A. Penegasan Judul
penting penulis menjelaskan judul penelitian ini, dengan harapan agar mudah
Para Ulama). Adapun istilah yang terdapat dalam judul yang perlu
ditegaskan adalah :
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, Edisi 3, 2008, hal.24
2
Misbah Khusurur Muslihun, ‘Pandangan Hakim Terhadap Dispensasi Nikah Dan Relevansinya
Dengan Undang-Undangnomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak’, Al Wasith: Jurnal
Studi Hukum Islam, 2.1 (2017), 85–107.
3
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, Edisi 3, 2008, hal.1781.
2
bersama antara pria dan wanita sebagai suami istri agar mendapatkan
1974 tentang Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal yang berdasarkan ketuhanan
dewasa atau umurnya sudah matang dan cukup untuk melakukan perkawinan
dibawah umur merupakan suatu hal yang lumrah terlebih lagi dalam kondisi
4
Wafa Moh. Ali, Hukum Perkawinan Di Indonesia Sebuah Kajian Dalam Hukum Islam Dan
Hukum Materil, Yayasan Asy-Syari’ah Modern Indonesia, 2018..32-33.
5
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, Asy-Syir’ah, 2014, VOL. 46..10.
3
yang mendesak baik dalam faktor ekonomi, sosial dan hamil diluar nikah.
Orang tua atau wali calon mempelai laki-laki atau wanita yang belum
Tahun 1974 usia perkawinan bagi Pria 19 tahun dan usia wanita 16 tahun,
ketegasan hukum.
setelah Undang Undang No.16 Tahun 2019 diberlakukan yang terjadi bukan
perkawinan dalam islam memang tidak diatur dengan tegas, baik laki-laki
4
sebagai patokan bagi seseorang yang akan menikah.6 Konsep ba’ah dalam
perkawinan yaitu mampu dalam segala hal baik mampu memberi nafkah
menikah.7
tersebut.
sebelum dan sesudah pemberlakuan Undang undang no.16 Tahun 2019 dan
6
Asni, Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012), 78-79.
7
A. Zuhdi Mihdlor, Memahami Hukum Perkawinan, cet. Ke-2 (Bandung: al-Bayan, 1995), 23.
5
No.16 Tahun 2019 di Pengadilan Agama Gunung Sugih dan Pendapat Para
Lampung Tengah.
tujuan dari peneliti yang berdasarkan dari identifikasi dan batasan masalah.
Maka dapat disimpulkan fokus penelitian pada penelitian ini yaitu pada
Sedangkan sub fokus pada penelitian ini peneliti yaitu tingkat pengajuan
E. Rumusan Masalah
F. Tujuan Penelitian
G. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis,
2. Secara Praktis,
dilakukan orang lain dan relevan dengan tema dan topik penelitian yang akan
7
8
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Program Sarjana, (Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung, 2020), 5.
9
Chairunisak, “Pandangan Hakim Pengadilan Agama Rantaupapat Mengenai Dampak
Pemberlakuan Undang-Undang No.16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.1
Tahun 1974 tentang Perkawinan Dalam Mengadili Perkara Dispensasi Nikah” (Skripsi, UIN
Sumatra Utara Medan, 2020).
8
nikah jika ditinjau dari Maqasid Syariah Imam Syatibi. Kesimpulan dari
I. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
informasi dari buku, jurnal, karya ilmiah dan artikel lainnya yang
b. Sifat Penelitian
suatu objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah
11
Dieta Mellaty Hanafi, “Dispensasi Nikah Setelah Berlakunya UU No.16 Tahun 2019 Perubahan
Atas UU No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Perspektif Maqasid Syari’ah Imam Syatibi”
(Tesis, UIN Maulana Malik Ibrahim, 2020)
10
2. Sumber Data
Sumber data yang penilitian lakukan ada dua yaitu sumber data
Gunung Sugih.
sumber data primer. Sumber data primer dari penelitian ini meliputi
buku, jurnal, artikel dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan
Konsep Ba’ah.
a. Populasi
b. Sampel
populasi.
a. Wawancara
b. Kepustakaan
teoritis.12
c. Dokumentasi
12
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research, (Bandung: ALUMNI, 1998), 78.
12
b. Analysing (Analisis)
konsep ba’ah.
c. Concluding (menyimpulkan)
konsep ba’ah.
secara rinci dan sistematis sehingga dapat tergambar secara utuh dan
J. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Perkawinan
seorang pria membentuk keluarga bahagia dan kekal (abadi). Suci disini
berarti mempunyai unsur agama atau ketuhanan yang maha esa.13 Menurut
ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
antara wali wanita calon istri dengan pria calon suaminya. Akad nikah itu
harus diucapkan oleh wali si wanita dengan jelas berupa ijab (serah) dan
ٰ ِ ْ َالصلِ ِح ِمن ِعب ِاد ُكم واِماۤ ِٕى ُك ۗ ْم اِ ْن يَّ ُكونُوا ُف َقراۤء ي ْغنِ ِهم ال ٰلّه ِمن ف ِ ِ
ُضلهٖۗ َواللّه ْ ُ ُ ََُ ْ ْ َ َ ْ َ ْ َ َواَنْك ُحوا ااْل َيَا ٰمى مْن ُك ْم َو ّٰ نْي
yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi
2. Dispensasi Nikah
ayat (1) yang menyatakan, “Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria
batasan usia itu dilanggar, Perkara dispensasi nikah ini tentu akan sangat
berkaitan erat dengan masalah batasan usia menikah, baik itu dari pihak
16
Miftakhul Janah and Haris Hidayatulloh, ‘Dispensasi Nikah Di Bawah Umur Dalam Hukum
Islam’, Jurnal Hukum Keluarga Islam, 5.1 (2020), 34–61.
17
Muhammad Kunardi, HM Mawardi Muzamil, Implikasi Dispensasi Perkawinan Terhadap
Eksistensi Rumah Tangga Di Pengadilan Agama Semarang, Jurnal Pembaharuan Hukum Vol 1.
No. 2, Mei –Agustus 2014.
16
tahun bagi wanita dan mimpi basah dengan 19 tahun bagi pria, jadi bisa 14
sifatnya mendesak
1974 juga membedakan yaitu 16 bagi wanita wanita dan 19 tahun bagi pria
2019 yakni usia 19 tahun bagi wanita maupun pria, dan yang lebih ekstrim
Pasal 28B ayat (1) UUD 1945, melainkan juga menimbulkan diskriminasi
dalam Pasal 28B ayat (2) UUD 1945. Oleh karena hal tersebut, dalam
undang untuk dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun melakukan
perkawinan.
menurunkan resiko kematian pada ibu dan anak, dan juga dapat memenuhi
setinggi mungkin.
yang hanya memuat satu pasal khusus, yakni ketentuan pasal 7 yang berisi
awalnya 16 tahun bagi wanita dan 19 tahun bari pria, berubah menjadi 19
4. Konsep Ba’ah
karena menikah itu lebih dapat memejamkan mata dan lebih dapat
(Muttafaq‘alaih).
bagi para pemuda sudah mampu untuk ba‟ah, maka saat itulah saat yang
Kedua pendapat itu sebenarnya merujuk kepada satu pengertian yang sama
dan terkait satu sama lainnya, dua pendapat ulama tersebut adalaha;
19
Dan maksud dari hadis tersebut adalah siapa saja yang mampu
rumah.19
siapa di antara kalian yang mampu jimak (bersetubuh) telah baligh dan
kedua “siapa saja yang tidak mampu” yakni tidak mampu menikah (tapi