BAB I
PENDAHUUAN
pernikahan itu sendiri merupakan proses bersatunya dua orang insan manusia
berbeda dengan hukum Islam. Pernikahan yang dalam istilah hukum Islam
disebut “Nikah” ialah melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikat
kelamin antara kedua belah pihak, dengan dasar suka rela dan keridhaan
yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman dengan cara-cara yang
perbuatan yang diperintahkan oleh Allah SWT, dan juga Rasul-Nya. Banyak
1
Puji Wati, dan Muktiali Jarbi, Pernikahan Menurut Hukum Islam, (Jurnal Pernikahan),
Volume 1, No. 1, 2019, hlm, 1.
2
Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, (Jakarta:
Kencana,2011), hlm, 102.
2
diantaranya ialah firman Allah dalam Surah An-Nur ayat 32, yang tercantum
dibawah ini :
@وا فُقَ @ َرٓا َء ي ُۡغنِ ِه ُم َّ ٰ ُوا ٱَأۡل ٰيَ َم ٰى ِمن ُكمۡ َوٱل
ْ @ُصلِ ِحينَ ِم ۡن ِعبَا ِد ُكمۡ َوِإ َم@@ٓاِئ ُكمۡۚ ِإن يَ ُكون ْ َوَأن ِكح
٣٢ يمٞ ِضلِ ِۗۦه َوٱهَّلل ُ ٰ َو ِس ٌع َعل
ۡ َٱهَّلل ُ ِمن ف
Artinya : “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba
sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka
dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi
Maha Mengetahui”.3
pernikahan. Akan tetapi, para ulama mahzab sepakat bahwa, apabila kedua
pasangan telah berakal dan baligh maka kedua pasangan tersebut sudah bisa
mengenai batas baligh. Menurut Syafi’i dan Hambali, usia baligh untuk anak
menetapkan tujuh belas tahun. Sementara itu, Hanafi menetapkan untuk anak
laki-laki delapan belas tahun dan untuk anak perempuan tujuh belas tahun.4
muda, Hal ini dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan negara lain dalam
mencapai umur 21 (Dua puluh satu) Tahun, harus mendapat izin dari kedua
orang tua (pasal 6 ayat (2) UU No.1/1974). Jadi bagi pria atau wanita yang
3
Al-Qur’an, dan Terjemahannya, Surah An-Nur Ayat 32, (Jakarta: Yayasan
Penyelenggaraan Penterjemah/ Penafsir Al-Qur’an, 2002).
4
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, (Jakarta: Lentera, 2012), hlm, 315-
317.
3
telah mencapai umur 21 tahun tidak perlu ada izin orang tua untuk
melakukan pernikahan ialah pria yang telah mencapai umur 19 tahun dan bagi
diizinkan oleh orang tua. Apabila pernikahan yang dilakukan oleh kedua
pasal 7 ayat (2) yaitu dapat meminta despensasi kepada pengadilan atau
pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun pihak
wanita.5
umur. Tentu saja permasalahan itu terjadi isu hukum yang tidak asing bagi
perkawinan anak dibawah umur pada karya ilmiah ini. Hal ini tentu saja
tersebut belum mencukupi batas usia untuk menikah akan tetapi perkawinan
5
Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundang-Undangan
Hukum Adat Hukum Agam, (Bandung: Mandar Maju, 2003), hlm, 50-51.
6
Abu Sahla, dan Nurul Nazara, Buku Pintar Pernikahan, (Jakarta: Belanoor, 2011), hlm,
17.
7
Inna Noor Inayati. “Perkawinan Anak Dibawah Umur Dalam Perpektif Hukum, HAM,
Dan Kesehatan”. (Jurnal Bidan “Midwife Journal” Vol, 1, No. 1, Tahun, 2015.), hlm, 50.
4
ajukan oleh orang tua atau kuasa hukum yang diwakilinnya kepada
hukum yang tetap dan berlaku. Permohonan pernikahan anak dibawah umur
diajukan oleh pihak yang berwenang atau kuasanya kepada Pengadilan yang
pernikahan anak dibawah umur hanya dapat dilakukan oleh para keluarga
8
Yobi Indrajaya, https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/9659, Diakses Pada
Tanggal 23, September, 2021.
9
Pasal 7 Ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1974, Tentang Perkawinan, (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1, TLN 3019).
5
anak dibawah umur yang dilakukan secara terlepas tanpa izin dari Pengadilan
fenomena yang terjadi ini, penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan
meneliti lebih lanjut masalah tersebut dalam sebuah skripsi dengan judul
B. Rumusan Masalah
yaitu :
10
Aisyah, Prosedur Hukum Pengajuan Pernikahan Anak Dibawah Umur yang Hamil
Dilua Nikah, vol, 6, No. 2, tahun 2018.
11
Barmawi, Pernikahan Pasangan Dibawah Umur Karena Khalwat Oleh Tokoh Adat
Gampong Menurut Tinjauan Hukum Islam, Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum, (Didalam
Skripsi Yang Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh ,2016), hlm, 6.
6
bawah umur?
C. Tujuan Penelitian
di bawah umur.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, manfaat penelitian ini setidaknya ada dua, yaitu
manfaat secara teoritis dan praktis. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah
anak di bawah umur. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu
7
E. Penjelasan Istilah
nikahan yang berarti kawin. Dalam istilah nikah berarti ikatan suami
istri yang sah yang menimbulkan akibat hukum dan hak serta kewajiban
dengan anak di bawah umur adalah seorang yang belum dewasa serta
tentang anak.13
F. Metode Penelitian
12
Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hlm,
689.
13
Tri Anggono, Catatan Anak Indonesia, (Jakarta: Pustaka Umum, 2011), hlm. 31
14
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Hukum, (Bandung: Pusaka Setia, 2008), hlm,
58.
8
1. Jenis penelitian
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini ada dua sumber data yang digunakan, yaitu data
a. Data Primer yaitu data terpenting dalam penelitian yang akan diteliti.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan baik
telah disiapkan oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh
15
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Hukum, (Bandung: Remaja Berkarya,
2002), hlm. 31,
9
observasi.
b. Data Sekunder yaitu data yang mendukung data primer, mencakup data
a. Observasi (pengamatan)
b. Wawancara (interview)
wawancara mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri (self report),
yaitu percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak,
diajukan.18
hal ini penulis mewawancarai percakapan yang dilakukan dari kedua belah
17
Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian, (Bandung: Rosda Karya, 2004), hlm. 87.
18
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Cet. 22 (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 47
19
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: CV Alfabeta,
2013, hlm. 89
20
Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian, (Bandung: Rosda Karya, 2004), hlm. 87
11
yang ada dengan berpedoman pada daftar pertanyaan sebagai acuan yang
c. Dokumentasi
bawah umur.
yaitu suatu analisis berdasarkan data yang di peroleh dari hasil wawancara,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
merupakan salah satu tahapan penting dalam proses penelitian. Dalam hal ini
21
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung, Alfabeta: 2010),
hlm. 244.
22
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),
hlm. 26
13
Kegiatan yang dilakukan dalam analisis data ini adalah mendeskripsikan data
tersusun. Hal ini dilakukan agar dapat menggambarkan data yang ada, guna
memperoleh hal yang nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti
oleh peneliti atau orang lain yang tertarik dari hasil penelitian yang dilakukan.
tentang permasalahan yang ada. Analisis data merupakan salah satu tahapan
penting dalam proses penelitian. Dalam hal ini menggunakan teknik analisis
dilakukan berupa uaraian kalimat yang secara jelas dan logis dengan cara
dilakukan berupa uraian kalimat yang secara jelas serta logis dengan cara
dan dokumentasi yang disertai cuplikan kalimat langsung dan komentar dari
rasionalitas.
datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data
yang sangat banyak dan kompleks dan harus dicatat semua oleh peneliti.
Semakin lama peneliti ke lapangan maka jumlah data akan semakin banyak,
kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui
reduksi data.
15
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. 24 Peneliti
akan merangkum semua data yang diperoleh dari lapangan berdasarkan hal-
yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan atau
kegiatan sebelumnya.
24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif..., hlm. 247.
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif..., hlm. 249.
16
merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data. Penarikan kesimpulan ini
Sabang.27
G. Penelitian Terdahulu
yaitu tentang mencari tau apa saja masalah-masalah yang timbul dalam
26
Miles Huberman,A.M, dan Saldana,J,Qualitative Data Analysis,Terjemahan Tjetjep
Rohindi Rohidi, UI-Press,A Methods Sourcebook, Edisi ke-3. (USA: Sage Publications, 2014)
hlm. 74.
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif..., hlm. 338
17
Pernikahan Usia Dini pada Remaja yang Masih Sekolah” penelit ian
28
Juhaeriyah, “Problematika Pernikahan usia dini Desa kembang kerang daya
Kabupaten Lombok timur” (Lombok: 2017)
18
dini.
terdahulu dan penelitian yang sekarang adalah masih dalam pembahasan yang
sama yaitu tentang Pernikahan Usia dini, yang membedakan hanya Sub topic
utamanya yaitu yang dimana keempat peneliti ini lebih menekankan pada
faktor dan dampak apa saja yang terjadi setelah kedua remaja melaksanakan
19
pernikahan dibawah umur serta masalah masalah yang terjadi ketika dua
sekarang lebih menekankan pada alasan serta dampak apa saja yang terjadi
covid ini.
H. Sistematika Penulisan
masing-masing bab terdiri dari sub-sub yang berkaitan satu sama lain, supaya
kesimpulan dan saran. Kesimpulan ini akan penulis rangkumkan dari hasil
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pernikahan
1. Pengertian Pernikahan
saksi, dan juga sejumlah hadirin untuk kemudian disahkan secara resmi
21
sebagai suami istri melalui ijab kabul.29 Menurut Duvall dan Miller, menikah
pria dan seorang wanita yang telah menginjak atau dianggap telah memiliki
umur cukup dewasa dan hubungan tersebut telah diakui secara sah dalam
ikatan lahir batin antara pria dan wanita dengan tujuan membentuk keluarga
muda adalah pernikahan yang dilakukan pada usia muda. Dewasa muda
adalah seseorang yang berusia antara 10-19 tahun dan belum menikah.31
yang dilakukan pada usia yang terlalu muda. Pernikahan dini/usia muda
terdiri dari dua kata, yaitu pernikahan dan usia muda. Usia muda
menunjukkan usia muda, hal ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan
sesuatu sebelum batas usia dasar. Jumlah hubungan di usia muda sangat
29
Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundang-undangan,
Hukum Adat dan Hukum Agama, (Bandung: Mandar Maju, 1990), hlm. 98
30
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, cet. III, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005), hlm.
74
31
Abu Al Ghifari. Pernikahan Dini Dilema Generasi Extravaganza, (Bandung: Mujahid
Press, 2002), hlm. 27
22
1) Faktor Pendidikan
kemudian, pada saat itu mengisi waktunya dengan bekerja. Saat ini
menolong dirinya sendiri. Hal yang sama berlaku jika anak yang
anaknya, bahwa karena sudah tidak perawan lagi dan hal ini
menjadi aib. 33
32
Mohammad Fauzil Adhim. Kupinang Engkau dengan Hamdalah, cet. XVIII
(Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2003), hlm. 38
33
Abu Al Ghifari. Pernikahan Dini Dilema Generasi Extravaganza, (Bandung: Mujahid
Press, 2002), hlm. 32
23
2) Faktor ekonomi
Kasus orang tua yang memiliki utang dan tidak mampu lagi
34
Bakri, A Rahman, Sukadja, Ahmadi. Hukum Perkawinan Menurut Islam, Undang-
undang Perkawinan dan Hukum Perdata/BW, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1981), hlm. 160
24
keluarga yang baru, dan asing bagi mereka. Bila remaja kurang dapat
depan anak. 35
35
Abu Al Ghifari. Pernikahan Dini Dilema Generasi Extravaganza, (Bandung: Mujahid
Press, 2002), hlm. 35
25
bahwa istri dan suami mulai beralih dari masa hidup sendiri kemasa
menjadi hamil dan secara mental belum mantap, maka janin yang di
mudah timbul rasa curiga, dan pertengkaran suami dan istri sering
36
Ibid..., hlm. 38
26
c. Preeklamsi dan eklamsi yang dapat membawa maut bagi ibu maupun
bayinya.
37
Mohammad Fauzil Adhim. Kupinang Engkau dengan Hamdalah, cet. XVIII
(Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2003), hlm. 38
38
Abu Al Ghifari. Pernikahan Dini Dilema Generasi Extravaganza, (Bandung: Mujahid
Press, 2002), hlm. 40
27
anak tersebut. 39
dengan dampak yang akan didapat akibat pernikahan dini, maka penting bagi
diantisipasi atau diatasi. Untuk itu, berikut adalah cara-cara yang bisa
pendukung lainnya.
Program ini berfokus pada diri anak dengan cara pelatihan, membangun
anak memiliki pengetahuan yang baik mengenai diri mereka dan agar mereka
mampu mengatasi kesulitan sosial dan ekonomi baik secara jangka panjang
39
Ibid..., hlm. 42
28
yaitu:
terkait lainnya.
berpenghasilan.
banyak digunakan dalam penelitian. Tujuan utama dari sistem ini adalah
untuk menciptakan iklim yang baik, karena dalam kepemilikan keluarga dan
menikahi anak dibuat atau tidak. Proyek yang mencakup sistem ini meliputi:
40
Abu Al Ghifari. Pernikahan Dini Dilema Generasi Extravaganza, (Bandung: Mujahid
Press, 2002), hlm. 44
29
1) Pertemuan tatap muka dengan wali, area lokal, dan perintis yang
seks. Proyek untuk memberikan uang tunai, hibah, sponsorship, regalia, dan
41
Ibid..., hlm. 47
30
lama.
dimaksud pada ayat (1), wali laki-laki dan wali perempuan dapat
(sembilan belas) tahun dan perempuan sudah berumur 16 (enam belas) tahun.
perut.
perlakuan antara pria dan wanita itu berdampak pada atau menghalangi
yang termasuk ke dalam kelompok hak-hak sipil dan politik maupun hak-hak
keluarga sebagaimana dijamin dalam Pasal 28B ayat (1) UUD 1945. UUD
hak. Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28B ayat (2) UUD
1945.Untuk situasi ini, ketika waktu dasar pernikahan untuk wanita lebih
rendah daripada pria, sah-sah saja wanita dapat membentuk keluarga lebih
cepat.
keadaan ini, usia dasar untuk menikah bagi perempuan sama dengan usia
Batas usia dimaksud dinilai telah matang jiwa raganya untuk dapat
secara baik tanpa berakhir pada perceraian dan mendapat keturunan yang
44
Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Akademika Pressindo, 1992), hlm. 76
33
sehat dan berkualitas. Diharapkan juga kenaikan batas umur yang lebih tinggi
dari 16 (enam belas) tahun bagi wanita untuk kawin akan mengakibatkan laju
kelahiran yang lebih rendah dan menurunkan resiko kematian ibu dan
anak.Selain itu, ini juga dapat memenuhi hak istimewa anak-anak untuk
suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya,
atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke
d. Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau
istimewa.
kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang
j. Anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga,
dan kesehatan, karena orang tuanya atau salah satu orang tuanya
l. Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,
Pemerintah Daerah.47
46
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Pasal 1
47
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Pasal 1
36
a. non diskriminasi;
8. Pasal 7 (1) Setiap anak memiliki hak istimewa untuk mengenal orang
atau anak dalam keadaan yang tidak diinginkan, anak tersebut berhak
untuk benar-benar diasuh atau disebut sebagai anak asuh atau anak
10. Pasal 9 (1) menjelaskan Setiap anak memiliki hak istimewa untuk
kurikulum khusus.
pengembangan diri. 49
Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya
melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung
tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat
Bangsa tentang Hak-Hak Anak. Dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara,
anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa,
dan bernegara. Orang tua, keluarga, dan masyarakat bertanggung jawab untuk
menjaga dan memelihara hak asasi tersebut sesuai dengan kewajiban yang
1. Penyebab
seperti zoom para guru bisa bertatap muka secara virtual, namun di mana
posisi siswa dan sedang bersama siapa siswa terebut tidak sepenuhnya bisa
utama. Terjebak dengan mencari bisnis dan bekerja di luar rumah karena
berbagai latihan di luar rumah tanpa hambatan. Kebetulan, ada juga orang
51
Bakri, A Rahman, Sukadja, Ahmadi. Hukum Perkawinan Menurut Islam, Undang-
undang Perkawinan dan Hukum Perdata/BW, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1981), hlm. 157
40
asumsi anak perempuan mereka menikah, beban hidup akan ditanggung oleh
setengahnya yang lebih baik. Karena dengan tidak masuk kelas, kesempatan
meningkat secara umum. Di sela-sela jadwal online dan tugas akhir, mereka
bisa saja terlibat dengan hal-hal yang cabul dan tidak pandang bulu sehingga
meniadakan etika dan praktik yang mereka lihat dengan kaki tangan mereka.
Jika itu terjadi, tidak jarang hamil tanpa kehadiran ayah yang mendorong
pernikahan.
hingga berpisah. Tidak jarang anak akan kembali kerumah dengan anak-anak,
Coronavirus. Yang bisa mereka yakini adalah bahwa pernikahan adalah cara
52
Abu Al Ghifari. Pernikahan Dini Dilema Generasi Extravaganza, (Bandung: Mujahid
Press, 2002), hlm. 57
53
Abu Al Ghifari. Pernikahan Dini Dilema Generasi Extravaganza, (Bandung: Mujahid
Press, 2002), hlm. 58
41
2. Solusi
diambil. Baik itu dilakukan oleh pengajar sebagai pengajar, wali yang
konsisten dengan siswa di rumah, dan otoritas publik tentunya dengan strategi
yang bisa diterapkan. Pemberian pengajaran yang baik kepada siswa yang
misalnya, dapat diberikan oleh Guru BK. Dengan gigih guru mengontrol
latihan siswa melalui status mereka melalui media berbasis web, mungkin itu
latihan siswa yang mengarah pada kemalasan. Disiplin waktu ketika anak-
anak menggunakan alat peraga di rumah bisa menjadi pengaturan yang tepat.
Mereka diizinkan untuk menggunakan alat hanya pada jadwal online dan
menangani tugas. Sisa alat disimpan dengan nyaman oleh penjaga sehingga
dasarnya harus dapat dilakukan oleh wali sebagai komando atas penggunaan
42
mencari materi, tetapi pada akhirnya mereka tersesat pada konten yang
usia dasar untuk menikah untuk pria adalah 19 tahun dan untuk wanita 16
tahun, kini telah diubah menjadi setidaknya 19 tahun untuk kedua pemain.
Namun, itu perlahan akan berubah menjadi peringatan keras bagi para wali
dan anak-anak mereka. Karena mereka akan menanggung aib yang luar biasa.
Hal ini dapat menimbulkan pertimbangan wali yang berbeda untuk mengikat
tangan hakim. Dengan asumsi palu hakim ringan lolos dari kesepakatan,
54
Abu Al Ghifari. Pernikahan Dini Dilema Generasi Extravaganza, (Bandung: Mujahid
Press, 2002), hlm. 60
55
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, cet. Ke-4. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2000), hlm. 83
43
pernikahan dini akan terus terjadi. Namun jika akad nikah di bawah umur
hanya diberikan kepada individu yang memiliki usia syar'i, insya Allah tidak
akan ada lagi informasi tentang pernikahan dini yang terus berkembang
seperti sekarang ini. Lebih lanjut, yang perlu diperhatikan, hamil karena
pernikahan dini.
dengan segala kekurangan yang ada, salah satunya adalah sumber pemekaran
dalam pernikahan dini. Diyakini bahwa tugas pengajar, wali dan pemerintah
BAB III
56
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, cet. Ke-4. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2000), hlm. 84
44
ibadah dan Syariat Islam yang ditetapkan dalam Qanun. Saat ini terdapat satu
UUD 1945 mengatur tentang otonomi khusus suatu daerah atau bersifat
istimewa. Daerah yang telah mendapat otonomi khusus tersebut salah satunya
adalah Aceh. Salah satu bentuk formal otonomi khusus Aceh adalah
Tahun 2001 dan Keppres No. 11 Tahun 2003 tentang Mahkamah Syar’iyah
saat itu masih disebut Pengadilan Agama berlokasi di dekat rumah sakit
pekembangan masa pindah dan menempati kantor yang lebih luas di Jalan H.
Agussalim Desa Ie Meule Kota Sabang, sampai akhirnya pada tahun 2013
representative dan strategis di Jalan Yossudarso Kota Sabang, saat ini gedung
Sabang.
Visi :
Misi :
keadilan
yang diresmikan pada tanggal 4 Maret 2003 M/1 Muharram 1424 H sesuai
46
2002.
di bidang:
1. perkawinan;
2. waris;
3. wasiat;
4. hibah;
5. wakaf;
6. zakat;
7. infaq;
8. shadaqah; dan
9. ekonomi syari’ah.
47
atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syari’ah, antara lain
meliputi:
1. Bank syari’ah;
3. Asuransi syari’ah;
4. Reasuransi syari’ah;
7. Sekuritas syari’ah;
8. Pembiayaan syari’ah;
9. Pegadaian syari’ah;
1. Al-Ahwal al-Syakhshiyah;
2. Mu’amalah;
tentang hukum acara bagi Mahkamah Syar’iyah di Aceh, baik hukum acara
4. Struktur Organisasi
istri dengan tujuan membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa atau dalam bahasa Hukum Islam
disebut dengan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah (vide:
diizinkan bagi mereka yang telah memenuhi persyaratan usia (dahulu laki-
laki 19 [sebilan belas] tahun dan perempuan 16 [enam belas] tahun dan
tahun). Bagi mereka yang telah memenuhi syarat usia perkawinan, maka
peraturan perundang-undangan.57
dalam satu permohonan oleh pihak yang mengajukan dan diajukan kepada
pengadilan dalam wilayah hukum yang meliputi domisili salah satu anak
57
Wawancara dengan bapak Fadly sekretaris Mahkamah Sya’iah Kota Sabang tanggal 8
Juni 2022
58
Wawancara dengan bapak Fadly sekretaris Mahkamah Sya’iah Kota Sabang tanggal 8
Juni 2022
50
Menurut bapak Fadly selama tahun 2022 dari awal sampai tanggal 10
bulan mei ini yang mendaftar dan yang tercatat dalam perkara permohonan
51
1. Surat permohonan
dan anak. apakah secara sikologis sudah siap dalam berumah tangganya.
Dan adapun dari pihak kedua orang tuanya dipriksa terlebih dahulu
59
Wawancara dengan bapak Fadly sekretaris Mahkamah Sya’iah Kota Sabang tanggal 8
Juni 2022
52
mereka dinikahkan padahal itu juga sudah melanggar aturann tersebut karena
dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah, menjamin hak anak
kembang anak anak akan menyebabkan tidak terpenuhinnya hak dasar anak
seperti hak atas perlindungan dari kekerasan dan kriminasi, hak sipil anak,
hak kesehatan, hak pendidikan, dan hak sosial anak bahwa sebagai
60
Wawancara dengan bapak Fadly sekretaris Mahkamah Sya’iah Kota Sabang tanggal 8
Juni 2022
53
- Pasal 5 ayat (1), pasal 20, dan pasal 28B Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 : Undang-Undang Nomor 1
tahun 1974 tentang perkawinan (Lembaga Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 nomor 1, Tambahan Lembaran Neagara Republik
Indonesia Nomor 3019)
perkawinan bagi wanita. Dalam hal ini batas minimal umur perkawinan bagi
wanita dipersamakan dengan batas minimal umur perkawinan bagi pria, yaitu
19 (sembilan belas) tahun. Batas usia dimaksud dinilai telah matang jiwa
tujuan perkawinan secara baik tanpa berakhir pada perceraian dan mendapat
keturunan yang sehat dan berkualitas. Diharapkan juga kenaikan batas umur
yang lebih tinggi dari 16 ( enam belas ) tahun bagi wanita untuk kawin akan
kematian ibu dan anak. Selain itu juga dapat terpenuhinya hak-hak anak
mungkin. 61
61
Wawancara dengan bapak Fadly sekretaris Mahkamah Sya’iah Kota Sabang tanggal 8
Juni 2022
54
Hukum pernikahan dibawah umur menurut hukum Islam adalah sah asal
sudah baligh, mumayyiz, bisa bertanggung jawab serta rukun dan syarat
telah mencapai baligh antara kedua calon suami isteri, inheren dengan syarat-
syarat dan rukun perkawinan. Salah satu syarat sah perkawinan adalah
hukum Islam yang sesuai dengan ketentuan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin.
Kemudian jika menurut pendapatmu mereka Telah cerdas (pandai
memelihara harta), Maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya.
dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas
kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya)
sebelum mereka dewasa. barang siapa (di antara pemelihara itu)
mampu, Maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak
yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, Maka bolehlah ia makan harta
itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta
kepada mereka, Maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang
penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai Pengawas
(atas persaksian itu).62
Dalam tafsir al-misbah, makna kata dasar rushdan dalah ketepatan dan
kelurusan jalan. Dari sini lahir kata rushd yang bagi manusia adalah
kedewasaan dapat ditentukan dengan mimpi dan rushdan, akan tetapi rushdan
dan umur kadang- kadang tidak sama dan sukar ditentukan, seseorang yang
telah bermimpi ada kalanya belum rushdan dalam tindakannya. Hal ini dapat
Secara eksplisit para fuqaha’ tidak sepakat terhadap batas usia minimal
madhab berikut.
Imam Shafi’i dan hambali berpendapat bahwa ayah boleh mengawinkan anak
neneknya apabila ayah tersebut tidak ada. Hanya Ibn Hazm dan Shubrumah
masih kecil kecuali ia sudah dewasa dan mendapat izin dari padanya.65
seseorang tersebut dikatakan secara pasti baik oleh hukum positif maupun
hukum Islam. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa batasan usia dikatakan
di bawah umur ketika seseorang kurang dari dari 25 tahun bagi laki-laki dan
bawah umur asli yaitu perkawinan di bawah umur yang benar murni
dilaksanakan oleh kedua belah pihak untuk menghindarkan diri dari dosa
tanpa adanya maksud semata-mata hanya untuk menutup perbuatan zina yang
untuk menutupi perilaku zina yang pernah dilakukan oleh kedua mempelai.
65
Dedy Supriyadi dan Mustofa, Perbandingan Hukum Perkawinan di Dunia Islam, hlm.
23.
57
Hal ini berarti, antara anak dan kedua orang tua bersama-sama untuk menipu
maksud denagn menutupi aib yang telah dilakukan oleh anaknya. Dan mereka
berharap agar masyarakat untuk mencium “bau busuk” yang telah dilakukan
seperti yang diterapkan oleh ulama fiqh adalah tercapainya usia yang
bagi laki-laki yang sudah bermimpi keluar mani dan perempuan yang sudah
haid, yang demikian dipandang telah siap nikah secara biologis. Akan tetapi,
dan sudah mampu membayar mahar, sedangkan secara psikis adalah kedua
belah pihak sudah masak jiwa raganya. Perkawinan dapat dikatakan ideal jika
seseorang ketika sudah berumur 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi
perempuan.67
66
Abu Al Ghifari, Pernikahan Dini Dilema Generasi Exravansa (Bandung: Mujahid
Press, 2002), hlm. 20.
67
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan & UU No. 23 Tahun
2004 Tentang Penghapusan KDRT, pasal 7 ayat 1 (Jakarta: Visimedia, 2007), h. 4-5.
58
biologi saja yang bersifat seksual akan tetapi, perkawinan merupakan suatu
ibadah yang mulia yang diridhoi oleh Allah SWT dan Rasul-Nya maka
perkawinan tersebut akan terwujud jika diantara kedua belah pihak sudah
bentuk sikap dan tindakan yang bersumber dari jiwa yang matang sehingga
dini. Menurut imam Syafi’i jika ditinjau dari segi umur calon mempelai
keterangan tersebut dilanjutkan bahwa: “bagi anak yeng belum dewasa yaitu
belum mencapai umur 15 tahun atau belum keluar darah haid, maka ayah
boleh menikahkan anaknya tapa seizinnya terlebih dahulu ini disebut (haq
jika merugikan atau hanya akan menyusahkan sang anak”. Menurut imam
59
Syafi’i dasar penetapan hak ijbar ialah tindakan Nabi Muhammad saw yang
menikahi Siti Aisyah ketika masih umur enam atau tujuh tahun, kemudian
sembilan tahun. Kalau menurut hukum perdata pernikahnnya tidak sah sebab
belum mencukupi umur untuk menikah sesuai dengan peraturan yang ada
prnikahan.
umur 19 tahun dan 16 tahun di ajukan oleh orang tua kedua calon mempelai
pernikahan akan tetapi belum mencapai umur yang di atur dalam Undang-
undang pasl 7 ayat 1 nomor 1 tahun 1974 tentang batas umur boleh
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
di bawah umur.