PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
PEMATANGSIANTAR
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan wanita
sebagai suami istri dengan tujuan pembentuk keluarga atau rumah tangga yang
bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa. Ketentuan ini secara
Definisi perkawinan juga diatur didalam Kompilasi Hukum Islam (HKI) yang
menyebutkan sebuah akan tau perjanjian penyerahan yang kuat atau mitsaqon
ghalidzan dari ayah seorang perempuan kepada seorang laki-laki dengan tujuan
mentaati perintah Allah dan mengamalkan adalah amal sholih, serta perkawinan
3. Monogami terbuka
1
M.H.I Khoirul Anam, S.Sy., ‘STUDI MAKNA PERKAWINAN DALAM PERSEPEKTIF HUKUM DI
INDONESIA ( Komparasi Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUH Per) Dengan Kompilasi
Hukum Islam’, 59–68.
4. Calon suami istri harus matang jiwa raga
5. Mempersukar perceraian
3. Suami sebagai kepala rumah tangga, istri sebagai ibu rumah tangga, masing-
2. Mendapatkan keturunan
2
Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011, Halaman 65-66.
3
Maslahah, Vol.2, No. 1, Maret 2011, Halaman 64.
kekayaan calon suami istri. Tujuan pembuatan perjanjian perkawinan adalah
di biat oelh calon suami istri, sebelum atau pada saat perkawinan di langsungkan
1. Aklik talak
melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dalam judul kajian yuridis perjanjian
B. Rumusan Masalah
perkawinan?
4
Soetojo Prawirohamijojo, ‘Hukum Orang Dan Keluarga, Surabaya, Airlangga University Fress,
Halaman 87’.
5
Soetojo Prawirohamijojo, ‘Pluralisme Dalam Perundang-Undang Perkawinan Di Indonesia,
Surabaya, Airlangga University Fress, Halaman 57’.
3. Bagaimana penyelesaian sengketa terkait perjanjian perkawinan menurut hukum
C. Hipotesa
Hipotesa adalah suatu yang dianggap bentar untuk alasan atau menguatkan
Adapun yang menjadi hipotesa dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
dan hutang akan di bagikan antara kedua belah pihak, mengurangi potensi konflik
hak dan kewajiban antara suami dan istri. Misalnya, perjanjian tersebut dapat
mengatur kewajiban suami untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak-anak,
perkawinan dapat mencakup mediasi oleh pemimpin agama atau ahli hukum
Islam, dengan fokus pada prinsip keadilan, kesepakatan yang adil antara kedua
hukum positif cenderung mengikuti prosedur hukum yang telah diatur dalam
D. Batasan Penulisan
penulisan ini akan di batasi hanya dalam pembahasan kajian yang komprehensif
dan terfokus pada aspek-aspek kunci yang relevan dengan perjanjian perkawinan
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
undang-undang perkawinan
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
ilmiah untuk mencari pemecahan atas isi hukum yang mulcul dengan tujuan untuk
memberikan preskipsi mengenai apa yang seyosiannya atas isu hukum yang
cara melakukan penelitian terhadap bebrapa buku yang terkait dengan penetapan
perubahan nama.
2. Sifat Penelitian
6
Peter Mahmud Marjuki, ‘Penelitian Hukum, Yuridika, Jakarta, 2001, Halaman 103’.
Dilihat dari sifat penelitiannya ini bersifat yuridis normative karena
penelitiaan ini dilakukan berdasrkan bahan hukum utama dengan cara menelaah
3. Sumber Data
untuk penelitian. Dan sumber data yang dibutuhkan adalah sumber data primer,
sekunder
data suatu penelitian. Metode pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam
penelitian ini adalah metode kepustakaan yaitu penelitian yang didasarkan pada
Metode yang digunakan dalam analisis data pada penelitian ini adalah analisis
skripsi ini.
BAB II
A. Pengertian Perkawinan
Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang peria dengan wanita
sebagai suami istri dengan tujuan pembentuk keluarga atau rumah tangga yang
bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa 7. Perkawinan adalah
perilaku mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan di alam dunia
berkembang baik. Perkawinan bukan saja terjadi di kalangan manusia, tetapi juga
terjadi pada tanaman tumbuhan dan hewan. Oleh karena itu manusia adalah
hewan yang berakal, maka perkawinan merupakan salah satu budaya yang
karena tidak hanya melihat dari segi lahir saja melainkan sekaligus terdapat suatu
7
Bing Waluyo, ‘SAHNYA PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
TENTANG PERKAWINAN Bing’, 2.April (2020), 193–99.
8
Santoso, ‘Hakekat Perkawinan Menurut Undang-Undang Perkawinan, Hukum Islam Dan Hukum
Adat’.
pertautan batin antara suami dan istri yang ditujukan untuk membina suatu
keluarga atau rumah tangga yang kekal dan bahagia bagi keduanya dan yang
belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 (enam belas) tahun,
didefinisikan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)
istilahnya saja dan diatur mengenai keabsahannya, saat berlakunya, serta dapat
calon suami isteri, sebelum atau pada saat perkawinan dilangsungkan untuk
kehidupan keluarga (berumah tangga) yang damai, bahagia, harmonis, dan kekal
kekhawatiran pasangan suami istri atas hal-hal yang mungkin terjadi dalam rumah
tangga yang berujung timbulnya perceraian. Sehingga saat ini tidak sedikit
sebagai langkah antisipasi pada hal-hal yang tidak diinginkan dalam sebuah
perkawinan.
calon suami istri. Tujuan perjanjian perkawinan adalah untuk mengatur akibat-
jawab masing-masing
10
Fully Handayani Ridwan Faradilla Asyatama, ‘ANALISIS PERJANJIAN PERKAWINAN MENURUT
UNDANG-UNDANG PERKAWINAN DI INDONESIA 1Faradilla’, 5.69 (2021), 109–22.
3. Apabila salah satu dari suami atau istri hendak mengalihkan dan/atau
(istri/suami dan
4. Tidak perlu adanya izin terlebih dahulu dari pasangan mengenai fasilitas
kredit yang suami/istri ajukan dalam hal menjaminkan aset yang terdaftar
atas namanya.11
suami dan istri, masalah harta benda dan kekayaan seringkali menjadi faktor
Maka dari itu, pembuatan perjanjian perkawinan dapat menghindari hal tersebut.
Syarat syarat perjanjian perkawinan ini juga ada diatur dalam UU Perkawinan
11
Fully Handayani Ridwan Faradilla Asyatama, ‘ANALISIS PERJANJIAN PERKAWINAN MENURUT
UNDANG-UNDANG PERKAWINAN DI INDONESIA 1Faradilla’, 5.69 (2021), 109–22.
2. Perjanjian tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar batas-batas
kecuali bila kedua belah pihak ada persetujuan untuk merubah dan
Suatu perjanjian perkawinan agar mengikat dengan pihak ketiga maka harus
perkawinan harus dibuat dalam bentuk akta notaris dan dicatatkan pada Kepala
KUA Kecamatan/PPN LN. Hal ini pula dicantumkan dalam Surat Edaran
harus berupa akta notaris, lalu dapat dicatatkan pada Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil.13
12
Puji Kurniawan, ‘Perjanjian Perkawinan; Asas Keseimbangan Dalam Perkawinan’, 2020, 125–37.
13
Raden Ajeng Cendikia Aurelie Maharani, ‘Akta Penegasan Perjanjian Perkawinan Kaitannya
Dengan Pemenuhan Prinsip Publisitas Raden’, 4.2 (2021), 285–312
<https://doi.org/10.20473/ntr.v4i2.27168>.
C. Ketentuan Hukum Perjanjian Perkawinan
yang termaktub dalam Bab VII Pasal 139 sampai dengan Pasal 179 dan Bab VIII
Pasal 180, 182, 185; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
yang termaktub dalam Pasal 29; Kompilasi Hukum Islam yang diatur dalam Pasal
45 sampai dengan 52. Perjanjian perkawinan hanya dapat dibuat pada waktu atau
pegawai pencatat perkawinan. Akan tetapi pasca putusan MK, notaris juga
untuk dibuat pada saat dan setelah terjadinya perkawinan. Terbitnya putusan
perkawinan15.
14
Yenni Ananda Putri Pulungan, ‘Kajian Hukum Perjanjian Perkawinan Yang Dibuat Setelah
Perkawinan Tanpa Didaftarkan Pada Pencatatan Perkawinan’, 1.2 (2022), 287–95.
15
Yenni Ananda Putri Pulungan, ‘Kajian Hukum Perjanjian Perkawinan Yang Dibuat Setelah
Perkawinan Tanpa Didaftarkan Pada Pencatatan Perkawinan’, 1.2 (2022), 287–95.
register putusan nomor 69/PUU-XIII/2015 tanggal 27 oktober 2016, yang mana
kecuali bila kedua belah pihak ada persetujuan untuk merubah dan
Bersama16.
Secara umum hal-hal yang diatur dalam Bab ketujuh dan Bab kedelapan mulai
ketertiban umum, dan ketentuan perjanjian kawin yang diatur dalam BW.
16
A. Qadir Gassing Ahmad Assidik, ‘TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP
PRENUPTIAL AGREEMENT ATAU PERJANJIAN PRA NIKAH’, 1–16.
2. Perjanjian kawin tidak boleh memperjanjikan bahwa perkawinan akan
diatur oleh undang-undang luar negeri, atau adat kebiasaan dan peraturan-
berlangsung.
dapat disimpangi.
143 BW.18
hukum keluarga yang bersumber dan tunduk pula pada ketentuan dalam KUH
Perdata. Pasal 139 KUH Perdata menyebutkan para calon suami-istri, dengan
harta-bersama, asalkan hal itu tidak bertentangan dengan tata-susila yang baik
Dalam Pasal 1320 KUH Perdata, disebutkan bahwa untuk sahnya suatu perjanjian
tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan, setelah mana isinya
Berdasarkan pasal di atas, tidak jelas maksud dari perjanjian perkawinan tersebut.
Perjanjian dalam pasal 29 ini jauh lebih sempit oleh karena hanya meliputi
18
Mohammad Zamroni ; Andika Persada Putra, ‘KEDUDUKAN HUKUM PERJANJIAN KAWIN YANG
DIBUAT SETELAH PERKAWINAN DILANGSUNGKAN’, XI (2019), 114–36.
19
Cokorde Istri Dian Laksmi Dewi, ‘SISTEM HUKUM DALAM PERJANJIAN PERKAWINAN PADA
PERKAWINAN CAMPURAN’, 16.2 (2022), 153–60.
Verbintenissen yang bersumber pada persetujuan saja Overenkomsten dan pada
demikian, maka akta Notaris itu adalab syarat mutlak tentang adanya perjanjian
kawin.
kawin tidak dapat diubah lagi dengan cara bagaimanapun juga. Jika apabila ada
perceraian dan kemudian kawin lagi, hal itu tidak boleh dipakai alas an untuk
BAB III
Perjanjian Perkawinan Menurut Hukum Islam
Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist, pernikahan berasal dari kata an-nikh dan
azziwaj yang memiliki arti melalui, menginjak, berjalan di atas, menaiki, dan
bersenggema atau bersetubuh. Di sisi lain nikah juga berasal dari istilah Adh-
(Ijab Qobul) yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang
bukan muhrim sehingga menimbulkan hak dan kewajiban diantara keduanya yang
diucapkan oleh kata-kata, sesusai peraturan yang diwajibkan oleh Islam. Kata
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa inti pokok dari pernikahan
adalah akad, yaitu serah terima antara wali calon mempelai perempuan dengan
yang luas untuk mencapai satu tujuan. Nikah merupakan awal kehidupan baru
bagi dua insan yang semula hidup sendiri-sendiri kemudian hidup bersama.
sebelumnya22
Pernikahan merupakan qudrat dan irodat Allah dalam penciptaan alam semesta.
Hal ini dapat kita lihat dari firman Allah dalam surat Yasin yang artinya “Maha
baik dari apa yang dikeluarkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa
dengan syari’at. Nikah adalah salah unsur pokok dalam kehidupan masyarakat
21
Ali Sibra Malisi, ‘PERNIKAHAN DALAM ISLAM’, 2022, 5–11.
22
Ali Sibra Malisi, ‘PERNIKAHAN DALAM ISLAM’, 2022, 5–11.
23
Al-Qur’an Surat Yasin Ayat 36.
yang sempurna. Karakteristik khusus dari Islam adalah bahwa setiap ada perintah
yang harus dikerjakan umatnya pasti telah ditentukan oleh agama, dan adanya
hikmah yang dikandung dari perintah tersebut. Maka tidak ada satu perintah
dalam berbagai kehidupan ini, baik yang menyangkut ibadah secara khusus seperti
Menikah merupakan perintah dari Allah Swt. Seperti dalil berikut ini: “Dan
Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari
yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
24
Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 72.
25
Al-Qur’an Surat An-Nisaa Ayat 1.
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan- Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
Perjanjian perkawinan juga dapat mengatur terkait hal-hal lain selain tentang
harta dalam perkawinan, seperti terkait harta para pihak yang didapat sebelum dan
saat perkawinan atau pasca perceraian, terkait taklik talak, terkait hak asuh anak,
lainnya yang dapat dibuat pada perjanjian perkawinan asalkan yang diatur tersebut
tidak melanggar hukum yang berlaku. Zaman ini banyak perkawinan yang terjalin
kehidupan bermasyarakat. Cinta dan kasih sayang bukan lagi menjadi dasar dalam
26
Al-Qur’an Surat An-Nuur Ayat 32.
27
Al-Qur’an Surat Ar-Ruum Ayat 21.
Perjanjian dan perikatan adalah kedua hal yang saling berkaitan. Hubungan
antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa sebuah perjanjian itu menerbitkan
perikatan. Perjanjian adalah salah satu sumber dari sebuah perikatan. Dapat
perikatan28
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya pada satu orang atau lebih lainnya. Perjanjian merupakan
tindakan hukum dua belah pihak karena perjanjian adalah proses penyesuaian
hubungan perikatan. Dalam perjanjian, kesepakatan yang dicapai oleh para pihak
maka telah melahirkan kewajiban kepada pihak pihak yang telah berjanji untuk
memberikan sesuatu, melakukan atau berbuat sesuatu, atau untuk tidak melakukan
dalam penerapan perjanjian itu terdapat perbedaan pendapat antara ulama mazhab
28
SYAHBANA MUDA MULIA, ‘ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SUBSTANSI TAKLIK TALAK
SEBAGAI BENTUK PERJANJIAN PERKAWINAN DALAM PASAL 45 KHI’, 2020.
29
SYAHBANA MUDA MULIA, ‘ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SUBSTANSI TAKLIK TALAK
SEBAGAI BENTUK PERJANJIAN PERKAWINAN DALAM PASAL 45 KHI’, 2020
2. Perjanjian bahwa isteri tidak boleh dikeluarkan dari rumah tangannya,
tidak boleh dibawa merantau, isteri tidak boleh dimadu. Menurut imam
3. Perjanjian tentang suami harus menceraikan lebih dulu isteri yang ada
wajib dipenuhi, karena ada larangan dari nabi merubuhkan rumah tangga
4. Perjanjian yang menyatakan bahwa mas kawin tidak akan dibayar suami,
nafkah tidak diberikan suami, isteri tidak mendapat giliran yang sama, suami
hanya semalam saja datang pada isteri dalam satu minggu, isteri yang akan
saja), nikah mut’ah atau yang dinyatakan setelah bersetubuh boleh bercerai
mengawinkan anak wanitanya dengan wali si wanita tanpa mas kawin atau
suatu kesepakatan bersama bagi calon suami dan calon istri yang harus dipenuhi
apabila mereka sudah menikah, tetapi jika salah satu tidak memenuhi ataupun
30
A. Qadir Gassing Ahmad Assidik, ‘TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP
PRENUPTIAL AGREEMENT ATAU PERJANJIAN PRA NIKAH’, 1–16.
meminta untuk membatalkan perkawinannya begitu juga sebaliknya, sebagai
Terdapat tiga bentuk perjanjin pernikahan yang dikenal dalam literatur fikih,
Pertama, syarat yang dapat mengukuhkan tujuan, prinsip dan syarat yang telah
ditetapkan secara jelas dalam syariat Islam yang bisa membawa kebaikan pada
ma’ruf (pergaulan yang baik) dalam rumah tangga, memberi nafkah dan tempat
tinggal yang layak. Para ulama sepakat bahwa perjanjian semacam ini wajib untuk
dipenuhi.
Kedua, perjanjian nikah yang bertentangan dengan asas dan prinsip pernikhan.
Mislanya, syarat untuk tidak memberi mahar, tidak memberi nafkah, atau syarat
dan bentuk perjanjian lain yang dapat menafikan tujuan dan prinsip perkawinan.
Syarat ini tidak boleh dipenuhi secara mutlak berdasarkan kesepakatan para
ulama. Syarat untuk tidak memberi mahar tentu dapat membatalkan transaksi
syarat menceraikan istri lainnya, yaitu hadis Nabi riwayat Abu Huarirah “Dari
Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW bersabda: Tidak dihalalkan bagi seorang wanita
31
SYAHBANA MUDA MULIA, ‘ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SUBSTANSI TAKLIK TALAK
SEBAGAI BENTUK PERJANJIAN PERKAWINAN DALAM PASAL 45 KHI’, 2020
Ketiga, perjanjian nikah yang tidak membatalkan akad pernikahan namun
dapat melahirkan maslahat bagi salah satu pasangan suami istri. Mislanya, istri
ulama.32
Secara umum masalah perjanjian dapat dilihat dalam Al-Qur'an Surah Al Maidah
akad itu” mengandung pengertian, bahwa segala janji yang telah diperbuat dan
yang telah diikat antara 4 manusia demi kepentingan pergaulan sesama manusia
mestilah dipenuhi34.
32
Istianah, ‘Monogami Dalam Perjanjian Perkawinan (Kajian Hukum Islam Dan Perundang-
Undangan Di Indonesia)’, 17 (2019), 173–90.
33
Indira Hastuti, ‘PERLINDUNGAN HUKUM BAGI SUAMI ISTERI DALAM PELAKSANAAN
PERJANJIAN PERKAWINAN MENURUT HUKUM ISLAM’, 18.1 (2020), 62–69.
34
Indira Hastuti, ‘PERLINDUNGAN HUKUM BAGI SUAMI ISTERI DALAM PELAKSANAAN
PERJANJIAN PERKAWINAN MENURUT HUKUM ISLAM’, 18.1 (2020), 62–69.
Berdasarkan Ayat di atas,perjanjina yang diperbuat antara dua orang atau
lebih, antara suami dan istri adalah sah siapapun yang membuat perikatan
Berdasarkan Al’Quran surat Al Maidah Ayat 1 maka perjanjian yang dibuat dalam
Hukum Islam.
perkawinan atau Taklik Talak dilanggar, maka berhak meminta pembatalan nikah
2. Suami atau istri tidak memenuhi salah satu syarat dalam perjanjian
perkawinan.
dikehendaki oleh para pihak. Sebagai sebuah perjanjian maka bila salah satu
pihak melakukan pelanggaran (ingkar janji) dapat dilakukan gugatan cerai atau
ganti rugi. Karena masih saja memikirkan harta sedangkan sudah saling terikat.
Hal ini berarti ada indikasi untuk melakukan perceraian atau memang
sejak awal motivasi perkawinan tersebut adalah motivasi ekonomi atau politis.
dengan perjanjian lain pada umumnya, jadi akibat hukumnya pun sama
selayaknya perjanjian lain, yakni wajib dipenuhi selama tidak ada ketentuan
Pasal 46
Pengadilan Agama.
3. Perjanjian ta’lik talak bukan salah satu yang wajib diadakan pada
35
Iin Ratna Sumirat, ‘Pelanggaran Perjanjian Perkawinan Serta Akibat Hukumnya Analisis Hukum
Positif Dan Hukum Islam’, 1, 279–301.
DAFTAR PUSTAKA
60
Undang Hukum Perdata (KUH Per) Dengan Kompilasi Hukum Islam’, 59–
68
103’
(2020), 193–99