Anda di halaman 1dari 12

ANALISA YURIDIS TERHADAP PERKAWINAN BEDA AGAMA.

Ika Octavia Cahyani1, Muhammad Aini2, Sri Herlina3


1
74021Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,Universitas Islam Kalimantan MAB.NPM.16810325
2
74021Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,Universitas Islam Kalimantan MAB.NIDN. 1126108202
3
74021Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,Universitas Islam Kalimantan MAB. NIDN. 1131089102
Email : ikaoctavia33@gmail.com

ABSTRAK
Perkawinan (nikah) menurut agama ialah melakukan suatu akad atau perjanjian untuk
mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan wanita untuk menghalalkan hubungan antara kedua
belah pihak untuk mewujudkan suatu hidup berkeluarga diliputi rasa kasih sayang serta ketentraman
(mawaddah wa rahmah) dengan cara-cara yang diridhai oleh Allah SWT.menurut undang-undang
no.1 tahun 1974 pasal 1 “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang Bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”Pernikahan beda agama memang menjadi suatu
hal yang rentan terhadap munculnya masalah dan konflik dalam kehidupan berumah tangga pasangan
beda agama, karena banyak perbedaan dalam pola pikir, cara pandang, aktivitas dan kebiasaan
sehari-hari sedikit banyaknya disebabkan oleh perbedaan agama yang dimiliki oleh
keduanya.Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui secara mendalam tentang
pernikahan beda agama serta status hukumnya di Indonesia, dan akibat hukum dari pernikahan
beda agama tersebut.
Dalam penelitian skripsi ini, sesuai dengan jenis penelitian yang berupa penelitian
normatif, maka metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode pendekatan konseptual yang beranjak dari pandangan dan doktrin yang berkembang di
dalam ilmu hukum. Pendekatan ini penting sebab pemahaman terhadap pandangan/doktrin yang
berkembang dapat menjadi pijakan untuk membangun argumentasi dalam ilmu hukum
Kesimpulan dari skripsi ini adalah Perkawinan diindonesia mempunyai peraturan dan
persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan hukum yang berlaku diindonesia, pernikahan beda
agama tidak dapat dilakukan di Indonesia dikarenakan tidak sesuai dengan hukum yang
berlaku di Indonesia karena berdampak terhadap permasalahan sosial, budaya dan agama.

Kata Kunci: Perkawinan, Pernikahan Beda Agama

ABSTRACT
Marriage (marriage) according to religion is to carry out a contract or agreement to bind oneself between a man
and a woman to legalize the relationship between the two parties to create a family life filled with affection and
peace (mawaddah wa rahmah) in ways that are blessed by Allah SWT. according to law no.1 of 1974 article 1
"Marriage is a physical and spiritual bond between a man and a woman as husband and wife with the aim of
forming a happy and eternal family or household based on Almighty God" Interfaith marriage. It is indeed a
matter that is prone to the emergence of problems and conflicts in the married life of couples of different religions,
because many differences in thought patterns, perspectives, activities and daily habits are more or less caused by
differences in religions owned by the two of them. is wanting to set understand in depth about interfaith marriage
and its legal status in Indonesia, and the legal consequences of interfaith marriage.
In this thesis research, according to the type of research in the form of normative research, the approach method
used in this research is a conceptual approach that departs from the views and doctrines that develop in law. This
approach is important because understanding of the views / doctrines that are developing can be a basis for
building arguments in legal science
The conclusion of this thesis is that Indonesian marriages have rules and requirements that must be fulfilled in
accordance with the applicable Indonesian law, interfaith marriage cannot be carried out in Indonesia because
it is not in accordance with the applicable law in Indonesia because it has an impact on social, cultural and
religious problems.

Keywords: Marriage, Marriage of Different Religions


PENDAHULUAN dan penataan aturan tentang perkawinan beda
Perkembangan ilmu pengetahuan dan agama tidak mengarah kepada kesamaan atau
teknologi modern telah mempengaruhi pola keseragaman. Ketidaksamaan itu tidak hanya
interaksi masyarakat melintasi batas-batas pada agama yang satu dengan yang lainnya,
suku, bangsa dan agama. Pergaulan manusia bahkan satu adat masyarakat dengan adat
lintas batas ini menimbulkan ketertarikan satu masyarakat lain tidak sama, bahkan dalam
dengan lainnya yang menyebabkan terjadinya satuagama pun tidak sama, hal ini karena
perkawinan tidak hanya terjadi di antara satu adanya pemahaman dan cara berfikiryang
suku, tetapi juga antara bangsa-bangsa dan berbeda karena menganut mazhab atau
yang berlainan agama. Dalam masyarakat aliran yang berbeda.
Indonesia yang plural dengan nilai, tradisi, Kondisi dari suatu tempat atau daerah
keyakinan dan agama yang berbeda-beda dimungkinkan ikut mempengaruhi pengaturan
mengakibatkan pernikahan antara suku, hukum (Perkawinan). Sebagai contohnya
pernikahan dengan warga negara asing, adalah Negara Indonesia, perkawinan di
pernikahan dengan orang yang berbeda Indonesia masih banyak yang dilakukan
keyakinan dan agamanya sangan secara adat agama dan budaya. Di dalam adat
dimungkinkan terjadi. itu sendiri tidak lepas dari agama yang dianut
Perkawinan adalah hak alami yang oleh pemeluknya. Orang Islam melakukan
dianugerahkan oleh Pencipta pada manusia pernikahan secara Islam, Kristen secara
untuk meneruskan keturunannya. Untuk itu, Kristen, Budha secara Budha.
seorang calon suami atau calon istri berhak Di dalam Undang-Undang Nomor
untuk menentukan pilihannya dalam 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan atau
membentuk keluarga. Undang-Undang Dasar berbeda agama. Dan antara seorang warga
1945 mengatur tentang setiap Warga Negara Negara Indonesia dengan warga Negara
Indonesia berhak membentuk keluarga, berhak Asing yang berbeda agama atau se-
untuk menentukan pilihan untuk menikah atau agama. Pada kalimat terkahir disebutkan
tidak menikah, berhak memilih pasangan “Bagi warga negara Indonesia tidak
berdasarkan pilihannya, berhak melanggar ketentuan-ketentuan Undang-
melaksanakan perkawinan berlandaskan Undang ini”. Sedangkan di dalam Kompilasi
ajaran agama atau kepercayaan atau keyakinan Hukum Islam Pasal 4 disebutkan perkawinan
masing-masing, berhak memperoleh sah apabila sesuai dengan pasal 2 ayat (1)
keturunan, dan menjamin kemerdekaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya Dalam perkawinan beda agama yaitu
masing-masing dan untuk beribadat menurut perkawinan antara seorang muslimdengan
agamanya dan kepercayaannya itu. seorang yang bukan muslim, hukum Islam
Masyarakat yang berbeda agama bisa menjelaskan bahwa laki- laki muslim boleh
menjalin suatu ikatan yang mengarah kepada menikah dengan perempuan ahli kitab.
suatu perkawinan beda agama yang pada Sedangkan untukperempuan sendiri dilarang
akhirnya hal tersebut akan memunculkan untuk menikah dengan laki-laki yang berbeda
suatu permasalahan yang kemudian agama (Non Muslim).
berakibat pada munculnya banyak pendapat Hukum Positif sementara ini belum
mengenai perkawinan agama tersebut. bisa mengatur secara tegas perkawinan beda
“Perkawinan beda agama adalah agama, seperti yang telah disebutkan di
sesuatu yang sangat peka, bahkan pada atas, Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 56 Undang-
tahun delapan puluhan dipandang sebagai Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
sesuatu yang sangat merisaukan ummat Islam Perkawinan masih mempunyai banyak tafsir,
Sudah menjadi kenyataan dan oleh karena itu saya rasa perlu untuk menggali
terbukti di masyarakat bahwa pengaturan kekuatan hukum dari perkawinan beda agama.
Sedangkan Pasal 40 (c) dan Pasal 44 secara melakukan perkawinan beda agama. Walaupun
jelas menjelaskan tidak boleh perkawinan pada prinsipnya agama Protestan menghendaki
beda agama. Dari penjelasan tersebut, warga agar penganutnya kawin dengan orang yang
Negara Indonesia (Islam) yang akan seagama, tetapi jika terjadi perkawinan beda
melakukan perkawinan beda agama harus agama maka gereja Protestan memberikan
mengikuti peraturan yang mana? apakah kebebasan kepada penganutnya untuk memilih
Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang apakah hanya menikah di Kantor Catatan Sipil
Perkawinan atau Kompilasi Hukum Islam. atau diberkati di gereja atau mengikuti agama
dari calon suami/istrinya. Agama Hindu tidak
METODE PENELITIAN mengenal perkawinan beda agama dan
jenis penelitian hukum normatif. Penelitian pedande/pendeta akan menolak perkawinan
atau riset adalah hal yang tidak terpisahkan tersebut, dan Agama Budha tidak melarang
dalam dunia perguruan tinggi. Penelitian umatnya untuk melakukan perkawinan
hukum normatif yaitu penelitian yang dengan penganut agama lain asal dilakukan
memiliki objek kajian tentang kaidah atau menurut tata cara Budha.
aturan hukum. Penelitian hukum normatif Perkawinan campuran yang
meneliti kaidah atau peraturan hukum sebagai dilangsungkan di Indonesia harus dilakukan
suatu bangunan sistem yang terkait dengan berdasarkan hukum perkawinan Indonesia jadi
suatu peristiwa hukum. Penelitian ini dilakukan keabsahan perkawinan tersebut harus
dengan maksud untuk memberikan berdasarkan hukum agama dan harus dicatat
argumentasi hukum sebagai dasar penentu apabila kedua belah pihak, calon suami-isteri
apakah suatu peristiwa telah benar atau salah ini menganut agama yang sama tidak akan
serta bagaimana sebaiknya peristiwa itu menimbulkan masalah, namun apabila
menurut hukum. berbeda agama, maka akan timbul masalah
hukum antar agama. Masalahnya tidak akan
PEMBAHASAN menjadi rumit apabila jalan keluarnya dengan
A. Status Hukum Perkawinan Beda Agama kerelaan salah satu pihak untuk meleburkan
di Indonesia menurut Undang-Undang diri/mengikuti kepada agama pihak yang
Perkawinan lainnya tetapi kesulitan ini muncul apabila
Menurut agama Islam yang berlaku di kedua belah pihak tetap inginrnempertahankan
Indonesia, perkawinan yang sah apabila keyakinannya. Namun di dalam kenyataannya
perkawinan tersebut dilaksanakan di sering terjadi untuk mudahnya pasangan
tempat kediaman mempelai, masjid, ataupun tersebut kawin berdasarkan agama salah satu
di kantor agama dengan ijab kabul dalam pihak, dan kemudian setelah
bentuk akad nikah. Untuk yang beragama perkawinannya disahkan mereka kembali
Kristen, perkawinan yang sah apabila syarat- kepada keyakinannya masing-masing.
syarat yang telah ditentukan dipenuhi dan Jarwo Yunu mengatakan bahwa ada dua
perkawinannya dilaksanakan di depan cara dalam menyikapi perkawinan beda
pendeta yang dihadiri dua orang saksi selain agama yaitu:
itu kedua mempelai harus sudah di babtis. 1) Salah satu pihak dapat melakukan
Agama Katholik memandang bahwa perpindahan agama, namun ini dapat
perkawinan sebagai sakramen sehingga jika berarti penyelundupan hukum,
terjadi perkawinan beda agama dan tidak karena sesungguhnya yang terjadi
dilakukan menurut hukum agama Katholik, adalah hanya menyiasati secara hukum
maka perkawinan tersebut dianggap tidak ketentuan Undang- Undang Nomor 1
sah. Agama Protestan lebih memberikan Tahun 1974 tentang Perkawinan.
kelonggaran pada pasangan yang ingin Namun setelah perkawinan
berlangsung, masing-masing pihak
kembali memeluk agamnya masing- lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia
masing. Cara ini sangat tidak menarik hatimu. Dan janganlah kamu
disarankan. menikahkan orang-orang musyrik (dengan
2) Berdasarkan Putusan Mahkamah wanita-wanita mukmin) sebelum mereka
Agung Nomor 1400.K/Pdt/1986, beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin
Kantor Catatan Sipil diperkenankan lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia
untuk melangsungkan perkawinan menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka,
beda agama. Dengan demikian, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan
perkawinan berbeda agama mungkin dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan
saja dapat dilangsungkan di Kantor ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya)
Catatan Sipil. Sebagai dasar kepada manusia supaya mereka mengambil
hukumnya adalah yurisprudensi pelajaran.”
putusan Mahkamah Agung Reg No Selain itu, juga dalam ajaran Kristen
1400 K/Pdt/1986 yang mengabulkan perkawinan beda agama dilarang(II Korintus
permohonan antara kedua mempelai 6: 14-18). 6:14 Janganlah kamu merupakan
yang berbeda agama Islam dan pasangan yang tidak seimbang dengan
orang-orang yang tak percaya. Sebab
Kristen. Dalam keadaan demikian persamaan apakah terdapat antara
Kantor Catatan Sipil sebagai satu- kebenaran dan kedurhakaan? Atau
satunya instansi yang berwenang bagaimanakah terang dapat bersatu dengan
melangsungkan perkawinan bagi gelap? 6:15 Persamaan apakah yang
kedua calon suami-istri non-Muslim, terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah
wajib menerima pemohon bagian bersama orang- orang percaya
dengan orang-orang tak percaya?
Sedangkan, bagi mereka yang
Dalam hal ini karena Anda sebagai
melangsungkan perkawinan menurut agama
pihak laki-laki yang beragama Islam, dan
dan kepercayaannya di luar agama Islam,
dalam ajaran Islam masih diperbolehkan
maka pencatatan dilakukan pada Kantor
untuk menikah beda agama apabila pihak laki-
Catatan Sipil (lihat Pasal 2 PP No. 9/1975).
laki yang beragama Islam dan pihak
Pada dasarnya, hukum perkawinan di
perempuan beragama lain. Namun, dalam
Indonesia tidak mengatur secara khusus
ajaran Katolik yang dianut oleh pasangan
mengenai perkawinan pasangan beda agama
Anda pada prinsipnya dilarang adanya
sehingga ada kekosongan hukum. Mengenai
perkawinan beda agama.
sahnya perkawinan adalah perkawinan yang
Adapun proses pengajuan dan
dilakukan sesuai agama dan kepercayaannya
pemeriksaan permohonan penetapan
sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1)
perkawinan beda agama di Pengadilan Negeri
UUP. Hal ini berarti Undang Undang
dilaksanakan dengan tata cara sebagai
Perkawinan menyerahkan pada ajaran dari
berikut:
agama masing-masing.
1. Proses pengajuan permohonan
Namun, permasalahannya apakah agama
penetapan perkawinan beda agama
yang dianut oleh masing- masing pihak
Prosedur pengajuan permohonan
tersebut membolehkan untuk dilakukannya
penetapan perkawinan beda agama adalah
perkawinan beda agama. Misalnya, dalam
sebagai berikut :
ajaran Islam wanita tidak boleh
a. Pihak yang akan memohon
menikahdengan laki-laki yang tidak beragama
perkawinan beda agama datang ke
Islam (Al Baqarah [2]: 221) Artinya: “Dan
PN di kota setempat dan menghadap
janganlah kamu menikahi wanita-wanita
petugas untuk mengajukan
musyrik, sebelum mereka beriman.
permohonan penetapan perkawinan
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin
beda agama, dengan menyerahkan
surat permohonan, minimal 2 (dua) surat kuasa untuk membayar (skum)
rangkap. kepada pemegang kas.
b. Petugas memberikan penjelasan i. Pemegang kas setelah meneliti slip
yang dianggap perlu berkenaan bank kemudian menyerahkan
dengan perkara yang diajukan pihak kembali kepada pemohon,
pemohon dan menaksir pajak biaya pemegang kas kemudian memberi
perkarayang kemudian ditulis tanda lunas dalam surat berperkara
dalam surat kuasa untuk asli dan tindasan pertama surat
membayar dan skum. Besarnya biaya kuasa untuk membayar.
perkara diperkirakan harus telah j. Pihak pemohon menyerahkan
mencukupi untukmenyelesaikan kepada petugas surat
perkara tersebut permohonan serta tindasan pertama
c. Petugas menyerahkan kembali surat kuasa untuk membayar (skum).
surat permohonan kepada k. Petugas mendaftar/mencatat surat
pemohon disertai dengan surat kuasa permohonan dalam register
untuk membayar (skum) rangkap 3 bersangkutan serta memberi nomor
(tiga). register pada surat permohonan
d. Pihak pemohon menyerahkan tersebut yang diambil dari nomor
kepada pemegang kas (kasir), pendaftaran yang diberikan oleh
surat permohonan tersebut dan pemegang kas.
surat kuasa untuk membayar l. Petugas menyerahkan kembali 1
(skum). (satu) rangkap surat permohonan
e. Pemegang kas menandatangani surat yang telah diberi nomor register
kuasa untuk membayar kepada pihak pemohon.
(skum),membubuhkan nomor urut m. Para pemohon akan dipanggil oleh
perkara dan tanggal penerimaan juru sita pengganti untuk menghadap
permohonan dalam surat kuasa ke persidangan setelah ditetapkan
untuk membayar (skum) dan dalam susunan majelis hakim (PMH) dan
surat permohonan. panitera pengganti yang ditunjuk
f. Pemegang kas menyerahkan asli langsung oleh ketua pengadilan
membayar (skum) kepada pemohon negeri di kota setempat, serta
sebagai dasar penyetoran parjar menetapkan hari sidang pemeriksaan
biaya perkara kebak. perkaranya (PMS) oleh hakim
g. Pihak pemohon datang ke loket pemeriksa.
layanan bank dan mengisi slip n. Pada saat hari sidang yang telah
penyetoran parjar biaya perkara. ditentukan para pemohon hadir
Pengisian data dalam slip bank sendiri dengan membawa bukti-bukti
tersebut sesuai dengan surat kuasa surat dan saksi-saksi.
untuk membayar (skum), seperti Pada dasarnya prosedur pengajuan
nomor urut dan besarnya biaya permohonan penetapan perkawinan beda
penyetoran, pemohon menyerahkan agama sama dengan prosedur pengajuan
slip bank yang telah diisi dan gugatan perkara perdata biasa dan
menyetorkan uang sebesar yang permohonan penetapan perkawinan beda
tertera dalam slip bank tersebut agama adalah sama-sama dibantu atau
h. Pemohon menerima slip bank yang diwakili oleh kuasa untuk membuat,
telah divalidasi dari petugas layanan menandatangani, mengajukan atau
bank, pihak berperkara menunjukkan menyampaikangugatan atau permohonan
slip bank tersebut dan menyerahkan tersebut kepada pengadilan negeri.
dengan surat persetujuan tertulis
yang dibuat oleh calon mempelai
kepada Pegawai Catatan Sipil.
2. Proses pemeriksaan permohonan 3) Setelah adanya pemberitahuan
menetapkan perkawinan bed agama melangsungkan perkawinan,
Proses pemeriksaan permohonan penetapan Pegawai Catatan Sipil memberikan
perkawinan beda agama adalah sebagai 2 (dua) formulir yang harus diisi
berikut: oleh calon mempelai. Jika
1) Sidang dibuka dan dinyatakan pemberitahuan tersebut tidak
terbuka untuk umum, kemudianpara dilakukan sendiri oleh calon
pemohon datang sendiri dan mempelai maka formulir model 1
menghadap persidangan. (satu), dapat diisi oleh orang lain
2) Hakim membacakan permohonan yang melakukan pemberitahuan
para pemohon yang terdaftar di tersebut.
kepaniteraan pengadilan negeri. 4) Salah satu calon mempelai harus
3) Menguatkan dalil-dalil menandatangani formulir model2
permohonannya pemohon (dua) seperti yang dimaksud
mengajukan bukti-bukti surat dan dengan penjabaran no. 3 di atas.
saksi-saksi, para pemohon Lampiran-lampiran sebagai syarat
menerangkan sudah cukup dan pencatatan harus diserahkan
memohon penetapan. sebagaimana diperlukan dan diminta
4) Hakim mempertimbangkan segala dalam formulir tersebut. Kemudian
sesuatu yang terjadi di persidangan Pegawai Catatan Sipil yang
sebagai dasar untuk menyusun suatu menerima pemberitahuan tersebut
penetapan. meneliti terpenuhinya surat-surat
5) Hakim membacakan penetapan keterangan sebagai syarat dari
dimuka persidangan yang terbuka pencatatan perkawinan. Surat-surat
untuk umum. keterangan yang telah diserahkan
Adapun tata cara perkawinan tersebut dan dilampirkan tersebut tidak
dapat dijabarkan sebagai berikut: bisa diminta lagi. Apabila surat-
1) Memberitahukan kehendak surat keterangan tersebut
untuk melangsungkan diserahkan berupa foto copy, maka
perkawinannya kepada Pegawai aslinya dari surat-surat keterangan
Pencatat Perkawinan di Kantor tersebut harus diperlihatkan kepada
Catatan Sipil. Pegawai Pencatat Perkawinan
2) Pemberitahuan dilakukan secara sehingga dapat disahkan sesuai
lisan apabila yang dengan aslinya oleh Pegawai
bersangkutan datang sendiri ke Pencatat Perkawinan.
Kantor Catatan Sipil setempat. 5) Apabila ternyata kedua calon
Jika ternyata pemberitahuan secara mempelai tersebut buta huruf dan
lisan tersebut tidak mungkin untuk tidak bisa menandatangani
dilakukan oleh calon mempelai formulir tersebut, maka Pegawai
maka pemberitahuan tersebut dapat Pencatat Perkawinan membacakan
dilakukan oleh orang lain, dalam hal dan membantu dalampengisiannya,
ini bisa diwakilkan oleh orang calon mempelai membubuhkan cap
tuanya ataupun oleh wali, jempol tangan kiri dihadapan
dengan catatan harus disertai Pegawai Pencatat Perkawinan.
6) Setelah formulir diteliti berikut dengan 11) Apabila didalam pedoman
lampiran-lampirannya, kemudian pencatatan perkawinan
Pegawai Pencatat Perkawinan disebutkan Pegawai Pencatat
mencatatkannya ke dalam daftar Perkawinan hal ini dimaksud adalah
untuk pengumuman model 3 (tiga), Kepala Kantor Catatan Sipil. Hal
rangkap 2 (dua), di mana 1 (satu) ini dikarenakan
lembar untuk diumumkan dan 1 Kepala Kantor Catatan Sipil
(satu) lembarnya lagi untuk berhalangan untuk melakukan
dilampirkan kedalam Daftar Akta tanda tangan sehingga dilakukan
Perkawinan. Apabila calon penunjukan Pegawai Catatan Sipil
mempelai berbeda tempat yang bertindak atas nama Kepala
kediamannya, pengumuman untuk Kantor Catatan Sipil. Dalam hal
melangsungkan perkawinan surat-surat keterangan dari
dilakukan pada 2 (dua) tempat pasangan perkawinan beda agama,
sekaligus. maka surat-surat tersebut harus
7) Jika ternyata tidak ada sanggahan disertai dengan penetapan
dari pihak manapun terhadap pengadilan mengenai dapat
pengumuman perkawinan tersebut, dilangsungkannya perkawinan beda
kemudian Pegawai Pencatat agama.
Perkawinan mengutip formulir
untuk pencatatan perkawinan yang B. Akibat Hukum dari Perkawinan Beda
telah diisi ke dalam daftar akta Agama
perkawinan rangkap 2 (dua) Perkawinan beda agama mempunyai
beberapa hari sebelumnya. Surat- akibat hukum, bagi pasangan pekawinan beda
surat yang dilampirkan dalam agama dinyatakan sah apabila dicatatkan di
formulir untuk pencatatan Kantor Pencatatan Sipil setempat.
perkawinan disebutkan pada 1. Dampak Psikologis
Daftar Akta Perkawinan. Psikologi anak juga mulai terganggu
8) Daftar Akta Perkawinan harus karena orangtua berebut agar anaknya
ditandatangani oleh calon mengikuti agama yang diyakininya. Apalagi
mempelai, para saksi dan Pegawai anak merupakan fase dimana masa
Pencatat Perkawinan. pembentukan dan perkembangan kepribadian
9) Bagi calon mempelai diberikan dimana nilai-nilai agama sangat berperan
kutipan akta perkawinan model penting. Tidak akan baik jika permasalahan
5 (lima) sesaat setelah pencatatan agama menjadi sumber konflik. Berikut
perkawinan. merupakan dampak psikologis dari
10) Dalam hal mengeluarkan Kutipan perkawinan beda agama:
Akta Perkawinan maka di bawah a. Memudarnya Kehidupan Rumah
kata “Pencatatan Sipil” yang Tangga
seharusnya diisi dengan Kehidupan rumah tangga beda agama
kewarganegaraan dari mempelai semakin hari serasa semakin kering.
supaya disebutkan negara asal dari Pada awal kehidupan mereka,
mempelai. Apabila salah satu terutama pada waku masih pacaran,
mempelai tidak mempunyai perbedaan itu dianggap sepele, bisa
kewarganegaraan atau tanpa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-
kewarganegaraan, maka disebutkan kelamaan ternyata jarak itu tetap saja
juga tanpa kewarganegaraan. menganga. Ada suatu kehangatan dan
keintiman yang kian redup dan agama. Di sisi istrinya, yang
perlahan menghilang. kebetulan beragama Kristen misalnya,
Pada saat semakin menapaki usia akan merasakan hal yang sama, yakni
lanjut, kebahagiaan yang dicari merasa indah apabila melakukan
bukanlah materi, melainkan bersifat kebaktikan di gereja bersanding
psikologis-spiritual yang sumbernya dengan suami. Namun itu hanya
dari keharmonisan keluarga yang keinginan belaka.
diikat iman dan tradisi keagamaan. Setiap agama terdapat ritual-ritual
Ketika itu tak ada, maka rasa sepi keagamaan yang idealnya dijaga dan
kian terasa. dilaksanakan secara kolektif dalam
Semasa masih berpacaran lalu kehidupan rumah tangga. Contohnya
menikah dan belum punya anak,cinta pelaksanaan salat berjamaah dalam
mungkin diyakini bisa mengatasi keluarga muslim, atau ritual
semua perbedaan. Tetapi setelah berpuasa. Semua ini akan terasa
punya anak berbagai masalah baru indah dan nyaman ketika
akan bermunculan. dilakukan secara kompak oleh
Bagi seorang muslim, ketika usia seluruh keluarga.
semakin lanjut, tak ada yang Setelah salat berjamaah, seorang
diharapkan kecuali untaian doa dari ayah yang bertindak sebagai imam
anaknya. Mereka yakin doa yang lalu menyampaikan kultum dan
dikabulkan adalah yang datang dari dialog, tukarmenukar pengalaman
keluarga yang seiman. untuk memaknai hidup. Suasana yang
b. Tujuan Berumah Tangga Tidak begitu indah dan religius itu sulit
Tercapai diwujudkan ketika pasangan
Agama ibarat pakaian yang hidupnya berbeda agama.
digunakan seumur hidup. Spirit, Kenikmatan berkeluarga ada yang
keyakinan, dan tradisi agama hilang. Jadi, secara psikologis
senantiasa melekat pada setiap perkawinan beda agama menyimpan
individu yang beragama,termasuk masalah yang bisa menggerogoti
dalam kehidupan rumah tangga. kebahagiaan. Ini tidak berarti
Merupakan suatu kebahagiaan jika perkawinan satu agama akan terbebas
istri dan anakanaknya bisa ikut dari masalah.
bersama, pada saat seorang suami c. Perkawinan Mempertemukan Dua
(yang beragama Islam) pergi umrah Keluarga Besar
atau haji.Akan tetapi sebaliknya, Karakter suami dan istri yang masing-
merupakan suatu kesedihan ketika masing berbeda, merupakan suatu
istri dan anak-anaknya lebih keniscayaan. Misalnya perbedaan
memilih pergi ke gereja pada saat usia, perbedaan kelas sosial,
suami pergi umroh atau haiji. Salah perbedaan pendidikan, semuanya
satu kebahagiaan seorang ayah yang wajar selama keduanya
muslim adalah menjadi imam salat saling menerima dan saling
berjamaah bersama anak istri. melengkapi.
Demikian juga ketika Ramadhan Namun, untuk kehidupan keluarga di
tiba,suasana ibadah puasa menjadi Indonesia, perbedaan agama menjadi
perekat batin kehidupan keluarga. krusial karena peristiwa akad nikah
Tetapi keinginan sulit terpenuhi tidak saja mempertemukan suami-
ketika pasangannya berbeda istri, melainkan juga keluarga
besarnya. Problem itu semakin konflik, perkawinan beda agama juga
terasa terutama ketika sebuah mempunyai yuridis hukum. Berdasarkan
pasangan beda agama telah memiliki ketentuan mengenai sahnya suatu perkawinan
anak. yang ditentukan dalam UU No. 1 Tahun 1974,
d. Berebut Pengaruh maka dampak yang dapat timbul antara lain:
Dampak psikologis orang tua yang a. Keabsahan Perkawinan Beda
berbeda agama juga akan sangat Agama
dirasakan oleh anakanaknya. Keabsahan perkawinan di atur
Perbedaan agama bagi kehidupan dalam Undang-undang Perkawinan
rumah tangga di Indonesia selalu No 1 tahun 1974 pasal 2 ayat 1 yang
dipandang serius. Ada suatu berbunyi “Perkawinan adalah sah,
kompetisi antara ayah dan ibu untuk apabila dilakukan menurut
memengaruhi anak-anak, sehingga hukum masing-masing agamanya
anak jadi bingung. Namun ada juga dan kepercayaannya”. Hal
yang malah menjadi lebih dewasa dan tersebut berarti bahwa sah dan
kritis. tidaknya perkawinan sesuai dengan
Orang tua biasanya berebut ajaran agamanya masing-masing.
pengaruh agar anaknya mengikuti Masalah yang dihadapi oleh
agama yang diyakininya. Kalau pasangan beda agama adalah agama
ayahnya Islam, dia ingin anaknya apa yang dianut oleh pasangan ini
menjadi muslim. Kalau ibunya untuk melangsungkan
Kristen dia ingin anaknya memeluk perkawinannya. Dalam agama
Kristen. Anak yang mestinya menjadi Islam melarang perkawinan beda
perekat orang tua sebagai suami-isteri, agama hal itu disebutkan dalam Al-
kadang kala menjadi sumber Qur’an surah Al-baqarah ayat221
perselisihan. Orang tua saling berebut yang berbunyi “ dan janganlah
menanamkan pengaruh masing- kamu menikahi perempuan musyik
masing. sebelum mereka beriman. Sungguh,
Pasangan yang berbeda agama hamba sahaya perempuan yang
masing-masing akan berharap dan beriman lebih baik daripada
yakin suatu saat pasangannya agama. perempuan musyrik meskipun dia
Tetapi harapan belum tentu terwujud menarik hatimu. Dan janganlah
dan bahkan perselisihan demi kamu nikahkan orang (laki-laki)
perselisihan muncul. Akhirnya suami musyrik (dengan perempuan yang
dan istri tadi masing-masing merasa beriman) sebelum mereka beriman.
kesepian di tengah keluarga. Sungguh, hamba sahaya laki-laki
Mereka bingung siapa yang harus yang berimanlebih baik daripada
diikuti keyakinannya. Terlebih fase laki-laki musyrik meskipun dia
anak yang tengah memasuki masa menarik hatimu. Mereka mengajak
pembentukan dan perkembangan ke neraka, sedangkan Allah
kepribadian di mana nilai-nilai agama mengajak ke surga dan ampunan
sangat berperan. Kalau agama malah dengan izin-nya. menerangkan ayat-
menjadi sumber konflik, tentulah ayat-Nya kepada manusia agar
kurang bagus bagi anak. mereka mengambil pelajaran”.
2. Dampak Yuridis Agama Kristen juga melarang
Selain dampak psikologi karena perkawinan beda agama antara
permasalahan agama menjadi sumber orang Kristen dan non-Kristen.
Begitupun dengan agama Katolik dalam masyarakat.c. Masing-masing
dan Hindu yang melarang pihak berhak untuk melakukan
perkawinan beda agama. perbuatan hukum. d. Suami adalah
b. Pencatatan Perkawinan Beda kepala keluarga dan istri sebagai ibu
Aagama rumah tangga.
Permasalahan yang terjadi saat c. Suami istri menentukan tempat
melangsungkan perkawinan beda kediaman mereka.
agama yaitu tentang masalah d. Suami istri wajib saling cinta
pencatatan perkawinan. Apabila mencintai, hormat menghormati
pasangan perkawinan beda agama e. Suami wajib melindungi istrinya
tersebut beragama islam dan non dan memberikan segalasesuatu
islam maka terjadi permasalahan sesuai dengan kemampuannya.
apakah perkawinannya dicatatkan f. Istri wajib mengatur urusan rumah
di Kantor Urusan Agama atau di tangga dengan sebaik-baiknya.
Kantor Pencatatan Sipil. Selain itu, 4. Akibat Perkawinan terhadap Harta
tidak semua Dinas Kependudukan Kekayaan
dan Pencatatan Sipil mau mencatat a. Timbul harta bawaan dan harta
pernikahan pasangan beda agama. bersama.
c. Perkawinan Beda Agama yang b. Suami atau istri masing-masing
dilakukan di Luar Negeri mempunyai hak sepenuhnya
Jika perkawinan beda agama terhadap harta bawaan untuk
dilakukan di luar negeri, maka melakukan perbuatan hukum
butuh kurun waktu satu tahun apapun.
setelah pasangan beda agama c. Suami atau istri harus selalu ada
tersebut kembali ke wilayah persetujuan untuk melakukan
Indonesia harus mendaftarkan surat perbuatan hukum terhadap harta
bukti perkawinan mereka ke bersama.
Kantor Pencatatan Perkawinan 5. Keabsahan Anak
tempat tinggal mereka yang Di dalam penjelasan Pasal 42 ayat
disebutkan dalam pasal 56 ayat (2) (2) UUPA diterangkan bahwa anak dapat
undang-undang No 1 Tahun 1974 menentukan agama pilihannya apabila
tentang Perkawinan. Pencatatan di anak tersebut telah berakal dan bertanggung
sini bukan dalam konteks keabsahan jawab, serta memenuhi syarat dan tata cara
perkawinan, melainkan hanya sesuai dengan ketentuan agama yang
sekedar pelaporan administif. dipilihnya, dan ketentuan peraturan
3. Akibat Perkawinan terhadap Suami perundang-undangan yang berlaku.
Istri 6. Hak Mewaris
a. Suami istri memikul tanggung Hukum waris diatur dalam Kitab
jawab yang luhur untuk Undang-undang Hukum Perdata Buku II
menegakan rumah tangga tentang kebendaan, menurut agama Islam
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha hukum waris sebagai suatu sistem
Esa. perundang-undangan diatur dalam wahyu
b. Hak dan kedudukan istri adalah ilahi yang terdapat dalam Al-Qur’an Surah
seimbang dengan hak dan Annisa ayat 7-12, 13 dan 176; disamping itu
kedudukan suami dalam juga mendasarkan pada pendapat dalam
kehidupan rumah tangga AlQur’an dan Hadits.
dandalam pergaulan hidup bersama
Pada akhirnya masalah kewarisan tetap dipaksakan dan dijalankan oleh
khususnya mengenai hak waris anak yang pasangan suami istri yang dapat menyebabkan
lahir dalam perkawinan beda agama, ketidakjelasan dalam pembagian dalam harta
dikembalikan kepadamasyarakat khususnya kekayaan, keabsahan anak, dan hak mewaris.
pihak-pihak yang bersengketa. Apakah akan Dikarenakan pernikahan beda agama tidak
mengacu atau tunduk pada hukum agamanya memiliki status hukum yang jelas di negara.
atau hukum lainnya (Hukum Perdata Barat DAFTAR PUSTAKA
(KUH Perdata) atau Hukum Adat), karena hal A. Buku
tersebut memang dimungkinkan oleh Abdul Gani Abdullah, ( 1994), Pengantar
ketentuan hukum yang berlaku yaitu UU No. Kompilasi Hukum Islam Dala Tata
7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Hukum Indonesia, (Jakarta: Gema
dalam Penjelasan Umum disebutkan bahwa Insani Press), hlm. 95.
para pihak sebelum berperkara dapat Ahmad Tholabi Kharlie, ( 2013), Hukum
mempertimbangkan untuk memilih hukum Keluarga Indonesia, (JakartaTimur:
Sinar Grafika), hlm. 168.
apa yang dipergunakan dalam pembagian
H Amin Husein Nasution, (2012), Hukum
warisan. Sehingga selama masih terdapat
Kewarisan, (PT. Raja
pluralisme hukum waris, maka hal GrafindoPersada: Jakarta),
tersebut menjadi hambatan hak mewaris Jarwo Yunu, (2005), Aspek Perkawinan Beda
anak yang lahir dalam perkawinan beda Agama Di Indonesia, (CV.Insani:
agama. Ketentuan hukum mana yang berlaku, Jakarta), hlm. 11.
hal ini karena masing- masing pihak (pewaris Kutbuddin Aibak, (2009), Kajian Fiqh
maupun ahli waris) tentunya tetap berpegang Kontemporer, (Yogyakarta; Teras)
M. Karsayuda, (2006), Perkawinan Beda
teguh pada ketentuan hukum dimana dia
Agama (Menakar Nilai- Keadilan
tunduk khususnya hukum agama yang dianut KompilasiHukum Islam), (Yogyakarta:
PENUTUP Total Media), h
Undang-Undang Republik Neng Djubaidah, (2010), Pencatatan
Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan & Perkawinan Tidak
Perkawian dan Instruksi Presiden Republik Dicatat: Menurut Hukum Tertulis di
Indonesia Nomor1 Tahun 1991 tentang Indonesia dan Hukum Islam, (Jakarta:
Sinar Grafika) hlm. 95.
Kompilasi Hukum Islam. Kedua produk
O.S. Eoh, (1998), Perkawinan Antar Agama
perundang-undangan ini mengatur masalah- dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT
masalah yang berkaitan dengan perkawinan Raja Grafindo Persada,),
termasuk perkawinan antar agama. R Wirjono Prodjodikoro, (1983), Hukum
Dalam Undang-undang Republik Waris Di indonesia, (PenerbitSumur:
Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Bandung), hlm. 33.
Perkawinan pasal 2 ayat (1) menyebutkan Sudarsono, (1994), Hukum Perkawinan
bahwa: “Perkawinan adalah sah, apabila Nasional, (Jakarta: PT Rineka Cipta
Tim Permata Press, Kompilasi Hukum Islam
dilakukan menurut hukum masing- (KHI) Hukum Perkawinan, Kewarisan,
masing agamanya dan kepercayaannya itu”. dan Perwakafan, Dilengkapi dengan
Pernikahan beda agama bila tetap Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974
dilangsungkan maka akan menimbulkan Tentang Perkawinan, Undang-undang
dampak-dampak, yaitu Dampak Psikologis Nomor41 Tahun 2004 Tentang Wkaf,
baik bagi suami istri maupun anak-anak yang Undang-undang Nomor 23
Tahun2011 Tentang Pengelolaan
lahir dari perkawinan beda agama, Dampak
Zakat, Fatwa MUI Tentang
Yuridis keabsahan dan pencatatan perkawinan Perkawinan Beda Agama, Fatwa MUI
beda agam tersebut, dan dampak yang paling Tentang Wakaf Uang, Fatwa MUI
dirasakan apabila pernikahan bedaagama
Tentang Pengelolaan Zakat, (Permata
Press),

B. Jurnal
Abdul Halim dan Cerina Rizky Ardhani,
“Keabsahan Perkawinan Beda Agama Diluar
Negeri Dalam Tinjauan Yuridis”, dalam
Jurnal Moral Kemasyarakatan, Vol. 1, No. 1,
Juni 2016, hlm. 78.
Purwanto, Hak Mewaris Anak Yang Lahir
Dari Perkawinan Beda Agama, Thesis
Program Study Magister Kenotariatan,
Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro, Semarang, 2008, hlm. 20.

C. Internet

Sri Wahyuni, “Perkawinan Beda Agama


di Indonesia dan Hak Asasi Manusia”
dalam http://sriwahyuni-
suka.blogspot.co.id/2012/10/artikel-
jurnal_7.html diakses pada 17 Juli 2020.
https://koranbanjar.net/icmi-kalsel-soroti-
praktik-nikah-beda-agam

Anda mungkin juga menyukai