Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 610

Vol. 2 No. 4, Desember 2021

Akibat Hukum Perkawinan Dini

Nurasiah Harahap
Fakultas Hukum UISU Medan
nurasiah@fh.uisu.ac.id

Abstrak
Para peserta penyuluhan hukum di Desa Aras Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara Provinsi
Sumatera Utara pada umumnya kurang memahami tentang akibat hukum yang ditimbulkan jika
perkawinan dilaksanakan belum mencapai usia sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No.
1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 16
Tahun 2019, dalam Pasal 7 ayat (1) dinyatakan bahwa “perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan
wanita sudah mencapai umur 19 (Sembilan belas)”, hal ini sesuai dengan batas usia anak menurut
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 dinyatakan bahwa “anak adalah seseorang yang belum berusia
18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang dalam kandungan”. Sehingga timbul masalah di
masyarakat Desa Aras adanya perkawinan dibawah usia 19 tahun. Oleh karena itu, dipandang perlu
untuk dilakukan Pengabdian Kepada Masyarakat di desa tersebut dengan judul “Penyuluhan Hukum
Tentang Akibat Hukum Perkawinan Dini”. Tujuan kegiatan adalah untuk mengetahui tingkat
pemahaman masyarakat tentang akibat hukum Perkawinan Dini, menumbuhkan kesadaran dari
masyarakat Desa Aras bahwa Negara Republik Indonesia telah mengatur ketentuan tentang batas usia
untuk melangsungkan perkawinan dan bagaimana jika terjadi penyimpangan terhadap ketentuan umur
tersebut harus ditaati, serta untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran
masyarakat agar orang tua yang akan menikahkan anaknya harus sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Kata Kunci : Akibat Hukum, Perkawinan Dini

Abstract
The participants of legal counselling in Aras Village, Air Putih Subdistrict, Batubara Regency, North
Sumatra Province generally did not understand the legal consequences that would arise if the marriage
had not reached the age as stipulated in Law no. 1 of 1974 concerning Marriage as amended by Law
no. 16 of 2019, in Article 7 paragraph (1) it is stated that "marriage is only permitted if a man and a
woman have reached the age of 19 (Nineteen)", this is by the age limit of children according to Law no.
23 of 2002 concerning Child Protection as amended by Law no. 35 of 2014 states that "a child is
someone who is not yet 18 (eighteen) years old, including a child in the womb". So that problems arise
in the Aras Village community of marriage under the age of 19 years. Therefore, it is deemed necessary
to carry out Community Service in the village with the title "Legal Counseling on the Legal Consequences
of Early Marriage". The purpose of the activity is to determine the level of public understanding about
the legal consequences of Early Marriage, to raise awareness from the Aras Village community that the
Republic of Indonesia has regulated provisions regarding the age limit for carrying out marriages and
what if there is a deviation from the age provisions that must be obeyed, as well as to increase
knowledge, understanding, and public awareness so that parents who will marry off their children must
comply with applicable regulations.

Keywords : Legal Consequences, Early Marriage


Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 611
Vol. 2 No. 4, Desember 2021

I. Pendahuluan Dalam hukum perkawinan, dalam


A. Latar Belakang menempatkan rukun dan syarat terdapat
Pada saat ini bangsa Indonesia sudah perbedaan pendapat di kalangan ulama. Akan
memiliki hukum nasional yang merupakan tetapi, semua ulama sependapat bahwa yang
unifikasi dalam bidang hukum perkawinan, harus ada dalam perkawinan, antara lain akad
yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 perkawinan, laki-laki yang akan kawin,
tentang Perkawinan dan Peraturan perempuan yang akan kawin, wali dari
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang mempelai perempuan, saksi yang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 menyaksikan akad perkawinan, dan mahar
Tahun 1974 tentang Perkawinan. atau mas kawin.
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor Perkawinan dibawah umur adalah ikatan
1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, lahir batin antara seorang perempuan dan
perkawinan ialah ikatan lahir batin antara laki-laki sebagai suami istri dengan tujuan
seorang pria dengan seorang wanita sebagai membentuk keluarga yang kekal dan bahagia
suami isteri dengan tujuan membentuk yang dilakukan oleh calon suami atau calon
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan istri yang usianya masih dini. Dan perkawinan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha adalah suatu perbuatan hukum yang
Esa. mempunyai akibat-akibat hukum, sah atau
Ikatan lahir berarti bahwa para pihak tidaknya suatu perbuatan hukum ditentukan
yang bersangkutan karena perkawinan, oleh hukum positif di bidang perkawinan yaitu
secara formil merupakan suami isteri, baik Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
bagi mereka dalam hubungannya satu sama sebagaimana telah diubah dengan Undang-
lain maupun bagi mereka dalam Undang Nomor 16 Tahun 2019 serta syarat-
hubungannya dengan masyarakat luas. syarat sahnya perkawinan meliputi syarat-
Ikatan lahir batin dalam perkawinan berarti syarat materil maupun formil.
bahwa dalam batin suami isteri yang Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
bersangkutan terkandung niat yang sungguh- sebagaimana telah diubah dengan Undang-
sungguh untuk hidup bersama sebagai suami Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang
isteri. Perkawinan Pasal 7 ayat (1) berbunyi:
Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang “Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan
Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, wanita sudah mencapai umur 19 (Sembilan
menyatakan perkawinan adalah sah, apabila belas)”. Mengapa terjadi perubahan dalam
dilakukan menurut hukum masing-masing Undang-Undang Perkawinan mengenai batas
agamanya dan kepercayaannya itu. usia, hal ini menyimak pada pengaturan batas
Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Undang- usia minimum untuk kawin sebagaimana
Undang Nomor 1 Tahun 1974, maka ditetapkan pada Pasal 29 BW, yakni 15 Tahun
perkawinan benar-benar diakui sah apabila bagi wanita dan 18 Tahun untuk pria, jika
telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dibandingkan dengan batas usia dewasa
agamanya dan kepercayaannya. pada Pasal 330 BW yang menetapkan 21
Tahun, sering dijumbuhkan. Ketentuan batas
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 612
Vol. 2, No. 4, Desember 2021

usia yang ada dalam Undang-Undang Nomor yang telah direvisi menjadi Undang-Undang
1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan mengenai Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan
syarat-syarat umur 16 Tahun bagi wanita Atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974
sebenarnya tidak sesuai dengan Undang- Tentang Perkawinan merupakan salah satu
Undang Nomor 23 Tahun 2003 sebagaimana bentuk keterlibatan negara sebagai
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor pengendali agar ketertiban institusi yang
35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak. merupakan tunas terbentuknya keluarga
Menurut Undang-Undang Perlindungan tersebut dapat terwujud.
Anak, perumusan seseorang yang Secara teknis yudisial, dalam menyikapi
dikategorikan sebagai “anak adalah ayat (2), (3) dan (4) Pasal 7 Undang-Undang
seseorang yang belum berusia 18 Tahun”, Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan
sehingga ketentuan dewasa menurut Atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974
Undang-Undang ini adalah 18 Tahun. Tentang Perkawinan tersebut, Mahkamah
Undang-Undang Perlindungan Anak pun Agung menerbitkan Peraturan Mahkamah
mengatur bahwa orang tua berkewajiban dan Agung Nomor 5 Tahun 2019 tentang
bertanggung jawab untuk mencegah Pedoman Mengadili Permohonan Dispensasi
terjadinya perkawinan pada usia anak-anak Kawin.
atau dibawah umur. Banyak faktor yang Eksistensi lembaga Dispensasi Kawin di
mempengaruhi perkawinan dibawah umur. dalam dinamika Hukum Keluarga Indonesia
“Anak merupakan amanah dan karunia bermula dari ayat (2) Pasal 6 Undang-Undang
Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki Harkat Nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan
dan martabat manusia seutuhnya serta yang menyebutkan bahwa “Dalam hal
memiliki hak yang sama untuk tumbuh dan penyimpangan dalam ayat (1) pasal ini dapat
berkembang”. Kalimat di atas adalah salah minta dispensasi kepada Pengadilan atau
satu pertimbangan yang ada pada konsideran pejabat lain yang diminta oleh kedua orang
dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 5 tua pihak pria atau pihak wanita”. Dispensasi,
tahun 2019. Inilah kiranya yang menjadi cita- menjadi diksi yang dipilih dalam ketentuan
cita penerbitan PERMA tersebut, menjamin, tersebut menurut Kamus Besar Bahasa
menjaga dan memastikan pertumbuhan dan Indonesia berarti “pengecualian dari aturan
perkembangan anak dengan harkat dan karena adanya pertimbangan yang khusus;
martabat sebagai manusia seutuhnya. pembebasan dari suatu kewajiban atau
Sungguh cita-cita yang sangat mulia, tetapi larangan”. Pengecualian yang dimaksud
tidak ringan untuk direalisasikan, menjaga dalam ketentuan tersebut adalah
amanah dari Tuhan yang maha mulia, namun pengecualian terhadap ayat (1) Pasal 7
juga menjadi tantangan bagi makhluk undang-undang yang sama yang hanya
dewasa. mengizinkan perkawinan untuk pria yang
Perkawinan merupakan institusi mulia, telah mencapai usia 19 tahun dan 16 tahun
sehingga untuk menjamin kemuliannya bagi pria. Sebagai sebuah pengecualian,
tersebut harus melibatkan negara sebagai dengan merujuk definisi Kamus Besar Bahasa
pengendali. Undang-Undang Perkawinan, indonesia di atas, Dispensasi Kawin tentunya
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 613
Vol. 2, No. 4, Desember 2021

harus memiliki pertimbangan yang khusus. undang ini seolah-olah mengisi kekosongan
Namun sayangnya Undang-Undang Nomor 1 norma mengenai pertimbangan khusus
Tahun 1974 Tentang Perkawinan sebagai diberikannya dispensasi anak dibawah usia
yang pertama mengenalkan istilah ini, tidak 19 tahun yang pada ketentuan-ketentuan
ada menyinggung apa saja yang menjadi sebelumnya tidak pernah ditemukan.
pertimbangan khusus tersebut. Dengan menggunakan istilah “alasan
Ketentuan lain yang memuat istilah yang mendesak disertai bukti-bukti
Dispensasi Kawin adalah Undang-Undang pendukung yang cukup” peraturan ini
Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan mencoba mengkonkretkan pertimbangan
Agama yang terlihat dalam penjelasan Pasal khusus untuk pengecualian anak yang
49 ayat (2) yang menyatakan bahwa “Yang berusia di bawah 19 tahun untuk menikah.
dimaksud dengan bidang perkawinan yang Meski upaya konkretisasi tersebut telah
diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun dilakukan melalui pencantuman
1974 tentang Perkawinan antara lain adalah pertimbangan khusus tersebut ke dalam
(1)..., (2)..., (3) dispensasi kawin”. Dalam batang tubuh Undang-Undang Nomor 16
Undang-undang ini juga tidak ditemukan Tahun 2019 ini dan kemudian dijelaskan lagi
adanya pertimbangan khusus untuk dalam bagian penjelasannya, namun bagian
dikabulkannya permohonan dispensasi penjelasan dalam Undang-Undang ini yang
Kawin. seyogianya dapat memberikan pencerahan
Secara teknis, istilah dispensasi kawin terhadap batang tubuh atas sebuah undang-
juga dapat ditemukan dalam Buku II Pedoman undang, malah melengkapi abstraknya
Pelaksanaan Tugas dan Administrasi ketentuan itu sendiri. Penjelasan tersebut
Pengadilan Agama yang diulang sebanyak berbunyi “Yang dimaksud dengan "alasan
delapan kali. Dalam Buku Pedoman ini sangat mendesak" adalah keadaan tidak ada
dibahas secara detail teknis pengajuan pilihan lain dan sangat terpaksa harus
permohonan dispensasi kawin, namun buku dilangsungkan perkawinan dan Yang
pedoman inipun tidak ada membahas apa dimaksud dengan "bukti-bukti pendukung
yang menjadi pertimbangan khusus untuk yang cukup" adalah surat keterangan yang
dikabulkannya permohonan Dispensasi membuktikan bahwa usia mempelai masih di
kawin. bawah ketentuan undang-undang dan surat
Istilah dispensasi kawin bisa dijumpai keterangan dari tenaga kesehatan yang
dalam Undang-Undang Nomor 16 tahun 2019 mendukung pernyataan orang tua bahwa
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang perkawinan tersebut sangat mendesak untuk
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. dilaksanakan.
Dispensasi kawin merupakan istilah yang Penggunaan kalimat “alasan sangat
terbanyak yang digunakan dalam ketentuan mendesak disertai bukti-bukti pendukung
ini. Dispensasi kawin yang merupakan yang cukup” yang menjadi pertimbangan
turunan masalah dari penambahan batas khusus pemberian dispensasi kawin adalah
minimal usia perkawinan bagi wanita yang merupakan sebuah kegamangan dari
menjadi poin dalam peraturan ini. Undang- pembentuk undang-undang untuk secara
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 614
Vol. 2, No. 4, Desember 2021

tegas melarang pernikahan anak diusia dini Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor
secara mutlak atau setidaknya mempersempit 1 tahun 1974 menyebutkan bahwa “Tiap
pintu dimungkinkannya pemberian dispensasi perkawinan dicatat menurut peraturan
kawin. Pasalnya, kalimat tersebut sangat perundang-undangan yang berlaku”, atau
umum dan mengandung berbagai penafsiran sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2)
dari berbagai sudut pandang, sehingga dapat Kompilasi Hukum Islam/Inpres RI. Nomor 1
meluaskan standarisasi pertimbangan tahun 1991, ayat (1) berbunyi “Agar terjamin
khusus, jika pertimbangan khusus sudah ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam
meluas, maka tidak dapat dikatakan lagi harus dicatat, sedangkan ayat (2) berbunyi
sebagai pertimbangan khusus. “Pencatatan perkawinan tersebut pada ayat
Hal ini bukan sekedar pengertian (1) dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah”.
hubungan dan bersatu padu seperti Pada ayat (1) Pasal 5 KHI disebutkan ada
hubungan persahabatan biasa, ikatan kata harus dicatat, kata harus disini bermakna
perkawinan adalah hubungan diantara suami- wajib atau rukun, karena dengan pencatatan
istri, ibu-anak dan bapak-anak, yang itu akan mendatangkan kemaslahatan,
bertujuan untuk mengambil manfaat, memiliki sedangkan kalau tidak dicatatkan akan
dan mengeksploitasi. Dengan demikian, guna mendatangkan kekacauan dan kemadlaratan,
menjaga kesakralan nilai tersebut, mendirikan kemaslahatan dan menolak
perkawinan haruslah dicatatkan dalam akta kemadaratan hukumnya wajib.
resmi. Al-Quran memandang perkawinan itu Salah satu asas hukum itu adalah
dalam kedudukan yang tinggi, baik dalam kepastian hukum (Het
kehidupan pribadi, kekeluargaan, maupun Rechtszekerheidsbeginsel). Hukum tanpa
kehidupan berbangsa. Penghargaan dan nilai kepastian, akan kehilangan jati diri dan
pengangkatan derajat perkawinan merupakan makna, karena tidak lagi dapat digunakan
semacam persetujuan yang mesti sebagai pedoman perilaku setiap orang. Bagi
disempurnakan segala tugas kewajibannya kelompok ini, kepastian itu sendiri hakikatnya
dengan ijab dan qabul, dan kesaksian merupakan tujuan utama dari hukum dan
beberapa orang saksi. Disamping itu, al- tujuan hukum itu adalah menciptakan
Quran pun menganggap perkawinan itu keteraturan. Keteraturan masyarakat
sebagai suatu kontrak yang memikulkan berkaitan erat dengan kepastian dalam
kepada hati yang mengerti makna hukum, karena keteraturan merupakan inti
perkontrakan itu, akan tanggung jawab dari dari kepastian itu sendiri, kepastian hukum
perkawinan tersebut. Sedangkan hati orang menghendaki adanya upaya pengaturan
yang demikian itu senantiasa berjuang sekuat hukum dalam perundang-undangan yang
tenaganya untuk memelihara kontrak itu dan dibuat oleh pihak yang berwenang dan
selalu setia kepadanya meskipun terjadi hal- berwibawa, sehingga aturan-aturan itu
hal yang mengganggunya, yang berupa memiliki aspek yuridis yang dapat menjamin
kesukaran-kesukaran serta berbagai ragam adanya kepastian bahwa hukum berfungsi
kesulitan. sebagai suatu peraturan yang harus ditaati.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 615
Vol. 2, No. 4, Desember 2021

Desa Aras Kecamatan Air Putih Desa Aras dengan luas wilayah 820
Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara Ha merupakan salah satu desa di Kecamatan
awalnya merupakan bagian dari Desa Air Putih Kabupaten Batubara.
Sukaraja, Desa Sukaraja dimekarkan menjadi Tabel 2 Demografi Desa Aras Batas
wilayah Desa Aras :
2 (dua) Desa yaitu:
Batas wilayah Desa Aras :
1. Desa Sukaraja
Sebelah utara Sei Tanjung
2. Aras
Sebelah selatan Sei Dalu-Dalu
Kepala Desa Aras berasal dari Nama
Sebelah timur Desa Kuala Indah
Penghulu, Desa Aras berada pada ketinggian
Sebelah barat Desa Tanah
±10 m diatas Permukaan Laut, Tanah di Desa
Merah
Aras merupakan Tanah Cabuk (Percampuran
Topografi dengan bentang wilayah datar
antara tanah liat pasir dan debu). Dengan
Curah hujan 2000/3000 mm
demikian sebagian besar lahan di Desa Aras
Jumlah bulan hujan 5 bulan
cocok untuk lahan Pertanian Pangan seperti:
Suhu rata-rata harian 30-35 0C
Padi, Palawija dan Hortikultura. Apalagi
Tinggi tempat 14 m dpl
keadaan tanah yang tergolong datar sehingga
Luas wilayah Desa 820 Ha
mudah untuk membuat jaringan irigasi
Aras
sebagai sarana Penunjang Pola Pertanian terdiri atas :
Teknis. Tanah sawah irigasi 520 Ha
Kepala Desa yang pernah menjabat di Kebun kelapa sawit 170 Ha
Desa Aras adalah: Permukiman 110 Ha
Tabel 1 Kepala Desa yang pernah Kebun palawija 1 Ha
menjabat di Desa Aras Tanah lainnya 19 Ha
No Nama Masa Jabatan Sumber Data : Profil Umum Desa Aras 2021
1. USMAN 1932-1934 b) Keadaan Sosial Budaya
2. KROMO 1934-1938 1) Kependudukan
3. GONO SUCOKRO 1938-1945 Berdasarkan Data Administrasi
4. RAMLAN 1945-1965 Pemerintah Desa Aras, jumlah penduduk
5. SUPARDI 1965-2001 yang tercatat secara administrasi, jumlah total
6. LAMBANG 2001-2012 4.084 jiwa. Dengan rincian penduduk berjenis
7. M. YUSUF 2013-sekarang kelamin laki-laki berjumlah 2.050 jiwa,
Sumber Data : Profil Umum Desa Aras 2021 sedangkan berjenis kelamin perempuan
Untuk mengetahui lokasi Pengabdian berjumlah 2.034 jida dan terdiri dari 1.112
Kepada Masyarakat akan dideskripsikan Kepala Keluarga (KK). Berkaitan dengan data
dalam bentuk Profil Desa Aras sebagai jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel 3
berikut: berikut ini:
1. Kondisi Umum Desa
a) Demografi
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 616
Vol. 2, No. 4, Desember 2021

Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan 31-35 tahun ada 352 orang sedangkan 26-30
Jenis Kelamin Desa Aras Tahun 2020
tahun, ada 318 orang.
No. Jenis Jumlah Persentase
Kelamin (%) Penduduk usia produktif pada usia
1. Laki-laki 2.050 50,49% antara 20-60 tahun di Desa Aras jumlahnya
2. Perempuan 2.034 49,51%
Jumlah 100% cukup signifikan, yaitu 2759 jiwa dari total
Sumber Data : Profil Umum Desa Aras 2021 jumlah penduduk. Terdiri dari jenis kelamin
Agar dapat mendeskripsikan lebih laki-laki 1.153 orang, sedangkan perempuan
lengkap tentang informasi keadaan 1.156 orang.
kependudukan di Desa Aras dilakukan Dari data tersebut diketahui bahwa
identifikasi jumlah penduduk dengan jumlah lelaki usia produktif lebih banyak dari
menitikberatkan pada klasifikasi usia dan jenis jumlah perempuan. Dengan demikian
kelamin. Sehingga akan diperoleh gambaran sebenarnya perempuan usia produktif di Desa
tentang kependudukan Desa Aras yang lebih Aras dapat menjadi tenaga produktif yang
komprehensif. Untuk memperleh informasi cukup signifikan untuk mengembangkan
yang berkaitan dengan deskripsi tentang usaha-usaha produktif diharapkan semakin
jumlah penduduk di Desa Aras berdasarkan memperkuat ekonomi masyarakat, sementara
usia dan jenis kelamin secara detail dapat ini masih bertumpu kepada tenaga produktif
dilihat dalam Tabel 4 berikut ini : dari pihak laki-laki.
Tabel 4 Jumlah Penduduk Berdasarkan 2) Mata Pencaharian Pokok
Kelompok Usia Desa Aras Tahun 2020
Kelompok Secara umum mata pencaharian warga
No Usia Lk Pr Jumlah
1. 0-5 100 103 203 masyarakat Desa Aras dapat teridentifikasi ke
2. 6-10 106 108 214 dalam beberapa bidang mata pencaharian,
3. 11-15 175 157 352
seperti : Petani, PNS/TNI/POLRI, karyawan
4. 16-20 155 156 311
5. 21-25 150 154 304 swasta, pedagang, wiraswasta, pensiunan,
6. 26-30 155 154 309 buruh bangunan/tukang, peternak. Jumlah
7. 31-35 182 170 352
8. 35-40 153 151 304 penduduk berdasarkan mata pencaharian
9. 41-45 120 135 255 dapat dilihat pada tabel 5.
10. 46-50 147 133 280
11. 51-55 127 130 257 Berdasarkan tabulasi data tersebut
12. 56-60 119 120 239 teridentifikasi, di Desa Aras jumlah penduduk
13. 61-65 117 123 240
yang mempunyai mata pencaharian ada 60%.
14. 66-67 100 108 227
15. 70-75 87 86 173 Dari jumlah tersebut, kehidupannya
16. ≥ 76 47 46 93
bergantung di sektor pertanian, ada 44% dari
Jumlah 2050 2034 4084
Sumber Data : Profil Umum Desa Aras 2021 total jumlah penduduk produktif. Jumlah
Dari total jumlah penduduk Desa Aras, penduduk yang mempunyai pekerjaan
yang dapat dikategorikan kelompok rentan pedagang 16% dari total jumlah penduduk
dari sisi kesehatan mengingat usia, yaitu produktif. Terbanyak ketiga adalah
penduduk yang berusia >76 tahun, wiraswasta dengan 14% dari jumlah
merupakan penduduk yang paling sedikit 123, penduduk produktif. Sementara penduduk
dari usia yang paling banyak 11-15 tahun dan yang lain mempunyai mata pencaharian yang
berbeda-beda, dan yang berprofesi sebagai
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 617
Vol. 2, No. 4, Desember 2021

PNS, TNI, POLRI, pedagang, karyawan program pemerintah untuk pembukaan


swasta, sopir, wiraswasta, tukang bangunan, lapangan kerja baru guna megatasi
dan lain-lain. pengangguran. Pendidikan biasanya akan
Tabel 5 Jumlah Penduduk Menurut Mata dapat mempertajam sistematika piker atau
Pencaharian Desa Aras Tahun 2021
pola piker individu, selain itu mudah menerima
No. Jenis Pekerjaan Jumlah
informasi yang lebih maju. Di bawah ini tabel
1. Petani 619
yang menunjukkan tingkat rata-rata
2. Nelayan 4
pendidikan warga Desa Aras.
3. PNS 20
Tabel 6 Tingkat Rata-Rata Pendidikan
4. Industri 37
Warga Desa Aras
5. Pedagang 126
Tingkat Pendidikan Jumlah
6. Pensiunan 14
Tidak tamat SD 115 orang
7. Perkebunan 13
SD 540 orang
8. TNI/POLRI 10
SLTP 517 orang
9. Lain-lain/tidak tetap 269
SMA 762 orang
Jumlah 1112
Diploma 65 orang
Sumber Data : Profil Umum Desa Aras 2021
Sarjana 85 orang
Dengan demikian dari data tersebut
Pendidikan - orang
menunjukkan bahwa warga masyarakat di
Keterampilan
Desa Aras memiliki alternative pekerjaan Fasilitas Pendidikan
selain sektor buruh dan nelayan. Setidaknya TK 1 unit
karena kondisi lahan kelautan perikanan PAUD 1 unit
mereka sangat bergantung dengan curah SD/sederajat 3 unit
hujan alami. Di sisi lain, air irigasi yang ada SLTP Negeri - unit
tidak dapat mencukup untuk kebutuhan lahan SMA IT 1 unit
perikanan dan pertanian di Desa Aras secara Sumber Data : Profil Umum Desa Aras 2021
keseluruhan terutama ketika musim kemarau. Berdasarkan data kualitatif yang
Sehingga mereka pun dituntut untuk mencari
diperoleh menunjukkan bahwa di Desa Aras
alternatif pekerjaan lain. kebanyakan penduduk usia produktif hanya
3) Pendidikan memiliki bekal pendidikan formal pada level
Pendidikan adalah satu hal penting
pendidikan SLTA 762 orang, 36% dan
dalam memajukan tingkat kesejahteraan pendidikan menengah SLTP 517% orang,
pada umumnya dan tingkat perekonomian 26,14%. Tamat SD 540 28,16%, sementara
pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang dapat menikmati pendidikan di
yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat Perguruan Tinggi 85 orang, 3,36%. Dan
kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan terdapat 115 jiwa atau 1,34% tidak tamat SD.
mendorong tumbuhnya keterampilan 4) Agama
kewirausahaan dan pada gilirannya Dalam perspektif agama, masyarakat di
mendorong munculnya lapangan pekerjaan Desa Aras termasuk kategori masyarakat
baru. Dengan sendirinya akan membantu yang mendekati homogeny. Hal ini
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 618
Vol. 2, No. 4, Desember 2021

dikarenakan mayoritas masyarakat Aras 5) Keadaan Ekonomi


beragama Iislam. Secara kultural, pegangan Tabel 9 Keadaan Ekonomi Desa Aras
agama ini didapat dari hubungan Pembayaran Pajak
kekeluargaan atau kekerabatan yang kental di Jumlah wajib 1.112 orang
antara mereka. Selain itu perkembangan pajak
agama berkembang berdasarkan turunan dari Target Rp.27.711.153,-
orang tua ke anak dan ke cucu. Hal inilah yang penerimaan
membuat agama Islam mendominasi di Desa pajak
Aras. Jumlah Rp.1.380.062,077
Informasi yang diperoleh melalui Anggaran (dana dari APBN dan
wawancara mendalam dari tokoh-tokoh tua, Penerimaan APBD tahun 2021)
bahwa selama ini pola-pola hubungan antar Desa Tahun ini
masyarakat masih banyak dipengaruhi oleh Sumber Penerimaan Desa Lainnya
kultur organisasi Islam, seperti NU atau Penerimaan Asli Desa (PAD)
Muhammadiyah. Jumlah penduduk Desa Penerimaan yang berasal dari Pemerintah
Aras berdasarkan agama dapat dilihat dalam Pusat (APBN)
tabel 7 berikut ini : Penerimaan yang berasal dari Pemerintah
Tabel 7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Daerah (APBD)
Agama Desa Aras Tahun 2021
No. Agama Jumlah Sumber Data : Profil Umum Desa Aras 2021
1. Islam 4.039 6) Kondisi Pemerintahan Desa
2. Katholik 12
3. Protestan 33 Pemerintah desa terkendali dengan baik
4. Hindu - dan nyaman serta sangat berarti bagi
5, Budha -
Jumlah 4.084 masyarakat.
Sumber Data : Profil Umum Desa Aras 2021 (a) Pembagian Wilayah Desa
Dengan luas wilayah 820 Ha Desa Aras
Tabel 8 Jumlah Tempat Ibadah Desa Aras terdiri dari 9 (sembilan) Dusun.
Tahun 2020
(b) Struktur Organisasi Pemerintah Desa
No. Tempat Ibadah Jumlah
1. Masjid/Mushollah 8 Susunan Organisasi Pemerintah Desa
2. Pura - terdiri dari Kepala esa dan Perangkat
3. Gereja 1
4. Wihara - Desa yaitu Sekretaris Desa.
Jumlah 9 Tabel 10 Struktur Organisasi Pemerintah
Sumber Data : Profil Umum Desa Aras 2021 Desa
Dalam tabel 7 tersebut dapat dilihat Kepala Desa 1 orang
Perangkat Desa
bahwa jumlah penduduk Desa Aras yang Sekretaris Desa 1 orang
beragama Islam mendominasi dengan jumlah Kaur Pemerintahan 1 orang
Kaur Keuangan 1 orang
4.039 orang dari total jumlah penduduk dan
Kaur Umum 1 orang
yang beragama Kristen 45 orang. Agama Kepala Saksi 3 orang
Islam sebagai agama yang paling banyak Kepala Dusun 9 orang
Sumber Data : Profil Umum Desa Aras 2021
diperluk warga, mendominasi di seluruh
Dusun yang ada di Desa Aras.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 619
Vol. 2, No. 4, Desember 2021

7. Amin Anggota
8. Muhammad Anggota
Syafii
9. Sumamin Anggota
Sumber Data : Profil Umum Desa Aras 2021
Secara umum pelayanan pemerintah
Desa Aras kepada masyarakat cukup
memuaskan. Dalam beberapa sesi
Gambar 1 Struktur Organisasi Pemerintah wawancara langsung dengan masyarakat
Desa Aras
Desa Aras yang dipilih secara acak,
terungkap bahwa dalam memberikan
Tabel 11 Daftar Nama Aparat Pemerintah
Desa Aras Tahun 2021 pelayanan pengurusan administrasi
No. Nama Jabatan
kependudukan, pertanahan dan lain-lain
1. M. Yusuf Kepala Desa
2. Dedi Dolok Sekretaris Desa dikerjakan dengan cepat dan dilayani selama
Saribu, SE 24 jam, baik pelayanan pada jam kerja di
3. Novita Kepala Urusan
Hariani Keuangan kantor maupun di luar jam kerja di rumah
4. Miranda Kepala Urusan kepala desa, sekretaris desa atau perangkat
Rizki Armaya Perencanaan
5. Muhammad Kepala Urusan desa lainnya.
Yunus Pemerintahan dan (c) Pemangku Kepentingan
Umum
6. Faisal Bahri Kepala Seksi Para pemangku kepentingan
Kesejahteraan (stakeholders) yaitu pihak-pihak yang
7. Sri Harnani Kepala Seksi
Pemerintahan berkepentingan untuk mengatasi
8. Halimah Kepala Seksi permasalahan dan pihak yang akan terkena
Kemasyarakatan
9. Dilla Sar Operator Desa dampak hasil perencanaan pembangunan di
10. Hutomo Kepala Dusun I desa antara lain;
Prasetyo
(1) Pemerintah Desa, adalah Kepala Desa
11. Warsono Kepala Dusun II
12. Armansyah Kepala Dusun III dan Perangkat Desa sebagai unsur
13. Herman Kepala Dusun IV penyelenggara Pemerintah Desa
14. Zulkarnain Kepala Dusun V
15. Septian Kepala Dusun VI (2) Badan Pemusyawaratan Desa (BPD),
Pranata adalah lembaga yang merupakan
16. Sukarian Kepala Dusun VII
17. M. Yusuf Kepala Dusun VIII perwujudan demokrasi dalam
18. Artinius Kepala Dusun IX penyelenggaraan pemerintahan desa
Sitorus
Sumber Data : Profil Umum Desa Aras 2021 (3) Lembaga Kemasyarakatan atau yang

Tabel 12 Daftar Nama Anggota Badan disebut dengan nama lain adalah
Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Aras lembaga yang dibentuk oleh masyarakat
Tahun 2021
No. Nama Jabatan sesuai kebutuhan mitra pemerintah desa
1. Ruslan Bakri Ketua dalam memberdayakan masyarakat,
2. Sarimaulidin, Wakil Ketua
antara lain LPM (Lembaga
Spdi
3. Takdir Akbar Sekretaris Pemberdayaan Masyarakat)
4. Wardi Maji Anggota
(4) Tokoh Masyarakat adalah tokoh adat,
5. Arifin Anggota
6. Abdul Jamil Anggota tokoh agama, tokoh wanita, tokoh
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 620
Vol. 2, No. 4, Desember 2021

pemuda dan pemuka-pemuka Masyarakat Universitas Islam Sumatera Utara


masyarakat lainnya (UISU) melibatkan Kepala Dinas
(5) Lembaga kemasyarakatan lain, yaitu Pemberdayaan Masyarakat, Kepala Desa
PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Aras, serta Ibu – Ibu PKK dan masyarakat
Keluarga), Karang Taruna, Kelompok setempat. Sedangkan tim PKM UISU terdiri
Perikanan, dan Kelompok Tani. dari Ketua LPKM UISU, dosen Fakultas
(6) SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Hukum dan Fakultas Pertanian, tenaga
Daerah) Kabupaten Batubara yang kependidikan UISU, dan mahasiswa serta
berkaitan langsung dengan program alumni turut serta berperan aktif dalam
pembangunan dan pemberdayaan kegiatan tersebut. Narasumber kegiatan PKM
masyarakat pedesaan ini sebanyak 2 (dua) dosen untuk memberikan
(7) Pemerintah (Pusat, Provinsi, dan materi pada acara penyuluhan hukum di aula
Kabupaten) yang menggulirkan Program Balai Desa kantor Kepala Desa Kecamatan
Pembangunan dan Pemberdayaan Air Putih Kabupaten Batubara untuk hari
Masyarakat dengan Pola Pendampingan pertama dan hari kedua 2 (dua) dosen dari
/Fasilitasi, yang melahirkan lembaga- Fakultas Pertanian untuk memberikan
lembaga antara lain, TPK (Tim Pengelola pelatihan daur ulang sampah dan limbah
Kegiatan), Kelompok SPP, Tim pertanian yang beralamat di Jalan Pasar II
Pemelihara Prasarana Perdesaan (TP3), Desa Aras Kecamatan Air Putih No. 298 pada
KPMD (Kader Pemberdayaan hari Selasa tanggal 28 September 2021 dan 2
Masyarakat Desa). (dua) orang Dosen selanjutnya pada hari
Berdasarkan hal tersebut diatas maka kedua pelaksanaan PKM dihadiri oleh 30 (tiga
perlu diberikan pemahaman kepada puluh) yang sebagian besar Ibu-Ibu PKK dan
masyarakat dalam bentuk penyuluhan hukum masyarakat setempat serta 2 (dua) orang
tentang akibat hukum perkawinan diri. Dosen.
Masyarakat yag tinggal di Desa Aras
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara II. Pelaksanaan Kegiatan
Provinsi Sumatera Utara menjadi peserta A. Model Pelaksanaan Kegiatan
dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada Model kegiatan dalam pelaksanaan
Masyarakat (selanjutnya disebut PKM). PKM adalah penyuluhan hukum dalam rangka
A. Pihak yang Dilibatkan sosialisasi terhadap peraturan yang berlaku di
Pelaksanaan PKM di Desa Aras dapat Indonesia yaitu perkawinan, batas usia
terlaksana apabila didukung oleh beberapa perkawinan, sahnya perkawinan, asas-asas
pihak. Adapun pihak yang dilibatkan dalam hukum perkawinan nasional, faktor yang
pelaksanaan PKM adalah para aparatur Desa mempengaruhi terjadinya perkawinan dalam
Aras Kecamatan Air Putih Kabupaten usia muda yang akan disampaikan oleh
Batubara Provinsi Sumatera Utara. penyuluh di Balai Desa kantor Kepala Desa
Mengingat PKM akan dilaksanakan pada Aras kepada masyarakat setempat. Agar
tanggal 28 dan 29 September 2021 maka dalam penyuluhan hukum terjadi dialog
Ketua Lembaga Pengabdian Kepada interaktif antara penyuluh dan para peserta
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 621
Vol. 2, No. 4, Desember 2021

maka diadakan sesi tanya jawab yang Fakultas Hukum saya Nurasiah Harahap, SH.,
dilaksanakan setelah penyuluh M.Hum dan Syarifuddin, SH., MH pada hari
mempresentasikan materinya. kedua penyuluhan hukum dilakukan oleh 2
Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan (dua) dosen dari Fakultas Pertanian.
hukum kepada masyarakat, khususnya Masing – masing penyuluh
masyarakat Desa Aras Kecamatan Air Putih menyampaikan materi sesuai dengan bidang
Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara keahliannya masing – masing. Adapun bidang
ini, dimulai dengan mengumpulkan para Fakultas Hukum adalah Sosialisasi dan
peserta sosialisasi dan penyuluhan hukum di Penyuluhan Hukum Tentang Perlindungan
kantor Kepala Desa Aras yaitu di balai Perempuan dan Anak dan Fakultas Pertanian
pertemuan kantor Kepala Desa tersebut. Tentang Pelatihan Daur Ulang Sampah dan
Setelah itu dilanjutkan dengan acara Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai
pembukaan, penyampaian materi ceramah Sumber Pendapatan Desa. Adapun tema
(dalam bentuk presentasi) dan dialog yang yang disampaikan adalah tentang
dilengkapi dengan media in focus, kemudian Pencegahan dan Penanganan Kekerasan
dilanjutkan dengan diskusi melalui tanya Dalam Rumah Tangga (KDRT) Terhadap
jawab mengenai perkawinan dibawah umur, Perempuan dan Anak dan materi saya
beberapa faktor yang mendorong terjadinya tentang Akibat Hukum Perkawinan Dini.
perkawinan usia muda yang sering dijumpai di Berdasarkan uraian kegiatan diatas
lingkungan masyarakat, dan perkawinan yang dapat disimpulkan bahwasanya kegiatan
usia perempuan berumur 20 tahun dan laki- penyuluhan hukum ini berjalan efektif
laki berumur 17 tahun. diketahui dari banyaknya pertanyaan yang
B. Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan diajukan oleh peserta sehingga membuat
Berdasarkan uraian rangkaian penyuluh termotivasi untuk menjawab
pelaksanaan kegiatan diatas dapat pertanyaan dan kegiatan selesai dengan baik
disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan sesuai dengan harapan.
hukum yang dilaksanakan di Balai Desa C. Luaran Kegiatan
Kantor Kepala Desa Aras berjalan dengan Kegiatan PKM tentang Penyuluhan
efektif. Hal ini dapat diamati dari banyaknya Hukum Tentang Akibat Hukum Perkawinan
pertanyaan yang disampaikan para peserta Dini pada masyarakat Desa Aras Kecamatan
dalam rangka memahami peraturan yang Air Putih Kabupaten Batubara dalam bentuk
dikeluarkan oleh pemerintah khususnya Pengabdian Kepada Masyarakat dapat
tentang akibat hukum perkawinan dini yang meningkatkan pemahaman masyarakat
merupakan tema pada saat penyuluhan terhadap Akibat Hukum Perkawinan Dini.
hukum di Desa ini.
Penyuluhan hukum yang dilaksanakan di III. Tindak Lanjut
Balai Desa Kantor Kepala Desa Aras yang A. Rancangan Kegiatan Selanjutnya
berlangsung selama 2 (dua) hari yang mana Setelah dilakukan observasi di Desa
pada hari pertama penyuluhan hukum Aras Kecamatan Air Putih Kabupaten
dilakukan oleh 2 (dua) dosen yakni dari Batubara Provinsi Sumatera Utara oleh Tim
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 622
Vol. 2, No. 4, Desember 2021

PKM UISU dan Fakultas Hukum UISU serta Daftar Pustaka


Fakultas Pertanian UISU bahwasanya
kegiatan penyuluhan hukum tentang Akibat A. Buku
Hukum Perkawinan Dini masih perlu Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata
Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
ditingkatkan jumlah pertemuan dalam rangka
Bandung, 1993.
penyuluhan hukum di dusun – dusun yang
Komariah, Hukum Perdata, UMM Press,
ada pada Desa Aras agar batas usia dalam Malang, 2004.
melangsungkan perkawinan ditaati oleh Mahmudin Bunyamin, Hukum Perkawinan
masyarakat di Desa Aras sehingga akibat Islam, Pustaka Setia Bandung, 2017.
hukum perkawinan secara negatif dapat Moch. Isnaeni, Hukum Perkawinan
berkurang karena dengan adanya Indonesia, PT. Refika Aditama, 2016.

penyuluhan hukum maka pemahaman


masyarakat di Desa Aras akan lebih baik. B. Peraturan Perundang-Undangan
B. Skema Keberlanjutan Kegiatan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2019 Tentang Perkawinan
Tim PKM FH UISU

C. Jurnal
Dosen dan Prihatini Purwaningsih, Fanie Muslicha,
MAHA
NARA Tenaga “Akibat Hukum Dari Perkawinan
SUMBER SISWA
Kependidikan Dibawah Umur di Kota Bogor”,
Yustisi, Vol 1 No 2 September 2017

LCD / Infokus
Laptop, materi D. Artikel
Gunawan, Penyelundupan Hukum
Perkawinan Dibawah Umur Melalui
9 Dusun Masyarakat Desa
1 Desa Aras

Anda mungkin juga menyukai