BAB I
PENDAHULUAN
naluri ini tidak dipenuhi dengan jalan yang sah, maka ia akan dimanfaatkan
ٰ
ِ َّالدِّينُ ْالقَيِّ ُم َولَ ِك َّن َأ ْكثَ َر الن
َاس اَل يَ ْعلَ ُمون
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa2. Perkawinan dalam hukum
1
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, PT Perca Semarang, hal
408
2
Khoiruddin Nasition, Hukum Perkawinan Islam, 2013, hal 22
2
Islam menjadi sunnatullah yang sangat dianjurkan dan diridhoi oleh Allah
kebahagiaan .3
dan rahmah telah dirumuskan dalam firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ar-
4
Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahnya, PT Perca Jakarta, hal 407
3
)ف ْالبَا ق (رواه الطبراني ِ َّ فَ ْليَت،َم ْن تَ َز َّو َج فَقَ ِد ا ْستَ ْك َم َل نِصْ فَ ْاِإل ْي َما ِن
ِ ْق هللاَ فِي النِّص
perkawinan bahwa6 :
“Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
berasal dari dua keluarga yang tidak saling mengenal satu sama lain, yaitu dari
keluarga besar pihak suami dan keluarga besar pihak isteri.8 Pasangan yang
hidup di tengah masyarakat tentu tidak hanya menganut pada ajaran Islam,
5
Ath-Thabrani, Mu’jamul Ausath, No. 7643
6
Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1974, tentang perkawinan, cet. Ke-7,
Citra Umbra, Bandung, 2016, psl 1
7
Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
2007, hal 7
8
Dominikus Rato, Pengantar Hukum Adat, Pressindo, Yogyakarta, 2009, hlm.
3
4
biasanya mereka juga terikat dengan adat yang berlaku pada suatu masyarakat
tertentu.
ngetan ngulon tetap dilaksanakan maka akan terjadi hal-hal yang buruk yang
B. Identifikasi Masalah
berikut :
5
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus dan tidak meluas penulis
D. Rumusan Masalah
ngetan ngulon ?
6
Kabupaten Demak ?
1. Tujuan Penulisan
masalah di atas maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah :
ngetan ngulon.
Kabupaten Demak.
2. Kegunaan Penulisan
a. Kegunaan teoritis
ajaran Islam.
b. Kegunaan praktis
F. Metode Penelitian
dengan tujuan dan kegunaan tertentu atau usaha penyelidikan yang sistematis
diambil kesimpulan. Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan baik dan
satu metode penelitian. Adapun metode dalam penelitian skripsi ini dapat
1. Jenis penelitian
2. Sifat penelitian
a. Wawancara
cakap dan berhadapan muka dengan delapan informan yang terdiri dari
ngulon.
b. Observasi
mengamati langsung terhadap gejala objek yang diteliti. Dalam hal ini
c. Dokumentasi
Kabupaten Demak baik dari sumber primer dan sekunder yang berupa
4. Pendekatan
5. Analisis data
umum.
G. Sistematika pembahasan
ini secara keseluruhan, yang di dalamnya berisi latar belakang masalah yang
ada, tujuan dan kegunaan dari penelitian yang dikaji dan disesuaikan dengan
perkawinan dalam hukum Islam yang didalamnya terdiri atas pengertian dan
dasar hukum perkawinan, rukun dan syarat perkawinan, tujuan dan hikmah
deskripsi wilayah yang meliputi letak geografis dan kondisi demografis yang
keluarga.
Bab V adalah penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran. Kemudian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berbunyi:
ِسو
اح َد ٍة َو َخلَ َق ِ ِ َّ
َ ٍ َّاس َّات ُقوا َربَّ ُك ُم الذي َخلَ َق ُك ْم م ْن َن ْف
ُ يَا َُّأي َها الن
ِ َّ َّ ِ ِ ِ َّ ِم ْنها َزوجها وب
اءلُو َن
َس َ َ َو َّات ُقوا اللهَ الذي ت اء
ًس َ ث م ْن ُه َما ِر َجااًل َكث ًيرا َون ََ ََ ْ َ
9
Asrizal Sain, “Status Perkawinan Dalam Hukum Islam”, Jurnal Hukum
Keluarga Islam, Al-Ahwal, Vol. 7, No. 2, 2014, hal 182
14
١﴾
Artinya:“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang
telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. [4]:1)
sadar bagi pria dan wanita terutama untuk memenuhi kebutuhan biologis.
perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
10
Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebeni, Perkawinan Perceraian
Keluarga Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hal 18
11
Asrizal Sain, op. cit., hal 183
12
Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1974, loc. cit.
13
Zainuddin Ali, loc. cit.
16
Suatu akad pernikahan menurut hukum Islam ada yang sah dan ada
yang batal. Akad pernikahan dikatakan sah apabila akad tersebut dilaksanakan
agama. Mengenai jumlah rukun nikah, tidak ada kesepakatan fuqaha. Karena
Rukun dan syarat nikah yang harus dipenuhi menurut Imam asy-Syafii
yaitu15:
14
Ahmad Atabik dan Khoridatul Mudhiiah, “Pernikahan dan Hikmahnya
Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, Yudisia, vol.
5, No. 2, Desember 2014, hal 291
15
Ibid.
17
5. Akad nikah
Dari semua rukun nikah tersebut yang paling menentukan adalah ijab
kabul antara wali dari calon mempelai wanita dengan calon mempelai pria.
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa ijab kabul boleh dilakukan dengan bahasa,
fikih sepakat bahwa ijab kabul boleh mamakai kata atau bahasa apapun
sebagai berikut:
a. Pihak yang melakukan akad memiliki kecakapan, yaitu berakal, baligh dan
merdeka.
c. Kabul tidak boleh menyalahi ijab kecuali kalau wali itu menguntungkan
d. Akad hendaknya berada dalam satu majlis dan saling memahami ucapan
Para ahli hukum Islam di Indonesia sepakat bahwa akad nikah terjadi
UU No. 32 Tahun 1954 jo UU No. 1 Tahun 1974 (lihat juga pasal 7 KHI
3) Jelas orangnya
1) Tidak ada halangan syarak (tidak bersuami, bukan mahram, dan tidak
sedang iddah
3) Jelas orangnya
1) Laki-laki
2) Baligh
3) Berakal sehat
19
4) Adil
(syariat), tapi juga untuk memenuhi kebutuhan biologis yang secara kodrat
َو ِم ْن ءَايَٰتِ ِۦٓه َأ ْن َخلَ َق لَ ُكم ِّم ْن َأن ُف ِس ُك ْم َْأز َٰو ًجا لِّتَ ْس ُكنُوا ِإلَْي َها َو َج َع َل
ٰت لَِّق ْوٍم َيَت َف َّك ُرو َن
ٍ ك اَل ي
َ َ
ِبين ُكم َّمو َّد ًة ورمْح ةً ِإ َّن ىِف َٰذل
َ َ َ َ َ َْ
Artinya:” Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” [QS. Ar.
Ruum (30):21]
a. Menumbuhkan cinta kasih antara suami dam istri dalam suka maupun
duka
yang mereka sukai, namun didalam Al-Qur’an Allah membatasi wanita mana
saja yang dilarang untuk dinikahi. Menurut hukum Islam, larangan seorang
pria dalam menikahi wanita itu dibagi menjadi dua, yaitu: larangan menikahi
21
selamanya, meliputi:
a. Ibu, perempuan yang ada hubungan darah dalam garis keturunan garis
seterusnya ke bawah.
d. Bibi dari pihak ayah, yaitu saudara perempuan ayah atau kakek, baik
e. Bibi dari pihak ibu, yaitu saudara perempuan ibu atau nenek, baik lahir
dari kakek dan nenek atau lahir salah satu dari keduanya.
2. Hubungan Persusuan
kepada ibu susuan (bukan ibu kandung). Hal ini dilarang karena air susu
yang dia minum akan menjadi bagian dari darah daging dan membentuk
17
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, hal 105
22
keanakan, sehingga posisi ibu susuan dihukumi sebagai ibu sendiri (ibu
kandung)18.
disusui ibu kandung, ibu tiri, yang dilahirkan ibu susuan dan
bawah.
3. Hubungan Perkawinan
18
Yusuf Qardhawi, halal dan haram, Jabal, Bandung, 2012, hal 166
23
b. Anak tiri yang ibunya sudah dicampuri atau belum setelah akad nikah
yang sah.
c. Menantu, istri dari anak laki-laki baik yang sudah digauli maupun
d. Ibu tiri, istri kakek dan seterusnya keatas, baik dari jalur laki-laki
sebagai berikut19:
adiknya.
َ َت يَتَ َربَّصْ نَ بَِأنفُ ِس ِه َّن ثَ ٰلَثَةَ قُر ُٓو ٍء ۚ َواَل يَ ِحلُّ لَه َُّن َأن يَ ْكتُ ْمنَ َما خَ ل
ُ ق ٱهَّلل ُ َ َو ْٱل ُمطَلَّ ٰق
ُّ م ٱلْ َءا ِخ ِر ۚ َوبُعُولَتُه َُّن َأ َحHِ ْفِ ٓى َأرْ َحا ِم ِه َّن ِإن ُك َّن يُْؤ ِم َّن بِٱهَّلل ِ َو ْٱليَو
ق بِ َر ِّد ِه َّن فِى
19
Zakiyah Daradjat, Ilmu Fiqh, PT. Dana Bhakti Wakaf, Jakarta, 1995, hal 66
24
d. Istri yang ditalak tiga haram kawin dengan mantan suaminya, kecuali
jika istri sudah kawin laki-laki lain dan telah melakukan hubungan
umroh.
a. Nikah Mut’ah
seorang pria dengan seorang wanita untuk hidup bersama dalam batas
singkat.
b. Nikah muhallil
istri yang telah di talak tiga kali sehingga mantan suaminya bisa kawin
c. Nikah Syighar
jiwa bangsa, dan diyakini hukum adat masih relevan dalam membentuk
Mranggen Kabupaten Demak dalam usũl al-fiqh merupakan bentuk ‘urf. ‘Urf
merupakan sesuatu yang dikenal oleh manusia dan menjadi sebuah tradisi
dalam hukum Islam, tapi terdapat kaidah dalam usũl al-Fiqh yang berbunyi :
العادة محكمة
1. ‘Urf ditinjau dari obyeknya dibagi menjadi dua, yaitu ‘urf qauly dan ‘urf
‘amaly:
2. ‘Urf ditinjau dari cakupannya dibagi menjadi dua, yaitu ‘urf ‘ᾱm dan ‘urf
khᾱs:
27
a) ‘Urf ‘ᾱm, yaitu suatu kebiasaan yang berlaku secara luas di seluruh
tempat.
3. ‘Urf ditinjau dari segi keabsahannya ada ‘urf ṣᾱhih dan ‘urf fᾱsid:
a) ‘Urf ṣᾱhih atau adat yang baik, adat yang diterima secara hukum
b) ‘Urf fᾱsid atau adat yang buruk, suatu kebiasaan yang berlaku di
Para ulama sepakat bahwa ‘urf ṣᾱhih merupakan ‘urf yang dapat
nash dan hukum syara’. Adapun syarat-syarat ‘urf (adat) dijadikan sebagai
1. Adat itu bernilai maslahat, dapat membawa kebaikan kepada umat serta
2. Adat itu berlaku untuk umum dan bersifat merata dalam lingkungan
masyarakat tertentu.
3. Adat itu telah berlaku sebelum itu, dan tidak ada adat yang datang
kemudian.
penting untuk mengetahui bahwa penelitian ini belum pernah diteliti dan
tulis.
asumsi bahwa jika pernikahan anak ketelu dan anak sepisan dilaksanakan dapat
29
larangan nikah Lusan (anak “ketelu” dengan anak “sepisan”) kurang sesuai
dengan ketentuan hukum Islam, karena dalam nash tidak ada ketentuan
haram untuk dinikahi. Larangan nikah lusan merupakan ‘urf fᾱsid, sehingga
Kedua, karya tulis Joko Suseno yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam
tinggal yaitu antara Dusun Ngombol Dukuh dengan Ngombol Krajan yang
berupa kematian, perceraian, gila, dan lain sebagainya. Didalam skripsi ini
bahwa larangan perkawinan beda letak tempat tinggal tidak sesuai dengan
ketentuan hukum Islam, karena dalam Nash tidak dijelaskan mengenai hal
tersebut, dengan kata lain hukum pernikahan antara Dusun Ngombol Dukuh
Riau yaitu seorang laki-laki dilarang menikahi wanita yang semarga atau
tersebut bertentangan dengan hukum Islam atau tidak. Dari hasil analisisnya,
ketentuan hukum Islam karena baik didalam Al-Qur’ᾱn maupun Hadits tidak
haram dinikahi. Menurutnya larangan ini mubah (boleh), akan tetapi jika takut
kualitas keturunan.
31
BAB III
Kabupaten Demak
1. Keadaan Geografi
berikut: