Anda di halaman 1dari 11

STUDI KASUS

PERNIKAHAN BEDA AGAMA DI


INDONESIA

Muhammad Rifqi Asshafi

TE – B

220536608807

Dosen Pai:Hj.Prof Dr Lilik Nur Kholidah


Bab 1
Pendahuluan

I. LATAR BELAKANG
Praktik perkawinan beda agama dalam masyarakat Islam
merupakan hal yang kontroversial, tidak terkecuali di
Indonesia. Indonesia yang bercirikan masyarakat majemuk
yang hidup berdampingan, memiliki mobilitas tinggi dari
penduduknya, yang ditambah dengan kemajuan teknologi
telekomunikasi yang memudahkan interaksi tanpa
memandang jarak, mendorong perkawinan beda agama
semakin sulit dihindari.

Perkawinan beda agama sudah sebagai perdebatan


semenjak usang yg terlihat pada aneka macam literatur
hukum Islam tiga Di kalangan para ulama, perdebatan
berawal menurut perbedaan pada menafsirkan konteks Q.S
al-Baqarah:221 & Q.S al-Maidah:5 mengenai siapa yg
dimaksud kafir & ahli kitab pada ke 2 ayat itu & apakah
larangan pada ayat tadi masih bersifat relevan
menggunakan syarat umat waktu ini.
II. TUJUAN STUDI KASUS
Ada pun tujuan studi kasus ini sebagai berikut
A.Menuntaskan tugas mata kuliah PAI
B. Sebagai informasi untuk mengetahui legalitas
pernikahan beda agama
C. Untuk meminimalisisr adanya kejadian pernikahan
beda agama di Indonesia

III. MANFAAT STUDI


- Diharapkan studi ini dapat menjadi bahan
pembelajaran bagi mahasiswa dan dapat meningkatkan
pengetahuan
- Diharapkan juga bagi masyarakat untuk menghindari
kasus pernikahan beda agama
Bab 2

PERMASALAHAN

I. IDENTIFIKASI MASALAH
- Bagaimana perkawinan beda agama dalam perspektif
islam?
- Bagaimana perkawinan beda agama dalam konteks
pengadilan agama/hukum indonesia?

II. KASUS
Banyak sekali di Indonesia ini terjadi kasus nikah beda
agama terutama yang paling tersorot adalah di kalangan
artis artis salah satunya seperti Dewi Sandra dan Glenn
Fredly pernah menikah berbeda agama tahun 2006 silam.
Yang disaat itu , Dewi menganut agama Islam sementara
Glenn memeluk agama Kristen. Ada pun Irfan Bachdim
dan Jennifer Kurniawan dan masih banyak lagi bahkan
yang tak tersorot

Bab 3
ANALISIS

I. ANALISIS MASALAH
- Pengertian pernikahan menurut islam

Nikah dalam bahasa berarti menghimpun. Dalam pengertian


fiqih, nikah adalah akad yang mengandung kebolehan
melakukan hubungan suami istri dengan lafal nikah/kawin.
Selain itu, menurut kompilasi hukum Islam, perkawinan
adalah akad yang kuat atau mistaqon gholidhon untuk menaati
perintah Allah dan melaksanakannya adalah ibadah.

menikah juga menjadi salah satu cara memperkuat ibadah.


Hal ini sesuai dengan hadits tentang pernikahan yang
diriwayatkan oleh Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda,
"Apabila seorang hamba menikah, maka telah sempurna
separuh agamanya. Maka takut lah kepada Allah SWT untuk
separuh sisanya."

- Pengertian nikah beda agama


Adalah ikatan 2 insan yang disatukan melalui pernikahan
dengan keyakinan antara keduanya berbeda/ berlainan agama
seperti pernikahan muslim dengan musyrikah ataupun
musyrik dengan Muslimah

- Hukum pernikahan agama dalam islam di Indonesia

Hukum pernikahan dalam islam termasuk masalah khilafiyah


yang diperdebatkan. Namun demikian di Indonesia mayoritas
ulama mengatakan bahwa hal ini adalah haram dengan
berdasar kepada:

Artinya : “Dan janganlah kamu menikahi perempuan-


perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya
perempuan budak yang mukmin lebih baik dari perempuan
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu
menikahkan orang orang musyrik
(dengan perempuan-perempuan mukmin) sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari
orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka
mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan
ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-
ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya
mereka mengambil pelajaran.” (Q.S. al-Baqarah [2] : 221)

Dan juga bersandar dengan hadits berikut ;

”Perempuan itu (boleh) dinikahi karena empat hal: (1) karena


hartanya (2) karena (asal-usul) keturunan-nya (3) karena
kecantikannya (4) karena agamanya. Maka hendaklah kamu
berpegang teguh (dengan perempuan) yang memeluk agama
Islam; (jika tidak), akan binasalah kedua tangan-mu". (Hadis
riwayat Muttafaq alaih dari Abi Hurairah r.a.)

- Pernikahan beda agama menurut hukum

Pengertian Perkawinan menurut Pasal 1 Undang-Undang


Nomor 1 Tahun 1974 dapat diartikan sebagai berikut.:

1. Di dalam negara Republik Indonesia tidak boleh terjadi


atau tidak boleh berlaku “Hukum Perkawinan” yang
bertentangan dengan kaidah- kaidah Islam bagi orang-orang
Islam, atau “Hukum Perkawinan” yang bertentangan dengan
kaidah-kaidah Nasrani bagi umat Nasrani dll

2. Negara Indonesia harus menjalankan Syariat atau Hukum


(Perkawinan) Islam bagi orang Islam, Hukum (Perkawinan)
Nasrani bagi orang Nasrani, dll. Sekadar pada menjalankan
aturan perkawinan itu memerlukan donasi atau perantaraan
kekuasaan negara

Berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No.1


Tahun 1974 tentang perkawinan disebutkan: “Perkawinan
adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing- masing
agamanya dan kepercayaannya itu”. Penjelasan pasal 2 ayat
(1) itu menjelaskan bahwa:

”Dengan perumusan pada Pasal 2 ayat (1) ini, tidak ada


perkawinan di luar hukum masing-masing agamanya dan
kecercayaannya itu sesuai dengan Undang-Undang Dasar
1945. Yang dimaksud bagi golongan agamanya dan
kepercayaannya itu sepanjang tidak bertentangan atau tidak
ditentukan lain dalam Undang-Undang ini”.

Dari rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa sah atau


tidaknya suatu perkawinan adalah semata-mata ditentukan
oleh ketentuan agama dan kepercayaan mereka yang hendak
melaksankan perkawinan. Ini berarti syarat- syarat
perkawinan itu sendiri mestinya juga harus didasarkan kepada
syarat- syarat perkawinan sebagai yang diatur menurut hukum
agamanya dan kepercayaannya itu.

II. SOLUSI
Solusi untuk mengatasi masalah perkawinan beda agama
adalah dengan terlebih dahulu mengikuti hukum formal dan
hukum Islam yang telah ditetapkan, mendorong ceramah di
masjid-masjid tentang hukum perkawinan menurut hukum
Islam, menggiatkan ceramah-ceramah di mesjid tentang
hukum perkawinan menurut syariat agama Islam, adanya
sanksi berat bagi pelanggarnya. Memaksimalkan peran
lembaga keagamaan dan ormas yang dapat menanamkan
pandangan keagamaan yang mendalam terhadap persoalan
dan memberikan solusi yang masuk akal dan tepat terhadap
persoalan perkawinan beda agama.dan mungkin lebih
ditekankan kepada generasi muda dengan mengadakan
majelis majelis ilmu agar mereka kedepannya dapat mengerti
Bab  IV  

PENUTUP
KESIMPULAN

Terjadinya perkawinan beda agama dipicu oleh pengaruh


budaya lingkungan, ketertarikan eksternal, cinta, ekonomi,
dan kehamilan di luar nikah. Untuk mencegah hal tersebut
terjadi, perlu dilakukan upaya pencegahan perkawinan beda
agama yaitu Direktur Jenderal Urusan Agama (KUA)
Sosialisasi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan. untuk menyosialisasikan Undang-undang No 1


Tahun 1974 tentang perkawinan yang menyatakan bahwa
perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum
masing-masing agama dan kepercayaannya itu

Selain itu untuk cara kita menanggapi hal seperti ini cukup
jadikan pelajaran dengan kasus kasus yang sudah ada jangan
malah kita contoh, justru kita harus tegas terhadap hal itu
sehingga kedepannya hukum hukum islam dapat kita jalani
dengan baik
Daftar Pustaka
Buku

-Al Qur’anul Karim

-Djubaidah, Pencatatan Perkawinan & Perkawinan Tidak


Dicatat: Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum
Islam (online)
- 'Tajdid Nikah Dalam Perspektif Hukum Islam' karya Drs
Sutaji, M.HI, (online)
- Pendidikan islam berbasis kehidupan Mengembangkan
pribadi berkarakter oleh Tim dosen PAI Universitas Negeri
Malang

Internet
https://www.viva.co.id/showbiz/gosip/1525726-artis-nikah-
beda-agama
https://www.matamata.com/life/2021/04/16/030000/menikah-
beda-agama-8-momen-perjalanan-cinta-irfan-bachdim-dan-
jennifer
https://wolipop.detik.com/hijab-update/d-5162600/
pernikahan-dalam-islam-tujuan-syarat-dan-haditsnya-lengkap
https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/13/194500669/
dasar-hukum-pernikahan-dalam-islam?page=all

Anda mungkin juga menyukai