WALI ADHOL
(Studi Kasus Pengadilan Agama Semarang)
SKRIPSI
Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pernikahan. Kata nikah berasal dari bahasa Arab nikah-un yang merupakan
masdar dari kata nakaha. Dari segi etimologi kata nikah berarti add ammu wat
tadakhul diartikan bertindah dan memasukan atau add ammu wal jam’u
seksual denga memakai kata kata nikah atau tazwij.2 Sementara itu dalam
Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau miistaqoon
ibadah”.3
adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing masing agama dan
kepercayaanya serta dalam tiap tiap perkawianan hasus dicatat oleh lembaga
2
Didiek Ahmad Supadie, Hukum Perkawinan Bagi umat Islam Indonesia,
ada beberpa syarat yang harus dipenuhi oleh pihak yang terkait dalam
calon mempelai.
umur 21(dua puluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang
tua.
3. Dalam hal salah seorang dari kedua orang tua meninggal dunia
izin yang dimaksud ayat (2) pasal ini cukup diperoleh dari oaring
tua yang masih hidup dari orang tua yang mampu menyatakan
kehendaknya.
4. Dalam hal kedua orang tua telah meninggal duania atau dala
kehendaknya.
5. Dalam hal ada perbedaan antara otang orang yang dimaksud dalam
ayat (2),(3)dan (4) pasal ini atau salah seorang atau lebih diantara
mereka tidak menyatakan pendapatnya , maka pengadilan daerah
6. Ketentuan tersebut ayat (1) sampai ayat (5) pasal ini berlaku
secara jelas rukun dan syarat perkawinan pada pasal 14 kompilas hukm
Sementara dari syarat dan rukun perkawinan yang ada diatas wali nikah
merupakan rukun yang harus dipenuhi oleh calon mempelai wanita yang
b) Muslim.
c) Aqil dan.
d) Baliqh.8
Adapun wali nikah yang baik atau ideal ialah wali nikah yang memberiakn
persetujaun bagi calon mempelai wanita dapat berupa pernyataan tegas dan
nyatadalam tulisan, lisan atau isyarat tapi dapat juga berupa diam dalam arti
selama tidak ada penolakan yang tegas akan sebuah pernikahan. Akan tetapi
dalam beberapa kasus yang terjadi di mmsayakat ada banyak seorang wali nikah
enggan untuk menjadi wali nikah bagi calon mempelai wanita yang ada dalam
perwaliaanya, dalam wali tersebut disebut dengan Wali Adhol yang mana orang
adat atau karna masalah pribadi yang menjadi dasar ke adholnya menjadi wali
dalam pernikahan. Dari masalah berkenaan dengan Wali Adhol yang tidak mau
penetapan Wali Hakim karna adanya Wali Adhol. 9 Dari banyaknya kasus
penetapan Wali Adhol oleh pengadilan agama Semarang, maka dari itu penilis
Adhol.
8
Ibid., H. 7
9
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilsi Hukum Islam (Hukum perkawinan,
kewalian, dan perwakafan, Bandung.2011. Hlm. 8
B. Identifikasi masalah
C. Batasan masalah
sebagai berikut;
D. Rumusan Masalah
yakni;
1. Tujuan penelitin
Sesuai pokok masalah di atas maka penelitian ini mempunyai
Adhol
2. Kegunaan Penelitian
Sementara dari aspek praktis hadil penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai
agama.11
F. Metode penelitian
penjelasan masalah yang dipecahkan.12 Untuk memperoleh hasil yang baik dan
10
Didiek Ahmad Supadie, Bimbingan Penulisan Skripsi- Buku Pintar Menulis
12
Ibid.
optimal sesuai dengan harapan penulis dalam penyusunan skripsi yang ditulis
1. Jenis Penelitian
jenis penelitian ini sesui dengan sifat masalah yang akan digarap serta
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta – fakta dan sifat- sifat
2. Sumber Data
adalah penetapan Wali Hakim karna adanya Wali Adhol dari perspektif
a. Data Primer
13
Didiek Ahmad Supadie, Bimbingan Penulisan Skripsi- Buku Pintar Menulis
Skripsi, Unissula Press, Semarang, 2015, Hlm.89
adholnya wali dan pertimbangan-pertimbangan hakim dalam membuat
b. Data Sekunder
sebagai berikut;
a. Observasi
b. Wawancara
14
Ibid., h.90
15
Didiek Ahmad Supadie, Bimbingan Penulisan Skripsi- Buku Pintar Menulis
Skripsi, Unissula Press, Semarang, 2015, Hlm.90
16
Ibid.,h.91
konsideran atau pertimbangan–pertimbanagn hakim yang
4. Analisis data
sebagai kesimpulan.19
G. Sistematika Penulisan
ini secara umum penulis membagi seluruh materi pada ada bagian Bab dan
17
Ibid.
18
Burhan Mungin, 2011, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta, Kencana:
H.182
19
Didiek Ahmad Supadie, Bimbingan Penulisan Skripsi- Buku Pintar Menulis
Skripsi, Unissula Press, Semarang, 2015, Hlm.92
Bab I: Meliputi pendahuluan merupakan pendahuluan yang meliputi latar
Penulisan
Bab II: Merupakan kajian teoritis dan Kajian Penelitian Yang Relevan.
PEMBAHASAN
A. PERKAWINAN
1. Pengertian Perkawinan
fiqh berasal dari kara nikah atau kata zawaj.1 Menurut para ulama fiqh
perempuan dengan diawali dalam akad lafad nikah atau kawin, atau
hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau
1 1
Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawianan, Jakarta; Bulan
Bintang, 1974. Halaman 79
2 2
Abdurrahman Al Jaziri, Al Fiqh ‘Ala Mazhabib Al-Arba’ah, Beirut: Dar Al-
Fikr, 1986, Jilid IV, Halaman 212.
3 3
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilsi Hukum Islam (Hukum Perkawinan,
Kewalian, Dan Perwakafan, Bandung.2011. Halaman 2
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan
a. Calon suami
b. Calon istri
c. Wali nikah
4 4
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilsi Hukum Islam (Hukum Perkawinan,
Kewalian, Dan Perwakafan, Bandung.2011. Halaman 76
5 5
Neng Djubaidah 2010 Pencatatan Perkawinan & Perkawinan Tidak Dicatat
(Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam), Sinar Grafika, Jakarta
6 6
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilsi Hukum Islam (Hukum Perkawinan,
Kewalian, Dan Perwakafan, Bandung.2011. Halaman 5
Sementara syarat dari masing masaingg rukun perkawinan
berikut;7
dalam pasal 6 ayat (2), (3), (4) dan (5) UU No. 1 Tahun
1974).
tegas.
7 7
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilsi Hukum Islam (Hukum Perkawinan,
Kewalian, Dan Perwakafan, Bandung.2011. Halaman 6
maka perkawainan itu tidak dapat
dilangsungkan.8
2. Wali nikah
syarat yaitu;
a. Laki- laki.
b. Muslim.
c. Aqil dan
d. Baliqh.
3. Saksi nikah
8 8
Didiek Ahmad Supadie, Hukum Perkawinan Bagi Umat Islam Indonesia,
Unissula Press, Semarang, hlm. 35
9 9
Didiek Ahmad Supadie, Hukum Perkawinan Bagi Umat Islam Indonesia,
Unissula Press, Semarang, Hlm. 51
11 11
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilsi Hukum Islam (Hukum Perkawinan,
Kewalian, Dan Perwakafan, Bandung.2011. Halaman 8
berikut sesuai pada pasal 25 bagian ke empat tentang sakasi
nikah;
a. Laki Laki
b. Muslim
c. Adil
e. Dewasa(baliq)
Proses ini juga disebut sebagai akad nikah. Ijab dan Kabul
12 12
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilsi Hukum Islam (Hukum Perkawinan,
Kewalian, Dan Perwakafan, Bandung.2011. Halaman 8
untuk mengikatkan diri dalam suatu perkawian.Ijab dan Kabul
misalnya ulama.
mempelai pria.
13 13
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilsi Hukum Islam (Hukum Perkawinan,
Kewalian, Dan Perwakafan, Bandung.2011. Halaman 9
3. Tujuan Perkawinan
rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah (KHI pasal 3).1414
Ar-Rum Ayat 21
اJJَ ُكنُوا ِإلَ ْيهJ ا لِت َْسJJ ُك ْم َأ ْز َوا ًجJ ق لَ ُك ْم ِم ْن َأ ْنفُ ِس
َ J ََو ِم ْن آيَاتِ ِه َأ ْن خَ ل
َت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون َ َِو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم َم َو َّدةً َو َرحْ َمةً ۚ ِإ َّن فِي ٰ َذل
ٍ ك آَل يَا
Artinya: “Dan diantaranya tanda tanda kekkuasaan nya adalah
kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar
sesorang.
keiklasan.1515
itu suami isteri perlu saling membamtu dan melengkapi, agar masing
15 15
Didiek Ahmad Supadie, Hukum Perkawinan Bagi Umat Islam Indonesia,
Unissula Press, Semarang,2015, Hlm. 28
masing dapat mengembangkan kepribadianya membantu dan mencapai
melanjutkan generasi yang akan datang. Hal ini didasar kan pada
Jٍ سJ ْفJَ نJنJْ J ِمJ ْمJ ُكJَ قJَ لJخJَ J يJ ِذJَّلJ اJ ُمJ ُكJَّ بJرJَ JاJوJJJJُقJَّتJ اJس Jُ JاJَّنJلJ اJ اJJJJَ هJ َأ ُّيJ اJJJJَي
اًلJ اJJJ َجJِ رJ اJJJ َمJُ هJ ْنJ ِمJث َّ Jَ بJ َوJ اJJJَ هJجJَ JوJْ JزJَ J اJJJَ هJ ْنJ ِمJق َ JJJَ لJخJَ JوJَ J ٍةJِ َدJحJ اJوJَ
ِJِ هJ بJنJَ JوJُ لJ َءJ اJJJسJ Jَ Jَ تJ يJ ِذJَّلJ اJَ هَّللاJاJوJJJJُقJَّتJ اJوJَ Jۚ J ًءJ اJJJِس Jَ J نJوJَ J اJ ًرJِ يJ ثJَك
J.J اJًبJِ يJ قJ َرJ ْمJ ُكJ ْيJَ لJ َعJنJَ J اJ َكJَ هَّللاJ ِإ َّنJۚ J َمJ اJ َحJرJْ َأْلJ اJوJَ
.
ayat 1).1717
16 16
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilsi Hukum Islam (Hukum Perkawinan,
Kewalian, Dan Perwakafan, Bandung.2011. Halaman 98
17 17
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan
Terjemahnya, Depag RI, Jakarta, 1986, Hlm. 114.
2) Untuk mendapatkan keluarga yang bahagia dipenuhi dengan rasa
yang tenang dan kasih sayang, Hal ini didasar kan pada Al Quran
pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda bagi
batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami isteri dalam
hukum Islam.2121
18 18
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan
Terjemahnya, Depag RI, Jakarta, 1986, Hlm. 648.
21 21
Mohd. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan, Hukum Kawasan, Hukum Acara
Peradilan Agama Dan Zakat Menyrut Hukum Islam, Jakarta, Sinar Grafitika 1995.
a) Menghalalkan hubungan kelamin untuk memenuhi tuntutan hajat
tabiat kemanusiaan.
B. Wali nikah
1. Pengertian Wali
Dari perspektif fiqh wali disebut al wilayah yang berasal dari bahasa
Hlm.26-27
22 22
Mardani, Hukum Keluarga Islam Di Indonesia, Jakarta: Prenadamedia Group,
2014, Hlm.11
memimpin. Dalam pengertianya juga al wali berarti orang yang
sesuatu.20
Menurut al- sayyid sabiq perwalian yakni suatu hak menurut syara’
20
Fuad Ifram al-Bustani, 1977. Munjid al-Tullab. Cet. 11. Beirut, Lubnan: Dar al-
Masyriq, hlm.941
21
Muhammad Fauzi, UUD Keluarga Islam Dalam Empat Mazhab: Pembentukan
Keluarga,(Selangor:Synermat,2003),Jil I, H. 7
22
Wahbah al-Zuhayli, 1985. Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh. Juz.7, Cet. 2.
Damsyiq: Dar al-Fikr, hlm. 186. 16 Al-Sayyid Sab
23
Al-Sayyid Sabiq, 1985. Fiqh al-Sunnah. Jil.2, Cet. 7. Beirut: Dar al-Kitab al-
‘Arabi, hlm. 125.
kuasa syara’ yang diberikan kepada wali untuk mengurus akad dan
perwalian dalam Hukum syara’ adalah hak atau kuasa yang dimiliki
orang lain yang sesuai drngan bidang hukumya. Wali ada yang umum
dan benda, disini yang dibahas adalah wali terhadap manusia yaitu
a. Islam,
b. Baligh,
24
Badran Abu al-Aynayn Badran, 1985. Al-Ziwaj wa al-Talaq fi al-Islam.
Iskandariah: Muassah Syabab al-Jami‘ah, hlm. 134.
25
Sayyid Sabiq, Fiqh As- Sunnah, (Bandung:Pt Alma’arif1981), Jilid 2, Hlm. 7
25 25
Didiek Ahmad Supadie,Hukum Perkawinan Bagi Umat Islam Indonesia,
Unissula Press, Semarang, 2015, Hlm.51
c. Berakal Sehat,
d. Laki-Laki,
antara para ahli fiqh. Maliki, Syafi'i dan Hambali berpendapat bahwa
wanita tidak boleh menjadi wali dan tidak boleh wanita mengawinkan
dirinya sendiri. Alasan pendapat ini antara lain hadis Nabi riwayat
izin walinya, nikahnya batal (sampai tiga kali Nabi mengatakan "nikahnya
batal") ". Sedangkan menurut Abu Hanifah, perempuan yang telah dewasa
laki yang disukainya tanpa wali, dengan syarat kufu. Jika laki-laki tidak
perempuan.
26
Basyir, Ahmad Azhar, 1999, Hukum Perkawinan Islam, Yogyakarta: UII Press.
Hlm. 41
27
Soemiyati, 1997, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan,
Yogyakarta: Liberty. Hlm. 43
3) Aqil dan baligh, yaitu orang tersebut sudah pernah bermimpi
dan 4, dijelaskan bahwa seorang wali harus masih hidup dan sekaligus
3. Macam-Macam Wali
a. Wali nasab
28
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilsi Hukum Islam (Hukum Perkawinan,
Kewalian, Dan Perwakafan, Bandung.2011. Halaman 57
29
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilsi Hukum Islam (Hukum Perkawinan,
Kewalian, Dan Perwakafan, Bandung.2011. Halaman 77-78
30
Soemiyati, 1997, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan,
Yogyakarta: Liberty. Hlm. 46
Kompilasi Hukum Islam yang diatur dalam pasal 21 dan 22
mempelai wanita.
seterusnya
mereka
laki-laki mereka
mereka
wanita
3) Apabila dalam satu kelompok sama derajat kekerabatannya
b. Wali Hakim
apabila wali yang terdekat tidak ada atau tidak memenuhi syarat-
31
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilsi Hukum Islam (Hukum Perkawinan,
Kewalian, Dan Perwakafan, Bandung.2011. Halaman 7-8
kepada Pegawai Pencatatan Nikah untuk bertindak sebagi Wali
pengadilan.32
sebagai berikut;
engan.
2) Dalam hal wali adhal atau enggan maka Wali Hakim baru
tentang Wali Hakim pasal ayat 2 bahwa waali hakim, adalah kepala
calon suami istri untuk bertindak sebagai wali nikah dalam akad
d. Wali Adhol
secara umum wali adhol adalah wali yang tidak bisa menikahkan
seorang wanita yang telah baliqh dan berakal dengan seorang laki-
35
A. Zuhdi Muhdor, Memahami Hukum Perkawinan, Nikah, Talaq, Cerai Dan
Rujuk, (Bandung, Al Bayan1994). Halaman 83
36
Abdurrazzaq (VII/215), dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Irwaa‟
(no. 1858)
37
Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Cet. 14 (Jakarta: Balai
Pustaka, 2004), H. 441.
Dalam sebuah pernikahan yang berhak mnejadi wali untuk
mempelai wanita adalah sang wali aqrab, atau orang yang diberkan
kuasa oleh wali aqrab atau orang yang diberikan wasiat untuk
wali aqrab berhak menjadi wali nikah terhadap wanita tersebut dan
haknya tidak dapat berpindah pada orang lain, hingga pada hakim
sekalipun.38
C. HAKIM
38
Al Hamdani, Risalah Nikah (Hukum Perkawinan Islam) Edisi Kedua (Jakarta:
Pustaka Amani, 2002), H. 120.
39
Ibid.
1. Pengertian Dan Syarat-Syarat Hakim
adalah mutlak harus beragama Islam. Sedang pada lingkungan Peradilan lain,
b. Beragama Islam.
40
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: PT Balai Pustaka, 1995), 335.
41
7M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Pengadilan Agama
(Jakarta: Pustaka Kartini, 2001), H. 117
h. Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia,
hukumnya. Dalam perkara perdata terdapat pembagian tugas yang tetap antara
Apa yang dimuat dalam bagian pertimbangan dari putusan tidak lain
mempunyai nilai obyektif. Alasan dan dasar putusan harus dimuat dalam
pertimbangan putusan (pasal 184 HIR, 195 Rbg, dan 23 UU 14/1970). Dalam
dari tuntutan dan jawaban, alasan dan dasar dari putusan, pasal-pasal serta
42
Erfaniah Zuhriah, Peradilan Agama di Indonesia Dalam Rentang Sejarah dan
Pasang Surut, (Malang: UIN Press, 2008), 167-168.
hukum tidak tertulis, pokok perkara, biaya perkara, serta hadir tidaknya pihak
Sebagai dasar putusan, maka gugatan dan jawaban harus dimuat dalam
putusan. Pasal 184 HIR (ps. 195 Rbg) menentukan bahwa tuntutan atau
gugatan dan jawaban cukup dimuat secara ringkas saja dalam putusan. Di
dalam praktek tidak jarang terjadi seluruh gugatan dimuat dalam putusan.
nilai obyektif. Maka oleh karena itu pasal 178 ayat 1 HIR (ps. 189 ayat 1 Rbg)
bersangkutan dan sumber hukum tidak tertulis yang dijadikan dasar untuk
baru Qaul Fuqaha’, yang diterjemahkan juga menurut bahasa hukum mengutip
al-Qur’an harus menyebut nomor surat, Nama surat, dan nomor ayat.
pentakhrijnya dan disebutkan pula dikutip dari kitab apa. Kitab ini harus
diterbitkan, tahun terbit, jilid dan halamannya. Mengutip qaul 51 fuqaha’ juga
harus menyebut kitabnya selengkapnya seperti di atas, apalagi bukan tidak ada
oleh pasal 23 ayat (1) UU Nomor 14 Tahun 1970. Tata cara penyelesaian wali
adlal:
43
Roihan A. Rasyid, 1998, Hukum Acara Peradilan Agama, Jakarta, Raja
Grafindo Persada. H.207.
3) Petitum, yaitu mohon ditetapkan adlalnya wali dan ditunjuk
didengar keterangannya.
resmi dan patut namun tetap tidak hadir sehingga tidak dapat
wali.
kepentingan Pemohon.
saksi-saksi.
wali.
mempelai wanita.
44
Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
244-245.
BAB III
Robiul Awal 954 hijrah, dalam kalender masehi adalah tanggal 2 Mei
45
https://dosenwisata.com/asal-usul-kota-semarang/
Dengan adanya masyarakat muslim yang cukup banyak dikota
serambi masjid. Sejak saat itulah tata cara keIslaman, baik baik dalam
stb 1882 no. 152 tentang pembentukan pengadilan agam di Jawa Dan
Madura. Hal ini merupakan hasil dari teori reception in complex oleh
46
https://www.pa-semarang.go.id/tentang-pengadilan/profil-pengadilan/sejarah-
pengadilan
47
Busthanul Arifin, 1996, Pelembagaan Hukum Islam di Indonesia, Akar
Sejarah, Hamb atan dan Prospeknya, Jakarta:Gema Insani Pers. Hal.82
Keputusan Nomor 24 Tahun 1882, yang kemudian lebih dikenal
dengan sebutan Staatblad Nomor 152 Tahun 1882, inilah yang menjadi
banjir. Yang paling besar adalah banjir pada tahun 1985. Akan tetapi
masih ada beberapa orang pelaku sejarah yang masih hidup yang dapat
50
(http://aryokarlan.blogspot.com.di akses tanggal 27 Oktober 2011).
Ini menunjukkan bahwa Pengadilan Agama Semarangmemang telah
pengadilan agama semarang yang masuk di tahun 2021 dari bulan januari
Register
2021
2021
2021
2021
191/Pdt.P/2021/Pa.Smg Minutasi
29 April
2021
Mei _ _ _
51
https://www.pa-semarang.go.id/tentang-pengadilan/profil-pengadilan/sejarah-
pengadilan.
Juni 221/Pdt.P/2021/Pa.Smg 2 Juni 2021 Minutasi
BAB IV
ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menguraikan tentang pembahasan dan analisis sesuai
hanya tertuju pada studi teks untuk menghasilkan sebuah keputusan yang
sendiri karena anaknya sudah dewasa dan mempunyai niat baik untuk
baik alasan ataupun nasehat orang tua karena setiap orang tua pasti
anaknya itu baik dan tidak menyimpang maka wajib untuk ditaati.
ketentuan hukum mengenai wali adhal diharapkan calon suami istri dapat
Mengingat kemampuan yang ada tentunya skripsi ini jauh dari kata
kemampuan penulis yang masih dangkal dan dan terbatas, maka penulis
masih membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang senantiasa
tulisan skripsi ini semoga bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi
alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul djamali, 1992, Hukum Islam Asas-Asas Hukum Islam I, Hukum Islam Ii,
Bandung, Bandar maju.
Abdul Hasan Raouf, Dkk. 2006, Kamus Bahasa Melayu Bahasa Arab; Bahasa
Arab Ahasa Melayu, Cetakan IV. Selangor: Penerbit Fajar Bakti.
Abdul Aziz Dahlan, 1996, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van
Hoeve.
Departemen agama RI, Intruksi presiden RI nomor satu tahun 1991: Kompilasi
Hukum Islam di Indonesia, Bab IV, pasl 23-22
Didiek Ahmad Supadie, 2015, Bimbingan Penulisan Skripsi- Buku Pintar Menulis
Skripsi, Semarang, Unissula Press,
H.M.A Tihami Dan Sohari Sahrani, 2008, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah
Lengkap, Jakarta: Rajawali Pers,
https://www.pa-semarang.go.id/
Musthofa Al-KHIm, 2002, Dkk. Kitab Fiqh Madzhab Syafii, Penerjemah Azizi
Ismail Dan M. Asrihasim, Kuala Lumpur, Pustaka Salam.
Prof. H. Hilman Hadikusuma SH, 1992 Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia,
Bandung, Mandar Maju,
Ramulyo, Moh. Idris, 2004, Hukum Perkawinan Islam, Jakarta, Bumi Aksara.
Roihan A. Rasyid, 1998, Hukum Acara Peradilan Agama, Jakarta, raja grafindo
persada.
Soedharyo Soimin, 2004, Hukum Orang dan Keluarga, Jakarta: Sinar Grafika,
Soedharyo Saimin, 2002:6
Tim Redaksi Nuansa Aulia, 2011, Kompilsi Hukum Islam (Hukum Perkawinan,
Kewalian, Dan Perwakafan, Bandung. Cv.nuansa aulia
Tim Redaksi Pustaka Buana, RIB/ HIR dengan Penjelasan, Bandung: Pustaka
Buana, 2014, hlm. 123.
Wahbah Al Zuhail, 2007, Al Fiqh Al Islami WaAdillatuhu, Jilid. 9, Terj. Abdul Hayyi Al-
Kattani, Dkk, Jakarta: Gema Insani.
Tim Redaksi Sinar Grafika, 2012, Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 Tentang
Peradilan Agama, Jakarta: Sinar Grafika.