Anda di halaman 1dari 5

Aspek Psikologi Hukum Dispensasi Syarat Nikah Dini Sebagai Upaya

Terhadap Revisi Uu Perkawinan No. 1 Tahun 1974

Widaningsih1), Fadloli2), Hairus3)


1,2,3)
Politeknik Negeri Malang
1)
widaningsihmh@gmail.com

Abstrak

Anak yang mesti mengajukan permohonan dispensasi kawin sebelum menikah adalah anak
yang belum berumur 19 (sembilan belas) tahun atau belum pernah kawin menurut peraturan
perundang-undangan. Berdasarkan ketentuan yang terdapat di dalam Perma Dispensasi
Kawin, maka menjawab persoalan yang dikemukakan di atas terkait dengan dispensasi kawin
janda, maka janda yang telah menikah serta bercerai secara resmi menurut peraturan
perundang-undangan, kemudian ingin menikah kembali, sementara yang bersangkutan belum
mencapai usia perkawinan tidak perlu mengajukan permohonan dispensasi kawin ke
pengadilan. Sedangkan janda dari perkawinan dan perceraian yang tidak resmi menurut
peraturan perundang-undangan, tetap harus mengajukan dispensasi kawin ke pengadilan.
Penyimpangan atas batas usia perkawinan yang telah ditetapkan di dalam Revisi UUP, harus
mendapatkan dispensasi kawin dari pengadilan. Permohonan dispensasi kawin diajukan oleh
orang tua calon suami atau istri yang masih di bawah umur ke pengadilan, Pengadilan Agama
bagi yang beragama Islam dan Pengadilan Negeri bagi yang beragama lain. Mahkamah Agung
RI, Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Pedoman Mengadili
Permohonan Dispensasi Kawin.

Kata Kunci : Dispensasi syarat nikah, nikah dini, Psikologi Hukum

Pendahuluan tidak berlaku bagi kasus yang diajukan


Secara sederhana pengertian oleh seorang pemohon.
dispensasi nikah dapat dipahami dalam dua Menurut Subekti dan Tjitosubodo
kata dasar dispensasi dan nikah, dalam dalam bukunya yang berjudul Kamus
kamus besar bahasa Indonesia arti Hukum makna dispensasi menyatakan
dispensasi adalah pengecualian dari aturan bahwa penyimpangan atau pengecualian
umum untuk suatu keadaan yang khusus dari suatu perintah yang berlaku, seiring
pembebanan dari suatu kewajiban atau dengan itu menurut Roihan A. Rasyid
larangan, menyatakan bahwa suatu makna dispensasi merupakan pemberian
peraturan perundang - undangan tidak izin oleh Pengadilan Agama kepada calon
berlaku untuk suatu hal yang khusus. mempelai yang belum cukup umur untuk
Sedangkan pengertian dispensasi dalam melangsungkan pernikahan bagi pria yang
Kamus Hukum yang dikarang oleh umurnya belum mencapai 19 tahun dan
Sudarsono makna dispensasi adalah bagi wanita yang umurnya belum
merupakan pengecualian dari suatu aturan mencapai 16 tahun, dispensasi nikah
secara umum untuk sesuatu keadaan yang diajukan oleh pihak keluarga terutama
bersifat khusus, pembebasan dari suatu orang tua kepada Pengadilan Agama dalam
larangan atau kewajiaban. Hal senada juga bentuk permohonan.4 Adapun pernikahan
disampaikan oleh C.S.T Kansil dan menurut UU No.1 Tahun 1974 tentang
Chistine S.T Kansil makna dispensasi Perkawinan dapat diartikan sebagai berikut
merupakan penetapan yang menyatakan ‚perkawinan ialah ikatan lahir batin antara
bahwa suatu ketentuan peraturan memang seorang pria dan wanita sebagai suami istri

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2021


211

dengan tujuan membentuk keluarga Permohonan dispensasi nikah


(rumah tangga) yang bahagia dan kekal diajukan oleh orang tua calon mempelai
berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa‛. yang usianya masih dibawah ketentuan
Berdasarkan penjelasan mengenai makna usia pernikahan, selanjutnya bilamana
dispensasi nikah diatas dalam Islam tidak Pengadilan Agama mengabulkan
mengartikan secara spesifik mengenai permohonan dispensasi nikah dalam
makna dispensasi nikah, dikarenakan bentuk penetapan, maka salinan penetapan
dalam Islam belum dijelaskan secara pasti tersebut dapat dijadiakan sebagai
mengenai batas usia seseorang boleh memenuhi kekurangan persyaratan
melakukan pernikahan, asalkan antara melangsungkan pernikahan. Ketentuan
calon suami maupun calon isteri telah yang sama juga dijelaskan dalam Peraturan
balig. Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1975
mengenai ketentuan batas usia pernikahan,
Dasar Hukum Dispensasi Nikah,
bilamana usianya belum mencapai usia
Dispensasi nikah dalam kontruksi hukum
minimal pernikahan dapat memohon
positif. Berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat
dispensasi nikah ke Pengadilan Agama
(1) UU No. 1 Tahun 1974 tentang
berdasarkan daerah hukum tempat
Perkawinan‚ perkawinan hanya diizikan
tinggalnya, ketentuan tersebut terdapat
jika pihak pria sudah mencapai umur 19
dalam Pasal 12 dan Pasal 13 mengenai
(Sembilan belas) tahun dan pihak wanita
ketentuan prosedur pemahaman dispensasi
sudah mencapai umur 16 (enam belas)
nikah di Pengadilan Agama bagi yang
tahun. Persyaratan tersebut juga dipertegas
usianya belum mencapai usia minimal
dalam ketentuan Pasal 15 ayat (1)
seseorang boleh melakukan pernikahan,
Kompilasi Hukum Islam ‚untuk
menyatakan sebagai tersebut : Pasal 12 a.
kemaslahatan keluarga dan rumah tangga
Pernikahan harus didasarkan persetujuan
perkawinan hanya boleh dilakukan calon
kedua calon mempelai; b. Seseorang calon
mempelai yang telah mencapai umur yang
mempelai yang akan melangsungkan
ditetapkan dalam pasal 7 Undang - undang
pernikahan belum mencapai umur 21 tahun
No.1 Tahun 1974 yakni calon suami
harus mendapat izin sebagaimana yang
sekurang - kurangnya berumur 19 tahun
dimaksud pasal 6 ayat 2,3,4 dan Undang-
dan calon isteri sekurang - kurangnya
undang Nomor 1 Tahun 1974. Pasal 4 ayat
berumur 16 tahun‛. Berdasarkan ketentuan
(1) Undang- undang No.3 Tahun 2006
Pasal 7 ayat (2) UU No. 1 Tahun 1974
tentang Peradilan Agama.
tentang Perkawinan ‚dalam hal
penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini
Metode Penelitian
dapat meminta dispensasi nikah ke
Pengadilan Agama atau pejabat lain yang Jenis penelitian ini adalah penelitian
berwenang ditunjuk oleh salah kedua orang deskriptif kualitatif, bertujuan untuk
tua pihak pria maupun pihak wanita‛. menggambarkan dan melukiskan keadaan
Mengenai halnya dengan permohonan obyek serta mengidentifikasikan gejala-
dispensasi nikah Pasal 4 ayat (1) UU No. 3 gejala daripada suatu peristiwa yang secara
Tahun 2006 tentang Peradilan Agama, tepat baik sifat individu/ kelompok,
menyatakan bahwa permohonan dispensasi keadaan, gejala tertentu atau frekuensi
nikah dapat diajukan berdasarkan daerah adanya hubungan yang tertentu antara satu
hukum tempat tinggalnya pemohon yang gejala dengan gejala lainnya yang terdapat
terletak di Pasal 7 ayat (1). Pasal 15 ayat 1 dalam suatu lingkungan sebagaimana
Kompilasi Hukum Islam. Pasal 7 ayat (2), dikemukakan Koentjaraningrat (1993:9)
Undang - undang No. 1 Tahun 1974 “segala aktifitas yang berdasarkan disiplin
tentang Perkawinan. ilmu untuk mengumpulkan, menganalisa

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2021


212

dan menafsirkan fakta-fakta secara perspektif, yang bertitik tolak dari analisis
berhubungan antara fakta alam, kualitatif normative dan yuridis empiris.
masyarakat, kekuatan dan rohani manusia 4. Teknik Analisis Data
guna untuk menemukan prinsip-prinsip
pengetahuan dan metode-metode dalam Analisis data merupakan tahap yang
usaha menanggapi hal-hal tersebut”. sangat menentukan dalam keseluruhan
Disamping itu penelitian jenis ini proses penelitian, hal ini karena analisis
melukiskan keadaan obyek pada suatu saat, data menyangkut kekuatan analisis dan
mengindetifikasikan data yang kemampuan dalam mendeskripsikan data
menunjukkan gejala-gejala daripada suatu situasi, peristiwa dan konsepsi yang
peristiwa. Menentukan data yang merupakan bagian dari obyek penelitian.
menunjukkan hubungan dari suatu realita Dengan analisis, data dapat diberi arti dan
dan mengumpulkan data yang dapat makna yang berguna dalam memecahkan
menunjukkan suatu gagasan atau ide atau masalah.
peraturan (Moleong, 2000: 57). Adapun tahapan analisis dalam
1. Metode Pendekatan penelitian ini adalah :
Pendekatan yang akan digunakan Reduksi data, yaitu dengan
adalah pendekatan yang bersifat Yuridis menajamkan, menggolongkan, membuang
Empiris. Penelitian yang berbasis pada yang tidak perlu dan mengorganisasi data
inventarisasi hukum positif, penemuan dengan cara sedemikian rupa sehingga
azas-azas hukum dan penemuan hukum kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat
inconcretto, yang dilengkapi pengamatan ditarik dan diverifikasi.
operasionalisasi hukum secara empiris di Penyajian data, yaitu berupa
masyarakat. sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya
2. Sumber Data
penarikan kesimpulan dan pengambilan
Penelitian ini membutuhkan data dari tindakan. Dengan melihat penyajian data
bahan pustaka. Menurut Soerjono kita dapat memahami apa yang sedang
Soekanto dan Sri Mamudji (2006: 127). terjadi dan apa yang harus dilakukan.
Data sekunder, antara lain mencakup Menarik kesimpulan atau
dokumen-dokumen resmi, buku-buku, verifikasi, dilakukan secara longgar, tetap
hasil-hasil penelitian yang berwujud terbuka, tetapi dirumuskan secara rinci dan
laporan, buku harian dan seterusnya mengakar dengan kokoh (Miles, 1992: 16)
(Moelong, 2000 :2). Jadi, data sekunder
dalam penelitian ini diperoleh melalui studi Pembahasan
kepustakaan yakni dengan mempelajari Dalam Pasal 13 a. Apabila seorang
buku-buku, peraturan perundangan dan suami belum mencapai umur 16 tahun
semua bentuk tulisan yang berhubungan hendak melangsungkan pernikahan harus
dengan obyek penelitian. mendapat dispensasi dari Pengadilan
3. Teknik Pengumpulan Data Agama. b. Permohonan dispensasi nikah
bagi mereka tersebut pada ayat (1) pasal
Setiap data yang bersifat teoritis baik
ini, diajukan oleh kedua orang tua pria
berbentuk asas-asas, konsepsi dan
maupun wanita kepada Pengadilan Agama
pendapat para pakar hukum, termasuk
yang mewilayahi tempat tinggalnya; c.
kaidah atau norma hukum, akan dianalisa
Pengadilan Agama setelah memeriksa
secara yuridis normative dengan
dalam persidangan dan berkeyakinan
menggunakan uraian secara deskriptif dan
bahwa terdapat hal-hal yang

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2021


213

memungkinkan untuk memberikan sebagai salah satu dalil dalam menggali


dispensasi tersebut, maka Pengadilan sebuah hukum dalam halnya mengenai
Agama memberikan dispensasi nikah makna dispensasi nikah syarat - syarat
dengan suatu penetapan; d. Salinan tersebut antara lain:
penetapan itu dibuat dan diberikan kepada 1. Maslahah mursalah seharusnya sesuai
pemohon untuk memenuhi persyaratan dengan syarat syariat dalam
melangsungkan pernikahan. persyariatan sehingga tidak meniadakan
Dispensasi nikah dalam kontruksi pokok –pokok syariat dan juga tidak
hukum Islam Dalam perpektif hukum bertentangan dengan nash maupun dalil
Islam memiki resepsi yang berbeda – dalil yang qa}t‘i jadi, jika dalam
mengenai makna dispensasi nikah, dalam sesuatu hal yang harus direalisasikan
kontruksi hukum Islam dispensasi nikah akan tetapi secara nyata kemaslahatan
dapat diartikan sebagai sebuah keadaan tersebut bertentangan dan dapat
yang merubah keadaan sebuah hukum asal, merobohkan nilai – nilai agung al –
misalnya dalam Islam memiliki metode maqa}sid al – syari‘ah..
maslahah mursalah yaitu maslahah yang 2. Maslahah seharusnya berupa maslahah
tidak ada legalitas hukumnya posisi yang yang rasional (masuk akal) maslahah
tidak ada legalitas hukumnya dalam halnya yang disini adalah maslahah yang sudah
mengenai makna dispensasi nikah dalam pasti, bukan berupa maslahah yang
kontruksi hukum Islam, maka konsep masih diragukan dan memunculkan
maslahah inilah yang dapat dijadikan salah ketidak jelasan.
satu dalil dalam penggalilan hukum Islam 3. Maslahah merupakan manfaat yang
perpektif ulama ushul fikih mengenai dapat dirasakan oleh mayoritas umat
makna dispensasi nikah. Secara bahasa secara umum, bukan maslahah yang
maslahah dapat diartikan sebagai menarik hanya dapat dirasakan oleh sebagian
manfaat dan menolak adanya orang sebagian kelompok saja syarat
kemundharatan, sedangakan arti maslahah yang ketiga inilah meminimalisir
adalah terlepas. Sedangkan menurut kesalahan yang dilakukan oleh pihak
terminilogi ushul fikih, maslahah mursalah tertentu yang menjadi maslahah
adalah beberapa sifat yang sejalan dengan mursalah sebagai penggalian hukum
tujuan syariat akan tetapi tidak ada dalil untuk meligimasikan kepentingan
tertentu dari syari‘ah yang membenarkan sendiri saja. Apabila ketiga syarat diatas
dan membatalkan dengan ditetapkan sudah terpenuhi, maka mujathid
hukum padanya akan tercapai dibolehkan untuk mengaplikasikan
kemaslahatan dan tertolak kerusakan dari metode maslahah mursalah sebagai
manusia. sebuah kemaslahatan yang harus
direalisasikan, maka boleh menerapkan
Penggunaan metode maslahah
kemaslahatan tersebut walapun status
mursalah ini masih memunculkan hal yang
hukumnya tidak mendapatkan legalitas
delimatis dikarenakan maslahah ini sangat
nash yang tegas dalam alqur’an.
dibutuhkan mengingat tidak semua
kebutuhan manusia dijelaskan secara rinci Pernikahan dalam Islam memanglah
dalam nash sehingga penggunaan sangat dianjurkan, berpedoman dari
maslahah mursalah ini merupakan suatu alqur’an dalam surah Annisa ayat 32: 16.
kebutuhan yang sangat mendesak, karena Berdasarkan ayat di atas kata ( ‫الصاحلني‬
metode maslahah mursalah sebagai alat (dapat dipahami oleh banyak ulama dalam
legalitas untuk mengesahkan status hukum arti ‚yang layak kawin‛ yakni yang mampu
agar maslahah mursalah bisa dijadikan secara mental dan spiritual untuk membina

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2021


214

rumah tangga. Begitu pula dengan Hadist perkawinan baru dapat dilangsungkan
Rasulullah Saw, yang menganjurkan setelah mendapat dispensasi dari
kepada para pemuda untuk melangsungkan pengadilan. Orang tua atau wali calon
pernikahan dengan syarat adanya mempelai laki-laki dan/atau wanita yang
kemampuan bila belum mampu hendaknya belum mencapai usia perkawinan
berpuasa. Dari ‘Aisyah, Dia berkata mengajukan permohonan dispensasi kawin
Rasulullah SAW bersabda: Nikah itu ke pengadilan, Pengadilan Agama bagi
sebagian dari sunahku, barang siapa yang yang beragama Islam dan pengadilan
tidak mau mengamalkan sunahku, maka Negeri bagi yang beragama lain. Dalam
dia bukan termasuk golonganku. Dan Pasal (2) dan (3) Revisi UUP disebutkan
menikahlah kalian semua, sesungguhnya bahwa orang tua atau wali calon mempelai
aku (senang) kalian memperbanyak umat, laki-laki dan/atau wanita dapat
dan barang siapa (diantara kalian) telah mengajukan permohonan dispensasi kawin
memiliki kemampuaan atau persiapan ke pengadilan didasarkan alasan.
(untuk menikah) maka menikahlah, dan
barang siapa yang belum. Daftar Rujukan
Berdasarkan Hadist di atas bahwa Falsafah Negara Dan Pendidikan
Rasullah Saw, menganjurkan menikah bagi Kewarganegaraan. Jakarta: Prestasi
para pemuda yang telah sanggup Pustaka. Unila. 2008.
melangsungkan pernikahan, dalam Hadist
tersebut tidak ada kreteria usia pernikahan Filsafat Dan Ideologi Pancasila.
hanya disebutkan bagi mereka yang sudah Yogyakarta: Andi Offset. Trianto Dan
mampu, karena pernikahan merupakan Triwulan Tutik, T. 2007.
ikatan yang sakral antara seorang pria dan
wanita, pernikahan merupakan pembeda Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandar
antara hubungan sah suami istri dan Lampung: Unila. Widjaya, H.A.W.
berbuat zina, sedangakan bagi mereka 2004.
yang belum mampu hendaklah berpuasa,
selanjutnya mayoritas ulama fikih Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dan HAM
mengesahkan terjadinya perkawinan dini, Di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
berpedoman pada alqur’an Surah attalaq
Ayat 4 mengenai masa idah (masa Revisi Undang-undang Perkawinan No. 16
menuggu) bagi perempuan yang tahun 2019
mengalami menopause dan perempuan
yang belum haid. Soemirat, Betty dan Eddy Yehuda. 2001.
Opini Publik. Universitas Terbuka:
Undang-Undang Nomor 16 Jakarta Sutrisno, Slamet. 2006.
Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Tentang Perkawinan (selanjutnya Indonesia Tahun 1945
disebut Revisi UUP) adalah berkaitan
dengan usia perkawinan, calon Undang-undang Perkawinan No. 1 tahun
mempelai, baik pria maupun wanita 1974
telah mencapai usia 19 (sembilan belas)
tahun. Berdasarkan ketentuan Pasal 7
ayat (2) UUP, jika terjadi
penyimpangan dari persyaratan usia
perkawinan tersebut di atas, maka

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2021

Anda mungkin juga menyukai