Anda di halaman 1dari 4

Soal UTS KSHPT Unggulan dan Reguler

FH UNISSULA
Semester Genap Th 2020 – 2021
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Sukarmi,SH,Mhum
Soal
Buatlah tulisan singkat tetapi jelas dan tepat serta memenuhi unsur-unsurnya
beserta uraian yang jelas, berikan contoh kasusnya dan uraikan, kumpulkan
dalam hari ini juga jam 12.00
Dalam Hukum privat (Hukum perdata ) telah diatur tentang hukum Keluarga atau
mengenai family (keluarga), bik yang menyangkut tentang kekayaan individu
maupun mengatur hubungan hukum individu dengan individu lainnya, antar para
individu dengan badan negara bila mana badan negara itu turut serta dalam
pergaulan sebagai seolah-olah, individu. Dalam hal terkait dengan adanya Unsur
Kebebasan dan ketertiban, mendorong Para pihak bebas untuk mengadakan
perjanjian mengenai apa saja, (asas kebebasan berkontrak/Pasal 1338
BW/KUHPerdata), di samping juga Unsur Kepastian hukum dan kesebandingan
hukum. Jelaskan bagaimana strateginya, agar kebebasan berkontak tersebut
bekeadilan sosial shingga tidak merugikan pihak lainnya, jelaskan dasar hukumnya,
sebab-sebabnya, langkah tetib yan harus dilakukan sehingga bisa tertib dan adil.

Selamat Mengerjakan
Nama : Zuyyina Hasna Millenia
NIM : 30301800388
Kelas : Unggulan/semester 6
Mata Kuliah : Kapita Selekta Hukum
Dosen Pengampu : Dr. Sukarmi, SH., M.Hum.

Hasil UTS
HUKUM KAPITA SELEKTA HUKUM PERDATA
Bismillahirohmannirohim

Strategi agar kebebasan berkontrak tersebut bekeadilan sosial sehingga tidak


merugikan pihak lainnya, harus memenuhi asas keseimbangan, karena asas ini
memiliki daya kerja baik pada proses pembentukan maupun pelaksanaan kontrak
yang lebih mengarahkan pada keseimbangan posisi para pihak, dimana para pihak
diberi muatan keseimbangan. Sedangkan, pada kebebasan berkontrak haruslah
dimaknai sebagai kebebasan yang bertanggung jawab dalam arti bebas membuat
perjanjian sepanjang tidak merugikan pihak lainnya. Hal ini penting, mengingat
perjanjian itu perlu adanya suatu keseimbangan pengaturan dan perlindungan
kepentingan pihak masing-masing. Artinya kebebasan berkontrak dibatasi oleh
kewajiban menghormati kepentingan pihak lainnya dalam sebuah ikatan perjanjian.
Dalam keadaan terjadinya ketidakseimbangan pada saat pembentukan atau
penyusunan perjanjian, isi perjanjian atau pelaksanaan perjanjian, asas keseimbangan
hadir dengan menawarkan suatu pertanggungjawaban umum pemberlakuan
keberagaman norma serta untuk menilai dan menetapkan apakah terjadi keterikatan
perjanjian yang adil. Dalam kaitan terhadap pembuatan perjanjian, diperlukan
campur tangan negara dalam bentuk pembuatan aturan hukum maupun penanganan
perkara-perkara perjanjian melalui pengadilan (putusan-putusan pengadilan) untuk
melindungi pihak yang lemah dan pihak yang memiliki bargaining power lebih
rendah akibat keterbatasan terhadap akses dan informasi, pendidikan dan modal.
Tidak terpenuhinya unsur keseimbangan berpengaruh terhadap kekuatan hukum
dalam sebuah perjanjian. Keseimbangan akan tercapai manakala para pihak
bersepakat untuk bersama-sama saling mengikatkan diri tanpa adanya tekanan dari
pihak manapun. Sehingga, Para pihak yang berada dalam posisi yang setara dan
memiliki hak serta kewajiban yang sama. Apabila sudah setara, maka para pihak
dapat melakukan kegiatan bisnisnya dengan lebih baik, sehingga kesejahteraan
rakyat dapat tercapai dan harapannya dengan adanya intervensi dari negara atau
pemerintah, dapat ditegakkan keseimbangan dalam perjanjian tersebut.

Hal tersebut sudah diatur berdasar dasar hukum dua pasal dalam KUH Perdata yakni
Pasal dari 1320 ayat (1) menyatakan salah satu syarat sahnya suatu perjanjian
diperlukan adanya sepakat mereka yang mengikatkan dirinya. Dan pasal Pasal 1338
ayat (1) menentukan bahwa “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang-undang bagi yang membuatnya”. Dikatakan bahwasanya Pasal 1338
ayat (1) tersebut, seolah-olah membuat pernyataan bahwa masyarakat diperbolehkan
membuat perjanjian dan mengikat sebagaimana mengikatnya undang-undang bagi
yang membuatnya. Pembatasan terhadap kebebasan itu hanya berupa apa yang
dinamakan ketentuan umum dan kesusilaan. Sedangkan, Pasal 1320 KUH Perdata
ini mempunyai kekuatan mengikat yakni Perkataan “semua” mengandung arti
meliputi seluruh perjanjian, baik yang namanya dikenal maupun yang tidak dikenal
oleh undang-undang. Asas ini berhubungan dengan isi perjanjian, yaitu kebebasan
menentukan “apa” dan “siapa” perjanjian diadakan. Berlakunya asas konsensualisme
di dalam hukum perjanjian memantapkan adanya asas kebebasan berkontrak. Tanpa
“sepakat” dari salah satu pihak yang membuat perjanjian, maka perjanjian yang
dibuat tidak sah, sehingga dapat dibatalkan. Orang tidak dapat dipaksa untuk
memberikan sepakatnya. Sepakat yang diberikan dengan paksa disebut Contradictio
interminis, adanya paksaan menunjukkan tidak adanya sepakat. Adanya konsensus
dari para pihak, maka menimbulkan kekuatan mengikat perjanjian sebagaimana
undang-undang (pacta sunt servanda). Asas pacta sunt servanda menjadi kekuatan
mengikatnya perjanjian.

Sebab-sebabnya asas kebebasan berkontrak dapat mendatangkan ketidakadilan


karena, dalam perkembangannya ternyata asas ini hanya dapat mencapai tujuannya,
yaitu mendatangkan kesejahteraan seoptimal mungkin, bila para pihak
memiliki bargaining power yang seimbang. Jika salah satu pihak lemah, maka pihak
yang memiliki bargaining position lebih kuat dapat memaksakan kehendaknya untuk
menekan pihak lain, demi keuntungan dirinya sendiri. Sehingga, dalam kontrak yang
semacam itu akhirnya akan melanggar aturan-aturan yang adil dan layak yang
menimbulkan kepincangan dalam kehidupan masyarakat, sehingga negara perlu turut
campur tangan melakukan pembatasan terhadap pelaksanaan dari asas kebebasan
berkontrak untuk melindungi pihak yang lemah. Problematika tersebut, tentunya
merupakan tantangan bagi para yuris untuk memberikan jalan keluar terbaik demi
terwujudnya kontrak yang saling menguntungkan para pihak (win-win solution
contract), disatu sisi memberikan kepastian hukum dan disisi lain memberikan
keadilan. Meskipun disadari untuk memadukan kepastian hukum dan keadilan,
merupakan perbuatan yang amat sulit, namun melalui instrumen kontrak yang
mampu mengakomodir perbedaan kepentingan secara proporsional, maka dilema
pertentangan semu antara kepastian hukum dan keadilan tersebut akan dapat
dieliminir. Bahkan akan menjadi suatu keniscayaan terwujudnya kontrak yang saling
menguntungkan para pihak.

Langkah tertib yang harus dilakukan agar kebebasan berkontak tersebut bekeadilan
sosial yang tidak merugikan pihak lain sehingga bisa tertib dan adil :
a) Lebih mengarahkan pada keseimbangan posisi para pihak, dimana para pihak
diberi muatan keseimbangan
b) Intervensi negara merupakan instrumen memaksa dan mengikat agar
terwujud keseimbangan posisi para pihak.
c) Pembatasan melalui pengadilan berkaitan dengan perlindungan pihak yang
lemah dalam kontrak, yakni Pembatasan melalui undang-undang dapat dilihat
dari adanya peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Contoh Kasus :
Perjanjian Pra-nikah Bagi Wanita Karir
Perjanjian pranikah dinilai sangat penting bagi wanita karier yang berencana
menikah. Hal ini penting karena bisa melindungi aset atau harta pribadi yang
diperoleh sebelum menikah. kasus pernikahan artis Bella Luna dengan seorang pria
bernama Nana, Shirley Chandrawati Rahmat, istri sah dari pria yang juga diketahui
bernama Eko Hendro Prayitno itu mengaku tak terima saat suami yang dicintainya
menikah dengan Bella Luna. Shirley mengatakan mahar yang diberikan Eko alias
Nana untuk Bella itu menggunakan uang milik keluarga. Terlebih lagi Bella sempat
dikabarkan mendapatkan mahar berupa rumah senilai Rp 2 miliar di kawasan Depok.
Agar harta keluarga atau harta istri yang diperoleh sebelum pernikahan jatuh ke istri
kedua atau dipindahtangankan oleh suami, maka wanita disarankan membuat
perjanian pranikah. perjanjian pranikah dibuat agar melindungi semua aset sebelum
pernikahan milik pribadi. Karena, perjanjian pranikah di Indonesia telah dilindungi
secara hukum, yakni pada Pasal 29 Ayat 1 UU No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan yang menyatakan "Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan,
kedua belah pihak atas persetujuan bersama dapat mengajukan perjanjian tertulis
yang disahkan oleh pegawai Pencatat Perkawinan setelah mana isinya berlaku juga
terhadap pihak ketiga tersangkut". Dengan surat perjanjian pranikah, proteksi
terhadap aset wanita karier sebelum menikah setidaknya lebih terjamin. Sementara,
harta gono-gini kedua belah pihak kelak bisa didapatkan dari aset yang bersama
diperoleh setelah menikah. surat perjanjian pranikah. Utamanya, bagi wanita karier
yang notabene memiliki keuangannya secara mandiri. Di antaranya, pemisahan
bisnis, pembagian hasil bulanan, pembagian tagihan bulanan, pengaturan bank
bersama, pengaturan pembelian aset bersama, asuransi hingga biaya pengasuhan
anak. Dengan pembagian jelas, wanita bisa memiliki kepastian atas keuangannya.
Mulai dari sebelum menikah hingga ia sudah berada dalam ikatan pernikahan kelak
sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

Anda mungkin juga menyukai