PENDAHULUAN
dengan melihat konteks bangsa Indonesia yang plural, akan tetapi fenomena ini m
asih kontroversial. Fenomena pernikahan beda agama pada umumnya dilarang ole
uan tertentu.
Pernikahan beda agama menjadi isu yang mengalami kesenjangan, sebab seca
an beda agama.
kedua dengan memilih melakukan pernikahan di KUA atau kantor catatan sipil, se
rta salah satu pasangan mengalah dan mengikuti agama pasangannya, akan tetapi
ada beberapa kasus dimana setelah pernikahan, pasangan kembali ke identitas aga
ma yang semula.
Semua agama menginginkan agar pernikahan dilakukan atas dasar satu iman
dan satu agama, akan tetapi realitas pernikahan beda agama tidak dapat diabaikan.
Dalam undang-undang pernikahan Pasal 2 ayat (1) UU No.1 Tahun 1974, "Pe
dan kepercayaannya itu", tercantum disana hanya soal bagaimana pelaksanaan per
nikahan, yakni sesuai dengan hukum agama dan kepercayaannya masing-masing.
an beda agama. Hukum perkawinan pasal 2 kerap kali dipahami bahwa pernikaha
n dianggap sah apabila sesuai hukum agama dan kepercayaan masing-masing, seh
ingga pernikahan hanya sah apabila dilakukan dengan agama yang sama.
Tafsiran yang demikian menyebabkan kesulitan bagi pasangan beda agama dalam
da agama.
1
1
Sirman Dahwal, Hukum Perkawinan Beda Agama Dalam Praktiknya di Indonesia (Bandung: Mand
ar Maju,
2016), 136.
2
Djaja S. Meliala, Perkawinan Beda Agama dan Penghayat Kepercayaan di Indonesia Pasca Keputu
san
Mahkamah Konstitusi (Bandung: Nuansa Aulia, 2015),
Apabila pasal 2 dalam hukum perkawinan dipahami sebagai "pernikahan yan
g sah adalahnpernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang seagama", maka tida
k ada kesempatan atau peluang bagi pasangan beda agama mendapatkan keabsaha
berbeda agama, maka aturan ini secara formal melarang pernikahan beda agama.
Akan tetapi secara eksplisit, sesungguhnya tidak ada teks yang jelas melarang per
eda agama, maka UU ini tentu harus memfasilitasi. Menanggapi pernikahan beda
agama, secara hukum agama terdapat polemik terkait keabsahan pernikahan beda
agama.
Namun dalam hal ini kita perlu memperhatikan dasar pernikahan men
pada suaminya seperti orang percaya yang tunduk kepada Kristus. Kedua e
lemen inilah, kasih dan tunduk, tidak dapat ditawar dalam suatu hubungan.
Sebelum melangkah dengan kontrasnya pasangan beda agama. Banya
a. Komunikasi
sesuatu juga banyak hal negative. Salah satunya smartphone, sulit sekali di
i dengan suami pun terbilang jarang. Padahal, face to face saat berbicara sa
ngat dibutuhkan agar hubungan tetap harmonis. Banyak pasangan yang ter
biasa memegang gawai 24 jam, bahkan saat sedang di tempat tidur bersam
ul rasa ingin pernikahan seperti itu. Alhasil kita jadi membandingkan perni
kahan kita dan berpikir jika pasangan kita tidak sebaik pasangan lain. Di s
osial media orang posting pernikahan bahagia terus, kompak banget. Ketik
a kita melihatnya justru kita jadi membandingkan hubungan kita. Dari yan
g tadinya hubungan baik-baik saja, tapi pas melihat sosial media jadi ada
Hal ini kerap menjadi batu sandungan dalam pernikahan zaman sekarang. keti
ara dari hati ke hati ada waktu seperti saat ingin tidur. Tapi sekarang saat mau tid
yang berkualitas lagi.Beberapa faktor di atas pun membuat tren perceraian tahun i
ikahan sebagai suatu penggenapan kehendak Allah yang sudah ditetapkan sejak pe
nciptaan. Pernikahan merupakan suatu perpaduan dari dua pribadi yang berbeda, y
aitu satu pria dan satu wanita, yang merupakan suatu padanan (komplementasi) ya
kehendak Allah.
bagai ajang melepas status lajang. Ada berbagai prinsip dasar serta tanggung jawa
menikah. Prinsip paling mendasar dalam pernikahan Kristen ialah kasih. Pern
ikahan Kristen
memiliki status yang khusus dihadapan Allah, oleh sebab itu dalam pemberka
mencintai.
Pernikahan dirancang Allah untuk kebaikan manusia itu sendiri. Manusia pad
a naturnya memang tidak dapat hidup sendiri, maka Allah memberikan seorang pe
nolong agar bisa menjadi satu pasangan yang serasi, yang indah dan bahagia (Kej
2 : 18-25). Namun karena dosa telah merusak relasi pernikahan yang indah. Oleh
manusia pada kebahagian pernikahan. Hal itu menjadi alasan Tuhan menginginka
n pernikahan yang terjadi antar anak Tuhan itu sendiri. Tidak mungkin anak Tuha
n bisa membina institusi pernikahan yang baik dan bahagia sejati dengan anak keg
h dua anak Tuhan yang bertekad menjadikan Allah sebagai Tuhan atas hidup pern
ikahan mereka.
2
11 M. Anshary,, Hukum Perkawinan di Indonesia: Masalah-masalah Krusial, 12-13.
Bandung,”Varia Hukum, Vol. 1, No. 1, (2019), 17.
14 Sutjipto Subeno, Indahnya Pernikahan Kristen (Surabaya: Penerbit Momentum, 2017), xi.
15 Jonathan A. Trisna, Pernikahan Kristen: Suatu Usaha Dalam Kristus (Bandung: Kalam Hidup Pus
at, 1987), 7
oleh gereja. Namun ada gereja yang melangsungkan pemberkatan pernikahan bed
Terlepas dari polemik penerimaan pernikahan bagi pasangan beda agama, per
nikahan beda agama nyatanya menjadi sebuah realitas sosial yang akan terus berla
ngsung. Menjadi realitas sosial yang terus berlangsung, sebab fenomena pernikaha
n beda agama masih tetap terjadi. Meskipun pernikahan beda agama dalam wilaya
ikahan beda agama. Dalam hal ini seorang peneliti tentang metode dan aktivitas y
ang perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Mengangkat dan menjadi alasan penuli
asa Kini.
bagai berikut :
1. Perbedaan keyakinan
Potensial terjadi ketegangan karena perbedaan doktrin atau keyakinan
5. Dukungan Sosial
6. Pengasuhan Anak-anak
7. Stigma Sosial
an.
ahagiaan Keluarga?
22-23?
Agar membatasi masalah supaya terfokus pada judul dan tidak meluas ke
penelitian.
kan kejelasan pada analisis terkait dinamika khusus yang timbul dari
situasi tersebut.
m tradisi Kristen.
ontemporer.
n mereka.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
bahagiaan keluarga.
ingkupinya.
tif.
elevan.
a,tema, dan makna yang muncul dari data. Analisis dilakukan sec