Anda di halaman 1dari 15

A.

Latar belakang

Islam sebagai agama yang sakral merupakan rahmat bagi seluruh alam
yang mempunyai nilai-nilai universal dan mengatur semua aspek kehidupan
manusia, Al qur’an merupakan salah satu bagian dari sumber hukum islam
yang selalu mengikuti perkembangan zaman, hal tersebut tergambar pada
prinsip-prinsip nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan modern. 1 Yang
mana manusia memiliki beraneka ragam sifat emosiaonal dan juga nafsu
birahi atau hasrat (sexs), Dalam hal ini pernikahan merupakan jalan utama
untuk penyaluran hasrat yang di anjurkan oleh syariat islam dan mengandung
nilai ibadah.2

Dalam menyikapi hal tersebut secara bersamaan manusia tidak hanya


ingin memenuhi perintah agama semata akan tetapi juga memnuhi kebutuhan
biologisnya yang secara kodrat harus dipenuhi. Pernikahan merupakan hal
yang harus kita cermati kandungan maknanya dalam Al quran yang mana
makna dari tujuan pernikahan supaya seoarang pasustri mendapatkan
kedamaian (Litaskunu ilaiha).3 Perkawinan merupakan institusi yang sangat pe
nting dalam masyarakat. Eksistensi ini adalah melegalkan hubungan hukum an
tara seorang laki-laki dengan seorang wanita.4

Pernikahan disini tidak serta merta hanya ikatan antara laki laki dan
perempuan semata, melainkan suatu anugrah tuhan yang diberikan kepada
manusiasebagai posisi yang sakral, Oleh sebab itu pernikahan diharapkan
selalu dalam kondisi utuh tidak adanya penceraian hingga maut memisahkan. 5
Namun dengan kemajuan zaman serta berubahnya dinamika kehidupan maka
sudah hilangnya fungsi pernikahan yang suci, yang dimana sudah banyaknya
permasalahan-permasalahan di dalam ikatan perkawinan yang menyebabkan

1
Syafriwaldi , “Dakwah dan masalah Kontemporer”, Jurnal Al-Fuad 1, no. 1, (2017).
2
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, h.53.
3
Ahmad Atabik dan Khoridatul Mudhiiah, “Pernikahan Dan Hikmahnya Perspektif Hukum Isla
m”, jurnal pemikiran hukum dan hukum islam Vol 5 No. 2 (Desember 2019) halaman 287.
4
Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta: Kencana 2010, h.9
9.
5
Sudirman, L. Perdamaian perkara perceraian perspektif undang-undang dan maqashid al-syari’
ah. Makassar: IAIN Prepare Nusantara Press, 2020: 4.

1
rusaknya hubungan di antara suami istri atau lebih daripada itu, terjadilah
perceraian.6

Tuhan menciptakan manusia secara berpasang-pasangan tujuannya


tidak lain adalah untuk mengingat kebesaran tuhan. Sebagaimana firman Allah
yang terkandung dalam Alquran surat al-zariyath ayat 49:

‫َو ِم ن ُك ِّل َش ْى ٍء َخ َلْق َنا َز ْو َج ْيِن َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر وَن‬

Artinya: Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan (Jantan


dan Betina) supaya kamu mengingat kebesaran Allah(Yakni Kami
menciptakannya demikian agar kalian kalian ingat dan mengetahui bahwa
Dia pencipta segala sesuatu dan menjadikannya petunjuk atas keesaan-
Nya).7

Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut Islam menyariatkan


perkawinan sebagai wadah untuk menjalin keberpasangan antara laki-laki dan
perempuan. Nikah menurut etimologi berasal dari kata Nakaha Yankihu
Nakhan yang berarti mengawini.8 Sedangkan menurut terminologi yaitu
ikatan yang menghalalkan antara laki-laki dan perempuan non muhrim dan
menyebabkan hak dan kewajiban diantara keduanya.9 Definisi perkawinan
berpacu pada tiga kebutuhan yang harus dimiliki seseorang sebelum
melaksanakannya, yaitu: Islam, Iman dan Ikhlas.10

Definisi pernikahan juga terdapat dalam UU no1 tahun 1974


yaitu”pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita
dengan tujuan membentuk keluarga, rumah tangga yang kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.11 Definisi pernikahan juga tercantum dalam

6
Hadisubrata. Keluarga Dalam Dunia Modern. Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 1999: 32

7
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir
Universitas Islam Madinah.
8
Muhammad Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT.Hidakarya Agung, 1972, hal, 467.

9
Moh. Rifa’i,Ilmu Fiqih IslamLengkap, semarang:penerbit CV Toha Putra, h.453

10
Santos, Hakekat Perkawinan Menurut Undang –undang Perkawinan,Hukum Islam Dan Hukum
Adat.Jurnal Yudisia 7, No. (2016):hal.412
11
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974, hlm. 1.

2
Kompilasi Hukum Islam yaitu ”Akad yang sangat kuat atau Mitsaqon
Ghalidhon untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya tersebut
bernilai ibadah.12 Imam Hanafi berpendapat bahwasanya nikah adalah akad
yang digunakan untuk membolehkan manfaat, bersenang senang dengan
wanita.13

Dalam islam sendiri terdapat nikah siri(nikah secara rahasia), yaitu


pernikahan yang dirahasiakan dari pengetahuan orang banyak.14 Aturan tentan
g adanya pencatatan nikah baik dalam al-Qur'an maupun al-Sunnah pada mul
anya memang tidak diatur secara konkrit dalam syariat Islam. Namun, sesuai
perkembangan zaman dengan berbagai pertimbangan kemaslahatan, Indonesi
a Sebagai negara hukum mengatur pencatatan pernikahan melalui perundang
undangan dengan tujuan untuk mewujudkan ketertiban pernikahan dalam mas
yarakat.15 Hal tersebut bertujuan apabila terjadi perselisihan atau salah satu pi
hak tidak bertanggung jawab, maka suami atau istri dapat melakukan upaya h
ukum guna mempertahankan atau memperoleh hak masing-masing.16
Pentinya pencatatan perkawinan, sehingga diatur dalam Kompilasi Hukum
Islam maupun Undang-Undang No 1 Tahun 1974.17

Namun pada kenyataannya, tidak semua masyarakat Islam di Indonesi


a mengikuti prosedur atau aturan pencatatan pernikahan tersebut. Sebagian m
asyarakat masih melaksanakan praktik nikah yang tidak dicatatkan secara res
mi kepada Kantor Urusan Agama (KUA) dan tidak dipublikasikan, atau yang
dikenal dengan sebutan nikah siri dan sebagian ada yang menyebutnya nikah
agama atau nikah di bawah tangan.18

12
Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Huk
um Islam. Bandung: Citra Umbara, 2007. hlm. 2.
13
Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana , 2016), h. 94
14
Dodi Ahmad Fauzi, Nikah Sirri Yes or No,(Jakarta: Lintas Pustaka2008),h.12

15
Ahamd Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, cet. ke-3 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm.
107.
16
Ibid., hlm. 107.
17
Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam Di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), 26.
18
Dadi Nurhadi, Nikah Di Bawah Tangan (Praktek Nikah Sirri Mahasiswa Jogja),(Yogyakarta: Sa
ujana, 2003), hlm. 26.

3
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis teratarik untuk menulis
skripsi dengan judul “Pemenuhan Hak isteri dalam Nikah Siri Perspektif
Hukum Islam Dan Hukum Positif”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas, Maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Adanya pernikahan siri yang masih dilakukan oleh sebagian
masyarakat di indonesia, menyebabkan ketidakadilan antara mempelai
pria dalam wanita dalam segi hak maupun kewajibannya dan dampak
terhadap keturunannya kelak.
2. Terjadinya pernikahan siri diindonesia juga disebabkan banyak faktor
baik dari segi kurangnya pemahaman masyarakat mengenai hukum
kenegaraan maupun kelalaiannya dalam melaksanakan perintah negara
tersebut.
C. Batasan Masalah
Pada kajian kali ini perlu ditetapkan pembatasan masalah, mengenai
sejauh mana tulisan ini dibuat. Batasan masalah tersebut adalah:
1. Penulis hanya berfokus pada hak dalam pernikah siri serta dampaknya
bagi keturunannya.
2. Mengetahui konsep pernikahan siri perspektif hukum islam dan hukum
positif.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemenuhan hak istreri perspektif Hukum islam?
2. Bagaimana pemenuhan hak istreri perspektif Hukum positif?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan pemenuhan hak isteri perspektif Hukum islam.
2. Untuk mendeskripsikan pemenuhan hak isteri perspektif Hukum
positif.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapan menambah Khazanah
keilmuan para pembacanya, Khususnya mengenai nafkah baik dzahir

4
maupun batin yang didak dicatatkan. Sehingga pembaca mendapatkan
hikmah dari problematika kelurga tersebut, dan menjadi acuan
tambahan rujukan dan penyempurnaan bagi para studi selanjutnya
khusunya hak isteri yang dilalaikan oleh suaminya.
2. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi
semua kalangan masyarakat terutama pendapat tokoh mengenai
pernikahan yang tidak dicatatkan serta hak dan kewajiban dalam
pernikahan yang tidak dicatatkan. Serta menjadi informasi terbaru
terhadap kalangan masyarakat terutama pernikahan yang belum
dicatatkan.
G. Kajian Teori
1. Hak Isteri
Berbicara tentang hak adalah sesuatu yang layak didapatkan,
seperti hak untuk hidup, berpendidikan dan lain lain.19 Demikian juga
dalam semua perkawinan yang menjadi bagian dari akibat hukum,
maka akan timbul yang namanya hak dan kewajiban suami istri.yang
mana keduanya memilki timbal balik, yaitu hak sumi akan menjadi
kewajiban istri dan kewajiban istri menjadi hak suami, seperti halnya
suami wajib memberikan nafkah kepada istrinya dengan bekerja. 20
Tidak hanya itusaja melainkan ieteri juga berhak mendapatkan bahan
pangan, tempat tinggal, pakaian sesuai keadaan suami, begitu pula
sebaliknya seorang isteri juga mempunyai andil dalam memnuhi
kebutuhan rumah tangga.21
2. Nikah Siri
Menurut Aberan kata siri berasal dari kata israr, sirra yang berarti
rahasia, sedangkan menurut istilah nikah siri adalah pernikahan yang

19
Zainal Asikin, Pengantar Ilmu Hukum, PT Raja Grafindo Persada,2012.et.1.hal,115.
20
Jayusman, Nenan Julir, Novia Heni Puspitasari, “Rumah Tangga Sopir Truk Perspektif Keluarga
Sakinah (Studi di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang,” Jurnal Al-Maslahah, Vol. 17 N
o. 1 (2021): 113, https://doi.org/10.24260/al-maslahah.v17i1.1871.
21
Zuhri Imansyah, Jayusman, Erina Pane, Efrinaldi Efrinaldi, Iim Fahimah, “Tinjauan Maqāsid Sy
arīah Terhadap Perkara Harta Bersama Dan Kontribusinya Dalam Pembaruan Hukum Keluarga
Islam Di Indonesia (Studi Kasus di Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu),” Jurnal
Ijtima‟iyya, Vol. 13 No. 1 (2020): 9, http://103.88.229.8/index.php/ijtimaiyya/article/view/6344.

5
dilakukan secara sembunyi-sembunyi.22 Nikah siri juga dapat diartikan
sebagai pernikahan yang hanya dilakukan dalam bentuk agama, akan
tetapi tidak di umumkan pada masyarakat luas, dan tidak dicatatkan
menggunakan akta melalu Kantor Urusan Agama (KUA) yang
muslim, dan Kantor Catatan Sipil (KCS) bagi yang non muslim. 23
Dengan berdasarkan Undang –Undang tentang perkawinan Pasal 2,
maka perkawinan yang tidak dicatatkan Sesuai Undang-undang
tersebut tidaksah, ilegal dan melanggar hukum negara.24
H. Kajian Terdahulu
Sebelum pembuatan kajian ini, penulis telah mempelajari beberapa
penelitian terdahulu yang berkaitan tentang nikah siri, hal ini diharapkan
supaya tidak adaya pengulangan penelitian, penelitian tersebut yaitu:
1. Penelitian Tita Kholiza dengan judul, “Hak Asuh Anak Pernikahan Siri
Dalam Perspektif Hukum Islam DI Indonesia” Program Studi Ahwal
Al-Syaksiyah, Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam
Indonesia, Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan,
terdapat perbedaan pendapat antara hukum islam dengan hukum
positif, bahwasanya pernikahan siri dianggap sah secara agama dan
tidak sah secara hukum positif di indonesia, hal tersebut sesuai dengan
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Pasal 2 Ayat 1, yaitu perkawinan
sah jika dilakukan sesuai masing –masing agamanya dan
kepercayannya.25 Dan dilanjutkan pada Pasal 2 Undang-Undang No 1
Tahun 1974 Ayat 2 tiap-tiap perkawinan dicatat menurut perundang
undangan yang berlaku.26 hak asuh anak hanya kepada ibunya karena
tidak tercatat secara admimistrasi negara.27
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Tita Kholiza, adalah
membahas tentang dampak anak dalam pernikahan siri, sedangkan
22
Aberan, “Asas-asas Perkawinan Menurut Islam”, Dalam Jurnal Kanun No.38 Tahun XIV April
2004, (Banda Aceh: FH. Universitas Kuala, 2004), hlm. 215.
23
Happy Susanto, Nikah Siri Apa Untungnya, Transmedia Pustaka, Jakarta, 2007, hlm. 22.
24
Seri Perundangan, “Undang-Undang perkawinan,” (Yogyakarta: Pustaka Widyatama 2004) Ce
t-1, 47
25
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Pasal 2 Ayat 1.
26
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Pasal 2 Ayat 2.
27
UU No.1 Tahun 1974 tentang Pernikahan Pasal 42 Ayat 1.

6
penulis menekankan terhadap hak seorang istri. Sedangkan
persamaanya adalah sama-sama meneliti tema yang sama yaitu nikah
siri.28
2. Penelitian Nike Pratiwi dengan judul “Pemenuhan Nafkah anak dari
Perkawinan Tidak Tercatat di Beda Negara Menurut Imam Syafi’i”.
Jurusan Al Akhwal As-Syakhsiyyah,Fakultas Syariah dan
Hukum,Universitas Islam Negri Sumatera Utara. Dalam penelitian
tersebut membahas tentang tidak terpenuhinya nafkah anak,
dikarenakan perkawinan yang tidak dicatatkan, dimana orang tersebut
menikah dengan warga asing.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penulis, yaitu membahas
pernikahan yang tidak dicatatkan, perbedaanya adalah penulis
membahas pemenuhan hak isteri dalam pernikahan siri, sedangkan
skripsi terebut membahas nafkah anak yang tidak ditunaikan dalam
perkawinan dengan warga asing,dikarenakan tidak dicatatkan, dan
menngunakan metode penelitian lapangan.29
3. Penelitian Farid Pardamean Putra Irawan dalam jurnal yang berjudul
”Pernikahan Siri Dalam Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang
No 1 Tahun 1974” Universitas Tidar Magelang. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, pentinya perkawinan yang dicatatkan karna hal
tersbut juga akan mempengaruhi terhadap keturunan dan warisannya.
Dalam jurnal tersebut juga dijelaskan tentang faktor yang
mempengaruhi terjadinya nikah siri diantaranya, rendahnya kesadaran
masyarakat yang beranggapan bahwa nikah secara agama sudah cukup
dan beranggapan bahwa nikah siri adalah hal yang lazim, dan telah
menimbulkan pola pikir hingga membuat kesadaran pencatatan
pernikahan adalah sangat penting serta melindungi hak sebagaimana
suami istri dan yang bersangkutan dengan anaknya kelak.30

28
Tita Kholiza, “Hak Asuh Anak Pernikahan Siri Dalam Perspektif Hukum Islam DI Indonesia”
Program Studi Ahwal Al-Syaksiyah, Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam
Indonesia.2020
29
Nike Pratiwi,“Pemenuhan Nafkah anak dari Perkawinan Tidak Tercatat di Beda Negara
Menurut Imam Syafi’i”. Jurusan Al Akhwal As-Syakhsiyyah,Fakultas Syariah dan
Hukum,Universitas Islam Negri Sumatera Utara.2020.

7
Perbedaan penelitian yaitu terletak pada pembahasan yang mana jurnal
tersebut menjelaskan tentang segala aspek tentang nikah siri yaitu,
kedudukan anak dan harta, upaya pencegahan nikah siri serta faktor
yang melatar belakanginya. Sedangkan penulis tidak mencantummkan
upaya pencegan dan faktor penyebabnya nikah siri tersebut.
Persamaanya adalah terletak pada tema pembahasan yaitu pernikahan
siri dan menggunakan metode penelitian normatif.31
4. Penelitian Luluk Maslukhah yang berjudul “Sudi praktik Nikah Siri
Serta Dampaknya Terhadap Istri dan Anak” Sudi Kasus Di Desa Simo
Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan, Program Sudi Hukum
Keluarga, Jurusan Syariah ,Fakultas Agama Islam,Universitas Islam
Sultan Agung Semarang. Skripsi tersebut Membahas Tentang nikah
serta macam-macamnya, Tujuan serta Faktor yang melatar belakangi
terjadinya nikah siri,seperti halnya poligami,”Karena sulitnya aturan
berpoligami, akhirnya saya dan suami Memutuskan Untuk melakukan
Nikah siri”.32 dan Dampaknya terhadap istri dan anak.
Perbedaan penelitian tersebut adalah dari segi Penelitian yang
menggunakan penelitian lapangan,yang disertai dengan analisis
prakteknya. Sedangkan penulis menggunakan metode normatif yang
megumpulkan data dari dokumen, perundang undangan serta Skripsi
yang berkaitan. Persamaanya adalah sama sama meneliti tentang nikah
siri .33
5. Penelitian Tika Khayatun Fatkhumunzanah dengan judul ”
Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pasangan Suami Isteri Dalam
Perkawinan siri” Prodi Hukum Keluarga Islam,Fakultas Hukum

30
Jamaludin, “peran kua dalam mengatasi nikah siri di kecamatan metro kibang kabupaten
lampung timur” (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, 2019),
https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/772/1/JAMALUDIN 14117163.pdf.
31
Farid Pardamean Putra Irawan , jurnal ”Pernikahan Siri Dalam Tinjauan Hukum Islam dan
Undang-Undang No 1 Tahun 1974” Universitas Tidar Magelang.2021.
32
Hasil Wawancara dengan Ibu jakiem, Pada tanggal 20 mei 2022, dirumah ibu jakiem
Pukul.18.15.WIB.
33
Luluk Maslukhah,“Sudi praktik Nikah Siri Serta Dampaknya Terhadap Istri dan Anak” Sudi
Kasus Di Desa Simo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan, Program Sudi Hukum Keluarga,
Jurusan Syariah ,Fakultas Agama Islam,Universitas Islam Sultan Agung Semarang.2022.

8
Islam,UIN Raden Mas Said Surakarta. Berdasarkan penelitian tersebut
dapat disimpulkan, tidak terpenuhinya hak dan kewajiban keduanya
dikarenakan pada dasarnya hak dan kewajiban suatu pasangan suami
istri adalah hubungan timbal balik.34 Yang mana didalamnya itu
terdapat yang namanya Nafaqah Sesuatu yang dikelurkan untuk istri
dan keluarganya sehingga menjadi kurang.35
Perbedaan penelitian tersebut adalah hanya menekankan terhadap hak
nafaqah istri dan menggunakan penelitian kualitatif, sedangkan penulis
juga juga membahas dampaknya. Persamaanya adalah membahas
tentang pernikahan siri. Dan menggunakan penelitian normatif.36
I. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah jenis penelitian
kualitatif, yaitu penlitian yang tidak menggunakan perhitungan maksudnya
ialah data yang dikumpulkan menggunakan kata-kata.37

1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif , yaitu berupa
produk hukum menggunakan data sekunder yang mengkaji tentang
perundang-undangan. Pokok kajiannya hukum dikonsepkan sebagai
norma atau kaidah yang berlaku di masyarakat dan menjadi acuan
setiap orang. Sehingga penelitian ini berfokus pada inventarisasi
hukum positif , penemuan hukum serta perbandingan sejarah hukum.38
2. Sumber Data

34
Umar Haris Sanjaya, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, (Yogyakarta: Gama Media,
2017), hlm. 76.

35
Mansari dan Zahrul Fatahillah, “Penetapan Nafkah ‘Iddah Melalui Hak Ex Officio Bagi Istri
Nusyuz Kajian Putusan, Nomor 6/Pdt.G2020/MS.Lsm”, Jurnal Yudisial, Vol. 14 Nomor 2, 2021,
hlm. 276.
36
Tika Khayatun Fatkhumunzanah,” Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pasangan Suami Isteri
Dalam Perkawinan siri” Prodi Hukum Keluarga Islam,Fakultas Hukum Islam,UIN Raden Mas
Said Surakarta.2023.
37
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta;Pustaka pelajar,1999), hlm. 91.
38
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum danPenelitianHukum. Cet. 1, PT. Citra AdityaBakti, Ban
dung, hlm. 52.

9
Penelitian ini bersifat kualitatif yaitu data yang disajikan dalam
bentuk kalimat dan penjelasan.sumber data yang digunakan dalam
penulisan ini ada dua yaitu, data primer dan data sekunder
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian sepertihalnya Kompilasi Hukum Islam, Al Quran
dan Undang-Undang. Data ini disebut data tangan pertama.39
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak lain,
atau referensi pelengkap yang menggunakan buku-buku,
dokumen, jurnal dan hasil penelitian lain.40
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah hal yang paling penting dalam
suatu penelitian karena tanpa hal tersebut penulis tidak dapat
memenuhi standar data yang ditetapkan.41 Teknik pengumpulan data
yang dilakukan oleh penulis adalah study kepustakaan(Library
researche) dengan membaca literatur terkait baik dari jurnal, Al Quran
maupun hasil penelitian terdahulu.

4. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara
otomatis data yang diperoleh. Analisis data dilakukan dengan
menggabungkan data valid, mengorganisasikan data, menjabarkan ke
unit-unit serta memilah mana yang penting untuk dikaji dan dipelajari,
dan membuat kesimpulan untuk disebarkan ke orang lain.
J. Sistematika Pembahasan

39
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta;Pustaka pelajar,1999), hlm. 91.
40
Ibid,hlm.91
41
Sugiyono,MetodologiPenelitianKuantitatif,KualitatifdanRandD,
(Bandung,Alfabeta,2007),hlm.308.

10
Untuk memudahkan dalam memahami gambaran penelitian ini, maka
penulis memaparkan sistematika pembahasan guna mempemudah dan
memperjelas penelitian ini. Dengan uraian sebagai berikut.

BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini adalah suatu pendahuluan


yang menguraikan berbagai hal yang meliputi: Latar belakang, Batasan
masalah, Rumusan masalah, Tujuan,Manfaat penelitian, Kerangka teori,
Kajian terdahulu, Metodologi penelitian serta Sistematika pembahasan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan Meguraikan Pemenuhan Hak Isteri Dalam Nikah
Siri Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang metode penulis dalam melakukan


penelitian yang meliputi, Jenis penelitian, Sumber data , Teknis pengumpulan
data serta Teknik Analisis data.

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini merupakan intidsri penelitian ini yang mebahas mengenai
Pemenuhan hak dalam nikahsiri yag berlandaskan hukum islam dan hukum
positif di Indonesia yaitu Undang-Undang tentang perkawinan dan Kompilasi
Hukum Islam.

BAB V: PENUTUP

dalam bab ini terdapat penutup sebagai hasil akhir dari peneliian ini
yang berisikan kesimpulan dari seluruh pembahasan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Al Quran al karim.

Syafriwaldi ,(2017) “Dakwah dan masalah Kontemporer”, Jurnal Al-Fuad 1, no.


1.

Rofiq, Ahmad,(2013) Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers.

12
Atabik Ahmad dan Mudhiiah Khoridatul,(2019) “Pernikahan Dan Hikmahnya Pe
rspektif Hukum Islam”, jurnal pemikiran hukum dan hukum islam Vol 5 N
o. 2.
Tutik Triwulan Titik,(2010) Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, Jakar
ta: Kencana.
L Sudirman,(2020) Perdamaian perkara perceraian perspektif undang-undang da
n maqashid al-syari’ah. Makassar: IAIN Prepare Nusantara Press.

Hadisubrata.(1999) Keluarga Dalam Dunia Modern. Jakarta: Bpk Gunung Mulia.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar Syaikh,
mudarris tafsir Universitas Islam Madinah.
Yunus Muhammad,(1972) Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT.Hidakarya Agung.

Rifa’i Moh., Ilmu Fiqih IslamLengkap, semarang:penerbit CV Toha Putra.

Santos,(2016) Hakekat Perkawinan Menurut Undang –undang


Perkawinan,Hukum Islam Dan Hukum Adat.Jurnal Yudisia 7.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974.

Mardani, (2016) Hukum Keluarga Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana).

Dodi Ahmad Fauzi,(2008). Nikah Sirri Yes or No,(Jakarta: Lintas Pustaka).

Rofiq Ahmad,(1998) Hukum Islam di Indonesia, cet. ke-3 (Jakarta: Raja Grafindo
Persada).
Zainuddin Ali,(2006) Hukum Perdata Islam Di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika).
Nurhadi Dadi,(2003) Nikah Di Bawah Tangan (Praktek Nikah Sirri Mahasiswa Jo
gja),(Yogyakarta: Saujana).
Asikin Zainal,(2012), Pengantar Ilmu Hukum,PT Raja Grafindo Persada.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
Aberan, “Asas-asas Perkawinan Menurut Islam”,(2004) Dalam Jurnal Kanun
No.38 Tahun XIV April 2004, (Banda Aceh: FH. Universitas Kuala).
Susanto Happy,(2007) Nikah Siri Apa Untungnya, Transmedia Pustaka, Jakarta.

13
Seri Perundangan,(2004) “Undang-Undang perkawinan,” (Yogyakarta: Pustaka
Widyatama).

Jamaludin, (2019)“peran kua dalam mengatasi nikah siri di kecamatan metro


kibang kabupaten lampung timur” (Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Metro),https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/772/1/JAMALUDIN
14117163.pdf.

Hasil Wawancara dengan Ibu jakiem, Pada tanggal 20 mei 2022, dirumah ibu
jakiem Pukul.18.15.WIB.
Haris Sanjaya Umar,(2017), Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia,
(Yogyakarta: Gama Media.
Mansari dan Fatahillah Zahrul,(2021) “Penetapan Nafkah ‘Iddah Melalui Hak Ex
Officio Bagi Istri Nusyuz Kajian Putusan, Nomor 6/Pdt.G2020/MS.Lsm”,
Jurnal Yudisial, Vol. 14 Nomor 2.

Azwar Saifuddin,(1999) Metode Penelitian, (Yogyakarta;Pustaka pelajar).

Muhammad Abdulkadir, (2004), Hukum danPenelitianHukum. Cet. 1, PT. Citra A


dityaBakti, Bandung.

Sugiyono,(2017)MetodologiPenelitianKuantitatif,KualitatifdanRandD,
(Bandung,Alfabeta.

Nenan Julir, Jayusman,(2021) Novia Heni Puspitasari, “Rumah Tangga Sopir Tru
k Perspektif Keluarga Sakinah (Studi di Desa Sukanegara Kecamatan Tanj
ung Bintang,” Jurnal Al-Maslahah, Vol. 17 No. 1: 113, https://doi.org/10.
24260/al-maslahah.v17i1.1871.

Imansyah Zuhri, Jayusman, Pane Erina, Efrinaldi Efrinaldi, Fahimah Iim,(2020)


“Tinjauan Maqāsid Syarīah Terhadap Perkara Harta Bersama Dan Kontr
ibusinya Dalam Pembaruan Hukum Keluarga Islam Di Indonesia (Studi K
asus di Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu),” JurnalIjti
ma‟iyya,Vol.13No.19, http://103.88.229.8/index.php/ijtimaiyya/article/vie
w/6344.

14
15

Anda mungkin juga menyukai