A. Latar belakang
mengatur tingkah laku manusia demi terciptanya keadilan dan ketertiban hidup
hidup ciptaan Tuhan, karena manusia memiliki akal, namun demikian sebagai
yang harus dikembangkan. Dalam rangka perkembngan itu, sudah tentu tidak
mampu berdiri sendiri, melainkan hidup dalam suatu antar hubugan sesama
manusia.1
1
Hartono dan Arnicun, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2011, hlm.60.
Perkawinan adalah ikatan yang melahirkan keluarga sebagai salah satu
unsur kehidupan bermasyarakat dan bernegara, yang diatur oleh aturan hukum,
baik hukum agama maupun hukum negara. Perkawinan merupakan cara yang
dapat ditempuh oleh manusia sebagai cara legal yang diberikan agama dan
Negara sebab tanpa aturan dalam hal perkawinan ini mustahil bisa mempunyai
hidup yang terarah. Hal ini bertujuan agar manusia melaksanakan perkawinan
bagi setiap laki-laki dan perempuan yang ingin membina rumah tangga, dari
agama dan hukum adat masing-masing namun kemudian pada tahun 1974,
yang berbunyi: “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria
keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.’'
Menyangkut syarat batasan umur, perkawinan hanya diizinkan
nomor 1 tahun 1974 apabila laki-laki dan perempuan telah berumur 19 tahun.2
dan dilanjutkan lagi pada ayat ke (2) menyatakan bahwa jika terjadi
untuk menegakan hukum dan keadilan bagi para pihak pencari keadilan 3
yang penting dalam suatu aspek perkawinan, karena batasan usia untuk
mengenai perkawinan berlaku sama bagi semua warga Negara oleh karena itu,
setiap warga Negara harus tunduk pada hukum yang berlaku, termasuk
kepastian hukum, baik dari segi hukum keluarga , harta, benda dan akibat
2
Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2017),
hlm.42.
3
Rosadi, Aden. (2015). Peradilan Agama di Indonesia Dinamika Pembentukan Hukum, (ctk.1).
Bandung : Simbiosa rekatama media
Bicara tentang batasan usia nikah, rasanya kurang bijaksana jika sama
sekali menutup mata dan telinga akan kenyataan bahwa banyak sekali terjadi
yang wajar, rasanya sulit untuk mengikuti mekanisme yang telah diatur.
Dikatakan demikian, karena adanya peluang dispensasi dalam pasal 7 ayat (2)
masyarakat untuk taat terhadap hukum yang ada. Dalam hal ini, setidaknya
ada empat faktor penting yang turut mempengaruhi penegakan hukum di
istri yang belum mencapai usia 19 tahun. Dispensasi nikah dapat diartikan
sebagai keringanan atau pembebasan bagi laki-laki dan perempuan dari suatu
memiliki alasan, dasar hukum serta pasal yang dijadikan sebagai patokan
dalam memutus suatu perkara agar tercapainya suatu pemahaman dan dapat
4
M Yahya Harahap (2009) Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika Hlm. 313
Menurut data yang penulis peroleh dari pengadilan Agama
tahun 2022 saja, tercatat ada sebanyak 777 perkara Dispensasi mulai terlihat
naik sejak 2019 yang saat itu tercatat sebanyak 286 perkara. Begitu pun pada
tahun 2020 naik menjadi 946 perkara. Bahkan tahun 2021, naiknya cukup
Nomor 4 Huruf (d) dijelaskan bahwa prinsip calon mempelai harus matang
lahir batin agar dapat mewujudkan tujuan perkawinan dengan baik tanpa
berujung pada perceraian. dan mendapatkan keturunan yang baik dan sehat.
Untuk itu harus dicegah adanya perkawinan antara calon suami-istri yang
wanita untuk kawin, mengakibatkan laju kelahiran yang lebih tinggi jika
manusia Indonesia.
B. Identifikasi masalah
nomor 878/Pdt.P/2022/PA.Tsm?
C. Tujuan Penelitian
878/Pdt.P/2022/PA.Tsm?
D. Kegunaan penelitian
1. Secara Teoritis,
2. Secara praktis,
E. Kerangka Pemikiran
tahun 1974
batin antara pria dan wanita yang dibangun atas nilai-nilai sakral karena
Yang dimaksud dengan Ikatan lahir adalah ikatan yang dapat dilihat,
seorang wanita untuk hidup bersama sebagai suami istri, atau dengan kata
hubungan yang tidak formal yaitu suatu ikatan yang tidak dapat dilihat,
dan ikatan ini harus ada dalam suatu perkawinan karena tanpa adanya
ikatan bahin, ikatan lahir akan menjadi rapuh. Oleh karena itulah
5
Eoh. O.S, Perkawinan Antar Agama Dalam Teori dan Praktek, cet.II, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2001), h. 27.28
6
K.Watjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1996, hlm.14
terjalinnya ikatan lahir dengan ikatan bathin merupakan pondasi dalam
dan kekal. Untuk itu suami istri perlu saling membantu dan
dan material.
7
Ibid hlm.15
4) Undang-undang perkawinan ini menganut prinsip bahwa calon
perceraian.
8
Jurnal Santoso, Hakekat Perkawinan Menurut Undang-Undang , Hukum Islam, dan Hukum Adat
YUDISIA, Vol. 7, No. 2, Desember 2016
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Yudisia/article/view/2162/1790 diakses pada tanggal 25-02-
2023 pukul 15:37 wib.
Kompilasi Hukum Islam (KHI) merupakan aturan yang oleh sebagian ahli
saja sebagai hukum tidak tertulis, sebab KHI tidak sama seperti undang-
lainnya. KHI menunjukkan hukum tidak tertulis yang hidup secara nyata di
beragama Islam.11
sangat kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah dan
rahmah”.
9
Imanuddin, “Kedudukan Kompilasi Hukum Islam sebagai Normative Consideration Majlis Hakim
Pengadilan Agama” Jurnal: Waqfea. Vol. 11, No. 3, Desember 2020, hlm. 12
10
Mahkamah Agung, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan yang Berkaitan dengan Kompilasi
Hukum Islam dengan Pengertian dan Pembahasannya, (Jakarta: Mahkamah Agung RI 2011), hlm. 64.
11
Amiur Nuruddin & Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2012), hlm. 33
seorang pria dengan seorang wanita, saling tolong menolong, menetapkan
tetapi memiliki tujuan yang sakral (keakhiratan). Hal tersebut tidak dapat
mengayomi di antara suami isteri dengan dilandasi rasa cinta dan kasih
persaudaraan di antara kedua keluarga dari pihak suami dan pihak isteri
Islam.
12
Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2015), hlm. 9
13
Ahmad Hamid Strong, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, (Aceh : Penah 2010), hlm.1-2
14
Mohammad Asnawi, Nikah Dalam Perbincangan dan Perdebatan (Yogyakarta: Darussalam, 2004),
hlm. 20.
kondisi yang bermacam - macam, maka hukum nikah ini dapat dibagi
e. Mubah, bagi orang - orang yang tidak terdesak oleh hal - hal
mengharamkannya.15
adalah sah apabila dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik
15
Muhammad Yunus Samad, Jurnal Hukum Pernikahan Dalam Islam Vol 5 No 1 (2017): ISTIQRA'
secara hukum. Di dalam agama Islam juga telah diatur mengenai hukum-
depan anak-anak harus terjaga, hal ini tidak akan terjadi jika perkawinan
menaikkan batas minimal umur perkawinan bagi wanita. Dalam hal ini
diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun
16
Elkhairati, “Pembatasan Usia Perkawinan (Tinjauan Undang-undang dan Maqashidasy-Syari’ah)”,
Jurnal Al Istinbath 3(1), 2018, hal 87-106
http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/alistinbath/article/view/403 diakses pada tanggal 27-02-2023
dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun”. Ketentuan
adalah perubahan terhadap hak dan kewajiban dari seorang anak menjadi
batas usia untuk setiap orang yang akan melaksanakan perkawinan yaitu
dengan usia 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan. Namun
dalam usia tersebut hanya melihat dalam kesiapan fisik saja tanpa melihat
17
R.Badri, Perkawinan menurut Undang-Undang Perkawinan & KUHP, (Surabaya: CV.Amin, 1985),
hal 29
18
Rizdan Askhabul Kahfi1, CSA Teddy Lesmana Tinjauan Pernikahan Dini Menurut Undang-
Undang PerkawinanTerhadap Keharmonisan Rumah Tangga Jurnal Hukum dan HAM Wara
SainsVol. 2, No. 01, Januari, pp. 67
https://wnj.westscience press.com/index.php/jhhws/article/view/192/123 diakses tanggal 28-02-
2023 jam 21:04
yang matang dalam psikologi. Usia yang matang yaitu antara 21-30 tahun
oleh sebab itu ketentuan tersebut perlu dikaji lagi untuk mewujudkan
rumah tangga yang kekal dan bahagia maka ketentuan tersebut menarik
untuk diteliti.
4. Dispensasi kawin
yang berlaku khusus karena kondisi dan keadaan yang tertentu yang
secara hukum (yuridis) tidak layak menikah karena batas umur salah satu
pasangan (pria dan wanita) dianggap belum layak menikah dan karenanya
19
Haris Hidayatulloh dan Miftakhul Janah,“Dispensasi Nikah Di Bawah Umur Dalam Hukum
Islam.”Jurnal Hukum Keluarga Islam, Volume 5, Nomor 1, April 2020, hal. 44.
20
Mardi Candra, Pembaruan Hukum Dispensasi Kawin dalam Sistem Hukum di Indonesia, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2021), hlm. 122.
oleh hukum memberi peluang melaksanakan perkawinan melalui proses
kepada calon suami atau isteri yang belum berusia 19 tahun untuk
melangsungkan perkawinan.”
tidak ada aturan khusus yang mengatur secara jelas mengenai apa saja
ketentuan yang dapat dijadikan alasan agar dispensasi kawin dikabulkan. Oleh
karena itu, PERMA Nomor 5 Tahun 2019 hadir yang pada intinya bertujuan
21
Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2017), hlm.
41-42.
22
Andreas Dewantoro, Penyuluhan Hukum Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta: Budi Utama, 2021),
hlm. 221.
mengadili dispensasi kawin, dan meningkatkan tanggung jawab orang tua
Adanya dispensasi kawin ini muncul sebagai opsi lain bagi para calon
kesaksian para pemohon, calon mempelai dan saksi yang dihadirkan dalam
Ayat (1) pasal ini dapat meminta dispensasi kepada pengadilan atau pejabat
lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun pihak wanita.
sebagai dasar bagi Kantor Urusan Agama (KUA) atau catatan sipil untuk
karena tidak terjadi persengketaan antara para pihak, oleh karenanya pihak
dapat saja terdiri dari 1 (satu) orang. Permohonan dispensasi tidak berkaitan
23
Ali Imran Hs., Dispensasi Perkawinan Perspektif Perlindungan Anak, Juli, 5, tahun 2011, 69
perkataan lain kedudukan hukum acara perdata yang perlaku adalah berupa
perkawinan.
F. Metode Penelitian
24
Sonny Dewi Judiasih, Perkawinan dibawah Umur di Indonesia (beserta perbandingan usia
perkawinan di bawah umur dibeberapa Negara) PT Refika Aditama hlm 37
Metode penelitian merupakan langkah yang dilakukan oleh peneliti
1. Jenis Penelitian
yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder
sekunder)
bahan-bahan atau literatur dan pendapat para ahli, yang meliputi undang-
25
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat),
Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hlm. 13-14.
26
Soejono Soekamto, Pengantar penelitian Hukum, UI Press, Jakarta , 2007, hlm 12
3. Metode analisis data
Teknik analisis data hukum yang digunakan adalah teknik interpretasi atau
wajib menilai arti kata yang lazim digunakan dalam bahasa sehari-hari.
G. Sistematika Penulisan
878/Pdt.P/2022/PA.Tsm,
nomor 878/Pdt.P/2022/PA.Tsm
878/Pdt.P/2022/PA.Tsm
saran
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ahmad Hamid Strong, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, (Aceh : Penah 2010),
hlm.1-2
Hartono dan Arnicun, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2011, hlm.60.
M Yahya Harahap (2009) Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika Hlm. 313
Eoh. O.S, Perkawinan Antar Agama Dalam Teori dan Praktek, cet.II, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2001), h. 27.28
K.Watjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1996, hlm.14
Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2015), hlm. 9
Amiur Nuruddin & Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 33
Ali Imran Hs., Dispensasi Perkawinan Perspektif Perlindungan Anak, Juli, 5, tahun
2011, 69
Rizdan Askhabul Kahfi1, CSA Teddy Lesmana Tinjauan Pernikahan Dini Menurut
Undang-Undang PerkawinanTerhadap Keharmonisan Rumah Tangga Jurnal
Hukum dan HAM Wara SainsVol. 2, No. 01, Januari, pp. 67
https://wnj.westscience press.com/index.php/jhhws/article/view/192/123 diakses
tanggal 28-02-2023 jam 21:04
Haris Hidayatulloh dan Miftakhul Janah,“Dispensasi Nikah Di Bawah Umur Dalam Hukum
Islam.”Jurnal Hukum Keluarga Islam, Volume 5, Nomor 1, April 2020, hal. 44.
https://journal.unipdu.ac.id/index.php/jhki/article/download/2128/1139 diakses tanggal 28 febuari
2023