Anda di halaman 1dari 10

HUKUM PERKAWINAN BEDA AGAMA DALAM

ISLAM

DOSEN PENGAMPU : SRI HARIATI,S.Pdi.,M.Si


DI SUSUN OLEH:
MUHAMMAD LUTHFI MAULANA CATUR SAPUTRA (D1A02310238)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MATARAM
2023/2024
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat meneyelesaikan makalah mata kuliah Hukum Islam tentang “HUKUM
PERKAWINAN BEDA AGAMA DALAM ISLAM”.

Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya tak lepas dari hambatan, namun atas bantuan
serta bimbingan dari dosen, teman – teman dan juga pihak lain yang ikut berperan dalam
penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih atas terselesaikannya makalah ini.

Makalah ini di susun untuk membahas lebih dalam mengenai bagaimana kita sebagai seorang
muslim memandang pernikahan beda agama dan bagaimana hukum islam menanggapi hal
tersebut.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan juga pembaca. Mohon maaf
apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini,untuk itu kritik serta saran sangat kami
butuhkan untuk menjadikan makalah ini lebih baik lagi.

Mataram,1 Maret 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………..…….....ii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………2

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………….3

2.1 PengertianHukumIslam..………………………………………..……...3

2.2 Hukum Islam di Indonesia……………………………………………..3

2.3 Hukum Perkawinan Beda Agama dalam Islam………………………..4

BAB 3 KESIMPULAN……………………………………….…………………..6

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..7
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkawinan sudah merupakan sunnatullah yang berlaku secara umum dan perilaku
makhluk ciptaan Tuhan, agar dengan perkawinan kehidupan di alam dunia ini bisa
berkembang untuk meramaikan alam yang luas ini dari generasi ke generasi berikutnya.
Perkawinan adalah tuntutan naluri yang berlaku pada semua makhluk-Nya, baik pada
manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Oleh karena manusia sebagai makhluk yang
berakal, maka bagi manusia perkawinan merupakan salah satu budaya untuk berketurunan
guna kelangsungan dan memperoleh ketenangan hidupnya, yang beraturan dan mengikuti
perkembangan budaya manusia. Dalam masyarakat sederhana budaya perkawinannya adalah
dalam bentuk yang sederhana, sempit dan bahkan tertutup, sedangkan dalam masyarakat
modern budaya perkawinanya maju, luas serta terbuka.
Aturan perkawinan bagi bangsa Indonesia adalah Undang-undang No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan, yang berlaku secara resmi sejak tanggal diundangkan, yaitu tanggal 2
Januari 1974, kemudian berlaku secara efektif pada tanggal 1 Oktober 1975, melalui
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-
undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Undang-undang tersebut sudah berlaku secara
formal yuridis bagi bangsa Indonesia, dan telah menjadi bagian dari hukum positif.
Bagi orang Islam perkawinan disyariatkan supaya manusia mempunyai keturunan dan
keluarga yang sah menuju kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat, di bawah naungan cinta
kasih dan ridha Ilahi. Perkawinan dilakukan dengan cara akad nikah, yaitu suatu ijab yang
dilakukan oleh pihak wali perempuan yang kemudian diikuti dengan qabul dari bakal suami
dan disaksikan sekurang-kurangnya oleh dua pria dewasa.
Perkawinan beda agama menurut islam sendiri ialah perkawinan orang islam (pria/wanita)
dengan orang non muslim (pria/wanita). Mengenai masalah ini dibedakan hukumnya pada
tiga kategori, yaitu: pernikahan antara seorang pria muslim dengan wanita musyrik,
pernikahan antara seorang pria muslim dengan wanita ahlulkitab dan pernikahan antara
seorang wanita muslimah dengan pria non muslim.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa itu Hukum Islam ?
2.Bagaimana Hukum Islam di Indonesia ?
3.Apa hukum perkawinan beda agama dalam Islam ?
1.3 Tujuan
1.Menjelaskan tentang arti dan makna Hukum Islam.
2.Menjelaskan mengenai Hukum Islam yang ada di Indonesia.
3.Menjelaskan bagaiman hukum perkawinan beda agama dalam Islam.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Islam


Hukum adalah aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh mereka yang memiliki
kewenangan dalam menentukan hukum. Dan hukum atau aturan-aturan yang telah ditetapkan
tersebut memiliki peran sebagai pedoman atau landasan bertindak para pelaku di mana hukum
tersebut diterapkan secara dasar. Pengertian hukum dalam Islam adalah Segala aturan-aturan
yang telah ditetapkan oleh penguasa jagad yaitu Allah SWT dalam mengatur perilaku ummat-
Nya. Hukum tersebut berlaku dalam perilaku manusia ketika berhubungan dengan manusia
lainnya, dengan Allah yakni Hablum Minallah, ataupun juga dengan hubungannya manusia
dalam memperlakukan lingkungan alam sekitarnya.

1.Sumber-sumber Hukum Islam antara lain:

1. AL-QUR’AN
2. AL-HADIST
3. IJMA’
4. QIYAS

2.Macam-macam Hukum Islam:

1. WAJIB
2. SUNNAH
3. HARAM
4. MAKRUH
5. MUBAH

2.2 Hukum Islam di Indonesia

Hukum Islam telah ada di kepulauan Indonesia sejak orang Islam datang dan bermukim di
nusantara ini, Islam telah masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriah atau pada abad
ketujuh, kedelapan Masehi. Pendapat lain mengatakan bahwa Islam baru sampai ke Nusantara
ini pada abad ke 13 Masehi (P.A. Hoesein Djajadiningrat, 1961:119) Hukum islam diikuti dan
dilaksanakan juga oleh para pemeluk agama islam dalam kerajaan-kerajaan Demak, Jepara,
Tuban, Gresik, Ngampel dan kemudian Mataram. Ini dapat dibuktikan dari karya para
pujangga yang hidup di masa itu. Di antara karya tersebut dapat disebut misalnya Sajinatul
Hukum (Moh Koesnoe, 1982:2).

Bahwa sebelum Belanda mengukuhkan kekuasaannya di Indonesia, hukum Islam sebagai


hukum yang berdiri sendiri telah ada dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang di samping
kebiasaan atau adat penduduk yang mendiami kepulauan Nusantara ini. Menurut Soebardi,
terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Islam berakar dalam kesadaran penduduk
kepulauan Nusantara.

2.3 Hukum Perkawinan Beda Agama dalam Islam

Menikah akan indah dan diliputi keberkahan jika sama-sama dalam satu keyakinan. Agama
menjadi kunci kebahagiaan manusia. Tidak perlu mencari pembenaran hanya semata-mata
karena cinta maka melanggar hukum Allah. Sudah terbukti bahwa orang yang menikah beda
agama tidak mendapatkan kebahagiaan karena diliputi perbedaan keyakinan.

Agama Islam secara terang-terangan melarang adanya menikah beda agama. Allah Swt.
berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 221 yang mengandung arti, “Dan janganlah kamu
menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang
mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik”. Pada dasarnya pria muslim
boleh menikah dengan wanita beda agama, asalkan perempuanya itu adalah ahlulkitab.
Ahlulkitab disini artinya adalah wanita dari kalangan Yahudi atau Nasrani. Sedangkan wanita
Muslimah tidak di perbolehkan menikahi pria non muslim karena sesungguhnya seorang
suami memiliki kekuasaan atas istrinya. Makan, akan ada kemungkinan bagi suami untuk
memaksa istrinya meninggalkan agama islam dan anaknya kelak juga berkemungkinan
mengikuti agma ayahnya. Oleh sebab itu pada masa sekarang ini banyak ulama’ yang sepakat
bahwa hukum pernikahan wanita maupun pria muslim dengan orang non muslim itu haram.

Di agama lain pun melarang adanya menikah beda keyakinan. Di negara Indonesia telah
tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974 pasal 2 ayat 1 dijelaskan bahwa
Pernikahan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan
kepercayaan itu. Wanita atau laki-laki musyrik tidak boleh dinikahi oleh laki-laki dan wanita
muslim. Musyrik menurut syariat Islam merupakan tindakan menyekutukan Allah Swt.
Mereka tidak mau mengesakan Allah Swt. Sedangkan orang kafir ialah orang yang ingkar dan
tidak mau beriman kepada Allah Swt.

Muhammadiyah sebagai organisasi Islam berpandangan bahwa menikahi atau dinikahi


oleh ahli kitab dan beda agama adalah haram dan tidak sah. Menikah dengan orang yang beda
agama dilarang oleh agama dan negara Indonesia. Lalu bagaimana jika sudah telanjur
menikah? Maka berpisahlah sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-Mumtanah ayat
10 yang berbunyi, ‘Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu
perempuan-perempuan yang beriman maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah
lebih mengetahui tentang keimanan mereka. Maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka
(benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami
mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang
kafir itu tiada halal pula bagi mereka’. Firman tersebut sangat jelas dan jangan hanya menikah
karena cinta, harta, dan nafsu belaka. Jadi sudah jelas haram hukumnya bagi seorang muslim
(pria/wanita) untuk menikah dengan orang non muslim.
BAB 3
KESIMPULAN
Di dalam agama islam, pernikahan dapat diartikan bahwa suatu perjanjian suci yang
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang ingin melanjutkan hubungan menjadi hubungan
yang halal. Mereka akan mengikat janji untuk mnyatakan bahwa sudah siap untuk
membangun rumah tangga. Menikah merupakan bagian dari sunnah Nabi. Dalam hadis
riwayat Ibnu Majah, Nabi bersabda: “Nikah termasuk sunnahku. Barangsiapa tidak
mengamalkan sunnahku, ia tidak termasuk golonganku. Menikahlah kalian, karena aku
bangga dengan banyaknya umatku. Barangsiapa memiliki kemampuan untuk menikah, maka
menikahlah.” (HR Ibnu Majah). Menikah juga merupakan cara untu menyempurnakan ibadah,
karena segala perbuatan baik setelah menikah meiliki ganjaran yang lebih mulia.

Pernikahan beda agama sendiri sudah jelas-jelas di harmkan dalam agama islam baik untuk
Perempuan maupun laki-laki muslim, hal ini berlaku bagi semua agama karena mereka di
anggap musyrik atau tidak menyembah Allah Swt. Bukan hanya agama islam namun agama
lain juga tidak mengizinkan penganutnya untuk menikah dengan seseorang yang memiliki
agama yang berbeda, bahkan dalam peraturaan pemerintah sudah di atur tentang pernikahan
beda agama ini, telah tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974 pasal 2 ayat 1
dijelaskan bahwa Pernikahan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaan itu.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Universitas Sebelas Maret https://jurnal.uns.ac.id › pdfPDF perkawinan beda agama


dipandang dari hukum islam.

https://id.scribd.com/document/402895204/MAKALAH-HUKUM-AGAMA-ISLAM-kel-3-docx
Neliti https://www.neliti.com › publications Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Hukum
Islam
Ummaspul https://ummaspul.e-journal.id › ...PDF Perkawinan Beda Agama dalam Perspektif
Hukum Islam – ummaspul
BPHN https://bphn.go.id › documentsPDF PENGKAJIAN HUKUM TENTANG
PERKAWINAN BEDA AGAMA
https://islamdigest.republika.co.id/berita/qhussj320/alasan-mengapa-muslimah-haram-menikahi-
pria-non-muslim?
https://lldikti5.kemdikbud.go.id/home/detailpost/cara-pandang-islam-menilai-hukum-menikah-
beda-agama#:~:text=Agama%20Islam%20secara%20terang%2Dterangan,musyrik%2C
%20walaupun%20dia%20menarik%E2%80%9D.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://bphn.go.id/
data/documents/pkj-2011-
2.pdf&ved=2ahUKEwi56eKTgdiEAxXHwjgGHePYCaQQFnoECCQQAQ&usg=AOvVaw3r-
8jPlXEVyBf-Ju4mjzZD
https://www.neliti.com/id/publications/275121/pernikahan-beda-agama-dalam-perspektif-
hukum-islam-dan-hukum-positif-di-indonesi

Anda mungkin juga menyukai