Anda di halaman 1dari 3

No. 1. Aliran Qadariah mempunyai aturan bahwa manusia memiliki kuasa terhadap segala perbuatannya sendiri.

Mereka percaya, bahwa manusia bebas bertindak dan dapat mewujudkan perbuatan baik, atas kehendak serta
kekuasan dirinya sendiri. Tetapi mereka mempercayai bahwa manusia diberikan akal agar mampu
mempertimbangkan hal yang baik ataupun buruk seperti tingkah laku dan dalam mengambil keputusan.

Sedangkan Aliran Jabariyah memiliki ajaran bahwa kita sebagai manusia tidak dapat berkehendak sesuai apa
yang kita mau atau terpaksa. Karena mereka hanya dapat melakukan suatu hal apa yang sudah ditetapkan oleh
Allah SWT. Selanjutnya, aliran Asy’ariyah yaitu keyakinan dalam meyakini sifat-sifat Allah SWT Kemudian
mengedepankan akal diatas tekstual ayat dalam memahami Al-qur'an dan Hadits.

Aliran Maturidiyyah memiliki aliran yang sama seperti Qadariah yang dimana manusia dapat melakukan segala
perbuatannya atas kehendak tuhan. Namun tetap saja memiliki suatu perbedaan. Tuhan merupakan sang pecipta
sedangkan manusia adalah pelaku yang dapat mengambil suatu tindakan.

Dan menurut saya, dalam menyikapi hal tersebut saya setuju dengan Aliran Qaadariyah. Karena hanya aliran
qadariyah yang masuk akal dan memang kita sebagai umat muslim wajib mempercayai bahwa segala sesuatu
terjadi atas kehendak ALLAH SWT. Akan tetapi kita dapat menghindari hal hal yang buruk atas kehendak kita
maka dari itu ALLAH SWT memberikan kita akal untuk berfikir.

No. 2. Agama merupakan suatu kepercayaan terhadap tuhan. Dengan memenuhi suatu ajaran agama seperti
beribadah, percaya akan firmannya dll. Karena agama diturunkan oleh ALLAH SWT untuk manusia agar dapat
memberikan ketenangan, ketentraman hidup, bebas dari keresahan dan kegelisahan, selalu membimbing
penganutnya kearah kebaikan dan kedamaian. Di dalam islam Al- quran merupakan suatu pedoman hidup agar
hidup kita lebih ter arah sesuai dengan perintah ALLAH SWT. Oleh karena itu agama merupakan jiwa spiritual
dan semua manusia membutuhkan adanya agama. Salah satu dalil nya:

No. 3. Kata insan, basyar, dan Bani Adam adalah kata yang serupa jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia,
semuanya dapat diartikan sebagai manusia, namun jika ditelaah lebih lanjut secara istilahnya terdapat perbedaan
yang signifikan dari ketiga kata tersebut.
Kata insan cenderung lebih condong kepada arti manusia secara keseluruhan, meliputi jiwa dan raganya, secara
fisik dan metafisikanya, secara zahir dan batinnya. Sementara kata basyar lebih cenderung ke arti manusia
secara biologis yakni sejenis hewan yang berakal, kata basyar ini dapat dipahami bahwa manusia adalah
makhluk ciptaan Allah dengan segala sifat kemanusiaannya yang serba terbatas, manusia tidak bisa hidup tanpa
makan dan minum dan hasrat keinginan yang lainnya. Sementara kata Bani Adam lebih menekankan pada aspek
Amaliah, artinya adalah bahwa manusia seluruhnya di bumi ini adalah keturunan Adam dan Hawa, kata Bani
Adam tersebut memberi arti juga bahwasanya manusia memikul beban sebagai seorang pemimpin di bumi ini.
No. 4. Fungsi hadis terhadap Al- quran ialah sebagai  penjelas dan penguat tingkat kedua setelah Al-quran.
Hadis merupakan suatu perkataan, tindakan hingga sifat yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Fungsi adanya hadist dapat menetapkan hukum baru yang tidak ada di Al-quran, menerangkan maksud dan
tujuan ayat Al-quran, dan menjelaskan ayat-ayat yang bersifat umum.

Di dalam ayat yang menjadi dasar dalam ber-ijtihad sebagai firman Allah Swt dalam QS. al-Nisa’:105 sebagai
berikut: Artinya: “Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya
kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu dan janganlah kamu
menjadi penantang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) orang-orang yang khianat”. Dan ijtihad
memiliki arti mengeluarkan tenaga dan kemampuan untuk mendapatkan kesimpulan hukum Islam. Contohnya
transaksi pinjam di bank. Karena pada jaman dahulu tidak ada bank, maka hal tersebut dibuatlah hukum syariat
apakah halal atau tidak. Hal ini disampaikan Rasulullah SAW sebagai berikut:
"Sungguh akan datang kepada umat manusia suatu masa di mana tak ada seorang pun di antara mereka
[terbiasa] memakan riba. Barang siapa tidak mengambilnya, ia terkena debunya," (H.R. Ibnu Majah).

N0. 5. Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai potensi mengenai peadaban agama islam.
Karena Indonesia memiliki populasi muslim hampir 90% terbesar di dunia. Indonesia pun juga memiliki potensi
dalam mengembangkan peradaban islam dalam perekonomian dan juga teknologi. “Kita itu seringkali menjadi
konsumen teknologi, bukan produsen. Keilmuan di bidang humaniora itu penting, tapi tidak cukup. Diperlukan
inovasi di bidang lain seperti sains dan teknologi untuk memajukan peradaban,” ungkap Guru Besar Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini dalam stadium generale dengan tema Masa Depan
Peradaban Islam. Menurut saya, cara agar dapat mempertahankan peradaban islam yaitu dengan cara umat islam
harus proaktif dalam mutakhir, termasuk dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena seiring
berjalannya zaman, teknologi modern akan berkembang seperti kecerdasan buatan, mahadata, dan biologi
modern yang melahirkan neurosains, perlu dikuasai. Jika Negara Indonesia sudah menjadi Negara maju, akan
kemungkinan besar ekstensi populasi muslim di Indonesia tetap bertahan. Apalagi sekarang banyak sekali orang
asing datang ke Indonesia untuk menetap bukan sekedar berlibur. Dengan banyaknya agama di Indonesia, maka
akan mempengaruhi juga perkembangan islam di Indonesia. Maka dari itu kita sebagai WNI wajib tegas kepada
mereka yang ingin mengurangi populasi muslim apalagi sampai menindas.

No. 6. Masuknya Islam di Indonesia

Menurut buku "Sejarah Indonesia Periode Islam" oleh Ricu Sidiq dan kawan-kawan, sejarah mencatat
bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari India dan China sudah memiliki hubungan dagang dengan
penduduk Indonesia. Meski terdapat beberapa teori mengenai kedatangan agama Islam di Indonesia, banyak ahli
percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan Berita China zaman Dinasti Tang.
2.) Media dalam Islamisasi
Dalam buku "Sejarah Indonesia Periode Islam" juga dijelaskan media atau saluran-saluran dalam perkembangan
islam di Indonesia, di antaranya:
1. Perdagangan, 2. Perkawinan, 3. Tasawuf, 4. Pendidikan, 5. Kesenian, 6. Politik
3.) Peranan Wali dan Ulama
Salah satu cara penyebaran agama Islam ialah dengan cara mendakwah. Di samping sebagai pedagang, para
pedagang Islam dahulu juga berperan sebagai mubaligh. Ada juga para mubaligh yang datang bersama
pedagang dengan misi agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama
mendatangi masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya.
Kesembilan wali tersebut adalah seperti berikut:
1.Sunan Gresik, 2. Sunan Ampel , 3.Sunan Drajat, 4. Sunan Bonang, 5.Sunan Kalijaga , 6. Sunan Giri, 7. Sunan
Kudus, 8. Sunan Muria, 9. Sunan Gunung Jati
Isu terkini yang menjadi perbincangan hangat yaitu teori “ ISLAM NUSANTARA” dimana walaupun
dianggap bukan istilah baru, istilah Islam Nusantara belakangan telah dikampanyekan secara gencar oleh ormas
Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, NU. Istilah Islam Nusantara merujuk pada fakta sejarah
penyebaran Islam di wilayah Nusantara yang disebutnya "dengan cara pendekatan budaya, tidak dengan doktrin
yang kaku dan keras." Secara garis besar, penolakan pada istilah Islam Nusantara karena istilah itu seolah-olah
mencerminkan bahwa ajaran Islam itu tidak tunggal.

No. 7. Pernikahan merupakan ikatan suci yang menghalalkan hubungan antara perempuan dan laki-laki
sehingga menimbulkan hak dan kewajiban diantara keduanya.
Rukun nikah ada lima :
1.Terdapat calon pengantin laki-laki dan perempuan yang tidak terhalang secara syar'i untuk menikah, 2.Ada
wali dari calon pengantin perempuan, 3. Dihadiri dua orang saksi laki-laki yang adil untuk menyaksikan sah
tidaknya pernikahan, 4. Diucapkannya ijab dari pihak wali pengantin perempuan atau yang mewakilinya, 5.
Diucapkannya kabul dari pengantin laki-laki atau yang mewakilinya. Persaksian akad nikah tersebut
berdasarkan dalil hadis secara marfu: "Tidak ada nikah kecuali dengan adanya wali dan dua saksi yang adil."
(HR. Al-Khamsah kecuali An-Nasa`i).
Syarat Sah Nikah Dalam Islam
1. Kedua Calon Pengantin Beragama Islam, Syarat sah menikah dalam Islam adalah kedua calon pengantin
harus memeluk agama Islam. 2. Wali Nikah Harus Laki-laki, Syarat sah menikah dalam Islam lainnya adalah
wali nikah harus laki-laki. Sebuah pernikahan wajib ada wali nikah. Untuk perempuan, wali nikah yang utama
adalah ayah kandung, 3. Harus Ada Saksi, Saksi menjadi salah satu rukun nikah dan syarat sah menikah dalam
Islam. Setiap pernikahan Muslim wajib ada saksi nikah. Terdapat minimal dua orang saksi saat ijab dan qabul.
Untuk menjadi saksi harus seorang laki-laki dewasa, beragama Islam, dan memiliki pengetahuan agama Islam
yang baik. 4. Tidak sedang Menunaikan Ibadah Haji, Salah satu syarat sah menikah dalam Islam adalah tidak
sedang menunaikan ibadah haji. Berdasarkan mazhab syafii dalam kitab Fathul Qarib Al-Mujib melangsungkan
akad nikah menjadi larangan saat menunaikan ibadah haji. Bahkan menjadi wali nikah pun juga tidak
diperkenankan saat haji. 5. Tanpa Paksaan, Satu lagi syarat sah menikah tentu tanpa paksaan di antara kedua
belah pihak. "Tidak boleh seorang janda dinikahkan hingga ia diajak musyawarah atau dimintai pendapat, dan
tidak boleh seorang gadis dinikahkan sampai dimintai izinnya." (HR Al Bukhari: 5136, Muslim: 3458).
Dalilnya : Surat An-Nur Ayat 32. Artinya: "Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara
kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan.
Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya.
Macam-macam hukum nikah dalam Islam
1. Wajib, Hukum nikah menjadi wajib bila seseorang telah mampu, baik secara fisik maupun finansial.
Sedangkan, bila ia tidak segera menikah dikhawatirkan berbuat zina.
2. Sunnah, Dasar hukum nikah menjadi sunnah bila seseorang menginginkan sekali punya anak dan tak mampu
mengendalikan diri dari berbuat zina.
3. Makruh, Selanjutnya, hukum nikah makruh. Hal itu terjadi bila seseorang akan menikah tetapi tidak berniat
memiliki anak, juga ia mampu menahan diri dari berbuat zina. Padahal, apabila ia menikah ibadah sunnahnya
akan terlantar.
4. Mubah, Seseorang yang hendak menikah tetapi mampu menahan nafsunya dari berbuat zina, maka hukum
nikahnya adalah mubah. Sementara, ia belum berniat memiliki anak dan seandainya ia menikah ibadah
sunnahnya tidak sampai terlantar.
5. Haram, Hukum nikah menjadi haram apabila ia menikah justru akan merugikan istrinya, karena ia tidak
mampu memberi nafkah lahir dan batin. Atau, jika menikah, ia akan mencari mata pencaharian yang
diharamkan oleh Allah padahal sebenarnya ia sudah berniat menikah dan mampu menahan nafsu dari zina.
Sementara, hukum menikah bagi wanita adalah wajib menurut Ibnu Arafah. Hal itu apabila, ia tidak mampu
mencari nafkah bagi dirinya sendiri, sedangkan jalan satu-satunya dengan menikah.
Jenis-jenis Pernikahan yang dilarang dalam islam tersebut adalah:
a. Nikah muhallil, b. Nikah syighar. c.Nikah beda agama

Anda mungkin juga menyukai