Belakangan ini umat Islam sedang diguncang oleh banyak isu, baik dalam
skala nasional maupun internasional. Polemik tentang peran agama di Indonesia
seakan tidak ada hentinya. Terlebih lagi, jika menyangkut sebuah kepercayaan yang
pemeluknya adalah mayoritas dari warga bangsa. Sikap saling berbantahan akan
menguras energi masing-masing kelompok untuk menunjukkan bahwa
pahamnyalah yang paling benar. Tanpa disadari, musuh-musuh Islam akan tertawa
melihat fenomena tragis ini. Maka dari itu, saat ini Islam mendapatkan banyak
tantangan dari berbagai isu yang beredar tersebut. Berikut ini adalah beberapa
tantangan yang harus dihadapi oleh umat Islam, yaitu:
Hukum pernikahan beda agama atau biasa juga dikenal dengan pernikahan
lintas agama selalu menjadi polemik yang cukup kontroversial dalam
masyarakat, khususnya negara yang memiliki berbagai macam penduduk
dengan agama yang berbeda-beda. Dilihat dari dua sudut pandang pada
hukum pernikahan berbeda agama dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan
pasangan yang menikah, yaitu :
a. Hukum seorang laki-laki muslim menikahi perempuan non muslim
(beda agama)
Pernikahan seorang lelaki muslim menikahi seorang wanita yang non
muslim dapat diperbolehkan, tapi di sisi lain juga dilarang dalam Islam,
untuk itu terlebih dahulu sebaiknya kita memahami terlebih dahulu sudut
pandang dari non muslim itu
sendiri.
1. Laki-laki yang menikah dengan perempuan ahli kitab (Agama
Samawi), yang dimaksud agama samawi atau ahli kitab disini yaitu
orang-orang (non muslim) yang telah diturunkan padanya kitab
sebelum Al-Qur'an. Dalam hal ini, para ulama sepakat dengan kitab
Injil dan Taurat, begitu juga dengan nasrani dan yahudi yang
sumbernya sama. Untuk hal seperti ini, pernikahannya diperbolehkan
dalam islam. Adapun dasar dari penetapan hukum pernikahan ini, yaitu
mengacu pada Al-
Qur'an, Surat Al-Maidah : 5
Umat Islam harus konsisten mengikuti jalan yang lurus sebagaimana ditetapkan
Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Selain itu, harus waspada terhadap jalan-jalan
lain yang dipromosikan dan dipropagandakan orang yang tidak suka dengan Islam,
meskipun dari lisannya mungkin meluncur kalimat-kalimat pemanis. Masih banyak
lagi masalah yang timbul (dan berpotensi timbul) ke permukaan. Saat ini, Indonesia
bahkan dunia sangat membutuhkan soliditas kaum Muslimin. Tanpa persatuan yang
teguh dan semangat untuk saling membantu, umat Islam akan kembali dijajah
dalam berbagai aspek kehidupan.
Semua cara bisa kita lakukan dengan tidak merubah dari substansinya. Salah
satunya dengan memanpaatkan media massa yang berkembang saat ini.
Seperti dakwah dengan menggunakan media- media digital, seperti ceramah
pengajian yang disimpan di computer berupa Mp3, video, dan sebagainya.
Dengan demikian, maka isi pengajian tidak akan mudah hilang. Jika kita lupa
atau mau mendengarkan kembali maka tinggal di play saja. Semuanya
menjadi mudah dan praktis. Lebih jauh lagi, sekarang telah beredar Al-Quran
digital, hadist digital, dan buku-buku islami digital. Semuanya dibuat untuk
memudahkan kita dalam memahami ajaran-ajaran agama. Misalnya, ketika
kita akan mencari suatu tema dalam Al-Quran maka kita tidak mesti
membuka lembar perlembar. Tetapi kita tinggal langsung masukkan kata
kuncinya maka Al-Quran digital tersebut akan memunculkan hasilnya. Selain
itu, dalam Al-Quran digital juga diisi dengan audionya. Sehingga kita bisa
membaca sekaligus mendengarkan bacaannya.
Atas dasar itu, maka tidak ada salahnya jika kita mulai melirik dan
menggunakan media-media ini untuk kepentingan dakwah – dengan tidak
meninggalkan tradisi mengaji di masjid secara berjamaah. Tetapi media ini
digunakan sebagai sarana penambah dan pelengkap untuk berdakwah