Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DAMPAK PERKAWINAN BEDA AGAMA

DOSEN PENGAMPU : Ibu Yessiarie Silvany Sibot SH.,M.H

DI SUSUN OLEH : FANDRA SAPUTRA(203020601071)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM


UNIVERSITAS PALANGKA TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan Puji Syukur kepada Tuhan yang maha esa saya dapat menyelesaikan makalah
yang bertemakan “Dampak Perkawinan Beda Agama” dan juga saya sangat berterima kasih
kepada Ibu Yessiarie Silvany Sibot SH.,M.H atas tugas yang Beliau kasih karena membuka
wawasan saya tentang Perkawinan, terutama tentang tema yang saya bawakan sekarang.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar bisa membuka atau memberi
pemahaman tentang “Dampak Perkawinan Beda agama” sah atau tidak sah nya perkawinan
tersebut berikut saya ambil dari beberapa sumber tentang “Dampak Perkawinan Beda
Agama”
Terlebih-lebih saya sampaikan saya sangat berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena telah memberikan nafas kehidupan dan Terima kasih kepada Ibu Yessiarie
Silvany Sibot SH.,M.H karena telah memberikan tugas makalah ini kepada kami, saya harap
makalah ini bisa berguna dan bermanfaat bagi orang yang membacanya serta mendapat
wawasan lebih. Segala kritik dan saran saya terima karena makalah ini jauh dari kata
sempurna dan agar saya bisa menyusun makalah lebih baik lagi.

Palangka Raya, 02 Maret 2022


DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………...
A. LATAR BELAKANG MASALAH…………………………………………………...
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………
C. TUJUAN PEMBAHASAN……………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………
A. PENGERTIAN
PERKAWINAN……………………………………………………...
B. DAMPAK DARI PERKAWINAN BEDA
AGAMA…………………………………
C. CARA MENCEGAH PERKAWINAN BEDA AGAMA……………………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………


A. KESIMPULAN………………………………………………………………………...
B. SARAN…………………………………………………………………………………

DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan di dunia yang indah ini, Allah SWT menciptakan makhluk-
makhluk-Nya berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling mencintai dan
berkasih sayang untuk meneruskan keturunan.1 Manusia sebagai makhluk sosial yang
beradab, menjadikan makna “hidup berdampingan” sebagai suami dan isteri dalam
suatu perkawinan yang diikat oleh hukum, agar menjadi sah dan disertai dengan
tanggung jawab. Seorang pria dan seorang wanita yang memasuki kehidupan suami
dan istri, berarti telah memasuki gerbang baru dalam kehidupannya untuk membentuk
sebuah rumah tangga. Menurut ketentuan dalam Pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun
1974 tentang Perkawinan menyatakan bahwa : “Perkawinan adalah ikatan lahir dan
batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa.”

Perkawinan tentu saja tidak boleh dilakukan secara asal-asalan karena hanya
dilakukan sekali seumur hidup dan mengucapkan janji suci di depan Tuhan Yang
Maha Esa, sudah sangat jelas harus memiliki ikatan batin yang serasi serta tidak ada
unsur keterpaksaan, tentu saja dengan agama yang sama dan tidak berbeda. Tetapi
tidak jarang ada pernikahan berbeda yang beda agama di Indonesia. Pernikahan antara
dua mempelai yang berbeda bukanlah hal yang sederhana di Indonesia. Selain harus
melewati gesekan sosial dan budaya, birokrasi yang harus dilewati pun berbelit. Tak
heran jika banyak pasangan dengan perbedaan keyakinan akhirnya memilih menikah
di luar negeri. Pasangan yang memutuskan menikah di luar negeri nantinya akan
mendapatkan akta perkawinan dari negara bersangkutan atau dari perwakilan
Republik Indonesia setempat (KBRI). Sepulangnya ke Indonesia, mereka dapat
mencatatkan perkawinannya di kantor catatan sipil untuk mendapatkan Surat
Keterangan Pelaporan Perkawinan Luar Negeri. Berikut ini saya akan membahas
tentang Perkawinan Beda Agama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perkawinan Beda Agama ?
2. Apa dampak dari Perkawinan Beda Agama?
3. Solusi atau jalan keluar untuk mencegah Perkawinan Beda Agama?

C. Tujuan Masalah
1. Memperluas wawasan tentang perkawinan beda agama
2. Mengetahui dampak serta resiko yang ditimbulkan dari perkawinan beda
agama
3. Solusi dan mencegah perkawinan beda agama
BAB II
PEMBAHASAN

1. Apa yang dimaksud dengan Perkawinan Beda Agama ?


Pengertian perkawinan beda agama menurut Rusli, SH dan R. Tama, SH menyatakan
bahwa perkawinan antar agama merupakan ikatan lahir dan batin antara seorang pria
dan seorang wanita, yang karena berbeda agama, menyebabkan tersangkut nya dua
peraturan yang berlainan mengenai syarat-syarat dan tata cara pelaksanaan
perkawinan. Di Indonesia, secara yuridis formal, perkawinan di Indonesia diatur
dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.
Kedua produk perundang-undangan ini mengatur masalah-masalah yang berkaitan
dengan perkawinan termasuk perkawinan antar agama. Dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 2 ayat (1)
disebutkan: "Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-
masing agamanya dan kepercayaannya itu".
Berikut Pasal-Pasal yang menyangkut tentang Perkawinan Beda Agama :
● Pasal 40
Dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria dengan seorang
wanita karena keadaan tertentu;
- Karena wanita yang bersangkutan masih terikat satu
perkawinan dengan pria lain;
- Seorang wanita yang masih berada dalam masa iddah dengan
pria lain;
- seorang wanita yang tidak beragama Islam.
● Pasal 44
"Seorang wanita Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang
pria yang tidak beragama Islam"
● Pasal 61
" Tidak sekufu tidak dapat dijadikan alasan untuk mencegah perkawinan,
kecuali tidak sekufu karena perbedaan agama atau ikhtilaf al-dien"

2. Apa dampak dari Perkawinan Beda Agama ?


Yang paling berdampak pada Perkawinan beda agama adalah rumah tangga yang
tidak harmonis serta pada sosial dan pendidikan anak tentang agama, akibat hukum
dari perkawinan berbeda agama di Indonesia adalah status perkawinan berbeda agama
tersebut tidak sah menurut masing-masing agama sehingga tidak sah juga menurut
UU Perkawinan. Dengan adanya status perkawinan yang tidak sah tersebut maka
membawa akibat juga terhadap status dan kedudukan anak.
Masalah yang timbul disini adalah berebut pengaruh agar anaknya mengikuti agama
yang diyakininya. Kalau ayahnya islam, dia ingin anaknya menjadi muslim. Kalau
ibunya kristen, dia ingin anaknya menganut agama kristen. Secara tidak langsung
telah menjadi suatu kompetisi bagi kedua orang tua demi mempengaruhi agama mana
yang akan dianut. Maka anak pun terbebani mentalnya dalam memilih atau menganut
agama mana yang dianutnya, Selanjutnya akibat hukum yang akan timbul juga dari
perkawinan beda agama tersebut yaitu mengenai masalah warisan. Misalnya seorang
suami beragama islam dan isteri serta anak-anak non-islam maka, sudah tentu
merupakan halangan bagi islam untuk menerima maupun mewarisi harta warisannya.

3. Solusi atau jalan keluar untuk mencegah Perkawinan Beda Agama ?


Sebagaimana telah dikemukakan bahwa untuk dapat melangsungkan perkawinan
seseorang harus memenuhi syarat-syarat tertentu dan prosedur tertentu yang telah
ditentukan. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pencegahan perkawinan
diatur pada Pasal 13 sampai dengan Pasal 21. Perkawinan dapat dicegah apabila ada
pihak yang tidak memenuhi syarat-syarat untuk melangsungkan perkawinan atau
tidak memenuhi prosedur yang ditentukan. Adapun orang-orang yang dapat mencegah
perkawinan adalah:
- Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dan ke bawah dari salah
seorang calon mempelai.
- Saudara dari salah seorang calon mempelai
- Wali nikah dari salah seorang calon mempelai.
- Wali dari salah seorang calon mempelai.
- Pengampu dari salah seorang calon mempelai.
- Pihak-pihak yang berkepentingan.
- Suami atau istri dari salah seorang calon mempelai.
- Pejabat yang ditunjuk. Pencegahan perkawinan diajukan kepada Pengadilan
dalam daerah hukum dimana perkawinan akan dilangsungkan dengan
memberitahukan juga kepada Pegawai Pencatat Perkawinan. Kemudian
Pegawai Pencatat Perkawinan memberitahukan mengenai permohonan
pencegahan perkawinan termasuk kepada calon mempelai. Apabila ada
pencegahan perkawinan, maka Pegawai Pencatat Perkawinan tidak boleh
melangsungkan atau membantu melangsungkan perkawinan.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Perkawinan Beda Agama sangat jelas dilarang dalam agama maupun dalam hukum
Positif Indonesia, awalnya saja menikah karena cinta tetapi semakin lama akan
berubah menjadi pertengkaran di dalam rumah tangga karena memperebutkan anak
untuk masuk agama dari dua orang tua yang berbeda agama, ini juga sangat
berdampak pada tumbuh kembang anak serta pendidikan dan agama anak yang akan
amburadul lalu membuat mental anak lemah karena pertikaian dari kedua orang tua
mengenai agama mana yang harus anaknya anut,sudah jelas kan perkawinan beda
agama sangat dilarang lewat agama maupun Hukum Positif Indonesia.

2. Saran
Makalah yang saya buat ini tidak sempurna dan tidak luput dari yang namanya
kesalahan, saya sebagai pembuat makalah ini sangat minta maaf jika ada salah kata
atau kata yang kurang berkenan sekian Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unpas.ac.id/11579/4/G.%20BAB%20II.pdf
https://www.jdih.tanahlautkab.go.id/artikel_hukum/detail/menelaah-
perkawinan-beda-agama-menurut-hukum-positif
https://media.neliti.com/media/publications/61778-ID-fiqh-perkawinan-
beda-agama-sebagai-upaya.pdf

Anda mungkin juga menyukai