Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN SANKSI PIDANA PADA PERNIKAHAN SIRI...

(Yessy Kusumadewi)

PENERAPAN SANKSI PIDANA PADA PERNIKAHAN SIRI


RIZKY BILLAR DAN LESTI KEJORA

Yessy Kusumadewi
Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana
email: yessykusumadewi11@gmail.com

Naskah diterima: 14 November 2021, direvisi: 12 Desember 2021, disetujui: 23 Desember 2021

ABSTRAK
Perkawinan merupakan hukum yang paling awal dikenal oleh manusia yang ditandai
dengan adanya perkawinan antara Adam A.S. dengan Hawa yang kemudian dalam
perkembangannya, perkawinan banyak mengalami perubahan disesuaikan dengan
perkembangan masyarakat itu sendiri namun tidak menghilangkan atau mengubah syarat
serta rukun perkawinan itu sendiri sebagaimana diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Adanya UU No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas UU No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan tidak mengubah keseluruhan pasal dalam UU No. 1 Tahun 1974 namun
hanya mengubah pasal tertentu yaitu mengenai batasan usia perkawinan. Pada praktiknya
perkawinan yang sering terjadi dalam masyarakat termasuk di kalangan artis adalah
perkawinan atau pernikahan siri yang hanya dilakukan dan diakui oleh hukum agama,
di mana tujuan utama dilakukan perkawinan siri adalah untuk menghindari terjadinya
zina. Namun akhir-akhir ini perkawinan siri yang telah dilakukan oleh pasangan artis
Rizky Billar dengan Lesti Kejora (Leslar) menjadi perbincangan hangat dan bahkan
dilaporkan oleh Kongres Pemuda di Jawa Timur karena dianggap sebagai kebohongan
publik sehingga diancam pidana karena tidak dipublikasikan serta dianggap sebagai
bentuk pelanggaran HAM. Oleh karena itu, penulisan ini bertujuan untuk menganalisis,
apakah perkawinan siri yang tidak dipublikasikan dapat dipidana, melanggar HAM dan
sah atau tidak adanya pengulangan akad perkawinan yang dilakukan oleh Rizky Billar
dengan Lesti Kejora.

Kata Kunci: perkawinan siri; dapat dipidana atau tidak.

ABSTRACT
Marriage is the earliest law known by humans which are marked by the marriage
between Adam and Eve which later in its development, marriage underwent many
changes adapted to the development of society itself but did not eliminate or change
the terms and pillars of marriage itself as regulated in Law No. 1 of 1974 concerning
Marriage as amended by Law no. 16 of 2019 concerning Amendments to Law No. 1 of
1974 concerning Marriage. The existence of Law no. 16 of 2019 concerning Amendments
to Law No. 1 of 1974 concerning Marriage does not change the entire Article in Law no. 1
of 1974 but only changed certain articles, namely regarding the age limit for marriage. In
practice, marriages that often occur in society, including among artists, are unregistered
marriages or marriages which are only carried out and recognized by religious law,
where the main purpose of unregistered marriage is to avoid adultery. However, recently
the serial marriage that was carried out by the artist couple Rizky Billar with Lesti Kejora
(Leslar) became a hot discussion and was even reported by the East Java Youth Congress
because it was considered a public lie so that they were threatened with a crime for not
being published and considered a form of human rights violation. Therefore, this writing

117
Binamulia Hukum Vol 10 No 2 Desember 2021 (117-132)
https://doi.org/10.37893/jbh.v10i2.556

aims to analyze whether unpublished unregistered marriages can be criminalized, violate


human rights and are legal or not there is no repetition of the marriage contract made by
Rizky Billar dengan Lesti Kejora.

Keywords: unregistered marriages; can be punished or not.

PENDAHULUAN Terdapat ide dasar yang


Latar Belakang melatarbelakangi lahirnya Undang-
Undang-Undang Dasar Negara Tahun Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
1945 (UUD 1945) memberikan jaminan Perkawinan yaitu ide unifikasi hukum dan
hukum bahwa setiap individu yang ide pembaharuan hukum. Ide unifikasi
menjadi bagian masyarakat Indonesia hukum merupakan upaya memberlakukan
memiliki hak dan kesempatan yang sama satu ketentuan hukum yang bersifat
untuk membentuk sebuah keluarga dan nasional dan berlaku untuk seluruh warga
menghasilkan keturunan dalam sebuah Negara sedangkan ide pembaharuan
ikatan perkawinan sebagaimana diatur hukum pada dasarnya menampung
dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun aspirasi emansipasi tuntutan zaman dan
1974 sebagaimana telah diubah dengan menempatkan kedudukan suami dan istri
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 dalam perkawinan pada derajat yang
tentang Perubahan Atas Undang-Undang sama, baik terhadap hak dan kewajiban
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. antara suami istri maupun anak. Hal lain
Adanya perkawinan yang kemudian yang merupakan perubahan fundamental
dari perkawinan tersebut menghasilkan terhadap hukum perkawinan dengan
keturunan merupakan konsekuensi logis dikeluarkannya Undang-Undang Nomor
dari sifat manusia sebagai makhluk 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan adalah
sosial atau zoon politicon. Terjadinya tiap-tiap perkawinan hanya dianggap sah,
perubahan Undang-Undang Nomor 1 jika dilakukan menurut hukum masing-
Tahun 1974 yang sudah berlaku selama 45 masing agama dan kepercayaannya yang
tahun merupakan sesuatu yang tidak bisa kemudian dikenal dengan perkawinan siri.
dihindarkan karena dalam kurun waktu Selanjutnya walaupun telah ada Undang-
tersebut banyak sekali terjadi perubahan Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
serta permasalahan dalam masyarakat Perkawinan, ternyata peraturan yang ada
khususnya dalam hukum perkawinan sebelumnya masih diberlakukan sepanjang
sehingga dengan diterbitkannya Undang- tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor
Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan seperti
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Kompilasi Hukum Islam (KHI) berdasarkan
Tahun 1974 tentang Perkawinan diharapkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991
dapat memberikan angin segar bagi hukum di mana ketentuan ini berlaku bagi Warga
perkawinan di Indonesia. Dengan demikian Negara Indonesia yang beragama Islam.
penerapan asas Ibi Ius Ubi Socities dapat Sebelum Undang-Undang Nomor 1 Tahun
sesuai dengan yang diharapkan. Asas Ibi 1974 tentang Perkawinan disahkan, di
Ius Ubi Socities memiliki pengertian bahwa Indonesia berlaku hukum yang berbeda-
di mana ada masyarakat di sana ada hukum beda bagi masyarakatnya, antara lain:1
dan hukum harus mengikuti perkembangan 1. Untuk orang Indonesia asli (pribumi)
dari masyarakat.

1. Wilbert Dirk Kolkman, Rosa Agustina Agustina, dan Leonardus Catharina Antonius Verstappen, Hukum Tentang
Orang, Hukum Keluarga Dan Hukum Waris Di Belanda Dan Indonesia (Denpasar: Pustaka Larasan, 2012) hlm.
131-132.

118
PENERAPAN SANKSI PIDANA PADA PERNIKAHAN SIRI... (Yessy Kusumadewi)

yang beragama Kristen berlaku adalah untuk mencapai keluarga yang


Huwelijksordonantie Christen sakral, penuh kasih sayang, kebajikan dan
Indonesie (HOCI) berdasarkan saling menyantuni, membangun, membina,
staatsblad 1933 Nomor 74; dan memelihara hubungan kekerabatan.
2. Untuk orang Eropa dan Warga Negara Pelaksanaan perkawinan diperlukan suatu
Indonesia keturunan Eropa serta orang- lembaga perkawinan yang mengatur
orang yang dipersamakan dengan hubungan antara suami istri secara yuridis
orang Eropa berlaku KUH Perdata; maupun religius sehingga hubungan
3. Untuk orang Timur Asing Cina dan tersebut sah menurut agama, hukum, dan
Warga Negara Indonesia keturunan tidak melanggar norma-norma hukum
Cina berlaku KUH Perdata dengan kebiasaan yang berlaku di masyarakat.
perubahan-perubahannya; Pernyataan di atas adalah sesuai
4. Untuk Timur Asing dan Warga Negara dengan sila pertama Pancasila yaitu
Indonesia keturunan Timur Asing Ketuhanan Yang Maha Esa, di mana
lainnya berlaku hukum adat mereka; makna sila pertama Pancasila berkaitan
5. Untuk orang Indonesia asli (pribumi) dengan kepercayaan masyarakat terhadap
berlaku hukum adat; pencipta-Nya yang telah menciptakan laki-
6. Untuk orang Indonesia beragama Islam laki dan perempuan untuk membentuk
berlaku hukum agama Islam yang telah sebuah keluarga kekal dan abadi
disesuaikan dengan hukum adat; dan sebagaimana tertuang dalam ketentuan
7. Untuk perkawinan campuran berlaku Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Reglement op de Gemengde Huwelijken 1974 tentang Perkawinan sebagaimana
(GHR) berdasarkan staatsblad 1898 telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 158. Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan
Perkawinan merupakan salah satu Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun
budaya dan bagian dari siklus hidup 1974 tentang Perkawinan yang menyatakan
manusia. Hal ini merupakan landasan bagi bahwa, “Perkawinan ialah ikatan lahir
terbentuknya suatu keluarga. Keluarga batin antara seorang pria dengan seorang
merupakan suatu kelompok individu wanita sebagai suami istri dengan tujuan
yang ada hubungannya, hidup bersama membentuk keluarga (rumah tangga) yang
dan bekerja sama di dalam satu unit. Hal bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
ini seperti ditegaskan oleh Donald Light Yang Maha Esa”
bahwa, “a family as two or more person Ketentuan Pasal 1 di atas diperkuat
living together and related by blood, dengan bunyi Pasal 2 ayat (1) Undang-
marriage or adoption.” Jadi keluarga Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
adalah kehidupan bersama dari dua orang Perkawinan sebagaimana telah diubah
atau lebih yang diikat oleh hubungan dengan Undang-Undang Nomor 16
darah, perkawinan atau adopsi. Dengan Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
demikian keluarga terbentuk dari adanya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
suatu tahapan dari siklus hidup manusia tentang Perkawinan yang menyatakan
yaitu perkawinan. Perkawinan adalah bahwa, “Perkawinan adalah sah, apabila
ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dilakukan menurut hukum masing-masing
dengan seorang perempuan sebagai suami agamanya dan kepercayaannya itu.”
istri dengan tujuan membentuk keluarga Ketentuan Pasal 28B Undang-
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal Undang Dasar Negara Republik Indonesia
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Tahun 1945, menyatakan bahwa setiap
Dengan adanya ikatan perkawinan orang berhak membentuk keluarga dan
maka tujuan dari ikatan pernikahan tersebut melanjutkan keturunan melalui perkawinan

119
Binamulia Hukum Vol 10 No 2 Desember 2021 (117-132)
https://doi.org/10.37893/jbh.v10i2.556

yang sah serta negara menjamin hak anak pelindungan dan pemenuhan hak anak
atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan sebagaimana dijamin dalam Pasal 28B
berkembang serta berhak atas pelindungan ayat (2) UUD 1945. Dalam hal ini, ketika
dari kekerasan dan diskriminasi. Pasal 7 usia minimal perkawinan bagi wanita
ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun lebih rendah dibandingkan pria, maka
1974 menyatakan bahwa perkawinan hanya secara hukum wanita dapat lebih cepat
diizinkan apabila pihak pria mencapai untuk membentuk keluarga. Oleh karena
umur 19 tahun dan pihak wanita sudah hal tersebut, dalam amar putusannya
mencapai usia 16 tahun, ketentuan tersebut Mahkamah Konstitusi memerintahkan
memungkinkan terjadinya perkawinan kepada pembentuk undang-undang untuk
dalam usia anak pada anak wanita dalam jangka waktu paling lama tiga tahun
karena dalam Pasal 1 angka 1 Undang- melakukan perubahan terhadap Undang-
Undang tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perkawinan.
Pelindungan Anak didefinisikan bahwa Perubahan norma dalam Undang-
anak adalah seseorang yang belum berusia Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
18 tahun, termasuk anak yang masih dalam Perkawinan ini menjangkau batas usia
kandungan. untuk melakukan perkawinan, perbaikan
Mahkamah Konstitusi Republik norma menjangkau dengan menaikkan
Indonesia telah mengeluarkan Putusan batas minimal umur perkawinan bagi
Mahkamah Konstitusi Nomor 22/PUU- wanita. Dalam hal ini batas minimal umur
XV/2017 yang salah satu pertimbangan perkawinan bagi wanita dipersamakan
Mahkamah Konstitusi dalam putusan dengan batas minimal umur perkawinan
tersebut yaitu, “Namun tatkala pembedaan bagi pria, yaitu 19 tahun. Batas usia
perlakuan antara pria dan wanita itu dimaksud dinilai telah matang jiwa raganya
berdampak pada atau menghalangi untuk dapat melangsungkan perkawinan
pemenuhan hak-hak dasar atau hak-hak agar dapat mewujudkan tujuan perkawinan
konstitusional warga negara, baik yang secara baik tanpa berakhir pada perceraian
termasuk ke dalam kelompok hak-hak dan mendapat keturunan yang sehat dan
sipil dan politik maupun hak-hak ekonomi, berkualitas. Diharapkan juga kenaikan batas
pendidikan, sosial, dan kebudayaan, umur yang lebih tinggi dari 16 tahun bagi
yang seharusnya tidak boleh dibedakan wanita untuk kawin akan mengakibatkan
semata-mata berdasarkan alasan jenis laju kelahiran yang lebih rendah dan
kelamin, maka pembedaan demikian jelas menurunkan risiko kematian ibu dan anak.
merupakan diskriminasi.” Selain itu juga dapat terpenuhinya hak-hak
Dalam pertimbangan yang sama anak sehingga mengoptimalkan tumbuh
juga disebutkan Pengaturan batas usia kembang anak termasuk pendampingan
minimal perkawinan yang berbeda antara orang tua serta memberikan akses anak
pria dan wanita tidak saja menimbulkan terhadap pendidikan setinggi mungkin.
diskriminasi dalam konteks pelaksanaan Selain permasalahan mengenai
hak untuk membentuk keluarga batasan usia yang diperbolehkan bagi pria
sebagaimana dijamin dalam Pasal 28B dan wanita untuk melakukan perkawinan,
ayat (1) UUD 1945, melainkan juga telah dalam perkembangannya banyak sekali
menimbulkan diskriminasi terhadap terjadinya perkawinan siri2 yang dilakukan

2. Nikah siri adalah isi pernikahan yang hanya disaksikan oleh seorang modin dan saksi, tidak melalui Kantor Urusan
Agama, menurut agama Islam sudah sah. Kemendikbud, “Nikah Siri,” https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/nikah
siri, diakses 15 Oktober 2021.

120
PENERAPAN SANKSI PIDANA PADA PERNIKAHAN SIRI... (Yessy Kusumadewi)

oleh masyarakat umum tidak terkecuali syariat dan hukum negara, melanggar
para artis3 atau dalam bahasa seperti UU tentang perkawinan, di mana KUA
perkawinan antara Ahmad Dhani-Mulan ketika dia melakukan pernikahan siri harus
Jameela, Ammar Zoni-Irish Bella, Aura diisbatkan sehingga anaknya nanti tidak
Kasih-Eryck Amaral, Zaskia Gothik- berdampak dengan pernikahan ini.
Sirajuddin, Nikita Mirzani-Dippo Latief, Berdasarkan uraian di atas maka
Tata Janeta-Mehdi Zatti, Rizky Billar-Lesti sangat menarik untuk dilakukan kajian
Kejora, dan lain sebagainya. teoritis dari sudut hukum, apakah memang
Perkawinan siri yang dilakukan oleh dapat dipidanakan jika ada pasangan artis
artis banyak terjadi di Indonesia karena yang telah melakukan pernikahan siri
berbagai macam faktor antara lain karena namun kemudian tidak mempublikasikan
masalah ekonomi, sulitnya pengurusan ke masyarakat melalui media massa?
administrasi jika salah satu pasangan Apakah dengan tidak mempublikasikan
berkewarganegaraan asing, terikat kontrak pernikahan siri pasangan artis dapat
pekerjaan, untuk menghindari fitnah, dikategorikan sebagai pelanggaran Hak
mencegah terjadinya perzinaan dan lain Asasi Manusia? Serta apakah ketika sudah
sebagainya sehingga terkadang dan bahkan melakukan pernikahan siri kemudian
acapkali mendapatkan sorotan tajam mengulang kembali pernikahan tersebut
dari masyarakat sehingga menimbulkan dapat dibenarkan menurut hukum?
pendapat pro dan kontra dalam masyarakat Terjadinya pernikahan atau
dan menganggap bahwa perkawinan siri perkawinan bukan hanya bertujuan untuk
merupakan perbuatan yang bertentangan mempersatukan dua manusia antara
dengan hukum. laki-laki dan perempuan, melainkan
Banyaknya pasangan artis yang mengikatkan tali perjanjian yang suci
melakukan pernikahan siri yang ramai atas nama Tuhan bahwa kedua mempelai
diperbincangkan adalah pernikahan siri berniat membangun rumah tangga yang
yang telah dilakukan oleh pasangan sakinah, tenteram dan dipenuhi oleh rasa
Rizky Billar dengan Lesti Kejora sebelum cinta dan kasih sayang di mana hal ini
akhirnya pasangan ini melakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 1 Undang-
pernikahan menurut hukum dan bahkan Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
ada beberapa kalangan yang ingin Perkawinan.4 Oleh karena itu, untuk
memidanakan pasangan Rizky Billar dan menegakkan tujuan dari perkawinan agar
Lesti Kejora karena dianggap sebagai perkawinan tersebut memiliki kepastian
pembohongan publik serta dianggap hukum bagi pasangan suami istri maka
sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia perkawinan tidak cukup hanya bersandar
di mana Kongres Pemuda di Jawa Timur pada ajaran-ajaran Allah SWT dalam
berencana melaporkan Leslar (Lesti Al-Qur’an dan As-Sunnah yang bersifat
Kejora) terkait dengan pembohongan global, akan tetapi perkawinan berkaitan
publik, dia melakukan pembohongannya di pula dengan hukum di suatu negara.
mana ternyata dia sudah menikah siri, sah Menurut hukum, perkawinan dinyatakan
secara agama. Pernikahannya tidak masalah sah jika telah memenuhi rukun dan syarat-
namun ini mencampur adukkan hukum syaratnya sebagaimana diatur dalam Pasal

3. Definisi artis adalah sebagai ahli seni; seniman, seniwati (seperti penyanyi, pemain film, pelukis, pemain drama).
Kemendikbud, “Artis,” https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/artis, diakses 15 Oktober 2021.
4. Perkawinan menyatakan bahwa, “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.” Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (LN No. 1 Tahun 1974,
TLN No. 3019) Pasal 1.

121
Binamulia Hukum Vol 10 No 2 Desember 2021 (117-132)
https://doi.org/10.37893/jbh.v10i2.556

6 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 ‫ حاكن‬yang merupakan bentuk masdar


tentang Perkawinan antara lain: dari fiil madhi ‫ حكن‬yang diterjemahkan
1. Perkawinan harus didasarkan atas ke dalam bahasa Indonesia berarti kawin,
persetujuan kedua calon mempelai; menikah. Menurut bahasa ialah berkumpul
2. Untuk melangsungkan pernikahan, dan bercampur, sedangkan pengertian
seorang belum mencapai usia 21 tahun nikah menurut istilah, ada beberapa
harus mendapat izin orang tua; pandangan dari beberapa ahli, antara lain:5
3. Dalam hal salah seorang dari kedua 1. Menurut Ibrahim Hosen, nikah
orang tua telah meninggal dunia menurut arti asli dapat juga berarti akad
atau dalam keadaan tidak mampu dengannya menjadi halal hubungan
menyatakan kehendaknya, maka izin kelamin antara pria dan wanita;
dimaksud pada poin kedua cukup 2. Menurut Harun Nasution, yang
diperoleh dari orang tua yang masih dimaksud nikah menurut istilah suatu
hidup atau dari orang tua yang mampu akad yang dengannya hubungan
menyatakan kehendaknya; kelamin antara pria dan wanita yang
4. Dalam hal kedua orang tua telah melakukan akad (perjanjian) tersebut
meninggal dunia atau dalam keadaan menjadi halal;
tidak mampu untuk menyatakan 3. Taqiyudin Abi Bakar memberikan
kehendaknya, maka izin diperoleh pengertian nikah sebagai berikut yaitu
dari wali, orang yang memelihara atau akad yang terkenal yang mengandung
keluarga yang mempunyai hubungan kebenaran rukun dan syarat;
darah dalam garis keturunan lurus ke 4. Menurut Muhammad Rifa’i nikah
atas selama mereka masih hidup dan adalah suatu akad yang menghalalkan
dalam keadaan dapat menyatakan pergaulan secara sah antara laki-laki
kehendaknya; dan perempuan; dan
5. Dalam hal ada perbedaan pendapat 5. Menurut Muhammad Yunus
antara orang-orang yang disebut perkawinan adalah akad antara
dalam poin kedua, ketiga dan keempat, calon suami dengan calon istri untuk
atau salah seorang atau lebih di memenuhi hajat sejenisnya menurut
antara mereka tidak menyatakan yang diatur oleh syariat.
pendapatnya, maka pengadilan dalam Menurut hukum adat pernikahan atau
daerah hukum tempat tinggal orang perkawinan adalah salah satu peristiwa
yang akan melangsungkan perkawinan yang sangat penting dalam kehidupan
atas permintaan orang tersebut dapat masyarakat adat, sebab perkawinan bukan
memberikan izin setelah lebih dahulu hanya menyangkut kedua mempelai, tetapi
mendengar orang-orang tersebut dalam juga berkaitan dengan hubungan orang tua
poin kedua, ketiga dan keempat; dan kedua belah pihak, saudara-saudaranya,
6. Ketentuan pertama hingga kelima, bahkan keluarga mereka masing-masing.
berlaku sepanjang hukum masing- Perkawinan menurut hukum Islam adalah
masing agamanya dan kepercayaannya perjanjian suci berdasarkan agama antara
itu dari yang bersangkutan tidak suami dengan istri berdasarkan hukum
menentukan lain agama untuk mencapai suatu niat, satu
Kata nikah berasal dari bahasa Arab tujuan, satu usaha, satu hak, satu kewajiban,
satu perasaan sehidup semati.

5. Abd Qodir Jailani, “Tinjauan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kompilasi Hukum
Islam (KHI) Terhadap Nikah Misyar: Studi Kasus Di Desa Patereman, Modung, Bangkalan” Skripsi (Surabaya:
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2017), http://digilib.uinsby.ac.id/21276/.

122
PENERAPAN SANKSI PIDANA PADA PERNIKAHAN SIRI... (Yessy Kusumadewi)

Istilah “nikah siri” ini berakar dari dan rukun perkawinannya terpenuhi pada
terminologi Arab sirran dan sirriyyun. saat perkawinan siri digelar yang meliputi:
Sirran berarti secara diam-diam atau adanya kedua mempelai, adanya wali,
tertutup, secara batin, atau di dalam hati. adanya saksi nikah, adanya mahar atau
Sedangkan kata sirriyyun berarti secara maskawin, dan adanya ijab kabul atau akad
rahasia, secara sembunyi-sembunyi, Rumusan Masalah
atau mistrius. Sehingga dikenal istilah Penulisan ini lebih menyoroti
nikah siri, artinya nikah rahasia (secret tentang apakah perkawinan siri yang
marriage), pernikahan yang dirahasiakan tidak dipublikasikan oleh pasangan artis
dari pengetahuan orang banyak.6 ke masyarakat dapat dipidanakan karena
Perkawinan siri atau nikah siri adalah mengingat bahwa peristiwa hukum
sebuah perkawinan yang tidak dicatat di perkawinan atau pernikahan merupakan
Kantor Urusan Agama (KUA). peristiwa hukum yang masuk ke dalam
Keberadaan kawin siri dikatakan ranah hukum privat serta apakah dengan
sah secara norma agama tetapi tidak adanya perkawinan siri yang tidak
sah menurut norma hukum, karena dipublikasikan kepada masyarakat melalui
perkawinan siri tidak dicatat di KUA. media massa dapat dianggap melanggar
Kata “siri” secara bahasa berasal dari Hak Asasi Manusia. Hal ini agar tidak
bahasa Arab, yang berarti “rahasia” terjadi kekeliruan dalam penerapan
(secret marriage). Menurut Imam Maliki, hukumnya. Dari uraian-uraian dan latar
nikah siri adalah nikah yang atas dasar belakang masalah yang telah penulis
kemauan suami, para saksi pernikahan uraikan di atas maka dapat dirumuskan
harus merahasiakannya dari orang lain masalah sebagai berikut:
sekalipun kepada keluarganya. Undang- 1. Apakah dapat dipidanakan jika ada
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang pasangan artis yang telah melakukan
Perkawinan tidak secara jelas mengatur pernikahan siri namun kemudian
mengenai pernikahan atau perkawinan tidak mempublikasikan ke masyarakat
siri. Undang-Undang Nomor 1 Tahun melalui media massa?
1974 tentang Perkawinan menyatakan
bahwa pernikahan atau perkawinan hanya 2. Bagaimanakah tinjauan hukum
sah apabila telah dilakukan pencatatan mengenai tidak dipublikasikan
perkawinan sesuai dengan ketentuan Pasal pernikahan siri pasangan artis dapat
2 ayat (2) yang menyatakan bahwa, “Tiap- dikategorikan sebagai pelanggaran
tiap perkawinan dicatat menurut peraturan Hak Asasi Manusia?
perundang-undangan yang berlaku.” 3. Bagaimana akibat hukumnya ketika
Dengan demikian maka dapat sudah melakukan pernikahan siri
dikatakan bahwa perkawinan atau kemudian mengulang kembali
pernikahan siri hanya sah menurut agama pernikahan tersebut dapat dibenarkan?
tetapi secara yuridis dan administratif Penelitian ini merupakan hasil karya
belum mempunyai kekuatan serta sendiri. Peneliti mendapatkan sumber
kepastian hukum karena tidak adanya akta dari studi kepustakaan yang menjadi
autentik berupa buku nikah bagi pasangan rujukan, acuan, pemahaman teori dan
tersebut. Hukum perkawinan siri dalam pengutipan yang dapat dinyatakan
agama Islam adalah sah atau legal dan kebenarannya. Penelitian ini dilakukan
dihalalkan atau diperbolehkan jika syarat dengan berdasarkan sudut pandang hukum

6. Try Indriadi, “Seputar Nikah Siri,” https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4f794bfa96a8f/seputar-


nikah-siri, diakses 15 Oktober 2021.

123
Binamulia Hukum Vol 10 No 2 Desember 2021 (117-132)
https://doi.org/10.37893/jbh.v10i2.556

mengenai perkawinan siri yang masih merupakan sumber hukum baru yang
sering banyak dilakukan di Indonesia yang harus dipatuhi sepanjang sumber hukum
merupakan hasil gagasan dan ide pemikiran baru yang harus dipatuhi sepanjang
penulis. Peneliti melakukan perbandingan mengenai syarat-syarat sahnya nikah.
terhadap dua penelitian yang dilakukan Perkawinan siri termasuk kategori
sebelumnya yang termuat dan dirumuskan perkawinan yang dilakukan di bawah
sebagai berikut: tangan, yang mana menurut ketentuan
1. Aspek Hukum Perkawinan Siri dan hukum Islam adalah sah, sedangkan
Akibat Hukumnya. Penelitian ini secara hukum dapat dikatakan tidak
mengambil permasalahan mengenai sah (batal) atau dapat dibatalkan. Untuk
keabsahan dari perkawinan siri dan mendapatkan status hukum perkawinan
bagaimana akibat hukum dari anak siri dengan jalan mengisbatkan dahulu
yang dilahirkan dalam pernikahan siri. (mengesahkan) akan perkawinannya di
Hasil yang diperoleh dalam penelitian Pengadilan Agama. Bagi orang-orang
ini adalah bahwa perkawinan siri yang melaksanakan perkawinan siri
hanya sah menurut agama saja dan dapat dikenakan Peraturan Pemerintah
untuk diakui sah menurut hukum Nomor 9 Tahun 1975 Pasal 45, yang
negara harus dilakukan pencatatan dikenakan aturan ini bukan karena
perkawinan sebagaimana diamanatkan pelaksanaan dari perkawinan itu tetapi
oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun karena pelanggarannya, sedangkan
1974 tentang Perkawinan, sedangkan dalam perkawinan siri akan berakibat
apabila dalam perkawinan siri tersebut hukum terhadap status anak/status
ada anak, maka menurut hukum anak sosial maupun terhadap harta kekayaan
tersebut hanya memiliki hubungan perkawinan dan di samping itu
keperdataan saja dengan ibu serta perkawinan siri tersebut tidak menjamin
keluarga ibunya.7 adanya kepastian hukum baik bagi
2. Perkawinan Siri Dalam Perspektif suami istri maupun bagi anak-anaknya
Hukum Islam, Hukum Positif dan serta dapat menimbulkan anggapan-
Hak Asasi Manusia. Penelitian ini anggapan negatif dalam lingkungan
memfokuskan permasalahan berkaitan masyarakat.8
dengan Bagaimana perspektif Metode Penelitian
perkawinan siri menurut hukum Pada penulisan ini, metode yang
Islam dan Undang-Undang Nomor digunakan dalam penelitian ini adalah
1 Tahun 1974 serta dilihat dari Hak metode penelitian yuridis normatif.
Asasi Manusia dan Bagaimana Penelitian yuridis normatif adalah suatu
akibat hukum dari perkawinan siri. penelitian hukum yang dilakukan dengan
Hasil yang diperoleh bahwa menurut cara meneliti bahan pustaka atau sekunder.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Dalam metode penelitian kepustakaan,
tentang Perkawinan beserta peraturan penulis menggunakan data sekunder yaitu
pelaksanaannya tidak bertentangan data yang diperoleh dari bahan-bahan
dengan hukum Islam, tidak boleh pustaka. Dalam penelitian ini penulis
dikatakan telah membawa pandangan menggunakan metode penelitian deskriptif
secara kongkret dari ketentuan analisis ialah menggambarkan yang
hukum Islam bahkan telah dianggap kemudian menganalisis permasalahan

7. Addin Daniar Syamdan dan Djumadi Djumadi Purwoatmodjo, “Aspek Hukum Perkawinan Siri Dan Akibat
Hukumnya,” Notarius vol. 12, no. 1 (2019) hlm. 452.
8. Enik Isnaini, “Perkawinan Siri Dalam Perspektif Hukum Islam, Hukum Positif dan Hak Asasi Manusia,” Jurnal
Independent vol. 2, no. 1 (2014) hlm. 51, https://doi.org/10.30736/ji.v2i1.18.

124
PENERAPAN SANKSI PIDANA PADA PERNIKAHAN SIRI... (Yessy Kusumadewi)

yang ada melalui data-data yang telah kebohongan publik dan dapat dihukum
dikumpulkan kemudian diolah serta pidana.
disusun dengan berlandaskan kepada teori- Salah satu pernikahan siri yang menjadi
teori dan konsep-konsep yang digunakan. fenomenal saat ini adalah pernikahan siri
yang telah dilakukan oleh Rizky Billar dan
PEMBAHASAN Lesti Kejora pada awal Tahun 2021. Rizky
Dipidanakan atau Tidak Jika Ada Billar dan Lesti Kejora merupakan artis di
Pasangan Artis yang Telah Melakukan Indonesia di mana Rizky Billar merupakan
Pernikahan Siri Namun Kemudian pemain sinetron, bintang iklan dan
Tidak Mempublikasikan Ke Masyarakat pembawa acara sedangkan Lesti Kejora
Melalui Media Massa merupakan juara I penyanyi dangdut hasil
pencarian bakat pada program Dangdut
Berbicara, pembahasan serta penelitian Akademi. Pernikahan siri Rizky Billar
yang berkaitan dengan perkawinan telah dan Lesti Kejora menjadi fenomenal
banyak dan sudah lama dilakukan oleh karena akad nikah yang disiarkan langsung
berbagai kalangan akademis mengingat oleh salah satu stasiun televisi pada
perkawinan sebagai suatu peristiwa hukum bulan Agustus 2021 namun saat ini Lesti
yang menimbulkan hak serta kewajiban Kejora dikabarkan sedang mengandung
bagi pasangan suami istri sebagaimana dengan usia kandungan enam bulan dan
diatur dalam peraturan perundang- karena keadaan ini maka Rizky Billar dan
undangan, tanpa terkecuali pembahasan Lesti Kejora dianggap telah melakukan
mengenai perkawinan atau pernikahan pembohongan publik dan terancam
siri yang semakin banyak dilakukan dipidanakan.
oleh berbagai kalangan dengan tujuan
untuk menghindari fitnah atau tuduhan Secara etimologis kata “Nikah” adalah
melakukan perzinaan. berkumpul, Bersatu, bersetubuh dan akad.
Kamus Besar Bahasa Indonesia daring
Perkawinan siri merupakan perkawinan (KBBI) juga memberikan pengertian yang
yang dilakukan oleh pasangan laki-laki dimaksud dengan “Nikah” adalah ikatan
dengan perempuan dengan mendasarkan (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai
pada syarat serta ketentuan hukum dengan ketentuan hukum dan ajaran agama:
agama tanpa melibatkan hukum negara hidup sebagai suami istri tanpa-- merupakan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 pelanggaran terhadap agama sedangkan
Tahun 1974 sebagaimana telah diubah oleh KBBI daring memberikan pengertian kata
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 “Kawin” sebagai membentuk keluarga
tentang Perubahan Atas Undang-Undang dengan lawan jenis; bersuami atau beristri;
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan bersetubuh.
dan hal ini apabila dilihat dari aspek hukum
agama merupakan suatu perbuatan yang Perkawinan dilihat dari segi hukum
tidak bertentangan dan sah sesuai dengan merupakan suatu bentuk perjanjian
Pasal 2 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 yang sebagaimana bunyi Pasal 1 UU No. 1 Tahun
menyatakan bahwa selama perkawinan 1974 yang menyatakan, “Perkawinan
dilakukan menurut masing-masing agama ialah ikatan lahir batin antara seorang
dan kepercayaannya adalah sah, namun pria dengan seorang wanita sebagai suami
bagi masyarakat umum sebagian besar istri dengan tujuan membentuk keluarga
menganggap tabu atau suatu hal yang (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
tidak wajar sehingga banyak menimbulkan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
polemik di dalamnya dan bahkan Perkawinan sebagai suatu perjanjian
menganggap bahwa jika perkawinan atau ikatan atau persetujuan dikarenakan
siri tidak dipublikasikan merupakan adanya:

125
Binamulia Hukum Vol 10 No 2 Desember 2021 (117-132)
https://doi.org/10.37893/jbh.v10i2.556

1. Cara mengadakan ikatan telah diatur 2. Membentuk suatu keluarga atau rumah
terlebih dahulu yaitu dengan adanya tangga yang bahagia;
akad nikah dan dengan rukun serta 3. Menuruti perintah Allah SWT untuk
syarat tertentu. memperoleh keturunan yang sah dalam
2. Cara menguraikan atau memutuskan masyarakat dengan mendirikan rumah
ikatan perjanjian telah diatur dalam tangga yang damai; dan
undang-undang, yaitu dengan adanya 4. Untuk memenuhi kebutuhan biologis
prosedur talak (perceraian antara antara laki-laki dengan perempuan
suami dan istri; lepasnya ikatan melalui perkawinan yang sah sesuai
perkawinan); kemungkinan fasakh dengan agama dan UU.
(pembatalan ikatan pernikahan Menurut hukum, dalam
oleh pengadilan agama berdasarkan melangsungkan perkawinan atau
dakwaan (tuntutan) istri atau suami pernikahan juga perlu memperhatikan
yang dapat dibenarkan oleh pengadilan rukun serta syarat perkawinan. Rukun
agama atau karena pernikahan yang adalah unsur yang melekat pada subjek
telah telanjur menyalahi hukum maupun objek hukumnya serta untuk
pernikahan:  pengadilan agama telah menentukan sah atau tidaknya perkawinan
memutuskan--karena suami istri itu tersebut sedangkan syarat adalah hal-hal
ternyata masih bersaudara dekat) dan yang melekat pada masing-masing unsur
syiqaq. yang menjadi bagian dari suatu perbuatan
Sedangkan perkawinan dilihat dari atau peristiwa hukum.10
sudut pandang sosial menganggap bahwa Rukun dalam perkawinan yaitu:
orang yang melakukan perkawinan adanya calon mempelai laki-laki, adanya
untuk membentuk sebuah keluarga calon mempelai perempuan, wali dari
mempunyai kedudukan yang lebih mempelai wanita yang akan mengakadkan
dihargai dibandingkan dengan yang tidak perkawinan; dua orang saksi, dan ijab
kawin. Dari segi agama, pernikahan atau yang dilakukan oleh wali dan kabul yang
perkawinan menurut Kompilasi Hukum dilakukan oleh suami. Sedangkan syarat
Islam (KHI) merupakan akad yang dalam perkawinan bagi laki-laki yaitu:
sangat kuat atau miitsaaqan gholidhan bukan mahram dari calon istri, tidak
untuk menaati perintah Allah SWT dan terpaksa/atas kemauannya sendiri, jelas
melaksanakannya adalah ibadah. orangnya, dan tidak sedang menjalankan
Akad nikah memiliki pengertian ihram haji. Syarat dalam perkawinan bagi
sebagai rangkaian ijab yang diucapkan perempuan antara lain:
oleh wali dan kabul yang diucapkan oleh
1. Tidak ada halangan hukum, yaitu tidak
mempelai pria atau wakilnya dengan
bersuami, bukan mahram, dan tidak
disaksikan oleh dua orang saksi9 dan
sedang dalam idah;
dengan adanya proses akad, maka hak dan
2. Merdeka, atas kemauannya sendiri.
kewajiban serta tanggung jawab orang tua
menurut agama telah beralih kepada suami. Dengan demikian apakah dapat
Dengan demikian tujuan dari adanya dipidanakan kasus pernikahan siri yang
perkawinan atau pernikahan antara lain: telah dilakukan oleh Rizky Billar dengan
Lesti Kejora pada awal tahun 2021 dengan
1. Membentuk keluarga yang bahagia dan
alasan tidak dipublikasikan kepada
kekal dengan saling membantu dan
masyarakat? Apabila dikaitkan dengan
melengkapi;

9. Mardani, Hukum Keluarga Islam Di Indonesia (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2016) hlm. 26.
10. Neng Djubaedah, Pencatatan Perkawinan & Perkawinan Tidak Dicatat Menurut Hukum Tertulis Di Indonesia
Dan Hukum Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2012) hlm. 90.

126
PENERAPAN SANKSI PIDANA PADA PERNIKAHAN SIRI... (Yessy Kusumadewi)

rukun serta syarat pernikahan sebagaimana perkawinan adalah sebuah perjanjian


diatur dalam UU dan KHI, adalah sah yang dimulai dari proses perkawinan,
dan tidak bertentangan dengan hukum masa perkawinan hingga berakhirnya
karena Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 perkawinan.
tentang Perkawinan menyatakan bahwa 2. Dalam proses perkawinan terdapat
perkawinan adalah sah jika dilakukan rukun perkawinan yang merupakan
sesuai dengan agama serta kepercayaannya syarat wajib sahnya sebuah perkawinan.
masing-masing dan hal ini sejalan dengan Salah satu dari rukun perkawinan
fatwa MUI yang menyatakan bahwa bukan adalah akad nikah yang merupakan
sebuah pembohongan publik dan sah perjanjian antara kedua belah pihak
dilakukan karena tidak bermasalah dalam yang ditandai dengan adanya ijab
aturan UUD Tahun 1945 dan perkawinan kabul. Menguak fakta lain, misalnya
siri yang dilakukan oleh Rizky Billar dan jika merujuk kepada agama Islam, ada
Lesti Kejora tidak dapat dikategorikan yang disebut shighat taklik, menurut
sebagai perbuatan pidana serta tidak dapat Kompilasi Hukum Islam (KHI)
dikenakan sanksi pidana karena: Pasal 1 huruf (e) yang menyatakan
1. Perkawinan atau pernikahan merupakan bahwa  taklik adalah perjanjian yang
suatu peristiwa hukum yang berada pada diucapkan oleh mempelai laki-laki
ranah hukum privat khususnya hukum setelah akad berupa janji talak yang
perdata karena perkawinan merupakan digantungkan kepada suatu keadaan
perjanjian atau ikatan atau kesepakatan tertentu yang mungkin terjadi di suatu
antara seorang laki-laki dengan seorang masa yang akan datang. Shighat taklik
perempuan dengan tujuan untuk ini tercantum di bagian belakang buku
membentuk keluarga yang kekal serta nikah. Meskipun ini bukanlah sebuah
menghasilkan keturunan yang sah dan keharusan sesuai KHI Pasal 46 ayat
sesuai dengan UU sesuai dengan rukun (3), “Perjanjian taklik talak bukan suatu
serta syarat perkawinan. Menurut perjanjian wajib diadakan di setiap
KBBI perjanjian adalah persetujuan perkawinan, akan tetapi sekali taklik
(tertulis atau dengan lisan) yang dibuat talak sudah diperjanjikan tidak dapat
oleh dua pihak atau lebih masing- dicabut kembali.”
masing bersepakat akan menaati apa 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
yang tersebut dalam kesepakatan itu tentang Perkawinan pada Bab V Pasal
sedangkan Undang-Undang Nomor 29 ayat (1) sampai dengan ayat (4)
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan membahas khusus terkait perjanjian
menyatakan bahwa perkawinan adalah perkawinan sebagaimana terurai
ikatan lahir batin antara seorang sebagai berikut:
pria dengan seorang wanita sebagai (1) Pada waktu atau sebelum
suami istri dengan tujuan membentuk perkawinan dilangsungkan kedua
keluarga (rumah tangga) yang bahagia pihak atas persetujuan bersama
dan kekal berdasarkan Ketuhanan dapat mengadakan perjanjian
Yang Maha Esa. Berdasarkan dua tertulis yang disahkan oleh Pegawai
pengertian di atas dapat ditemukan pencatat perkawinan, setelah mana
unsur penghubung antara perjanjian isinya berlaku juga kepada pihak
dan perkawinan, yakni ikatan. Sebuah ketiga sepanjang pihak ketiga
perjanjian cenderung mengikat antara tersangkut.
pihak yang satu dengan pihak yang (2) Perjanjian tersebut tidak dapat
lainnya begitupun dengan perkawinan, disahkan bilamana melanggar
sehingga dapat pula dikatakan bahwa batas-batas hukum agama dan
kesusilaan.

127
Binamulia Hukum Vol 10 No 2 Desember 2021 (117-132)
https://doi.org/10.37893/jbh.v10i2.556

(3) Perjanjian tersebut mulai berlaku Tinjauan Hukum Mengenai Tidak


sejak perkawinan dilangsungkan. Dipublikasikan Pernikahan Siri
(4) Selama perkawinan berlangsung Pasangan Artis Dapat Dikategorikan
perjanjian tersebut tidak dapat Sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia
diubah, kecuali bila kedua belah Hak Asasi Manusia adalah hak pokok
pihak ada persetujuan mengubah atau hak dasar yang dibawa oleh manusia
dan perubahan tidak merugikan sejak lahir yang secara kodrat melekat pada
pihak ketiga. setiap manusia dan tidak dapat diganggu
4. Mengenai perjanjian perkawinan gugat karena merupakan anugerah Tuhan
Mahkamah Konstitusi (MK) Yang Maha Esa. Hal tersebut sebagaimana
memberikan perluasan dalam tertuang dalam UU No. 39 Tahun
pemaknaannya dengan dikeluarkannya 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang
putusan MK Nomor 69/PUU- menyatakan bahwa, “Hak asasi manusia
XII/2015 yang menyatakan perjanjian adalah seperangkat hak yang melekat
perkawinan tidak lagi dibuat sebelum pada hakikat dan keberadaan manusia
perkawinan (prenuptial agreement) sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
tetapi bisa juga dibuat setelah dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
perkawinan dengan disebutnya sebagai dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
perjanjian biasa dengan syarat-syarat oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap
tertentu (pastnuptial greement). orang demi kehormatan serta perlindungan
5. Selain beberapa pertimbangan di atas harkat dan martabat manusia.”
yang menyatakan bahwa perkawinan Berdasarkan hal tersebut di atas dapat
atau pernikahan merupakan ranah dikatakan bahwa hak asasi atau hak-
hukum privat khususnya hukum hak pokok bersifat universal. Buktinya
perdata, UU No. 1 Tahun 1974 tentang adalah bahwa hak dasar ini dimiliki oleh
Perkawinan juga mengatur mengenai setiap manusia dan tidak dapat dipisahkan
hak dan kewajiban suami istri, harta dari pribadi siapapun, darimana, dan
benda dalam perkawinan yang secara kapanpun manusia berada itu berada.
eksplisit mengandung arti bahwa Substansi mengenai HAM dalam UU No.
perkawinan merupakan perjanjian 39 Tahun 1999 pada dasarnya merupakan
horizontal untuk saling melaksanakan pengembangan hak menurut Ketetapan
kewajiban dan hak selayaknya MPR No. XVII/MPR/1998 yang memuat
suami istri, bahkan secara sosial hak pokok terdiri atas: hak untuk hidup, hak
kemasyarakatan perkawinan dianggap berkeluarga dan melanjutkan keturunan,
sebagai bentuk janji kepada keluarga hak mengembangkan diri, hak memperoleh
dan Tuhan untuk menjalin rumah keadilan, hak atas kebebasan pribadi. hak
tangga yang sakinah, mawaddah dan atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak
warahmah. untuk turut serta dalam pemerintahan, hak
6. Berdasarkan pertimbangan- khusus bagi wanita dan hak anak.
pertimbangan di atas maka jelas MPR pasca reformasi, setelah
dapat dikatakan bahwa perkawinan mempelajari, menelaah dan
merupakan perjanjian sehingga mempertimbangkan dengan saksama dan
akibat hukum yang ditimbulkan sungguh-sungguh hal-hal yang bersifat
dari adanya perkawinan tidak dapat mendasar yang dihadapi oleh rakyat, bangsa
dikenakan sanksi hukum pidana dan negara serta dengan menggunakan
meskipun perkawinan tersebut tidak kewenangannya berdasarkan Pasal 37
dipublikasikan kepada masyarakat. UUD Tahun 1945. Maka dalam sidangnya
pada tanggal 18 Agustus 2000 MPR

128
PENERAPAN SANKSI PIDANA PADA PERNIKAHAN SIRI... (Yessy Kusumadewi)

menambahkan bab khusus tentang HAM martabat dan harta benda serta rasa
sebagaimana tertuang dalam Bab X A aman dan perlindungan dari rasa takut;
Pasal 28 A-J. Pada prinsipnya hak-hak 13. Hak untuk bebas dari penyiksaan dan
asasi manusia yang terkandung dalam perlakuan yang merendahkan derajat
bab tersebut adalah sebagai berikut: serta hak mendapatkan suaka politik
1. Hak untuk hidup dan mempertahankan dari negara lain;
hidup dan kehidupannya; 14. Hak untuk hidup sejahtera lahir dan
2. Hak untuk membentuk keluarga batin dan mendapatkan lingkungan
dan melanjutkan keturunan melalui hidup yang baik dan sehat serta
perkawinan yang sah; memperoleh pelayanan kesehatan;
3. Hak anak untuk kelangsungan hidup, 15. Hak untuk mendapat kemudahan dan
tumbuh dan berkembang, serta perlakuan khusus untuk memperoleh
mendapat perlindungan dari kekerasan kesempatan dan manfaat yang sama
dan diskriminasi; guna mencapai persamaan dan
4. Hak untuk mengembangkan diri, keadilan;
mendapat pendidikan, memperoleh 16. Hak atas jaminan sosial yang
manfaat dari ilmu pengetahuan dan memungkinkan pengembangan dirinya
teknologi, seni dan budaya demi secara utuh;
meningkatkan kualitas hidup dan 17. Hak untuk mempunyai hak milik
kesejahteraan masyarakat; pribadi dan hak milik tersebut tidak
5. Hak untuk memajukan diri dalam boleh diambil secara sewenang-
memperjuangkan haknya secara wenang dari siapapun;
kolektif; 18. Hak untuk hidup, untuk tidak disiksa,
6. Hak atas pengakuan, jaminan, hak kemerdekaan pikiran dan hati
perlindungan dan kepastian hukum nurani, hak beragama, hak tidak
serta perlakuan yang sama di depan diperbudak, untuk diakui sebagai
hukum; pribadi, untuk tidak dituntut atas dasar
7. Hak untuk bekerja dan memperoleh hukum yang berlaku surut;
imbalan dan perlakuan yang adil dan 19. Hak untuk bebas dari perlakuan dan
layak dalam hubungan kerja; mendapatkan perlindungan dari tindak
8. Hak untuk memperoleh kesempatan diskriminatif;
yang sama dalam pemerintahan; 20. Identitas budaya dan hak masyarakat
9. Hak atas status kewarganegaraan; tradisional dihormati selaras dengan
10. Hak untuk bebas memeluk agama dan perkembangan zaman dan peradaban;
beribadat menurut agamanya, memilih 21. Perlindungan, pemajuan, penegakan
pendidikan dan pengajaran, memilih dan pemenuhan hak asasi manusia
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, adalah tanggung jawab negara,
memilih tempat tinggal; terutama pemerintah;
11. Hak untuk berkomunikasi 22. Untuk menegakkan dan melindungi
dan memperoleh informasi, hak asasi manusia sesuai dengan
mencari, menyimpan, mengolah prinsip negara hukum yang demokratis,
dan menyampaikan informasi maka pelaksanaan hak asasi manusia
menggunakan segala jenis saluran yang dijamin, diatur dan dituangkan dalam
tersedia; peraturan perundang-undangan;
12. Hak untuk mendapat perlindungan 23. Setiap orang wajib menghormati hak
diri pribadi, keluarga, kehormatan, asasi manusia orang lain dalam tertib

129
Binamulia Hukum Vol 10 No 2 Desember 2021 (117-132)
https://doi.org/10.37893/jbh.v10i2.556

kehidupan bermasyarakat, berbangsa jawab seorang suami untuk memberikan


dan bernegara; dan nafkah, pengakuan terhadap anak, dan
24. Dalam menjalan hak dan kebebasannya, status anaknya sah secara syari, hingga
setiap orang wajib tunduk kepada hubungan nasab, perwalian, dan warisan.
pembatasan yang ditetapkan dengan Akibat Hukuman Ketika Sudah
undang-undang dengan maksud Melakukan Pernikahan Siri Kemudian
semata-mata untuk menjamin Mengulang Kembali Pernikahan
pengakuan serta penghormatan atas Tersebut
hak dan kebebasan orang lain dan untuk Pengulangan pernikahan setelah
memenuhi tuntutan yang adil sesuai pasangan melakukan pernikahan siri
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai menurut hukum adalah dapat dibenarkan
agama, kemauan dan ketertiban umum serta sah dan bukan dianggap sebagai
dalam suatu masyarakat demokratis. pembohongan publik. Pengulangan
Pelanggaran HAM dapat diartikan pernikahan (tadjidin nikah) dilakukan
sebagai suatu perbuatan seseorang atau untuk kepentingan proses perolehan buku
sekelompok orang disengaja maupun tidak nikah dan ini tidak menghapus keabsahan
disengaja untuk mengurangi, menghalangi, yang sebelumnya (nikah siri) serta hal ini
membatasi dan atau mencabut hak asasi merupakan bagian dari sunah pernikahan
manusia seseorang atau kelompok orang yaitu menyiarkan (mengumumkan) ke
yang dijamin oleh undang-undang dan khalayak maupun ke masyarakat bahwa
tidak mendapatkan atau dikhawatirkan antara pasangan laki-laki dan perempuan
tidak akan memperoleh penyelesaian sudah terjadi ikatan perkawinan dan
hukum yang adil dan benar berdasarkan menyandang status suami dan istri di mana
mekanisme hukum yang berlaku.11 akad pertama adalah untuk pernikahan siri,
Dengan demikian, pernyataan akad kedua untuk meresmikan pernikahan
atau pemberitaan pernikahan siri atau secara resmi negara.
penayangan pernikahan Lesti Kejora Secara hukum negara pengulangan
dengan Rizky Billar di media televisi perkawinan dalam perkawinan siri
apabila merujuk pada pengertian diperlukan dalam rangka pencatatan
pelanggaran HAM sebagaimana disebutkan perkawinan yang telah dilangsungkan
dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang sebelumnya serta dalam rangkaian tertib
Hak Asasi Manusia tidak dapat diartikan administrasi sebagaimana diatur dalam
atau dikatakan sebagai pelanggaran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
HAM karena pernikahan merupakan hak tentang Administrasi Kependudukan Bagi
asasi setiap individu untuk membentuk Orang Islam. Pencatatan perkawinan
keluarga dan melanjutkan keturunan merupakan salah satu prinsip hukum
melalui perkawinan yang sah selama perkawinan nasional yang bersumberkan
persyaratan serta rukun pernikahan seperti pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun
yang dicantumkan dalam UU perkawinan 1974 tentang Perkawinan.
terpenuhi. Selain itu, adanya pernikahan Dalam peraturan perundang-undangan
siri yang dilakukan oleh pasangan Rizky perkawinan di Indonesia, eksistensi prinsip
Billar dengan Lesti Kejora memiliki pencatatan perkawinan terkait dengan dan
pengertian bahwa antara Lesti Kejora dan menentukan kesahan suatu perkawinan,
Rizky Billar telah diperbolehkan terjadinya artinya selain mengikuti ketentuan
hubungan suami istri, adanya tanggung masing-masing hukum agamanya atau

11. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (LN No. 165 Tahun 1999, TLN No. 3886)
Pasal 1.

130
PENERAPAN SANKSI PIDANA PADA PERNIKAHAN SIRI... (Yessy Kusumadewi)

kepercayaan agamanya, juga sebagai kebohongan publik karena kewajiban


syarat sahnya suatu perkawinan. Oleh untuk menyiarkan perkawinan yang telah
karena itu, pencatatan dan pembuatan akta dilakukan bukan bagian dari syarat serta
perkawinan merupakan suatu kewajiban rukun sahnya perkawinan, melainkan
dalam peraturan perundang-undangan kebiasaan umum yang sudah berlaku di
perkawinan di Indonesia. Menurut masyarakat dengan tujuan bahwa untuk
Mahkamah Konstitusi, pentingnya mengumumkan bahwa antara laki-laki
kewajiban administratif berupa pencatatan dengan perempuan telah terjadi perkawinan
perkawinan tersebut dapat dilihat dari dua dan sah untuk melakukan hubungan suami
perspektif. Pertama, dari perspektif negara, istri. Selain itu, perkawinan siri Rizky
pencatatan dimaksud diwajibkan dalam Billar dengan Lesti Kejora yang tidak
rangka fungsi negara memberikan jaminan dipublikasikan bukan merupakan suatu
perlindungan, pemajuan, penegakan, dan tindak pidana sebagaimana disebutkan
pemenuhan hak asasi manusia. Hal tersebut dalam KUH Pidana karena sejatinya
merupakan tanggung jawab negara dan peristiwa perkawinan merupakan ranah
harus dilakukan sesuai dengan peraturan hukum privat khususnya hukum perdata
perundang-undangan. yang diawali dengan adanya kesepakatan
Kedua, pencatatan perkawinan yang di antara para pihak dan apabila para pihak
dilakukan oleh negara dimaksudkan karena telah sepakat untuk tidak dipublikasikan
perkawinan adalah perbuatan hukum perkawinan siri tersebut, hal itu tidak
penting dalam kehidupan yang dilakukan dapat dikategorikan sebagai pembohongan
oleh pasangan yang bersangkutan yang publik.
tentu menimbulkan konsekuensi yuridis Perkawinan siri Rizky Billar
yang sangat luas. Berkaitan dengan hal dengan Lesti Kejora bukan merupakan
tersebut, dokumen yang dihasilkan dari pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
pencatatan perkawinan dikemudian hari sebagaimana disebutkan dalam UU karena
dapat dibuktikan dengan bukti yang terjadinya perkawinan tersebut adalah
sempurna dengan suatu akta autentik, menjadi hak mendasar bagi setiap individu
sehingga perlindungan dan pelayanan oleh untuk melangsungkan perkawinan dan
negara terkait dengan hak-hak yang timbul untuk mendapatkan keturunan secara sah
dari suatu perkawinan dapat terselenggara melalui ikatan perkawinan. Pengulangan
secara efektif dan efisien. Dengan demikian, akad perkawinan dalam perkawinan siri
maka pengulangan perkawinan siri yang dapat dibenarkan menurut UU No. 1
telah dilakukan oleh Lesti Kejora dengan Tahun 1974 tentang Perkawinan dan UU
Rizky Billar baik menurut hukum agama No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
atau hukum nasional adalah diperbolehkan Kependudukan Bagi Orang Islam di mana
serta tidak bertentangan dengan ketentuan dalam pengulangan akad dilakukan untuk
hukum yang berlaku di Indonesia. kepentingan proses perolehan buku nikah
dan ini tidak menghapus keabsahan yang
PENUTUP sebelumnya (nikah siri) sekaligus untuk
memberitahukan kepada masyarakat
Perkawinan/pernikahan siri yang Indonesia bahwa antara Rizky Billar
dilakukan oleh Lesti Kejora dengan Rizky dengan Lesti Kejora sudah sah menjadi
Billar adalah sah menurut hukum syariat suami istri.
serta rukun sahnya perkawinan. Tidak
dipublikasikannya perkawinan siri oleh
pasangan tersebut bukanlah suatu alasan
untuk membatalkan atau menyatakan
bahwa pasangan tersebut telah melakukan

131
Binamulia Hukum Vol 10 No 2 Desember 2021 (117-132)
https://doi.org/10.37893/jbh.v10i2.556

DAFTAR PUSTAKA Internet


Buku Kemendikbud. “Artis.” https://kbbi.
Djubaedah, Neng. Pencatatan Perkawinan kemdikbud.go.id/entri/artis. Diakses
& Perkawinan Tidak Dicatat Menurut 15 Oktober 2021.
Hukum Tertulis Di Indonesia Dan Kemendikbud. “Nikah Siri.” https://kbbi.
Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafika, kemdikbud.go.id/entri/nikah siri.
2012. Diakses 15 Oktober 2021.
Kolkman, Wilbert Dirk, Rosa Agustina Indriadi, Try. “Seputar Nikah Siri.” https://
Agustina, dan Leonardus Catharina www.hukumonline.com/klinik/detail/
Antonius Verstappen. Hukum Tentang ulasan/lt4f794bfa96a8f/seputar-
Orang, Hukum Keluarga Dan Hukum nikah-siri. Diakses 15 Oktober 2021.
Waris Di Belanda Dan Indonesia.
Denpasar: Pustaka Larasan, 2012.
Mardani. Hukum Keluarga Islam Di
Indonesia. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2016.
Jurnal
Isnaini, Enik. “Perkawinan Siri Dalam
Perspektif Hukum Islam, Hukum
Positif Dan Hak Asasi Manusia.”
Jurnal Independent vol. 2, no. 1
(2014), hlm. 51–64. https://doi.
org/10.30736/ji.v2i1.18.
Syamdan, Addin Daniar, dan Djumadi
Djumadi Purwoatmodjo. “Aspek
Hukum Perkawinan Siri Dan Akibat
Hukumnya.” Notarius vol. 12, no. 1
(2019), hlm. 452–466.
Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan (LN No. 1 Tahun
1974, TLN No. 3019).
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia (LN No.
165 Tahun 1999, TLN No. 3886).
Penelitian
Jailani, Abd Qodir. “Tinjauan Undang-
Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan Dan Kompilasi Hukum
Islam (KHI) Terhadap Nikah Misyar:
Studi Kasus Di Desa Patereman,
Modung, Bangkalan.” Skripsi.
Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya, 2017. http://digilib.
uinsby.ac.id/21276/.

132

Anda mungkin juga menyukai