Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fadila Amaia Rahmah

NIM : 20210610307

Metode Penelitian dan Penulisan Hukum

 Judul : Perjanjian Pranikah sebagai Upaya Perlindungan Perempuan


 Latar Belakang :
Perkawinan merupakan suatu perbuatan hukum, yang dengan sendirinya akan
menimbulkan akibat-akibat hukum, yaitu adanya hak dan kewajiban diantara para
pihak yang melangsungkan perkawinan. Perkawinan tidak hanya menyatukan jiwa
dan raga dari pasangan suami istri dalam satu keluarga atau rumah tangga, tetapi juga
menyatukan harta, dan segala apa yang telah disetujui bersama. Undang-Undang
tentang Perkawinan diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang
berisi bahwa perkawinan adalah “ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang Bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Pada dasarnya, pernikahan merupakan sebuah kontrak, sedangkan sebuah
kontrak bertujuan untuk mengatur aktivitas atau kegiatan yang berkaitan dengan hak
dan kewajiban. Dalam pernikahan merupakan ikatan yang sangat sakral dalam
kehidupan banyak orang. Namun dalam pernikahan masih mempunyai peluang untuk
membuat sebuah kontrak baru yaitu “perjanjian pra nikah”, meskipun dalam
perjanjian pra nikah banyak orang yang mengabaikannya. Beberapa fakta empirik
menunjukkan bahwa pemicu terbesar terjadinya perceraian adalah adanya pihak yang
dirugikan.
Ternyata hal-hal yang melatar belakangi terjadinya perceraian tidak hanya
sesuatu yang bersifat materi. Namun berupa perbuatan suami ataupun istri yang
merugikan salah satu pihak, seperti perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga,
poligami, komunikasi, dan lain sebagainya.
Namun pada kenyataannya, pihak perempuan cenderung lebih sering
dirugikan dalam segala konteks pengaturan pernikahan yang sudah menjamur di
negeri ini. Hal tersebut didasarkan oleh catatan Komisi Nasional Perempuan bahwa
sebanyak 259.150 kekerasan yang dialami oleh perempuan selama tahun 2016. Tahun
2017 sebanyak 245.548 perkara yang didapatkan dari 358 Pengadilan Agama (PA)
dan 13.602 perkara yang dikelola oleh 233 lembaga mitra yang tersebar dalam 34
Provinsi. Sedangkan dalam kasus pelecehan seksual, khususnya pelecehan dan
diskriminasi kepada perempuan sepanjang tahun 2019 ditemukan sejumlah 2.988
kasus.
Dengan demikian, “perjanjian pranikah diharapkan dapat menjadi acuan jika
suatu saat timbul konflik serta menjadi salah satu landasan masing-masing pasangan
dalam melaksanakan, dan memberikan batas-batas hak dan kewajiban mereka”.

 Rumusan Masalah : Bagaimana pengaturan perjanjian pranikah sebagai upaya


perlindungan perempuan?

 Tinjauan Pustaka :
Dalam penelitian ini, tinjauan pustaka yang digunakan akan dikaitkan dengan
beberapa karya ilmiah terdahulu yang menjadi landasan dalam penelitian. Selain itu
kajian pustaka juga melalui jurnal - jurnal penelitian nasional.
Yusuf Iskandar (2019) Tinjauan Yuridis Perjanjian Pranikah dalam Hukum
Perdata di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aturan hukum dan
akibat hukum terhadap harta perkawinan dari perjanjian pranikah. Hasil penelitian ini
disimpulkan bahwa, ketentuan hukum perjanjian pra nikah dalam hukum perdata di
Indonesia diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 139 sampai
dengan Pasal 154. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata bahwa perjanjian
perkawinan harus dibuat dengan akta notaris diadakan sebelum perkawinan serta
kedua belah pihak bebas dalam menentukan isi perjanjian kawin yang dibuatnya..
Bentuk dari perjanjian perkawinan ini antara lain perjanjian kawin dengan
kebersamaan untung rugi, perjanjian kawin dengan kebersamaan hasil dan peniadaan
kebersamaan harta kekayaan. Perjanjian tersebut tidak dapat disahkan bilamana
melanggar batas-batas hukum, agama dan kesusilaan. Perjanjian tersebut berlaku
sejak perkawinan dilangsungkan. Selama perkawinan berlangsung perjanjian tersebut
tidak dapat dirubah, kecuali bila dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk
merubah dan perubahan tidak merugikan pihak ketiga.
Filma Tamengkel (2015) Dampak Yuridis Perjanjian Pra Nikah (Prenuptial
Agreement) Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan. Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015. Dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa masih banyak terdapat kekurangan, selain pengaturan perjanjian
kawin dalam UUP tidak selengkap KUH Perdata terdapat juga kekurangan lain,
khususnya pasal yang mengatur tentang Perjanjian kawin. Itu tampak dalam pasal 29
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Pada ayat 4 dikatakan bahwa “perjanjian tidak
dapat diubah kecuali atas persetujuan dari para pihak”. Hal ini bisa membuat keluasan
bagi para pihak bisa seenaknya dalam membuat perjanjian, karena jika diubah pada
saat perkawinan sudah dilangsungkan maka bukan Perjanjian Pra Nikah lagi namanya
dan hal tersebut bisa berpengaruh terhadap anak. Dan hal lain juga bahwa UUP masih
menghidupkan dualisme hukum. Hal yang paling serius juga ialah tentang kesadaran
masyarakat luas yang masih sangat kurang akan pentingnya Perjanjian Pra Nikah itu,
dimana dengan Perjanjian Pra Nikah maka masing-masing pihak yang akan menikah
bisa melindungi bukan hanya harta benda mereka tapi juga mengenai status sosial
mereka ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti perceraian. Dan juga masih
banyak anggapan bahwa Perjanjian Pra Nikah itu merupakan hal yang bisa
mencemari arti penting dari perkawinan. Itu ditandai dengan masih banyak penolakan
baik secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat secara luas tentang
Perjanjian Pra Nikah ini.
Penelitian tentang perjanjian perkawinan juga ditulis oleh Muhammad Ngizzul
Muttaqin dan Miftah Rosadi (2020) Perlindungan Perempuan Melalui Perjanjian
Pra Nikah (Respon Terhadap Isu Hukum dan Gender). Hasil Penelitian ini
disimpulkan bahwa selama ini perempuan dalam rumah tangga selalu dijadikan orang
kedua dalam rumah tangga. Sehingga tidak jarang perempuan mengalami bentuk
diskriminasi dan penindasan dalam kehidupan rumah tangga. Dari hasil temuan yang
penulis temukan menunjukan bahwa akar permasalahan yang menimbulkan
penindasan dan diskriminasi terhadap perempuan dalam rumah tangga bisa
diminimalisir dengan diberlakukannya perjanjian pra nikah. Dalam kondisi ini,
perjanjian pra nikah sebagai perantara dalam memberikan aspek perlindungan
terhadap perempuan dalam kehidupan rumah tangga. Sementara perjanjian pra nikah
sebagai upaya merespon isu hukum dan gender bisa ditemukan dalam Putusan
Mahkamah Konstitusi nomor 69/PUU-XIII.2015 yang mengatakan bahwa perjanjian
pra nikah bisa dilakukan sesuai kebutuhan hukum antara kedua belah pihak. Artinya
dalam aspek hukum, perjanjian pra nikah bisa dilakukan dalam semua hal yang
dibutuhkan oleh kedua belah pihak dan perjanjian tersebut bisa dilakukan sebelum
dilaksanakannya pernikahan maupun sesudahnya. Sementara perjanjian pra nikah
sebagai upaya merespon isu gender, perjanjian pra nikah bisa dilakukan dalam semua
hal, asal bisa melindungi hak-hak perempuan dan perjanjiannya sesuai dengan kaidah
hukum dan teori kebenaran yang diakui oleh sosio kultur masyarakat.

 Tujuan Penelitian :
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di
atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan pengaturan perjanjian pranikah dalam upaya
perlindungan perempuan

 Manfaat Penelitian :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan
perkembangan penelitian ilmu hukum, baik secara teoritis maupun praktis diantaranya
sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis
Penulisan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
sumbangan pemikiran dalam perkembangan penelitian hukum perdata
khususnya mengenai perjanjian pranikah.
2. Manfaat Praktis
Penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan tentang pengaturan perjanjian pranikah serta dapat mengubah
cara pandang masyarakat umum mengenai perjanjian pranikah.

 Metode penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian hukum
normatif (library research). Yaitu penelitian yang menggunakan data sekunder
dengan mengkaji dan menganalisa substansi peraturan perundang-undangan
atas pokok permasalahan atau isu hukum dalam konsistensinya dengan asas-
asas hukum yang ada. Dalam pelaksanaannya penelitian ini didasarkan atas
pemikiran yang logis dan runtut dengan menelaah secara normatif pasal-pasal
perjanjian perkawinan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan yang berkaitan dengan isu hukum perjanjian pranikah sebagai
sarana perlindungan hukum bagi perempuan.

2. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
meliputi hal - hal sebagai berikut :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum pokok yang terdiri dari
peraturan perundang-undangan, catatan resmi atau risalah dalam
pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. Bahan
hukum primer yang digunakan dalam penulisan ini adalah :
a) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
b) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
c) Dokumen perjanjian pranikah
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum pendukung dari
bahan hukum primer yang di dapat melalui studi kepustakaan berupa
buku literatur yang membahas mengenai perjanjian pranikah seperti
makalah, jurnal, dan tulisan-tulisan hukum yang relevan dengan isu
hukum yang diangkat yang termasuk juga karya ilmiah terdahulu.

 Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian hukum normatif sudah pasti dilakukan di
berbagai perpustakan, seperti perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan umum
maupun perpustakaan pemerintah. Perpustakaan yang menjadi lokasi penelitian
adalah perpustakaan yang didalamnya terdapat bahan-bahan hukum yang berkaitan
tentang hukum perjanjian pranikah. Selain itu, lokasi penelitian dapat pula dilakukan
melalui penelusuran situs-situs website dalam media internet.

 Narasumber
Narasumber merupakan seseorang yang ahli atau profesional yang dapat
memberikan jawaban atau pernyataan berupa pendapat hukum terkait dengan
rumusan masalah hukum yang diteliti. Adapun Narasumber dalam penelitian hukum
ini adalah dosen yang berfokus pada bidang Hukum Perdata yang relevan dengan
topik yang diambil dalam penelitian.

 Alat pengumpul data


Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian normatif
(kepustakaan) ini adalah dengan literatur buku atau e-book, katalog, dan komputer
melalui media internet yang berkaitan dengan hukum perjanjian pranikah.

 Teknik pengumpulan data


Dalam penelitian kepustakaan, teknik pengumpulan data dengan studi pustaka
dilakukan terhadap bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data kepustakaan dengan studi
pustaka meliputi undang-undang, makalah, dan penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan perjanjian pranikah.

 Teknik pengolahan data


Pengolahan data dilakukan dengan menyusun data secara runtut dari dasar-
dasar pengetahuan yang umum, kemudian meneliti dan memeriksa hal-hal yang
bersifat khusus untuk mengetahui hukum perjanjian pranikah, sehingga dari proses
analisis ini dapat diperoleh suatu kesimpulan.

 Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai data utama berupa bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder untuk memperoleh data yang relevan guna
menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaan (library research) meliputi studi
dokumen dan studi kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan
diteliti. Studi kepustakaan diperoleh dari penelitian kepustakaan yang tujuannya untuk
memperoleh konsep atau teori dan informasi serta pemikiran konseptual dalam bentuk
peraturan perundang-undangan dan karya ilmiah lainnya. Guna melengkapi data,
selain data sekunder sebagai data utama juga digunakan studi kepustakaan yaitu
pencarian data yang didasarkan bukti-bukti yang kuat yang dilakukan melalui
penelaahan terhadap peraturan perundang-undangan pada pokok bahasan penelitian.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan landasan yang bersifat teoritis dari hukum
perjanjian pra nikah untuk kepentingan analisis.

 Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan dalam penelitian yang berupa melakukan
kajian terhadap hasil pengelolahan data dengan mengumpulkan, mengelompokkan,
dan menyeleksi data. Yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode
normatif kualitatif dengan cara menginterpretasikan data berdasarkan teori-teori
hukum, peraturan perundang-undangan dan pengertian hukum berkaitan aturan
hukum perjanjian pra nikah dalam upaya perlindungan perempuan. Adapun data yang
dianalisis dilakukan secara kualitatif, dengan kata lain bahwa analisis data lebih
mengutamakan aspek menyeluruh dan mendalaminya dengan data yang bersangkutan.
Dan dari data yang sudah dikumpulkan akan dipilah-pilah untuk memperoleh kaidah-
kaidah hukum yang mengatur masalah perjanjian pra nikah.

Anda mungkin juga menyukai