Anda di halaman 1dari 7

Universitas Esa Unggul, Jakarta

UTS AKUNTANSI BIAYA

Dosen : Menik Indrati, SE, M.AK


Eqy Farha Gunawan (20210101410)
Manajemen – FEB – UEU Shift 3

Jawaban :

a) Jenis - Jenis Perilaku Biaya


- Perilaku biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah-ubah dan harus selalu
dikeluarkan apapun kondisinya. Biaya tetap dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

● Committed Fixed Costs adalah sebagian besar biaya tetap yang terjadi dari
kepemilikan perusahaan, organisasi pokok, dan juga peralatan di dalamnya.
● Discretionary Fixed Costs adalah biaya yang terjadi dari keputusan
penyediaan anggaran secara berkala atau biasanya dilakukan secara
tahunan, yang mana di dalamnya akan mencerminkan kebijakan manajemen
puncak secara langsung terkait jumlah dan maksimal biaya. Contoh perilaku
biaya tetap adalah biaya asuransi dan biaya sewa gedung.

- Perilaku Variabel (Variable Costing)


Variabel costing atau biaya variabel adalah suatu biaya yang seluruh total nilainya
bisa berubah, tapi sebanding dengan adanya perubahan volume kegiatan
perusahaan, seperti biaya bahan baku. Perilaku variabel dibagi menjadi dua, yaitu :

● Engineered cost variable adalah suatu biaya yang berkaitan dengan adanya
hubungan fisik tertentu atas suatu penilaian kegiatan.
● Discretionary Variable Costs, Hadirnya discretionary variable cost ini
tergantung dari keputusan pihak manajemen perusahaan, sehingga kebijakan
antara pemasukan dan pengeluarannya mempunyai hubungan yang sangat
erat. Saat biaya pengeluaran di dalamnya berubah, maka biaya pemasukan
pun tentunya akan berubah, contoh sederhananya adalah biaya iklan.
Contoh perilaku variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja harian, dan
biaya pemenuhan kebutuhan alat produksi.

- Biaya semi variabel


Biaya semi variabel merupakan suatu biaya yang memiliki unsur tetap dan juga
variabel, yang mana dalam biaya semi variabel ini terdapat biaya tetap yang
tergolong sebagai jumlah biaya minimal untuk penyediaan jasa. Selain itu, biaya
variabel juga akan memengaruhi perubahan volume kegiatan. Contoh biaya semi
variabel adalah biaya listrik, biaya telepon, dan biaya air.

b) Jelaskan apa yang dimaksud dengan harga pokok pesanan dan harga pokok proses!
Metode harga pokok pesanan adalah metode untuk memproduksi produk dan menentukan
harga pokok produk perusahaan berdasarkan pesanan dari konsumen agar perusahaan
dapat menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan konsumen baik harga pokok
secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk persatuan. Metode harga pokok
proses merupakan metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan
untuk setiap satuan waktu tertentu.
c) Jelaskan mengapa Biaya Overhead Pabrik pada HPP pesanan ditentukan dengan tarif di
muka
Karena volume kegiatan produksi dari waktu ke waktu yang tidak stabil. Hal ini
menyebabkan pembebanan BOP berdasarkan tarif yang ditentukan di muka agar dapat
membebankan BOP pada setiap pesanan secara adil.

d) Jelaskan apa saja perbedaan dari HPP full costing dan variable costing
● Full Costing
- Penggolongan biaya menurut fungsinya
- Biaya tetap menjadi unsur harga pokok produksi
- Penyusunan laporan rugi laba tanpa mencari contribution margin
● Variable Costing
- Penggolongan biaya menurut perilakunya
- Biaya tetap menjadi unsur biaya periode
- Penyusunan laporan rugi laba dengan mencari contribution margin

e) Jelaskan apa yang dimaksud dengan kapasitas maksimal dan kapasitas normal, berikan
contohnya!

Kapasitas Maksimum berarti kapasitas per jam maksimum desain dari sumber tidak
bergerak atau kapasitas per jam tertinggi yang ditunjukkan dari sumber tidak bergerak, mana
yang lebih besar, dikalikan dengan 365 hari per tahun dan 24 jam per hari, atau jangka
waktu lain yang dapat diterima.
Kapasitas penuh mengacu pada output potensial yang dapat diproduksi dengan peralatan
terpasang dalam jangka waktu tertentu. Contoh : PT ABC biasa memproduksi baterai
sebanyak 100 baterai perbulan namun menjelang akhir tahun produksi baterai naik menjadi
200 karena permintaan pasar meningkat.

Kapasitas normal adalah jumlah volume produksi yang dapat diperkirakan secara wajar
dalam jangka panjang. Kapasitas normal memperhitungkan waktu henti yang terkait dengan
aktivitas perawatan berkala, masalah awak, dan sebagainya. Contoh : PT ABC
memproduksi baterai setiap bulan permintaan pasar 100 baterai maka perusahaan hanya
akan menghasilkan rata- rata normal angka produksi.
2)

1) Harga Pokok per unit


HPP per Unit P1 = Rp 10,100,000 : 1.000 unit = Rp 10,100
HPP per Unit P2 = Rp 13,790,000 : 1.500 unit = Rp 9,193
HPP per Unit P3 = Rp 5,900,000 : 2.000 unit = Rp 2,950

2) Jurnal dan perhitungan

a. Mencatat pembelian bahan baku

Persediaan bahan baku Rp 65,000,000


Hutang Dagang Rp 65,000,000

Bahan baku x = 5.000 unit x Rp 5,000 = Rp 25,000,000


Bahan baku y = 10.000 unit x Rp 4,000 = Rp 40,000,000
Total = Rp 65,000,000

b. Mencatat pemakaian bahan baku

BDP-Biaya Bahan Baku Rp 55,395,000


Persediaan Bahan Baku Rp 55,395,000
Baku x
Bahan Bahan
Pesanan Baku y Total
Kebut Harga J Ke Harga Jml
m bu
l t
P1 1.379 R 6,895, 4.000 Rp Rp
p 000 16,000,000 22,895,000
P2 1.500 Rp 5,000 R 7,500, Rp 4,000 R 12,000, Rp
p 000 3.000 p 000 19,500,000
P3 1.000 R 5,000, 2.000 Rp Rp
p 000 8,000,000 13,000,000
Rp
T R 19,395, T Rp 55 000
o p 000 o 36,000,000 ,395,
ta ta
l l

c. Mencatat biaya gaji dan upah

Gaji dan upah Rp 33,790,000


Utang gaji dan Upah Rp 33,790,000

1) P1 = Rp 13,790,000
2) P2 = Rp 12,000,000
3) P3 = Rp 8,000,000
Total = Rp 33,790,000

d. Mencatat pemakaian gaji dan upah

BDP-BTKL Rp 12.000.000
Gaji dan Upah Rp 12.000.000
e. Mencatat biaya overhead pabrik dibebankan

BDP-BOP Rp 22,342,500
BOP dibebankan Rp 22,342,500

1) P1 = Rp 10,100,000 x 75% = Rp 7,575,000


2) P2 = Rp 13,790,000 x 75% = Rp 10,342,500
3) P3 = Rp 5,900,000 x 75% = Rp 4,425,000
= Rp 22,342,500

f. Mencatat Biaya overhead pabrik sesungguhnya

BOP sesungguhnya Rp 22,342,500


Berbagai rek dikreditkan Rp 22,342,500

g. Mencatat produk selesai

Persediaan produk selesai Rp 86,102,500

BDP-BBB Rp 42,395,000
BDP-BTKL Rp 25,790,000
BDP-BOP Rp 17,917,500
a.
Biaya PS-P1 PS-P2 Total PS PDP-P3
BBB 22,895,0 R 19,500, R 42.395.0 R 13,000,
Rp 00 p 000 p 00 p 000
BTKL 13,790,0 R 12,000, R 25.790.00 R 8,000,00
Rp 0 p 000 p 0 p 0
BOP 7,575,00 R 10,342, R 17,917,5 R 4,425,0
0 p 500 p 00 p 00
Rp
Rp 44,260,0 R 41,842, R 86,102,0 R 33,425,
00 p 500 p 00 p 000

c) Harga per unit

Laba P1
= 25% * RP 44,260,000
= Rp 11,065,000
Harga per unit = (Rp 44,260,000 + Rp 11,065,000)/1.000
= Rp 55,325
Laba P2 = 25% * RP 41,842,500
= Rp 10,460,625
Harga per unit = (Rp 41,842,500 + Rp 10,460,625)/1.500
= Rp 34,869
Laba P3 = 25% * RP 33,425,000
= Rp 8,356,250
Harga per unit = (Rp 33,425,000 + Rp 8,356,250)/2.000
= Rp 20,890.625
3)

Data produksi
Produk masuk dalam proses 8.000 unit
Produk jadi yang ditransfer ke Dept
pengepakan 5.400 unit
BBB 100%, 80% konversi 2.400 unit200 unit
Produk Hilang Akhir Proses
8.000 unit

Unsur Biaya
Total Biaya Unit Ekuivalen
Biaya produksi
Produ persatua
ksi n
BBB Rp 5.400 unit + 100% (2.400) + 200 unit = 8,000 Rp
220,300,000 27,537.5
BTK Rp 5.400 unit + 80% (2.400) + 200 unit = 7,520 Rp
211,200,000
Rp 28,085.10
Rp
BOP 137, 900,000 5.400 unit + 80% (2.400) + 200 unit = 7,520 18,337.76
Rp Rp
Total 569, 400,000 73,960.36

Perhitungan Biaya
HP Produk jadi ditransfer ke Dept. pengepakan
(5.400 unit x Rp 73,960.36) Rp 399 385,944
HP Produk hilang akhir proses
(200 unit x Rp 73,960.36) Rp 14,792,072
HP produk ditransfer ke Dept. pengepakan Rp 414,178,016
HP produk dalam proses (2.400)
BBB = 2.400 x 100% x Rp 27,537.5 =Rp 66,090,000
BTKL = 2.400 x 80% x Rp 28,085.10 =Rp 53,923,392
BOP = 2.400 x 80% x Rp 18,337.76 =Rp 35,208,499.2
HP produk dalam proses Rp 155,211,891.2
Jumlah harga pokok / biaya produksi Rp 569,399,907.2

Laporan Dept. Pengepakan


Data produksi
Produk diterima dari Dept. perakitan 5.400 unit
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 3.200 unit
Produk dalam proses
Penyelesaian BBB 100%, konversi 60% 1.800 unit
Produk hilang diakhir proses 400 unit
5.400 unit

Biaya kumulatif Dept. Pengepakan


Unsur Biaya Biaya
Produksi Total Biaya Unit Ekuivalen produksi
persatuan
HP produk R 414,178, 5.400 R 76,69
ditrf p 016 p 9.63
BBB R 90,000, 3.200 unit + 100% (1.800) + 400 unit = Rp R 16,66
p 000 5,400 p 6.67
BTK R 140,000, 3.200 unit + 60% (1.800) + 400 unit = Rp R 29,91
p 000 4,680 p 4.53
BOP R 100,000, 3.200 unit + 60% (1.800) + 400 unit = Rp R 21,36
p 000 4,680 p 7.52
Total 144,6
48.34

Perhitungan biaya
HP Produk jadi ke gudang
(3.200 unit x Rp 144,648.35) Rp 462,874,720
HP Produk dari Dept. Pengepakan
(400 unit x Rp 144,648.35) Rp 57,859,340
HP Produk jadi transfer ke gudang Rp 520,734,060
HP produk dalam proses (1.700)
HP PDP dari Dept. perakitan
(1.800 x Rp 76,699.63) Rp 138,059,334
BBB = 100% x (1.800) x Rp 16,666.67 Rp 30,000,006
BTKL = 60% x (1.800) x Rp 29,914.53 Rp 32,307,692
BOP = 60% x (1.800) x Rp 21,367.52 Rp 23,076,921
HP Produk dalam proses Rp 85,384,620

Jumlah harga pokok / biaya produksi Rp 308,828,574

4)

1.
HPP metode full costing
Biaya bahan baku Rp 13.790
Biaya tenaga kerja langsung Rp 210,000
Biaya overhead pabrik tetap Rp 120,000,000
Biaya overhead pabrik variabel Rp 60,000

Harga pokok produksi Rp 120,283,790

Nilai persediaan metode full costing


Biaya bahan baku Rp 13,790
Biaya tenaga kerja langsung Rp 210,000
Biaya overhead pabrik tetap Rp 120,000,000
Biaya overhead pabrik variabel Rp 60,000

Harga pokok produksi Rp 120,283,790

Harga pokok per unit


= Rp 120,283,790/5000
= Rp 24,057

Nilai persediaan akhir tahun


= 500 unit x Rp 24,057
= Rp 12,028,500

Laporan laba rugi

Penjualan Rp 6.205.000.000
(1.379.000 *4.500)
HPP variabel
Biaya bahan baku Rp 13,790
BTKL Rp 210,000
BOP Tetap Rp 120,000,000
BOP Variabel Rp 60,000
Harga pokok produksi Rp 120,283,790
Persediaan akhir Rp 12,028,500
HPP (Rp 108,255,290)
Laba kotor Rp 6,096,744,710
Biaya Operasi
Biaya administrasi (Rp 140,000,000)
Biaya pemasaran (Rp 70,000,000)
Total biaya operasi (Rp 210,000,000)
Laba bersih Rp 5,886,744,710
2.

Penjualan Rp 6.205.000.000
HPP Variabel
BBB Rp 13,790
BTKL Rp 210,000
BOP Variabel Rp 60,000
Jumlah HPP Variabel (Rp 283,790)
Biaya Pemasaran (Rp 70,000,000)
Biaya Administrasi (Rp 140,000,000)
Jumlah Biaya Variabel (Rp 210,283,790)
Laba kontribusi Rp 5,994,716,210
Biaya Tetap (120.000.000)
Laba Bersih Rp 5,874,716,210

Anda mungkin juga menyukai