandingkan antara jumlah BOP yang
dibebankan dengan jumlah seluruh BOP yang sesungguhnya terjadi.

Berdasarkan soal di atas, selisih BOP dapat ditentukan dengan cara :

BOP yang Sesungguhnya:

Jurnal No. #2 Rp. 1.000.000,-

Jurnal No. #3b Rp. 2.500.000,-

Jurnal No. #4 Rp. 4.000.000,-

Jumlah BOP yg Sesungguhnya Rp. 7.500.000,-

BOP yang Dibebankan Rp. 8.100.000,-

(Selisih pembebanan lebih)

Jurnal Selisih BOP

BOP yg Sesungguhnya Rp. 600.000,-

Selisih BOP Rp. 600.000,-

5. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi (ELANG-01)

Persediaan Produk Jadi Rp. 8.000.000,-

BDP- Biaya Bahan Baku Rp. 2.600.000,-

BDP- Biaya TK Langsung Rp. 2.160.000,-

BDP- Biaya Overhead Pabrik Rp. 3.240.000,-

6. Pencatatan Harga Pokok Produk Dlm Proses (ELANG-02)

Persediaan PDP Rp. 12.400.000,-

BDP- Biaya Bahan Baku Rp. 4.300.000,-


BDP- Biaya TK Langsung Rp. 3.240.000,-

BDP- Biaya Overhead Pabrik Rp. 4.860.000,-

7. Pencatatan Harga Pokok Produk yg Dijual

Harga Pokok Produksi Rp. 8.000.000,-

Persediaan Produk jadi Rp. 8.000.000,-

Piutang Dagang Rp. 12.500.000,-

Harga Pokok Produksi Rp. 12.500.000,-

SUMBER: Galih Rido Alif, 2016. Akuntansi Biaya. Modul Cost Accounting: Universitas BSI Bandung

http://ssukmaa.blogspot.co.id/2016/04/contoh-kasus-akuntansi-biaya-metode.html

PT. ADIPURA SETIA ABADI adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan bahan
baku menjadi produk siap dijual. Berikut adalah data data biaya produksi perusahaan yang
dikumpulkan pada akhir periode 2005:

1. Biaya produksi.

Biaya bahan baku (raw material ) Rp. 8.000 / unit

Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost ) Rp. 5.500 / unit

Total biaya overhead pabrik (BOP) Rp. 800.000.000 / th

(Variabel 70%, Tetap 30%)

Total biaya administrasi dan umum Rp. 72.000.000 / th

(Variabel 40%, Tetap 60%)

Total biaya pemasaran Rp. 55.000.000 / th

(Variabel 60%, Tetap 40%)

2. Harga jual produk jadi sebesar Rp 52.000/unit


3. Data penjulan dan produksi

Persediaan awal 6.500 unit

Produksi 95.000 unit

Penjualan 60.000 unit

Persediaan akhir 12.500 unit

Diminta:

1. Tentukan biaya produksi per unit dengan metode full costing dan variabel costing !

2. Susunlah laporan laba rugi dengan metode full costing dan variabel costing !

3. Buat analisis perbedaan laba antara kedua metode tersebut dan cari penyebabnya!

JAWABAN CONTOH KASUS

1. Biaya Produksi per Unit

v BOP Tetap/unit = 30% x Rp. 800.000.000 = 2.526,3 ,-/unit

95.000

v BOP Variabel/unit = 70% x 800.000.000 = 5.894,7 ,-/unit

95.000

Biaya Produksi /

Unit Metode Full Costing Metode Variabel Costing

BBB 8.000 8.000

BTKL 5.500 5.500


BOP Variabel 5.894,7 5.894,7

BOP Tetap 2.526,3 -

Total Biaya Produksi 21.921 19.394,7

2. Laporan Rugi Laba

a. Full Costing

INCOME STATEMENT

Penjualan ( 60.000 x Rp. 52.000) Rp. 3.120.000.000

HPP

Persediaan Awal ( 6.500 x Rp. 21.921 ) Rp. 142.486.500

BBB ( 95.000 x Rp. 8.000 ) Rp. 760.000.000

BTKL (95.000 x Rp. 5.500) Rp. 522.500.000

BOP Variabel (95.000 x Rp 5.894,7) Rp. 559.996.500

BOP Tetap (95.000 x Rp 2.526,3) Rp. 239.998.500 +

. Biaya produksi Rp. 2.082.495.000 +

BTUD Rp. 2.224.981.500

Persediaan akhir (12.500 x 21.921) ( Rp. 274.012.500) +

HPP (Rp1.950.969.000) -

Laba kotor Rp. 1.169.031.000

Biaya operasi :

Biaya administrasi dan umum

* Variabel (40% x 72.000.000) = Rp. 28.800.000

* Tetap (60% x 72.000.000) = Rp.43.200.000 +

Rp. 72.000.000
Biaya Pemasaran

* Variabel (60% x 55.000.000) = Rp. 33.000.000

* Tetap (40% x 55.000.000) = Rp. 22.000.000 +

Rp. 55.000.000 +

Total biaya operasi (Rp. 127.000.000) -

Laba Bersih Rp. 1.042.031.000

b. Variabel Costing

INCOME STATEMENT

Penjualan ( 60.000 x Rp. 52.000) Rp.3.120.000.000

HPP

Persediaan Awal ( 6.500 x Rp. 19.394,7 ) Rp. 126.065.550

BBB ( 95.000 x Rp. 8.000 ) Rp. 760.000.000

BTKL (95.000 x Rp. 5.500) Rp. 522.500.000

BOP Variabel (95.000 x Rp 5.894,7) Rp. 559.996.500

Biaya Produksi Rp. 1.842.496.500 +

BTUD Rp. 1.968.562.050

Persediaan Akhir ( 12.500 x 19.394,7) (Rp. 242.433.750) -

HPP Rp. 1.726.128.300

*By Adm & Um Var (40% x 72.000.000) Rp. 28.800.000

*By Pemasaran Var(60% x 55.000.000) Rp. 33.000.000 +

Total Biaya Variabel Rp 1.787.928.300 -

Laba Kontribusi Rp. 1.332.071.700Biaya


Tetap

*BOP Tetap (95.000 x 2.526,3) Rp. 239.998.500

*Biaya Adm & Umum Tetap (60% x 72.000.000) Rp. 43.200.000


*Biaya Pemasaran Tetap (40% x 55.000.000) Rp. 22.000.000 +

Total Biaya Tetap Rp. (305.198.500)

- Laba Bersih Rp. 1.026.873.200

4. Setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa laba usaha dengan metode full costing sebesar
Rp. 1.042.031.000,- lebih besar dari pada menggunakan metode variabel costing sebesar Rp.
1.026.874.200,- Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan dalam penentuan biaya
produksi per unit dimana dalam metode full costing biaya produksi/unit sebesar Rp 21.921 dan pada
metode variabel costing sebesar Rp. 19.394,7, sehingga berpengaruh pada nilai persediaan awal dan
persediaan akhir pada kedua mertode tersebut, yang pada akhirnya menyebabkan perbedaan pada
besarnya laba usaha.

http://finance-jurnal.blogspot.co.id/2014/08/contoh-kasus-penentuan-HARGA-POKOK-PRODUKSI-
hpp-konvensional.html

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia mengenali arti nilai suatu
barang dan alat tukar, semenjak mengenal nilai arti suatu barang, manusia melakukan tukar-
menukar barang dengan memperhatikan nilai barang dan memerlukan pencatatan perhitungan
harta kekayaan (Akuntansi), pencatatan terus berkembang dari waktu ke waktu sampai dengan
kemajuan peradaban manusia.
Pencatatan yang lebih lengkap sejalan dengan perkembangan dunia usaha muncul dikota
Venesia, Italia. Seorang biarawan pakar Matematika yang bernama Lucas Paciolo pada tahun
1494.

Sisitem akuntansi yang dikemukakan Lucas Paciolo yang berkembang dan mendasari sistem
akuntansi yang adipakai dalam dunia usaha sekarang ini.
Akuntansi Biaya Adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran
terhadapnya.
BiayaDalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam arti sempit biaya merupakan bagian daripada harga pokok yang dikorbankan di dalam
usaha untuk memperoleh penghasilan.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal uraian tersebut diatas dan untuk mengarahkan pembahasan maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Pengertian akuntansi
2.Pengertian akuntansi biaya
3.Pengertian akuntansi biaya dalam Arti Luas dan Sempit

C. Pembatasan Masalah
Dalam hal pembahasan yang di lakukan memiliki cakupan yang di batasi, maka penyusun
membatasi masalah sebagai berikut
1.Pengertian akuntansi
2.Pengertian Akuntansi biaya
D. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan makalh ini adalah untuk
memperoleh gambaran mengenai pokok bahasan. Adapun maksud dan tujuan pembuatan
makalh ini adalah:
1.Untuk mengetahui pengertian akuntansi secara umum
2.Untuk mengetahui pengertian akuntansi biaya secara umum dan lebih Luas
3.Untuk mengetahui manfaat dari akuntansi Biaya Dan agar mengetahui mengenai Akuntansi
biaya lebih Mendalam

BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Akuntansi
Akuntansi sering disebut bahasa dunia usaha (Bussines language) karena di akuntansi
merupakan alat komunikasi perusahaan dalam menginformasikan peristiwa ekonomi kepada
yang memerkukan. Dengan melalui laporan akuntansi perusahaan dapat menyampaikan pesan
kepada pihak-pihak yang ingin mengetahui posisi keuangan, dan tingkat perspektif perusahaan
yang berguna untuk membantu pengan bilan keputusan.
American Institut Of Certified Public Accountan (AICPA) mengemukakan bahwa akuntansi
adalah seni pencatatan, pengelompokan dan pengiktisaran menurut cara yang berarti dan di
nyatakan dalam nilai uang. Segala transaksi dan kejadian yang sedikitnya bersifat keuangan,
kemudian ditafsirkan hasilnya. Seni di tafsirkan dari segi fisik dan kebijaksanaan.
American Accouting Association (AAA) juga merumuskan bahwa akuntansi adalah proses
mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi dalam sebuah perusahaan
sehingga di mungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan bagi mereka yang
menggunakan informasi.
B.Fungsi dan Pengertian Akuntansi Biaya
Pengertian Akuntansi Biaya Adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta
penafsiran terhadapnya.
BiayaDalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam arti sempit biaya merupakan bagian daripada harga pokok yang dikorbankan di dalam
usaha untuk memperoleh penghasilan.
Pengertian Lain Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat
manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta
menyajikannya informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (cost) berbeda biaya (cost)
adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban (expense) adalah expired cost yaitu
pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan
dengan revenue pada periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak ada hubungannya dengan
perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada hubungannya dengan realisasi hasil
penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost ataupun expense tetapi digolongkan sebagai
loss.
Fungsi Akuntansi Biaya yakni:
a. Untuk mengukur pengorbanan nilai masukan tersebut guna menghasilkan informasi bagi
pihak manajemen, apakah mendapat profit atau tidak
b. Menghasilkan informasi bagi manajemen sebagai dasar untuk merencanakan alokasi sumber
daya ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran.
Manajemen biaya :
1. Membutuhkan pengertian yang lebih mendalam tentang struktur biaya suatu perusahaan
2. Manage r harus mampu menentukan kegiata dan proses jangka pendek dan jangka panjang
Informasi Manajemen Biaya
Informasi yang dibutuhkan untuk mengolah secara efektif perusahaan atau organisasi non laba
Informasinya mengenai:
1. Informasi keuangan = biaya dan pendapatan
3. Informasi non keuangan yang relevan (produktivitas,kualitas dan faktor-faktor kunci lainnya)
Penggunaan pihak internal untuk membantu manajemen
Proses pencatatan,penggolongan, peringkasan dan penyajian,serta penafsiran informasi biaya
adalah tergantung untuk siapa proses tersebut ditujukaan. Proses akuntansi biaya dapat
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar perusahaan, dalam hal ini proses akuntansi
biaya dapat merupakan bagian dari akuntansi keuangan

PERBEDAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN


AKUNTANSI MANAJEMEN

Persamaan :
1. Kedua tipe akuntansi tersebut merupakan sistem pengolah informasi yang menghasilkan
informasi keuangan.
2. Sebagai penyedia informasi keuangan yang bermanfaat bagi seseorang untuk pengambilan
keputusan

Perbedaan.:
Perbedaan pokok antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen terletak pada :

a).pemakai laporan akutansi dan tujuan mereka


b).lingkup informasi
c).fokus informasi
d).rentang waktu
e).kriteria bagi informasi akuntansi
f).disiplin sumber
g).isi laporan
h).sifat informasi
Gambar berikut ini merupakan penjelasan mengenai perbedaan antara kedua tipe tersebut :

Perbedaan Pokok Akuntansi Keuangan dan


Akuntansi Manajemen

No. Keterangan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen


1. Pemakai Utama Para manajer puncak dan pi- Para manajer dari berbagai
hak luar perusahaan. jenjang organisasi

2. Lingkup Perusahaan secara keselu- Bagian dari perusahaan


Informasi ruhan
3. Fokus Berorientasi pada masa Berorientasi pada masa
Informasi Yang lalu yang akan datang.
4. Rentang waktu Kurang fleksibel. Biasanya Fleksibel : bisa harian, minggu
Mencakup jangka waktu ku- an, bulanan, bahkan bisa 10
Artalan, tengah tahun, th-an tahunan.
5. Kriteria bagi Dibatasi oleh prinsip akunt- Tidak ada batasan, kecuali
Informasi Akun- Ansi yang lazim manfaat yang dapat dipero-
Tansi. leh oleh manaj dari informasi
dibandingkan dg pengorban
an untuk memperoleh informa
si tersebut.
6. Disiplin Sumber Ilmu Ekonomi Ilmu Ekonomi dan Psikologi
Sosial
7. Isi Laporan Laporan berupa ringkasan Laporan bersifat rinci menge-
Mengenai perusahaan seba- nai bagian dari perusahaan.
Gai keseluruhan.
8. Sifat Informasi Ketepatan informasi merupa- Unsur taksiran dalam infor-
Kan hal yg penting Masi adalah besar.

Proses akuntansi biaya dapat di tunjukan pula untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam
perusahaan. Dengan demikian akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik Akuntansi
manajemen .
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yakni : penentuan harga pokok produk,
pengendalian biaya, dan penganbilan keputusan khusus. Untuk memenuhi tujuan penentuan
harga pokok produk, akuntansi biaya mencatat penggolongan dan meringkas biaya-biaya
pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya
untuk menentukan harga pokok produk ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar
perusahaan.
Oleh karena itu, untuk melayani kebutuhan pihak luar tersebut, akuntansi biaya untuk penentuan
harga produk tunduk pada prinsip-prinsip akuntansiyang lazim. Di samping itu, penentuan harga
pokok produk untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilayani oleh akuntansi manajemen yang
tidak selalu terikat dengan prinsip akuntansi yang lazim. Misalnya, metode variable costing untuk
penentuan harga pokok produk dan penyajian informasi biaya untuk memenuhi kebutuhan
manajemen dalam perencanaan dan penganbilan keputusan jangka pendek.
Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan
untuk memeproduksi satu-satunya produk. Jika biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan,
akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya
sesuai dengan biaya yang seharusnya tersebut. Akuntansi biaya kemudian melakukan analisis
terhadap penyimpana biaya sesungguhnya dengan biaya yang seharusnya dan menyajiakan
informasi mengenai penyebab terjadinya selisih tersebut.
Dari analisis penyimpangan dan penyebabnya tersebut manajemen akan dapat
mempertimbangkan tindakan koreksi, jika hal ini perlu dilakukan. Dari analisis ini juga
manajemen puncak akan dapat mengadakan penilaian prestasi para manager dibawahnya.
Akunta si biaya untuk tujuanpengendalian biaya ini lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
pihak dalam perusahaan. Aspek prilaku manusia dalam akuntansi biaya untuk tujuan
pengendalian biaya adalah besar. Dengan demikian akuntansi biaya untuk tujuan pengendalian
biaya merupakan bagian dari akuntansi manajemen. Lihat sistem biaya standar, baik dengan
metode full costing (Bab 13 sistem biaya standar metode variable costing) pengambilan
keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi yang relevan
dengan pengambilan keputusan khusus menyajikan biaya masa yang akan datang (future
costs). Informasi biaya ini tidak dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu
proses peramalan. Karena keputusan khusus merupakan sebagian besar kegiatan manajemen
perusahaan, Laporan akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan penganbilan keputusan adalah
bagian dari akuntansi manajemen.
Untuk memenuhi bagian dari kebutuhan manajemen dalam pengambilan keputusan, akuntansi
biaya mengembangkan berbagai konsep informasi biaya untuk pengambilan keputusan, seperti,
biaya kesempatan (Ooportunity cost), biaya Hipotetis (hypothical cost), biaya tambahan
(Incremental cost), biaya terhindarkan (avoidable cost), dan pendapatan yang hilang (Forgone
revenue).
C. Manfaat Akuntansi Biaya
Tujuan atau manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu
informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu
untuk:
1. Perencanaan dan Pengendalian Laba. Akuntansi biaya menyediakan informasi
atau data biaya masa lalu yang diperlukan untuk menyusun perencanaan, dan
selanjutnya atas dasar perencanaan tersebut, biaya dapat dikendalikan dan
akhirnya pengendalian dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.
2. Penentuan Harga Pokok Produk atau Jasa. Penetapan harga pokok akan dapat
membantu dalam : (a) penilaian persediaan baik persediaan barang jadi maupun barang dalam
proses, (b) penetapan harga jual terutama harga jual yang didasarkan kontrak, walaupun tidak
selamanya penentuan harga jual
berdasarkan harga pokok, (c) penetapan laba.
3. Pengambilan Keputusan oleh Manajemen.
4. Untuk menghasilkan manfaat dimasa depan

Tujuan Akuntansi Biaya


Yakni untuk menyediakan informasi biaya bagi kepentingan manajemen guna membantu mereka
di dalam mengelola perusahaan atau bagiannya.
D. Klasifikasi Biaya
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang digunakan untuk berbagai
tujuan, sehingga penggolongan biaya juga didasarkan atas disesuaikan dengan tujuan tersebut.
Klasifikasi Biaya (Penggolongan Biaya)
Biaya dapat digolongkan menjadi beberapa golongan atas dasar, yakni sebagai berikut :
1.Obyek Pengeluaran
2.Fungsi-Fungsi Pokok Perusahaan.
3.Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai.
4.Atas Dasar Tingkah Lakunya terhadap Perubahan Volume Kegiatan.
5.Jangka Waktu
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menggolongkan biaya diantaranya :
1. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan
a. Factory Cost (Biaya Produksi)
1. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
3. Biaya Tidak Langsung (Factory Overhead)
b. Commercial Expense (Operating Expense)
1. Marketing and Selling Expense
2. General & Administration Expense
2. Berdasarkan Periode Akuntansi
a. Capital Expenditure (Pengeluaran Modal). Pengeluaran ini akan memberi
manfaat pada beberapa periode akuntansi. Jenis pengeluaran ini
dikapitalisir dan dicantumkan sebagai harga perolehan. Suatu pengeluaran
dikelompokkan sebagai capital expenditure jika pengeluaran ini memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi, jumlahnya relatif besar, dan
pengeluaran ini sifatnya tidak rutin.
b. Revenue Expenditure (Pengeluaran Penghasilan). Pengeluaran ini akan
memberi manfaat pada periode akuntansi dimana pengeluaran ini terjadi.
Pengeluaran ini menjadi beban pada periode tersebut, dan dicantumkan
dalam income statement. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai revenue
expenditure jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada periode
terjadinya pengeluaran tersebut, jumlahnya relatif kecil, dan umumnya
pengeluaran ini sifatnya rutin.

3. Berdasarkan Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya


a. Biaya Terkendali (Controllable Cost). Adalah biaya yang secara langsung
dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam jangka
waktu tertentu.
b. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost). Adalah biaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang manajer atau pejabat tingkatan tertentu.

4. Karakteristik Biaya Dihubungkan Dengan Keluarannya


a. Biaya Engineered. Adalah elemen biaya yang mempunyai hubungan phisik yang eksplisit
dengan output.
b. Biaya Discretionary. Biaya ini disebut juga managed cost atau programmed cost adalah
semua biaya yang tidak mempunyai hubungan yang akurat dengan output.
c. Biaya Commited atau biaya kapasitas. Adalah semua biaya yang terjadi
dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam kegiatan
produksi, pemasaran dan administrasi.

5. Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya


a. Biaya Tetap. Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah
berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya Variabel. Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya
aktifitas tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah
secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume
kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel.
c. Biaya Semi Variabel. Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai
dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak
sebanding/proporsional.

6. Berdasarkan Objek yang dibiayainya


a. Biaya Langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasi
kepada objek atau pusat biaya tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat
diidentifikasi pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang
manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.

E. Sistem Akuntansi Biaya


Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua
sistem yaitu :
1. Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya). Yaitu sistem
pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai
dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini, harga pokok
produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya
dikumpulkan.
2. Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar). Yaitu sistem pembebanan harga pokok
kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok yang telah ditentukan/ditaksir
sebelum suatu produk atau pesanan dikerjakan.
ABC (Activity Based Cost) System
Diuji coba pada awal dekade 1990-an di USA
F. Sistem Pengumpulan Harga Pokok
1. Job Order Cost. Yaitu suatu metode pengumpulan harga pokok produk yang
dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. Jadi setiap ada pesanan
mempunyai harga pokok tersendiri yang dibuat dalam job cost sheet. Pada
metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi pesanan pelanggan.
2. Process Cost. Yaitu metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya
dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi
diperusahaan dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan
homogen, dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada
metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi stock.

G. Manfaat Biaya Perunit.


1. Perusahaan Munafaktur
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya
sehingga biaya perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya perunit
adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan,
penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan biaya
persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi setiap
perusahaan pada setiap akhir periode.
Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan
tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya
produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non produksi.
Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka informasi biaya perunit
diperoleh dari total biaya produksi, sedangkan untuk pengambilan keputusan untuk menerima
atau menolak pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan beroperasi dibawah kapasitas
produksi, maka informasi biaya yang dibutuhkan adalah informasi biaya variabel.
Perusahaan munafaktur, Pada umumnya Akuntansi biaya yang dibahas dalam mata kuliah ini
adalah yang diterapkan dalam perusahaan manufaktur. Alasannya lebih kompleks apabila
dibandingkan dg perusahaan lain. Kegiatan pokok perusahaan manufaktur yakni mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur
a. Fungsi produksi
b. Fungsi pemasaran
c. Fungsi administrasi dan umum.

Berdasarkan fungsi di atas, maka dalam perusahaan manufaktur dapat dibagi menjadi : Biaya
produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi & umum.

Perusahaan Manufaktur Yakni Perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi
produk jadi dan melakukan penjualan produk tersebut kepada konsumen atau perusahaan
manufaktur lain.

Kegiatan pengolahan bahan baku, menjadi produk jadi memer- lukan 3 kelompok pengorbanan
sumber ekonomi, yakni :

(1) Pengorbanan bahan baku


(2) Pengorbanan jasa tenaga kerja,dan
(3) Pengorbanan jasa fasilitas.

Dalam pemasaran produk jadi, juga memerlukan pengorbanan sumber ekonomi, yakni :

(1) Biaya produksi : terdiri biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik.
(2) Biaya pemasaran
(3) Biaya administrasi dan umum.
Perusahaan dagang Perusahaan yang kegiatannya membeli barang dagangan dari
perusahaan lain dan melakukan penjualan barang tersebut kepada konsumen atau perusahaan
manufaktur.

Untuk mendapatkan barang dagangan, perusahaan dagang mengeluarkan biaya, yang dalam
laporan laba rugi dikelompok kan menjadi 3 golongan yakni :

(1) Harga pokok penjualan


(2) Biaya pemasaran
Biaya administrasi dan umum
2. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya
untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa yang disediakan dan
mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan.
Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya
dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk
memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya
perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan,
karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.
H. Kalkulasi Biaya Produk Tradisional
Kalkulasi biaya produk tradisional hanya membebankan biaya produksi pada produk.
Pembebanan biaya utama keproduk tidak memiliki kesulitan, karena dapat menggunakan
penelusuran langsung atau penelusuran penggerak yang sangat akurat. Tetapi sebaliknya, biaya
overhead memiliki masalah dalam pembebanan biaya ke produk, karena hubungan antara
masukan dan keluaran tidak dapat diobservasi secara fisik.
Dalam sistem biaya tradisional, untuk membebankan biaya ke produk
digunakan penggerak aktifitas tingkat unit (unit level drivers), karena ini merupakan faktor yang
menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang diproduksi. Contoh
penggerak tingkat unit yang secara umum digunakan untuk membebankan overhead meliputi :
1. Unit yang diproduksi
2. Jam tenaga kerja langsung
3. Tenaga kerja langsung (rupiah)
4. Jam mesin
5. Bahan langsung
Setelah mengidentifikasi penggerak (driver) tingkat unit, lalu memprediksi
tingkat keluaran aktifitas yang diukur oleh penggerak tersebut, yaitu apakah
berdasarkan aktifitas aktual yang diharapkan (expected activity level) dan aktifitas
normal (normal activity level). Expected activity level adalah output aktivitas yang diharapkan
dicapai oleh perusahaan pada tahun yang akan datang, sedangkan
normal activity level adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman perusahaan
dalam jangka panjang. Aktivitas normal mempunyai keunggulan berupa penggunaan tingkat
aktifitas yang sama dari tahun ketahun, sehingga pembebanan overhead ke produk tidak begitu
berfluktuasi.

I. Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya


Tarif pabrik menyeluruh dan tarif departemental telah digunakan beberapa
dekade dan terus digunakan secara sukses. Namun pada beberapa situasi tarif
tersebut menimbulkan distorsi yang dapat membuat stress perusahaan yang
berproduksi dalam lingkungan produksi canggih (advanced manufacturing
environment). Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan jaman diantaranya
sebagai berikut :
1. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan
2. Harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal.
3. Produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi.
4. Manajer operasional ingin menghentikan produk-produk yang kelihatan
menguntungkan.
5. Marjin laba sulit dijelaskan
6. Pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga
7. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberi data
biaya bagi proyek khusus.
8. Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan

PENUTUP

KESIMPULAN
1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya
Pengertian Akuntansi Biaya Adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta
penafsiran terhadapnya.
BiayaDalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti
sempit biaya merupakan bagian daripada harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk
memperoleh penghasilan.
Tujuan Akuntansi Biaya Yakni untuk menyediakan informasi biaya bagi kepentingan manajemen
guna membantu mereka di dalam mengelola perusahaan atau bagiannya.
Perusahaan munafaktur, Pada umumnya Akuntansi biaya yang dibahas dalam mata kuliah ini
adalah yang diterapkan dalam perusahaan manufaktur. Alasannya lebih kompleks apabila
dibandingkan dg perusahaan lain. Kegiatan pokok perusahaan manufaktur yakni mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur
a. Fungsi produksi
b. Fungsi pemasaran
c. Fungsi administrasi dan umum.
Berdasarkan fungsi di atas, maka dalam perusahaan manufaktur dapat dibagi menjadi : Biaya
produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi & umum.

2. Klasifikasi Biaya (Penggolongan Biaya)


Biaya dapat digolongkan menjadi beberapa golongan atas dasar, yakni sebagai berikut :
1.Obyek Pengeluaran
2.Fungsi-Fungsi Pokok Perusahaan.
3.Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai.
4.Atas Dasar Tingkah Lakunya terhadap Perubahan Volume Kegiatan.
5.Jangka Waktu

3. Metode Pengumpulan Biaya Produksi.


Pengumpulan harga pokok produksi dapat ditentukan oleh cara produksi, yakni : a) Produksi
atas dasar pesanan dan b) Produksi massa. Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan
menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method) . Sedangkan perusahaan
yang berproduksi massa, mengumpulkan harga pokok produksi dengan menggunakan metode
harga pokok proses (proses cost method).

4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi


Yakni merupakan cara memperhitungkan unsure-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi.
Ada dua pendekatan, : (1) Full Costing dan (2) Variable Costing. Full Costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsure biaya produksi ked ala
harga pokok produksi baik yang bersifat variabel maupun tetap.
Variable Costing yakni Metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan
biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi.

5. Perbandingan Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur dengan Laporan Laba Rugi
Perusaha- an Dagang.

Perusahaan dagang Perusahaan yang kegiatannya membeli barang dagangan dari


perusahaan lain dan melakukan penjualan barang tersebut kepada konsumen atau perusahaan
manufaktur.
Untuk mendapatkan barang dagangan, perusahaan dagang mengeluarkan biaya, yang dalam
laporan laba rugi dikelompok kan menjadi 3 golongan yakni :

(3) Harga pokok penjualan


(4) Biaya pemasaran
(5) Biaya administrasi dan umum
Perusahaan Manufaktur Yakni Perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi
produk jadi dan melakukan penjualan produk tersebut kepada konsumen atau perusahaan
manufaktur lain.

Kegiatan pengolahan bahan baku, menjadi produk jadi memer- lukan 3 kelompok pengorbanan
sumber ekonomi, yakni :

(4) Pengorbanan bahan baku


(5) Pengorbanan jasa tenaga kerja,dan
(6) Pengorbanan jasa fasilitas.

Dalam pemasaran produk jadi, juga memerlukan pengorbanan sumber ekonomi, yakni :

(4) Biaya produksi : terdiri biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik.
(5) Biaya pemasaran
(6) Biaya administrasi dan umum.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mulyadi, 2002. Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Aditya Media


2. Mulyadi, Akuntansi Biaya, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta 2008
3. Erlina, SE : fungsi dan pengertian akutansi biaya
Fakultas Ekonomi universitas sumatra utara.
4. Soemarso S.R Akuntansi suatu pengantar I dan II Edisi kedua, Jakarta: Lenbaga penerbit
FEUI
http://tugasmakalahmuamalah.blogspot.co.id/2012/03/makalah-akuntansi-biaya-ii.html

BAB I
PENDAHULUAN

o 1.1 LATAR BELAKANG


Semua perusahaan menginginkan karyawan yang memiliki kompetensi tinggi dalam
menjalankan setiap tugas dan kegiatan yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Selain itu, tingkat
motivasi dan loyalitas karyawan terhadap suatu perusahaan juga sangat diperlukan. Maka dari itu,
untuk merangsang perilaku karyawan agar lebih berkompeten dalam menjalankan tugas dan
memberikan hasil terbaik bagi perusahaan, perusahaan perlu melakukan penilaian kinerja. Salah
satu metode yang digunakan untuk menilai kinerja adalah dengan menggunakan metodeBalanced
Scorecard.

BAB II

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana kinerja perusahaan PT PLN (Persero) dilihat dari empat perspektif Balanced
Scorecard yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan pada tahun 2009?

BAB III

TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui penilaian kinerja perusahaan Balanced Scorecard yang dilihat dari perspektif
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
BAB IV
PEMBAHASAN

PERSPEKTIF KEUANGAN

ANALISIS RASIO 2007 2008 2009 ANGKA


STANDAR

Current Ratio 52% 164 % 719 % 311 %

Cash Ratio 7,4 % 21 % 53 % 27 %

Collection Period 9,3 X 3,8 X 2,4 X 5,2 X

Perputaran Persediaan 3,4 X 1,94 X 5,7 X 3,68 X

Total Aset Turnover 1,83 X 2,04 X 2,20 X 2,02 X

Debt to Equity Ratio 9,05 % 9,87 % 9,90 % 9,60%

Debt to Total Asset Ratio 15,02 % 18,13 % 17,45 % 16,9 %

Net Profit Margin 91,5 % 90,77 % 92,07 % 91,45 %

Return On Investmen 166 % 184 % 199,3 % 183,1 %

o PERSPEKTIF PELANGGAN
1. Pengukuran Inti Pelanggan :

Pangsa Pasar

Dihitung menggunakan data jumlah pelanggan dan penjualan pada tahun 2008 dan 2009.
Berdasarkan hasil, pangsa pasar perusahaan dari berbagai golongan pelanggan yaitu rumah tangga,
usaha, industri, dan umum mengalami peningkatan jumlah pelanggan dari tahun 2008 ke tahun
2009 sebesar 2,10% dan peningkatan penjualan sebesar 4,03%. Hal ini berarti pangsa pasar
perusahaan cukup baik dilihat dari segi jumlah pelanggan dan penjualan pada perusahaan tersebut.

Pemeliharaan Pelanggan

Dihitung berdasarkan data pelanggan pada tahun 2008 dan 2009. Hasilnya adalah sebagai
berikut :

pelanggan rumah tangga meningkat sebesar 1,58%, pelanggan usaha meningkat sebesar 14,33%,
pelanggan industri meningkat sebesar 1,17%, dan pelanggan umum meningkat sebesar 1,06%. Hal
ini berarti bahwa, perusahaan tersebut dinilai cukup baik dalam mempertahankan pelanggannya,
karena peningkatan jumlah pelanggan dari tahun 2008 dan 2009.

Kepuasan Pelanggan

Dihitung dengan melakukan survey kepada para pelanggan dan diperoleh indeks kepuasan
sebesar 8,08. Hal tersebut berarti, kepuasan pelanggan terhadap pelayanan perusahaan PT. PLN
(Persero) dapat dikatakan cukup baik.

Profitabilitas Pelanggan

Dihitung dengan membagi pendapatan netto perusahaan dengan total KWH yang terjual
dan dihasilkan profitabilitas tahun 2008 sebesar 653,77% dan tahun 2009 sebesar 625,16%. Profit
yang duhasilkan pelanggan cukup besar karena perusahaan tersebut tidak memiliki kompetitor
sehingga pelanggan perusahaan tersebut cukup bbesar dan dengan sendirinya menghasilkan profit
yang cukup besar pula.

2. Pengukuran Penunjang :

Pengukuran dengan menggunakan kuesioner ini mencakup 3 (tiga) aspek yaitu, atribut jasa
perusahaan, citra perusahaan, dan hubungan dengan pelanggan. Hasil dari perhitungan kuesioner
tersebut adalah sebesar 3,89 yang berarti respon pelanggan terhadap atribut jasa perusahaan, citra
perusahaan, dan hubungan dengan pelanggan pada PT PLN ( Persero ) dinilai baik.
o PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

Perspektif ini terdiri dari tiga proses bisnis utama, yaitu : proses inovasi, proses operasi, dan
proses layanan purna jual. Pengukuran pada perspektif ini juga menggunakan kuesioner dimana
kuesioner tersebut dibagi ke dalam tiga proses bisnis utama.

o PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

Hasil dari masing-masing kuesioner tersebut adalah sebagai berikut :

proses inovasi sebesar 4,20

proses operasi sebesar 4,10

proses layanan purna jual sebesar 4,20

Dari hasil kuesioner tersebut mencerminkan bahwa perusahaan tersebut dapat memberikan
yang terbaik dalam hal inovasi perusahaan, penyampaian yang baik kepada pelanggan, dan
pelayanan yang baik kepada pelanggannya.

o PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN

Perspektif ini diukur menggunakan kuesioner dimana yang diukur ada dua aspek, yaitu : tingkat
kepuasan kerja dan motivasi, pemberdayaan, serta keserasian karyawan.

Hasil dari masing-masing kuesioner tersebut adalah sebagai berikut :

tingkat kepuasan kerja sebesar 4,23

motivasi, pemberdayaan dan keserasian karyawan sebesar 4,22


Dapat ditarik kesimpulan dari hasil kuesioner bahwa para karyawan sangat termotivasi untuk
melakukan sesuatu yang dapat memajukan perusahaan dengan segala kebijakam yang diberikan
oleh perusahaan. Selain itu, para karyawan juga merasakan kepuasan dengan penempatan posisi
dan pemberian tanggu jawab yang ditetapkan oleh PT PLN ( Persero ).

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari pengukuran kinerja perusahaan dengan metode
Balanced Scorecard yang dilihat dari empat perspektif, maka dapat ditarik kesimpulan :

Dalam perspektif keuangan perusahaan mampu melunasi kewajiban jangka


pendek, berhasil meningkatkan efisiensi dana yang tertanam meskipun keuntungan belum
maksimal.

Dalam perspektif pelanggan dari pengukuran inti dan pengukuran penunjang menghasilkan
respon yang baik dari pelanggan terhadap perusahaan.

Dalam perspektif proses bisnis internal, perusahaan berhasil menjalankan proses inovasi,
operasi, dan layanan purna jual dengan baik.

Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perusahaan cukup berhasil


meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya.

http://aprililmuttaqin.blogspot.co.id/2014/01/jurnal-review-akuntansi-biaya-contoh.html

Review

Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 07 Tahun Ke-3 Bulan Januari-April 2012,

ISSN: 2086-4159

Judul

PENERAPAN BIAYA STANDAR TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI: STUDI KASUS PADA
C.V SEJAHTERA BANDUNG

Penulis
Lim Ade Nasa

(Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha)

A. Pendahuluan

Pada bagian ini menjelaskan hal-hal yang menyangkut mengenai penerapan biaya standar
terhadap pengendalian biaya produksi. Dalam jurnal ilmiah ini juga telah dijelaskan bahwa seorang
manajer perusahaan harus mampu membuat perencanaan dan pengendalian biaya terutama biaya
produksi, karena biaya produksi merupakan faktor utama dalam pelaksanaan produksi perusahaan.
Hansen dan Mowen (2009) dalam Kwary menyatakan bahwa dalam pengendalian biaya, manajemen
perlu menetapkan biaya standar. Pengendalian biaya produksi memerlukan patokan atau standar
sebagai dasar yang dipakai sebagai tolok ukur terhadap pengendalian biaya produksi. Biaya yang
dipakai sebagai tolok ukur pengendalian disebut biaya standar.

Pengendalian biaya produksi meliputi pengendalian biaya bahan baku, biaya upah atau tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik. Bila pengendalian biaya produksi telah efektif, hal ini akan
mempengaruhi harga pokok produk, sehingga produk yang dihasilkan akan mampu bersaing dengan
produk lain sejenis dengan harga yang kompetitif.

Manajemen dalam menjalankan fungsinya yang menyangkut perencanaan dan pengendalian biaya
produksi memerlukan suatu alat pengukur dan pola pelaksanaan antara lain dengan menggunakan
biaya yang ditetapkan dimuka atau yang disebut biaya standar.

Pada umumnya pengendalian biaya produksi dilakukan dengan cara membandingkan antara biaya
yang dikorbankan dengan biaya yang ditentukan sebelumnya apakah masih dalam batas-batas
kewajaran atau tidak. Penyimpangan yang terjadi harus diketahui dengan cepat dan dianalisa agar
dapat diambil tindakan seefektif mungkin, penentuan biaya standar serta analisis biaya dari fungsi
akuntansi biaya adalah untuk pengendalian biaya.

B. Masalah

Masalah yang diangkat atau yang disajikan dalam jurnal ilmiah ini adalah mengenai Penerapan Biaya
Standar terhadap Pengendalian Biaya Produksi yang mana studi kasusnya pada CV. Sejahtera
Bandung. Dalam jurnal ini juga penulis telah menjelaskan bahwa pentingnya penerapan biaya
standar dalam hal pengendalian biaya produksi, karena dalam suatu perusahaan biaya produksi
merupakan factor utama dan sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan produksi (Menghasilkan
barang/jasa).

Kami dari pihak pembaca menemukan bahwa dalam jurnal ini tidak terdapat batasan masalah atau
rumusan masalah, dan saran kami dari pembaca seharusnya dalam jurnal ilmiah ini disertai dengan
batasan masalahnya, sehingga pembaca lebih mudah untuk mengetahui secara rinci mengenai topik
permasalahan atau pembahasan yang diangkat dalam jurnal ilmiah ini.
Dalam suatu jurnal ilmiah atau suatu makalah batasan masalah memiliki beberapa fungsi yang mana
diantaranya adalah :

Dengan adanya batasan masalah memungkinkan peneliti untuk mulai menyusun laporan
penelitian

Memungkinkan peneliti untuk mulai membuat rencana pemecahan

Memungkinkan peneliti untuk mengetahui apakah problem itu akhirnyaterpecahkan dengan baik
atau tidak( Winarno Surakhmad 1994 : 149)

Serta membantu pembaca untuk dapat lebih mudah mengetahui permasalahan apa saja yang
dibahasa dalam jurnal ilmiah atau makalah tersebut.

Dalam jurnal ilmiah ini juga disajikan pembahasan pendahulu mengenai pengertian dan jenis-jenis
biaya standar, Penentuan standar biaya produksi, pengertian biaya standar, keuntungan biaya
standar, pengertian varians, penyebab varians, serta dalam jurnal ilmiah ini juga disajikan sebuah
bagan atau gambar mengenai rerangka pemikiran. Yang mana dengan adanya pembahasan seperti
ini dapat membatu para pembaca untuk mengetahuin apa-apa saja yang berkaitan dengan
penerapan biaya standar yang nantinya akan diterapkan dalam menentukan suatu biaya produksi.

C. Metode Penelitian

Dalam jurnal ilmiah ini metode penelitian yang digunakan adalah metodepenelitian komparatif.
Menurut Suliyanto (2006) riset komparatif adalah riset yang membandingkan sampel yang satu
dengan sampel yang lain, baik sampel independen (bebas) maupun sampel yang berpasangan. Riset
yang membandingkan sampel-sampel independen disebut riset komparatif sampel independen,
sedangkan riset yang membandingkan sampel-sampel berpasangan disebut riset komparatif
berpasangan.

Dan untuk Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti, maka dalam jurnal ilmiah ini penulis melakukan pendekatan studi kasus. Dengan
menggunakan pendekatan ini, data yang dikumpulkan dapat disesuaikan dengan keadaan yang
sebenarnya dan dibandingkan dengan teori yang menunjang. Dengan demikian, dapat memberikan
gambaran yang cukup jelas serta dapat menarik kesimpulan dari objek yang diteliti.

Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Suliyanto (2006) menyatakan
pembagian data menurut cara memperolehnya:

a. Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peniliti langsung dari sumber
pertama.

b. Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan
pengolahnya.

Dalam jurnal ilmiah ini juga pembaca mengetahui bahwa dalam penulisan jurnal ilmiah ini
penulisnya menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan diantaranya sebagai
berikut :
Teknik observasi

Teknik wawancara

Teknik kepustakaan

D. Hasil dan Kesimpulan

Hasil dari analisis jurnal ilmiah yang berjudul Penerapan Biaya Standar Terhadap Pengendalian
Biaya Produksi, dengan Studi Kasusnya pada C.V Sejahtera Bandung ini, yaitu :

Peranan biaya standar ternyata sangat membantu sekali bagi manajemen C.V Sejahtera Bandung
dalam usaha meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengendalian biaya produksi agar lebih efektif
dan efisien, sebaiknya biaya standar dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengendalian
biaya produksi tetap diteruskan,

Dalam jurnal ilmiah ini juga diketahui bahwa pada Varians Biaya Overhead Pabrik C.V Sejahtera
Bandung ini. Pada bulan Oktober mengalami favorable(menguntungkan) dikarenakan nilai varians
pengeluaran yang unfavorable lebih kecil dibandingkan dengan varians efisiensi yang favorable.

Sedangkan bulan November mengalami unfavorable (tidak menguntungkan) dikarenakan varians


efisiensi lebih tinggi dibandingkan dengan varians pengeluaran.yang dimana varians pengeluaran
memiliki nilai yang menguntungkan tetapi tidak mampu menutupi varians efisiensi yang tidak
menguntungkan, hal ini disebabkan karena jam kerja aktual meningkat dan melebihi dari jam kerja
standar karena meningkatnya jumlah produksi.

Kesimpulan.

Kesimpulan yang dapat pembaca sampaikan dari hasil pengamatan dan pemahaman pembaca
mengenai jurnal ilmiah ini yaitu kita dapat melihat dari hasil penelitian yang ada di dalam jurnal
ilmiah ini bahwa peran biaya standar ternyata sangat besar bagi pihak manajemen dan pihak-pihak
lainnya yang terkait di C.V Sejahtera Bandung ini dalam hal usaha untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi, agar C.V Sejahtera Bandung ini dapat maju dan berkembang kedepannya. Dan saran
dari pembaca seharusnya pihak manajemen dari C.V Sejahtera Bandung ini, harus tetap melakukan
pengendalian terhadap biaya produksinya, karena hal tersebut yang nantinya akan dapat
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi dari C.V Sejahtera Bandung.
Menurut kami selaku pembaca manfaat dari perhitungan biaya standar ini yaitu untuk :

1. Perencanaan dan penyusunan anggaran

2. Pengambilan keputusan tentang harga jual produk, strategi pengembangan produk dan lain
sebagainya.

3. Pengendalian biaya

4. Menilai hasil pelaksanaan

5. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan biaya

6. Menerapkan Manajemen By Objective (MBO)

7. Membedakan biaya yang telah dikeluarkan ke produksi selesai, persediaan produk dalam
proses dan lain sebagainya

8. Menekan biaya administrasi

9. Menyajikan laporan biaya dengan cepat

Dengan menerapkan metode biaya standar diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya yang
terutama dalam biaya produksi. Ketika biaya dapat ditekan semaksimal mungkin maka laba
perusahaan akan meningkat dan kontinuitas perusahaan tetap terjaga dengan baik sesuai dengan
konsep going concern.

E. Daftar Pustaka

Untuk bagian ini tidak ada masalah, karena pada bagian ini telah disampaikan/ dicantumkan oleh
penulis sumber-sumber yang menjadi referensi bagi penulis, dalam menyusun jurnal ilmiah ini.

Komentar (Pendapat) pembaca mengenai jurnal ilmiah ini.

Keunggulan :

Keunggulan dari jurnal ilmiah ini menurut kami selaku pembaca yakni : dalam jurnal ini terdapat
sebuah gambar yang dimana dalam gambar tersebut terdapat rerangka pemikiran penulis jurnal
ilmiah ini, yang menurut kami rerangka pemikiran ini sangat bagus, karena dalam rerangka
pemikiran ini kami pembaca dapat mengetahui dengan jelas, mengenai hal-hal yang dibahas dalam
Penerapan Biaya Standar untuk Pengendalian Biaya produksi, yang mana akhirnya kita dapat
mengetahui apakah penerapan biaya standar produksi pada C.V Sejahtera Bandung ini menghasilkan
keuntungan atau kerugian.

Keunggulan lainnya yaitu dalam jurnal ilmiah ini kita mengetahui bahwa penerapan biaya standar
untuk melakukan pengendalian biaya produksi, sangat penting untuk dilakukan, karena biaya
standar akan dapat mempengaruhi biaya produksinya dan tentunya biaya standar juga akan dapat
mempengaruhi harga jual dari produk yang dihasilkan dalam hal ini produk C.V Sejahtera Bandung.
Dalam jurnal ilmiah ini perhitungan yang dilakukan cukup lengkap sehingga mendukung pembaca
untuk mengetahui secara pasti apakah biaya standar pada C.V Sejahtera Bandung menguntungkan
atau tidak.

Kelemahan :

Menurut kami selaku pembaca kelemahan dalam jurnal ilmiah ini yaitu dalam jurnal ilmiah ini hanya
melakukan perhitungan sekedar untuk mencari tahu apakah pada C.V Sejahtera Bandung dalam
penerapan biaya standar telah menghasilkan keuntungan atau tidak. Saran dari kami selaku
pembaca, seharusnya dalam jurnal ilmiah ini penulis juga melakukan perhitungan untuk mencari
tahu berapa biaya standar yang seharusnya diterapkan oleh C.V Sejahtera Bandung untuk melakukan
pengendalian biaya produksinya, agar menghasilkan keuntungan.

Dan pada jurnal ilmiah ini hanya terdapat sebuah bagan mengenai struktur organisasi dari C.V
Sejahtera Bandung, yang mana pada bagan tersebut penulis tidak menyertakan fungsi dan peran
masing-masing struktur organisasi dalam menentukan biaya standar, karena kita juga mengetahui
bahwa untuk varians pada biaya tenaga kerja langsung dapat dipengaruhi oleh ketrampilan pekerja
itu sendiri yang dimana mandor lapangan dan bagian kepegawaian ikut bertanggung jawab atas
kinerja para tenaga kerja langsung dalam proses produksi. Bagian kepegawaian berperan besar
dalam hal perekrutan tenaga kerja sehingga ketika terdapat tenaga kerja yang kualitas kerjanya
dibawah standar perusahaan, mungkin terdapat kesalahan dalam proses perekrutan tenaga kerja
tersebut maka dalam proses perekrutan karyawan bagian kepegawaian harus mampu menilai
dengan sangat baik dan benar. Mandor lapangan disini berperan sebagai pengawas lapangan
kegiatan produksi perusahaan, maka ketika mandor lapangan tidak mengawasi dengan baik dapat
menyebabkan para tenga kerja melakukan aktivitasnya dibawah kualitas untuk itulah mandor
lapangan ada agar para pekerja dapat bekerja sesuai dengan jadwal produksi yang telah dibuat oleh
manajer produksi.

Saran dari kami pembaca, seharusnya penulis juga menyertakan peran dan fungsi dari masing-
masing struktur organisasi dari C.V Sejahtera Bandung ini, karena setiap bagian yang ada distruktur
organisasi tersebut pasti memiliki pengaruh dalam menentukan suatu biaya standar dalam hal
pengendalian biaya produksi.

Dalam jurnal ilmiah ini disebutkan bahwa, dalam jurnal ilmiah ini metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian komparatif. Menurut Suliyanto (2006) riset komparatif adalah riset yang
membandingkan sampel yang satu dengan sampel yang lain, baik sampel independen (bebas)
maupun sampel yang berpasangan. Namun dari hasil pengamatan kami selaku pembaca tidak ada
disertakan sampel pembanding dari pembahasan yang ada, dan juga kami tidak mengetahui bagian
mana yang menjadi sampel independen (bebas) maupun sampel berpasangan, sehingga kami sulit
untuk membedakannya.

Saran kami dari pihak pembaca, seharusnya disertakan atau dijelaskan bagian mana yang menjadi
sampel pembandingnya dan bagian mana yang menjadi sampel independen maupun sampel
berpasangannya, sehingga pembaca akan lebih mudah untuk memahami isi pembahasa dari jurnal
ilmiah ini
http://berbagiilmu26.blogspot.co.id/2013/12/contoh-review-jurnal-ilmiah.html

Anda mungkin juga menyukai