Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha

esa.1

Perkawinan dalam Islam merupakan sunatullah yang sangat dianjurkan

karena perkawinan merupakan cara yang dipilih Allah SWT. Untuk

melestarikan kehidupan manusia dalam mencapai kemaslahatan dan

kebahagiaan hidup. Perkawinan diartikan dengan suatu akad persetujuan antara

seorang pria dan seorang wanita yang mengakibatkan kehalalan pergaulan

(hubungan) suami istri, keduanya saling membantu dan melengkapi satu sama

lain dan masing-masing dari keduanya memperoleh hak dan kewajiban. 2

Pentingnya hidup berpasangan dengan jenis kelamin yang berbeda karena

masing-masing membutuhkan yang lainnya. Sebagaimana Allah Swt

Berfirman dalam Surat Adz-dzariat ayat 49 :

‫َو ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َخ َلْقَنا َز ْو َج ْيِن َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن‬

Artinya:

“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya


kamu mengingat kebesaran Allah”. (Q.S Adz-Dzariat:49)3
1
Wasman dan Wardah Nuroniyah, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Yogyakarta:
Teras, 2011), hlm. 31
2
Ibid, hlm. 33
3
Adz-Dzariat (50): 522

1
Melakukan perkawinan merupakan suatu anjuran dari Rasulullah SAW

kepada umatnya yang didalamnya mengandung maksud dan tujuan

perkawinan. Tujuan perkawinan adalah untuk membina rasa cinta dan kasih

sayang antara pasangan suami istri sehingga terwujud ketentraman dalam

keluarga, al-qur’an menyebutnya dengan konsep sakinah, mawadah, wa

rahmah.4 Sebagaimana disebutkan dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang

berbunyi :

‫َو ِم ْن ٰا ٰي ِتٖٓه َاْن َخ َلَق َلُك ْم ِّم ْن َاْنُفِس ُك ْم َاْز َو اًجا ِّلَتْس ُك ُنْٓو ا ِاَلْيَها َو َجَعَل َبْيَنُك ْم َّم َو َّد ًة‬

‫َّو َر ْح َم ًةۗ ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك ٰاَل ٰي ٍت ِّلَقْو ٍم َّيَتَفَّك ُرْو َن‬

Artinya:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia


menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.”(Q.S. Ar-Rum:21)5

Terjadinya sebuah hubungan perkawinan tidak berlangsung begitu saja,

akan tetapi sebelum adanya perkawinan terdapat prosesnya terlebih dahulu,

mulai dari pemilihan pasangan sampai dengan berlangsungnya perkawinan.

Proses yang sangat penting adalah pada hal pemilihan pasangan, karena pada

tahap pemilihan pasangan merupakan awal yang akan menentukan bagaimana

keluarga akan berjalan dengan fungsi sesungguhnya.

4
Ibid, ..... hlm, 38-39
5
Ar-Rum (30): 406

2
Sebagaimana dalam memilih istri, Islam membimbing agar memilih wanita

yang memiliki kriteria sifat-sifat tertentu dan menganjurkan bagi yang ingin

menikahinya agar sifat-sifat inilah yang menjadi pusat perhatiannya. Demikian

juga dalam memilih pasangan suami, Islam juga menganjurkan yang beragama

dan berakhlak yang baik.6

Terdapat bentuk-bentuk pemilihan pasangan, salah satunya adalah

pemilihan pasangan secara homogen yang berdasarkan kriteria tertentu

sehingga memunculkan bentuk perkawinan endogami.

Perkawinan endogami tidak hanya pada suku atau kekerabatan yang sama,

namun juga dilakukan pada gerakan-gerakan seperti LDII (Lembaga Dakwah

Islam Indonesia). Lembaga Dakwah Islam Indonesia merupakan lembaga yang

didirikan oleh Nur Hasan Ubaidah Lubis dan termasuk aliran besar di

Indonesia, yang selama ini sudah berganti-ganti nama karena sering dilarang

oleh pemerintah Indonesia.7

Dalam kehidupan sehari-hari Lembaga Dakwah Islam Indonesia sangat

tertutup dengan masyarakat sekitar. Bahkan dalam adat atau kebudayaannya

pun banyak masyarakat yang tidak mengetahui kegiatan yang dilakukan

anggota LDII seperti khususnya perkawinan. LDII memberikan perhatian

secara penuh terhadap anggota-anggota mereka dalam memilih jodoh,

sehingga sebagian besar anggota LDII melakukan perkawinan endogami

dengan tujuan agar terjaga aqidahnya. Hal tersebut juga didukung dengan

6
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Munakahat,
(Jakarta: Amzah, 2015), hlm. 56..
7
M. Amin Djamaluddin, Kupas Tuntas Kesesatan & Kebohongan LDII, (Jakarta: LPPI,
2007), hlm. 2.

3
adanya Tim Perkawinan. Mereka tidak menolak semisal terjadi perkawinan

anggota LDII dengan anggota lain, akan tetapi mereka yang dari golongan lain

tersebut harus tetap belajar aqidah yang ada dalam LDII.

Di sebuah Desa di Kecamatan Tonjong terdapat praktik perkawinan

endogami antar anggota LDII yang masih dilaksanakan sampai saat ini.

Dimana para anggota LDII harus menikah sesama anggota LDII. Berdasarkan

fenomena ini, maka penulis ingin meneliti dan mencari tahu bagaimana praktik

dan apa faktor perkawinan endogami antar anggota LDII dengan memakai

tinjauan hukum islam dan teori konstruksi sosial sebagai pisau analisis dalam

penelitian ini.

Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian di Dusun Nagog Desa

Linggapura Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes, karena Sering dijadikan

sebagai pusat kegiatan-kegiatan LDII antar wilayah yang didukung dengan

banyaknya anggota LDII di Dusun ini, dan terdapat pula Pondok Pesantren Al-

Mantsurin yang didirikan oleh Salah satu tokoh ulama LDII. Dengan harapan

peneliti dapat memperoleh data dan menyelesaikan penelitian ini.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

sebuah penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Perkawinan Endogami

Antar Anggota LDII Perspektif Hukum Islam dan Teori Konstruksi Sosial”

(Studi Kasus di Dusun Nagog Desa Linggapura Kecamatan Tonjong

Kabupaten Brebes).

4
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana praktik perkawinan endogami antar anggota LDII di Dusun

Nagog Desa Linggapura Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes?

2. Apa faktor yang menyebabkan perkawinan endogami antar anggota LDII di

Dusun Nagog Desa Linggapura Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes??

3. Bagaimana tinjauan hukum Islam dan teori konstruksi sosial terhadap

perkawinan endogami antar anggota LDII Dusun Nagog Desa Linggapura

Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana tersebut di atas, maka tujuan

yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana praktik perkawinan endogami antar anggota

LDII di Dusun Nagog Desa Linggapura Kecamatan Tonjong Kabupaten

Brebes.

2. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya perkawinan endogami antar

anggota LDII di Dusun Nagog Desa Linggapura Kecamatan Tonjong

Kabupaten Brebes.

3. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam dan teori konstruksi

sosial mengenai perkawinan endogami antar anggota LDII di Dusun Nagog

Desa Linggapura Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes.

5
D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini diharapkan mampu menjadi dasar secara

keseluruhan untuk dijadikan pedoman bagi pelaksanaan secara teoritis maupun

praktis, maka peneitian ini sekiranya dapat bermanfaat, diantaranya:

1. Kegunaan Teoritis

Kegunaan dari Penelitian ini dapat memberikan sumbangsih khasanah

keilmuan secara umum dan hukum Islam, khususnya dalam segala jenis

bentuk fiqh munakahat. Selain itu juga dapat memberikan pengetahuan dan

wawasan yang berkaitan dengan praktik perkawinan endogami terutama

pada anggota LDII.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

perkawinan endogami antar anggota LDII yang terjadi di Dusun Nagog

Desa Linggapura Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes.

b. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para

akademisi untuk mengembangkan ilmu hukum Islam, khususnya

mengenai perkawinan endogami pada penelitian-penelitian selanjutnya.

c. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya anggota

LDII mengenai perkawinan endogami.

6
E. Penegasan Istilah

Sebelum penulis membahas lebih lanjut inti permasalahan yang diangkat,

perlu penulis sampaikan bahwa judul skripsi adalah “Perkawinan Endogami

Antar Anggota LDII Perspektif Hukum Islam dan Teori Konstruksi Sosial

(Studi Kasus di Dusun Nagog Desa Linggapura Kecamatan Tonjong

Kabupaten Brebes”. Maka penulis perlu menjelaskan teori yang berkaitan

dengan judul skripsi sebagai berikut:

1. Perkawinan Endogami adalah suatu sistem perkawinan yang mengharuskan

kawin dengan pasangan hidup yang etnis, klan, suku, kekerabatan dalam

lingkungan yang sama atau melarang seseorang melangsungkan perkawinan

dengan orang yang berasal dari etnis, klan, suku, kekerabatan dalam

lingkungan yang berbeda.8 Dalam hal ini, perkawinan endogami adalah

perkawinan sesama anggota organisasi yaitu LDII.

2. LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) adalah organisasi sosial

independen untuk studi dan penelitian tentang Qur’an dan hadis yang

mempunyai tujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta turut serta dalam

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang dilandasi oleh keimanan

dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa.

3. Hukum Islam adalah Sistem, kaidah-kaidah yang didsarkan pada wahyu

Allah SWT dan sunah Rasul mengenai tingkah laku mukallaf (orang yang

8
Hilman Hadikusuma, Hukum Kekerabatan, (Jakarta: Fajar Agung, 1990), hlm. 90.

7
sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan diyakini, yang mengikat

bagi semua pemeluknya.9

4. Teori Konstruksi Sosial merupakan teori sosiologi kontemporer yang

berpijak pada sosiologi pengetahuan.10

F. Telaah Pustaka

Telaah pustaka dalam hal ini lebih peneliti fokuskan pada telaah yang

berkaitan penelitian sebelumnya yang relevan. Beberapa penelitian yang

relevan dengan judul ini yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian oleh Sarifudin Zuhri berupa jurnal yang berjudul “proses

perjodohan dan kriteria kafa’ah dalam perkawinan anggota LDII Desa

Medaeng kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo”. Penelitian ini memiliki

tiga rumusan masalah yaitu bagaimana proses perjodohan dalam sistem

perkawinan anggota LDII di Desa Medaeng Kec. Waru Kabupaten Sidoarjo,

Bagaimana penerapan konsep kafa’ah dalam perkawinan anggota LDII di

Desa medaeng kec. Waru Kab. Sidoarjo, dan Bagaimana analisa Maslahah

terhadap proses perjodohan dan konsep kafa’ah dalam perkawinan anggota

LDII di Desa Medaeng Kec. Waru Kab. Sidoarjo. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pertama, LDII dalam melaksanakan perkawinan

memiliki proses yang berbeda dengan organisasi islam lainnya yaitu dengan

adanya perjodohan yang dilakukan oleh tim pernikahan yang mana tujuan

utama dari tim pernikahan ini adalah untuk menjaga norma-norma dan

9
Eva Iryani, “Hukum Islam, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia”, Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, Vol. 17, No. 2 (2017), hlm. 24
10
M. Nur Budi Prasojo, Konstruksi Sosial Masyarakat Terhadap Alam Gunung Merapi”,
Jurnal Analisa Sosiologi, Vol. 4, No. 2 (2015), hlm. 33

8
ajaran-ajaran dalam LDII dari pengaruh ajaran luar golongan. Kedua,

Penerapan kafa’ah pada anggota LDII harus sesama golongan akan tetapi

hal tersebut berbeda dengan pendapat para ulama madhab yang mengatakan

bahwa konsep kafa’ah meliputi empat hal yaitu agama, nasab, harta dan

kecantikan. Dan ketiga, Penarikan kemanfaatan dari perjodohan dan

penerapan ialah mempertahankan ajaran agama Islam yang diyakini oleh

LDII serta penolakan kemadharatan yang berupa menjaga anggotanya dari

perbuatan zina.11 Perbedaannya dalam penelitian Sarifudin hanya membahas

tentang proses perjodohan, sedangkan skripsi penulis membahas mengenai

praktik perkawinan endogami. Perbedaan mendasar yang menjadi

pembedanya yaitu teori yang digunakan pada penelitian Sarifudin

menggunakan Maslahah sedangkan penulis menggunakan hukum Islam dan

teori konstruksi sosial.

2. Penelitian oleh Muhammad Fadhlul Ilmi berupa jurnal yang berjudul

“Perjodohan dan Kafa’ah dalam Pernikahan Anggota LDII dan Kader DPD

PKS (Studi di Kelurahan Sisir Kecamatan Batu Kota Batu dan Kelurahan

Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang). Penelitian ini bertujuan

mendeskripsikan proses perjodohan dan kafa’ah dalam pernikahan anggota

LDII dan kader PKS. Hasil penelitian ini menunjukan LDII dalam

melaksanakan pernikahan memiliki proses yang berbeda dengan organisasi

Islam lainnya yaitu dengan adanya perjodohan yang dilakukan dalam

pengajian ANTIK (Anak Usia Nikah) untuk menjaga norma-norma dan


11
Sarifudin Zuhri, “Proses Perjodohan Dan Kriteria Kafa’ah Dalam Perkawinan Anggota
LDII Desa Medaeg Kecamatan Waru Kabupaten Sidolarjo”, The Indonesia Journal of Islamic
Family Law, Vol. 8, No. 1 (2018), hlm. 32

9
ajaran-ajaran dalam LDII. Serta, LDII menganggap penerapan konsep

kafa’ah itu harus sesama golongan akan tetapi hal tersebut berbeda dengan

pendapat Jumhur Ahli Fiqh mengatakan bahwa tidak ada kafa’ah yang harus

segolongan. Sedangkan, menurut PKS kafa’ah dalam pemahaman kader

PKS disamping melihat aspek agama, ekonomi atau profesi dan taspek

tarbiyah. Serta, kafa’ah dalam kader PKS bertujuan demi keberlangsungan

misi dakwah dan pengokohan organisasi. Akan tetapi, tidak menutup

kemungkinan terdapat kader yang menikah dengan non kader, dengan

ketentuan tidak menghalangi pasangannya ikut dalam kegiatan PKS. 12

Terdapat perbedaan pada penelitian Muhammad Fadlul Ilmi yaitu penelitian

ini hanya membahas mengenai proses perjodohan pada anggota LDII dan

DPD PKS, sedangkan penelitian penulis membahas mengenai praktik

perkawinan endogami antar anggota LDII dan faktor-faktor penyebabnya.

3. Penelitian oleh Hamdan Arief Hanif dan Hasman Dzofiri berupa jurnal yang

berjudul “Pernikahan Internal Kelompok Islam Jamaah di Yogyakarta

(perspektif Undang-Undang No 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum

Islam). Penelitian ini memiliki dua rumusan masalah yaitu: bagaimana

prosedur pelaksanaan pernikahan internal yang dilakukan oleh Islam

Jamaah dan bagaimana pernikahan internal kelompok Islam jamaah dalam

perspektif Undang-undang No 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam.

Hasil penelitian menunjukkan perkawinan di lingkungan Islam Jamaah

cukup identik dengan pola pernikahan umat Islam pada umumnya.


12
Muhammad Fadhlul Ilmi, “Perjodohan dan Kafa’ah dalam Pernikahan
Anggota LDII dan Lader DPD PKS”, Journal of Family Studies, Vol. 3, No. 2 (2019),
hlm. 10

10
kelompok Islam Jamaah mengharuskan anggotanya untuk menikah dengan

sesama Islam Jamaah. Calon dari luar harus dibaiat dan masuk kelompok

Islam Jamaah terlebih dahulu sebelum diperbolehkan menikah dengan salah

satu anggota Islam Jamaah. Pernikahan yang sah dalam Islam Jamaah

adalah pernikahan dalam (ND) yang dijalankan sesuai dengan rukun syarat

mereka tanpa dicatatkan di KUA. Untuk mendapatkan Legalitas pemerintah,

mereka kemudian melaksanakan nikah ulang di hadapan KUA (Nikah

Luar/NL) sesuai aturan KUA. Dapat dikatakan bahwa nikah Luar (NL) ini

adalah representasi sikap taqiyah kelompok Islam Jamaah karena

pernikahan mereka sebenernya sudah sah sejak nikah dalam (ND) itu

dilakukan. Bagi kelompok Islam Jamaah kafa’ah yang ditekankan adalah

kesamaan ideologi yang ditunjukan sama-sama menjadi anggota Islam

Jamaah.13 Perbedaan penelitian Hamdan Arief Hanif dan Hasman Dzofiri

membahas mengenai prosedur pernikahan dalam di LDII dengan

menggunakan perspektif UU No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum

Islam, sedangkan penelitian penulis membahas tentang praktik dan faktor

penyebab perkawinan endogami antar anggota LDII perspektif hukum Islam

dan teori konstruksi sosial.

4. Penelitian oleh Muhammad Azmi Syafiq berupa skripsi yang berjudul

“Perkawinan Endogami di Kalangan Komunitas Salafi Yamani (studi kasus

di perumahan Veteran, Ngaglik, Sleman). Penelitian ini memiliki dua

rumusan masalah yaitu bagaimana proses perkawinan sesama komunitas

13
Hamdan Arief Hanif, Hasman Dzofiri, “Pernikahan Internal Kelompok Islam Jamaah di
Yogyakarta”, Sahaja: Journal Sharia And Humanities, Vol. 1, No.1( 2022), hlm. 13

11
salafi Yamani perumahan veteran, dan apa latar belakang terjadinya

perkawinan endogami komunitas salafi Yamani perumahan veteran. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa Dalam melakukan proses perkawinan ada

beberapa proses diantaranya: (a) Pencarian calon istri melalui Aplikasi

whatsapp, (b) Pencarian istri melalui dokumen, (c) Pencarian istri tanpa

melalui dokumen dan aplikasi whatsapp. Dan Faktor-faktor penyebab

terjadinya perkawinan endogami komunitas Salafi al-ansor Ngaglik yaitu:

(a) Doktrin Tokoh, (b) Interaksi sosial, (c) Keharmonisan rumah tangga, (d)

Penguat akidah.14 Perbedaan penelitian skripsi M. Azmi Syafiq membahas

tentang proses perkawinan endogami di kalangan Komunitas Salafi Yamani,

sedangkan penelitian penulis membahas tentang praktik perkawinan

endogami antar anggota LDII.

5. Penelitian oleh Frida Ratnasari berupa skripsi yang berjudul “Tinjauan

sosiologi hukum terhadap praktik nikah dalam pada kalangan jemaah

lembaga dakwah islam Indonesia (Studi kasus di Desa Sawon Kecamatan

Sawon Kabupaten Ponorogo)”. Penelitian ini memiliki dua rumusan

masalah yaitu: Bagaimana pandangan sosiologi hukum terhadap proses

perjodohan jemaah LDII Desa Sawo. Dan Bagaimana tinjauan sosiologi

hukum terhadap praktik nikah dalam pada jemaah LDII Desa sawo. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa Upaya untuk menjaga sebuah sistem

yang berkembang menjadi norma-norma yang stabil di masyarakat. Adapun

tatanan tersebut tetap stabil karena adanya 4 syarat fungsi yang dipenuhi
14
Muhammad Azmi Syafiq, “Perkawinan Endogami di Kalangan Komunitas Salafi
Yamani (Studi Kasus di Perumahan Veteran, Ngaglik, Sleman) ”, Skripsi UII Yogyakarta (2021),
hlm. 55.

12
yaitu adaptation, Goal attaintment, integration dan latency, sehingga system

tersebut tetap hidup dan berlangsung dengan baik untuk mencegah konflik.

Dan Menurut sosiologi hukum masyarakat LDII Desa Sawo tetap

melaksanakan nikah dalam meskipun tidak ada aturan khusus yang

mengatur adalah karena dipengaruhi oleh system budaya, sosial, organisme

biologis, dan kepribadian.15 Penelitian skripsi Frida Ratnasari membahas

tentang pandangan sosiologi hukum terhadap proses perjodohan pada

anggota LDII, sedangkan penelitian penulis membahas tentang praktik

perkawinan endogami dan faktor-faktor perkawinan endogami antar anggota

LDII dengan menggunakan analisis hukum Islam dan Teori konstruksi

sosial.

6. Penelitian oleh Muhammad Khafidzul muhsin berupa skripsi yang berjudul

“perkawinan endogami ditinjau dari hukum islam (studi kasus anggota

kader partai keadilan sejahtera salatiga)”. Penelitian ini memiliki empat

rumusan masalah yaitu: (1) Bagaimana proses perkawinan endogami kader

PKS Salatiga. (2) Apa faktor yang menyebabkan terjadinya perkawinan

sesama kader pks Salatiga. (3) Bagaimana dampak positif dan negatif

perkawinan endogami kader PKS Salatiga.(4) Bagaimana tinjauan hukum

islam mengenai perkawinan endogami anggota kader PKS Salatiga. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa, yaitu: (1) proses perkawinan pelaku

perkawinan endogami dalam PKS Salatiga berbeda-beda. Diantara proses

tersebut ada yang melalui pengajuan proposal perkawinan kepada


15
Frida Ratnasari, “Tinjauan Sosiologi Hukum terhadap Praktik Nikah Dalam pada
Kalangan Jemaah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (Studi Kasus di Desa Sawoo Kecamatan
Sawoo Kabupaten Ponorogo), Skripsi IAIN Ponorogo (2019), hlm. 86.

13
murabbi/murabbiah da tanpa melalui pengajuan proposal perkawinan

kepada murabbi/murabbiah. (2) Pelaksanaan perkawinan endogami dalam

pks sebenernya banyak terjadi karena berbagai macam faktor. Faktor-faktor

tersebut antara lain karena faktor kebijakan partai, faktor dorongan

murabbi/murabbiah, faktor ketaatan anggota terhadap partai, serta faktor

ajaran konsep kafaah. (3) Perkawinan endogami dalam PKS memiliki

beberapa dampak didalamnya. Diantara dampak tersebut meliputi dampak

positif dan dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulkan akibat adanya

perkawinan endogami sesama anggota kader ialah pasangan lebih mampu

memahami karakter masing-masing karena memiliki visi misi yang sama,

mempertebal solidaritas antar anggota PKS, menambah populasi pada

organisasi PKS, serta melahirkan generasi PKS yang lebih militant.. (4)

Apabila ditinjau dari hukum islam, perkawinan endogami kader PKS

Salatiga tidak relevan dengan beberapa ayat Al-qur’an dan hadits yang ada

seperti menjadikan tujuan utama perkawinan ialah sebagai ajang melebarkan

sayap partai dan melahirkan generasi PKS yang lebih militant. Seain itu

juga adanya anggapan bahwa jodoh anggota kader ialah ada dalam partai

dan apabila belum menemukan jodoh maka dapat terseematkan dengan

adanya bantuan murabbi/murabbiah. Sehingga mereka lebih

mempercayakan jodoh mereka kepada murabbi/murabbiah. 16 Perbedaannya

yaitu skripsi M. Khafidzul Muhsin dalam penelitiannya membahas tentang

proses perkawinan pada anggota kader PKS, sedangkan penelitian penulis


16
Muhamad Khafidzul Muhsin, “Perkawinan Endogami Ditinjau dari Hukum Islam
(Studi Kasus Anggota Kader Partai Keadilan Sejahtera Saatiga)”, Skripsi IAIN Salatiga (2018),
hlm. 61.

14
membahas tentang praktik perkawinan endogami pada anggota LDII. Dan

perbedaan lainnya yaitu dalam menganalisis perkawinan endogami dengan

menggunakan hukum Islam, sedangkan penelitian penulis menggunakan

analisis hukum Islam dan Teori konstruksi sosial.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini Kualitatif yaitu untuk menentukan cara mencari,

mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut.

Penelitian kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati.17

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah Yuridis Empiris yaitu mengkaji hukum

yang dikonsepkan sebagai perilaku nyata (actual behavior), sebagai gejala

sosial yang sifatnya tidak tertulis, yang dialami setiap orang dalam

kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini disebut juga penelitian hukum

sosiologis. Atau dengan kata lain yaitu penelitian hukum yang

menganalisis tentang penerapan hukum dalam kenyataannya terhadap

individu, kelompok, masyarakat, lembaga hukum dalam masyarakat

dengan menitikberatkan pada perilaku individu atau masyarakat,

organisasi atau lembaga hukum dalam kaitannya dengan penerapan atau

berlakunya hukum.18
17
Lexy J moleong, Metodologi penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Remaja Rosdakarya,
2004), hlm. 4.
18
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, (NTB: Mataram University Press, 2020), hlm. 80

15
3. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti berperan sebagai instrumen

kunci(the key instrument) sekaligus pengumpul data. Data yang

dikumpulkan berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan

observasi di lapangan. Selain instrumen kunci, peneliti juga sebagai

pengamat penuh, yaitu mengamati praktik perkawinan endogami dan

faktor–faktor terjadinya perkawinan endogami antar anggota LDII.

Kehadiran peneliti diketahui subjek penelitian, sehingga antara peneliti

dengan informan terjadi interaksi secara wajar dan menghindari

kesalahpahaman.

4. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anggota LDII di Dusun Nagog Desa

Linggapura kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes. Dalam penelitian ini

yaitu 5 Pasangan suami istri yang melakukan perkawinan antar anggota

LDII. Adapun lokasi penelitian ini terletak di Dusun Nagog Desa

Linggapura Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes. Adapun alasan

pemilihan tempat penelitian ini adalah masih ada beberapa praktik

perkawinan endogami yang dilakukan antar anggota LDII serta dengan

banyaknya anggota LDII di Dusun ini, peneliti merasa dapat

mengumpulkan data secara mudah dengan harapan, penelitian ini dapat

selesai dengan hasil yang baik.

5. Sumber Data

16
Ada dua macam data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data

primer dan data sekunder.

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya. 19 Data ini meliputi data

yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dari

subjek yang diteliti serta pengamatan secara langsung di lapangan.

Wawancara dilakukan pada pelaku perkawinan endogami antar anggota

LDII dan para pengurus LDII yang dianggap paham dan mengetahui

permasalahan pada penelitian ini.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan atau dikumpulkan dari

beberapa sumber yang telah ada. Data sekunder diperoleh dari berbagai

sumber seperti buku, jurnal, dan lain sebagainya.20

6. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mendapatkan data-data yang terkait dengan tema penelitian.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan

meliputi:

a. Observasi

19
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, “Dasar Metodologi Penelitian”, (Yogyakarta:
cet I, Juni 2015, Literasi Media Publishing) hlm. 67-68.
20
Ibid

17
Observasi adalah pengamatan secara langsung dan pencatatan secara

sistematis terhadap permasalahan yang diteliti. 21 Penulis akan

melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung ke lokasi guna

mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Observasi dilakukan dengan cara peneliti melakukan pengamatan di

lingkungan tempat tinggal anggota LDII Dusun Nagog Desa

Linggapura Kec. Tonjong Kab. Brebes

b. Wawancara

Wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau proses interaksi

antara pewawancara dengan sumber informasi atau yang biasa disebut

sebagai narasumber melalui komunikasi langsung. Arikunto

menyampaikan definisi wawancara yaitu sebuah dialog yang dilakukan

oleh pewawancara (interviewer) untuk mendapatkan informasi dari

terwawancara.22

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan

beberapa anggota LDII, tokoh-tokoh LDII, dan beberapa tokoh NU

untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya sesuai dengan

rumusan masalah. Diantaranya:

1. H. Iskandar Arafat jabatan Pembina PC LDII Kec. Tonjong Kab.

Brebes

2. H. Saefulloh jabatan Ketua PC LDII Kec. Tonjong Kab. Brebes

21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineke Cipta, 1996), hlm. 145.
22
Samsu, “Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, mixed methods, serta Research & Deveopment, (Jambi: Pusaka, 2017) hlm.96

18
3. Bapak Sisyanto, S. Pd.I jabatan Sekretaris PC LDII Kec. Tonjong

Kab. Brebes.

4. H. Ahmad Muksoni, S.IP jabatan Tim Perkawinan

5. Kamuli selaku sesepuh LDII yang di tuakan di Dusun Nagog Desa

Linggapura Kec. Tonjong Kab. Brebes.

6. 5 Pasangan suami istri yang Melakukan perkawinan antar anggota

LDII yaitu: Pasangan NN dan MD, Pasangan VN dan GN,

Pasangan SR dan AR, Pasangan KD dan YN, Pasangan MT dan

NS.

7. Tokoh-tokoh NU Dusun Nagog yaitu Bapak Fauzan, dan Bapak

Anwar.

8. Bapak Harjo yang pernah ikut bergabung dengan LDII sekaligus

mubaligh LDII kurang lebih selama 15 tahun.

c. Dokumentasi

Dokumentasi diartikan dengan mencari data tentang hal tertentu atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen dan lain-lain.23

Dalam penelitian ini dokumentasi yang dimaksud adalah

pengambilan beberapa data tentang berbagai dokumen yang terkait

dengan perkawinan endogami antar anggota LDII di Dusun Nagog

Desa Linggapura Kacamatan Tonjong Kabupaten Brebes.

23
A. Muri Yusuf, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian
Gabungan”, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 376.

19
7. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat mudah di pahami dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. 24

Data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi

selanjutnya dianalisis dengan reduksi data, penyajian data dan verifikasi.

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan,

penyedarhanaan, pemisahan dan penstransformasian data dari lapangan.

Penyajian data (data display) berarti kumpulan informasi yang telah

tersusun, kemudian ditarik kesimpulannya dan melakukan suatu tindakan.

Verifikasi atau penarikan kesimpulan yaitu seorang peneliti memberi

makna pada sesuatu yang dilihat atau diwawancarai.

8. Pengecekan Keabsahan Data

Validitas data dalam sebuah penelitian memiliki manfaat penting supaya

tidak terjadi informasi yang salah atau tidak sesuai dengan konteksnya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangulasi

(triangulation) yaitu salah satu teknik dalam pengumpulan data untuk

mendapatkan karangan dan interpretasi data yang lebih akurat dan valid.25

9. Tahap-tahap Penelitian
24
Sugiyono, “Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung,
Cetakan ke18, Alfabeth, 2013), hlm. 244.
25
A. Muri Yusuf,....hlm. 395.

20
Adapun tahap-tahap yang peneliti lakukan dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

a. Tahap sebelum lapangan

Pada tahap sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan

beberapa kegiatan, seperti menentukan topik penelitian, mencari lokasi

penelitian dan mencari informasi tentang perkawinan endogami antar

anggota LDII.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap ini peneliti terjun langsung untuk mencari data-data

yang diperlukan seperti melakukan wawancara kepada informan,

observasi dan dokumentasi.

c. Tahap analisis data

Setelah semua data terkumpul dan dirasa cukup, maka peneliti

melaksanakan tahap berikutnya yaitu peneliti menyusun dan

menganalisa data-data tersebut.

H. Sistematika Penelitian

Untuk memberikan gambaran secara garis besar masalah-masalah dalam

penelitian, memudahkan pembahasan, dan dipahami secara jelas. Maka penulis

menyusun sistematika penulisan penelitian yang terdiri atas 5 (lima) bab

dengan disusun sebagai berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan. Di dalamnya penulis membahas

mengenai sub bab antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan

21
penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, telaah pustaka, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab kedua adalah landasan teori. Dalam bab ini membahas tentang tinjauan

umum perkawinan meliputi: pengertian, dasar hukum, rukun & syarat

perkawinan serta konsep kafaah. Selain itu juga membahas tentang teori

konstruksi sosial.

Bab ketiga adalah hasil penelitian. Pada bab ini menjelaskan gambaran

umum objek penelitian, Bagaimana praktik perkawinan endogami pada

anggota LDII, dan faktor-faktor penyebab perkawinan endogami pada anggota

LDII.

Bab keempat adalah analisis hukum Islam dan teori konstruksi sosial

terhadap perkawinan endogami antar anggota LDII di Dusun Nagog, Desa

Linggapura, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes.

Bab kelima adalah penutup. Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran-

saran yang diperoleh dari hasil penelitian untuk kemajuan objek penelitian.

22

Anda mungkin juga menyukai