Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIK NIKAH ULANG DI KECAMATAN PAKONG KABUPATEN

PAMEKASAN

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH:

Fina Rohmatul Ummah

Novia Roihatul Jannah

Madila Selvia Ningrum

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2023
A. Latar Belakang

Manusia diciptakan Allah SWT mempunyai naluri manusiawi yang

perlu mendapat pemenuhan. Pemenuhan naluri manusiawi manusia yang

antara lain keperluan biologisnya termasuk aktivitas hidup agar manusia

menuruti tujuan kejadiannya, Allah SWT mengatur hidup manusia dengan

aturan pernikahan. Aturan pernikahan menurut Islam merupakan tuntunan

agama yang perlu mendapat perhatian, sehingga tujuan melangsungkan

pernikahan pun hendaknya ditujukan untuk memenuhi petunjuk agama.

Tata cara perkawinan di Indonesia tergolong beraneka ragam

antara satu dengan yang lainnya oleh karena di Indonesia mengakui

adanya bermacam- macam agama dan kepercayaan, yang tata caranya

berbeda. Hal yang demikian dimungkinkan dalam Negara Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila yang dengan tegas mengakui

adanya prinsip kebebasan beragama. Yang dimaksud dengan

keberagamaan di sini adalah komitmen keagamaan nya atau

kesungguhannya dalam menjalankan ajaran agamanya. Ini dijadikan

pilihan utama karena itulah yang akan langgeng.

Dalam pandangan Islam perkawinan itu bukanlah hanya urusan

perdata semata,bukan pula sekedar urusan keluarga dan masalah budaya,

tetapi masalah dan peristiwa agama, oleh karena perkawinan itu dilakukan

untuk memenuhi ketetapan Allah dan sunnah Nabi dan dilaksanakan

sesuai dengan petunjuk Allah dan petunjuk Nabi.


Dalam tradisi masyarakat muslim, ada cara yang biasa ditempuh

untuk menghindari perceraian. Cara ini biasanya dilakukan di saat

pasangan sedang hebat-hebatnya menghadapi konflik. Indonesia

merupakan negara yang mempunyai kultur/budaya majemuk, maknanya di

Indonesia banyak berkembang berbagai macam kepercayaan dalam segala

hal, terlepas dari kepercayaan megenai agama ada kepercayaan mengenai

adat leluhur, salah satunya dari segi perkawinan di mana jika dalam

perkawinan pasangan suamiistribelum dikaruniai keturunan maka ada

kepercayaan pernikahan itu harus diperbaharui akad nikahnya, atau

dengan kata lain dinikah ulang Cara itu lazim disebut tajdidun nikah

atau memperbaharui nikah. Jadi, memperbaharui nikah adalah proses

pernikahan yang dilakukan lagi oleh orang yang sudah menikah.

Permasalahan nikah ulang ini bisa ditemui dalam beberapa

keluarga yang memiliki problem rumit. Hal ini terjadi dikarenakan

kurangnya kesiapan dari kedua pihak (pihak perempuan dan pihak laki-

laki) sehingga ketika menghadapi suatu masalah mereka rentan

menggunakan emosi.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di kecamatan Pakong

pernikahan ulang terjadi karena pasangan suami istri yang bekerja sebagai

TKI yang sudah lama tidak berinteraksi dan takut ada kata-kata yang

menyakiti, serta sebagai ritual untuk memperoleh keturunan 1. Maka dari

1
Moh Rizal, Muh Syarif Hasyim, Siti Nurkhaerah, Akad Nikah Ulang Sebagai Ritual Memperoleh
Keturunan Dalam Tinjauan Hukum Islam (Studi Kasus Pada Pasangan Suami Istri Di Desa
itu di tarik judul ” Praktik Nikah Ulang di Kecamatan Pakong

Kabupaten Pamekasan”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat penulis uraikan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang nikah ulang di kecamatan pakong kabupaten

pamekasan?

2. Bagaimana praktek nikah ulang di kecamatan pakong kabupaten

pamekasan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui latar belakang nikah ulang di kecamatan pakong

kabupaten pamekasan

2. Untuk mengetahui praktek nikah ulang di kecamatan pakong

kabupaten pamekasan

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki banyak kegunaan oleh berbagai

pemangku kepentingan, termasuk:

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

wawasan penulis tentang pernikahan.

Tinggede Kec. Marawola Kab. Sigi), Palu: Familia Jurnal Hokum Keluarga, 2020, Vol. 1, No. 1,
61-79
2. Bagi Akademisi, penelitian ini membantu memberikan pemahaman

dan dapat memperluas pengetahuan serta wawasan tenteng hukum

pernikahan ulang.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitisn ini dapat dijadikan sebagai acuan

bagia mahasiswa atau pihak-pihak tertentu yang akan melakukan

penelitian dan ingin mengkaji lebih lanjut tentang masalah nikah ulang.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya kekaburan makna dalam memahami

judul diatas, maka ada beberapa kata yang harus diartiakan secara

operasional agar terlepas dari kekaburan makna tersebut. Adapun istilah-

istilah tersebut adalah:

1. Pernikahan adalah suatu akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri

antara seorang lai-laki dengan seorang perempuan yang menghalalkan

hubungan kelamin antara kedua belah pihak dengan dasar sukarela dan

kerelaan kedua belah pihak, untuk mewujudkan suatu kebahagiaan

hidup yang diliputi rasa kasih saying dan ketentraman dengan cara

yang diridhoi oleh Allah SWT.2

2. Tajiddun nikah atau nikah ulang adalah pembaharuan akad nikah atau

memperbaharuai akad nikah. 3

F. Penelitian Terdahulu

2 Soemiyati, Hukum Perawinan Islam Dan Undang-Undang perkawinan (Undang-Undang Nomor


1Tahun 1997, Tentang Perkawinan), (Yogyakarta,1986), 8.
3 Khairani, Cut Nanda Maya Sari, Pengulangan Nikah Menurut Perspektif Hukum Islam ( Studi

Kasus di KUA Kecamatan Kota Kualasimpang), Aceh, Samarah, Jurrnal Hukum Keluarga dan
Hukum Islam, 2017, Vol. 1, No. 2,397-415.
Berdasarkan penelusuran peneliti, terdapat beberapa penelitian

yang telah membahas terkait dengan nikah ulang sebagaimana berikut:

1. Moh Rizal dalam penelitiannya yang berjudul “Akad Nikah Ulang

Sebagai Ritual Memperoleh Keturunan Dalam Tinjauan Hukum

Islam (Studi Kasus Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Tinggede

Kec. Marawola Kab. Sigi)

2. Humairoh dalam Skripsinya yang berjudul ” Tinjauan hukum Islam

terhadap akad nikah ulang bagi pasangan yang bekerja sebagai TKI

(studi kasus di Desa Teras Bendung Kec. Lebak Wangi Kab. Serang).

3. M Aprizal Dalam Skripsinya Yang Berjudul Praktik Nikah Ulang

Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif (Studi Kasus

Pada Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat).

4. Cut Nanda Mayasari dalam skripsinya yang berjudul “ Pengulangan

nikah Menurut Prerspektif Hukum Islam (studi kasus di KUA

kecamatan kota kualasimpang).

5. Nasirin dalam skripsinya yang berjudul “ nikah ulang di desa

pramggong arahan kabupatyen indramayu jawa barat (studi

perbandingan hokum islam dan adat pranggong).

G. Kerangka Teori

1. Pengertian Pernikahan

Perkawinan atau pernikahan dalam literatur fiqh berbahasa Arab

disebut dengan dua kata, yaitu nikah dan zawaj. Kedua kata ini yang

terpakai dalam kehidupan sehari-hari orang Arab dan banyak terdapat


dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi. Kata na-ka-ha banyak terdapat

dalam Al-Qur’an dengan arti kawin, seperti dalam surat an-Nisa’ ayat

3:

Artinya : “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil

terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu

mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu

senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan

dapat berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak

yang kamu miliki yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak

berbuat aniaya”.(QS. An-Nisaa : 3)

Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada

semua makhluk-Nya, baik manusia, hewan, maupun tumbuh-

tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah Swt, sebagai

jalan bagi makhluk-Nya untuk berkembang biak, dan melestarikan

hidupnya.4

2. Dasar Hukum Pernikahan

Hukum perkawinan, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara

manusia dengan sesamanya yang menyangkut penyaluran kebutuhan

biologis antar jenis, dan hak serta kewajiban yang berhubungan erat

dengan akibat dari perkawinan tersebut. 5

4 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat I (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 9.

5 Khoirul Abror, Hukum Perwakinan dan Perceraian (Yogyakarta: Bening Pustaka, 2020), hlm. 47
Al-Quran telah mensnyalir, bahwa semua makhluk hidup

diciptakan berpasang-pasangan, berjodoh-jodohan, termasuk

didalamnya adalah manusia. Pengaturan manusia dalam hidup

berjodoh-jodohan itu melalui jenjang perkawinan yang ketentuannya

dirumuskan dalam aturan-aturan tersendiri.

Dalil Al-Qur-an:Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa Ayat 3

sebagai berikut:6

Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap

(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya),

maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga

atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,

maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki.

Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya(An

– Nisa : 3).

Ayat ini memerintahkan kepada orang laki-laki yang sudah mampu

untuk melaksanakan nikah. Adapun yang dimaksud adil dalam ayat

ini adalah adil didalam memberikan kepada istri berupa pakaian,

tempat,giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriah. Ayat ini juga

menerangkan bahwa islam memperbolehkan poligami dengan syarat-

syarat tertentu.

3. Konsep Pengulangan Nikah

6Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan Agama dan
Zakat Menurut Hukum Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 1995), hlm. 3-4
istilah Tajdid secara etimologi memperbarui dan secara terminologi

dimaksudkan memperbarui atau mengulangi sebuah perbuatan seperti

semula karena terbukti setelah itu tidak lengkap syarat atau rukun

ataupun perbuatan tersebut belum batal atau sah. Oleh karena itu

terkait dengan pengulangan dalam pembahasan ini lebih tepat secara

spesifik diistilahkan dengan I’adah atau lebih umum dengan Tajdid

yaitu memperbaharui untuk kehati-hatian dan menghilangkan

keraguan, walaupun tidak batal.

Tajdidun nikah terdapat perbedaan pendapat mengenai hukum

pengulangan nikah atau tajdidun nikah atau memperbaharui akad

nikah. Menurut Qaul shahih (pendapat yang benar) hukumnya zawaj

(boleh) dan tidak merusak pada Akad nikah yang telah terjadi.

Karena memperbarui Akad itu hanya sekedar keindahan (al-

tajammul) atau berhati-hati (al-ihtiyath). Menurut qaul lain (pendapat

lain) akad baru tersebut bisa merusak akad yang telah terjadi. Akan

tetapi apabila pernikahan tersebut terdapat kekurangan, menghalangi

keabsahan perbuatan, seperti hilangnya salah satu syarat, maka

dinamakan mengerjakan perbuatan itu sekali lagi dengan mengulang

(I’adah), apabila salah satu rukun atau syarat yang tidak terpenuhi

pada pernikah pertama maka pernikahan tersebut diulang.

Seandainya seseorang memperbaharui nikah dengan istrinya maka

wajib baginya membayar mahar lagi karena hal tersebut merupakan

penetapan didalam perceraian (al-Firqati). Pandangan fiqih disebut


tajdid nikah atau pembaruan nikah.Tajdid nikah itu hukumnya boleh,

apabila bertujuan untuk menguatkan status pernikahan. Suatu hukum

dari tajdidun nikah adalah boleh, karena mengulangi akad nikah, di

dalam nikah yang kedua tidak merusak pada akad yang pertama.

Kemudian dikuatkan oleh argumen Ahmad bin Ali bin Hajar al-

Asqalani, menyatakan bahwa menurut jumhur ulama tajdidun nikah

tidak merusak akad yang pertama. 7

Dari beberapa argumen tentang hukum pengulangan nikah menurut

para fuqaha di atas bisa ditarik suatu kesimpulan, bahwa hukum dari

pengulangan nikah adalah boleh dan bisa menjadi wajib ketika ada

peraturan pemerintah yang mengharuskan akad nikah dan apabila

nikah tersebut tidak terpenuhi rukun dan syarat pada pernikahan. 8

Suatu pernikahan yang nikahnya tidak sah, maka pernikahan

tersebut diulang karena untuk menghindari kemaslahatan (I’adah),

akan tetapi apabila pernikahan tersebut untuk memperbarui akad itu

hanya sekedar keindahan (altajammul) atau berhati-hati (al-ihtiyath)

maka itu termasuk tajdid nikah.

7 Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Fathul Baari (Syarah Shahih Bukhari), juz 13, (Darul
Fikri), hlm. 199.
8 Menurut A. Qusyairi Ismail, bahwa hukum asal memperbaharui akad nikah itu boleh karena
bertujuan hati-hati (ihtiyath), agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Hukum ini bisa
berubah menjadi wajib bila ada peraturan pemerintah yang mengharuskan akad nikahnya.
H. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara bertindak menurut system atau

aturan yang bertujuan agar kegiatan praktis terlaksanakan secara rasional

dan terarah sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Sederhananya

metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang dilakukan

dalam penelitian untuk mencari kebenaran yang menyangkut pendekatan,

kehadirian peneliti, lokasi penelitian, sumber data, analisis data,

pengecekan keabsahan, dan tahap-tahap penelitian.

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Penliti menggunakan penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkap

fakta, fenomena, dan keadaan yang terjadi dengan yang sebenarnya.

Dengan menggunakan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dana

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Jenis penelitian ini bukan hanya mengumpulkan data dalam sekali jadi,

namun peneliti mencari makna, pemahaman, pengertian, verstehen,

tentang suatu venomena, kejadian maupun kehidupan manusia dengan

terlibat langsung dan tidak langsung dalam setting yang di teliti,

kontekstual dan menyeluruh.9

2. Prosedur pengumpulan data

9Muri Yusuf,Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian


Gabungan,(Jakarta:Prenada Media,2014),328.
Dalam pengumpulan data, dibutuhkan suatu teknik yang diterima

secara ilmiah apabila dilengkapi dengan argument-argumen yang kuat

dan lengkap untuk meperoleh data atau informasi yang perlu dilakukan

dengan pencarian dan pengumpulan data.

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah

sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara secara umum adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan menggunakan Tanya jawab sambil

bertatap muka anatara pewawancara dan informasi atau orang

yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam

kehidupan sosial yang relative lama10.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah metode atau cara-cara

menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis

mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu

atau kelompok secara langsung. 11

c. Documentasi

Dokumentasi merupakan catatan atau karya seseorang tentang

sesuatu yang sudah berlalu. Tentang orang atau sekelompok orang,

peristiwa, atau kejadian dalam situasi sosial yang sesuai dan


10 Burhan Bungin,Penelitian Kualitatif,(Jakarta:Prenada Media,2007),111.
11
Basrowi,Memahami Penelitian Kualitatif,(Jakarta:Rineka Cipta,2008),.93.
terkait dengan fokus penelitian adalalh sumber informasi yang

sangat berguna dalam penelitian ini. 12

3. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara

sistematis dari data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan

bahan lainnya, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat di

informasikan terhadap orang banyak.

Pada penelitian ini peneliti memperoleh data melalui wawancara

kepada masyarakat yang berkaitan dengan pernikahan ulang. Secara

umum analisis data ini digunakan untuk menjelaskan suatu data agar

lebih mudah dipahami dan selanjutnya dibuatlah kesimpulan.

Analisis Data pada penelitian ini dilakukan secara terus-menerus

dari awal sampapi akhir penelitian dengan induktif.. 13

4. Sumber data

Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah

kata atau indakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan sebagainya. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langusng dari

narasumber.

b. Data sekunder
12Muri yusuf, 391
13Andi Prastowo,Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan
Penelitian,(Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2014),45.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari informasi maupun

dokumen seperti brosur dan hali-hal yang berkaitran dengan

informasi.

I. Sistematika Penulisan

1. Judul Penelitian

Praktik nikah ulang di kecamatan pakong kabupaten pamekasan.

2. Konteks Penelitian

Konteks penelitian ini bagaimana praktik nikah ulang di kecamatan

pakong kabupaten pamekasan.

3. Focus Penelitian

fokus penelitian ini bagaimana latar belakang praktik nikah ulang di

kecamatan pakong kabupaten pamekasan.

4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari proposal skripsi yaitu untuk mengetahui latar

belakang praktik nikah ulang dan untuk mengetahui alasan narasumber

melakukan praktik nikah ulang.

5. Kegunaan penelitian

Kegunaan penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui bagaimana

praktik nikah ulang di kecamatan pakong kabupaten pamekasan

tersebut, bias menambahkan wawasan dan pengetahuan tentunya.


6. Definisi Istilah

memuat berbagai definisi istilah agar tidak ada kesulitan dan

kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah yang ada dalam penelitian

ini.

7. Kajian penelitian terdahulu

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh penulis

sebelumnya kemudian dapat dijadikan referensi dan dicari persamaan

dan perbedaanya yang dapat dijadikan suatu bahan perbandingan.

8. kajian Teori

terdapat teori dari praktik nikah ulang yang dibahas kemudian dapat di

analisis.

9. Metode penelitian

Memuat secara rinci terkait dengan metode penelitian ini diantara yaitu

jenis penelitian dan pendekatan, sumber data (sumber data primer dan

sumber data primer), prosedur pengumpulan data dan analisis data.

10. Sistematika penulisan

Merupakan sebuah metode atau urutan dalam menyelesaikan sebuah

riset, penelitian, maupun karya tulis.

11. Outline penelitian

Suatu kerangka skripsi yang memiliki arti suatiu garis besar atau

rancangan. Jadi outline skripsi dibuat untuk menggambarkan atau

bagaimana skripsi kita nantinya akan dibuat.

12. Daftar Rujukan


Daftar bahan-bahan yang dirujuk langsung di dalam teks (buku,

makalah, majalah, surat kabar, atau media daring) dan tentu sudah

pasti tersebut didalam teks.

J. DAFTAR PUSTAKA

Moh Rizal, Muh Syarif Hasyim, Siti Nurkhaerah, Akad Nikah Ulang

Sebagai Ritual Memperoleh Keturunan Dalam Tinjauan Hukum

Islam Studi Kasus Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Tinggede

Kec. Marawola Kab. Sigi, Palu: Familia Jurnal Hokum Keluarga,

2020, Vol. 1, No. 1.

Soemiyati, Hukum Perawinan Islam Dan Undang-Undang perkawinan

Undang-Undang Nomor 1Tahun 1997, Tentang Perkawinan,

Yogyakarta,1986

Khairani, Cut Nanda Maya Sari, Pengulangan Nikah Menurut Perspektif

Hukum Islam Studi Kasus di KUA Kecamatan Kota Kualasimpang,

Aceh, Samarah, Jurrnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam, 2017,

Vol. 1, No. 2.

Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat I Bandung: Pustaka Setia,

1999.

Khoirul Abror, Hukum Perwakinan dan Perceraian Yogyakarta: Bening

Pustaka, 2020.

Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara

Peradilan Agama dan Zakat Menurut Hukum Islam Jakarta: Sinar

Grafika, 1995
Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Fathul Baari Syarah Shahih

Bukhari, juz 13, Darul Fikri

Menurut A. Qusyairi Ismail, bahwa hukum asal memperbaharui akad

nikah itu boleh karena bertujuan hati-hati (ihtiyath), agar terhindar

dari hal-hal yang tidak diinginkan. Hukum ini bisa berubah

menjadi wajib bila ada peraturan pemerintah yang mengharuskan

akad nikahnya.

Muri Yusuf,Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan, Jakarta:Prenada Media,2014Burhan Bungin,Penelitian

Kualitatif, Jakarta:Prenada Media,2007.

Basrowi,Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta:Rineka Cipta,2008.

Andi Prastowo,Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan

Penelitian,Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2014.

Anda mungkin juga menyukai