TINJAUAN PUSTAKA
pergaulan bebas yang dilakukan pasangan yang berusia di bawah yang telah
Pengadilan Agama berupa dispensasi kawin. Selain itu Sri Ahyani dalam
suami akan dihina dan dikucilkan oleh masyarakat. Putusan hakim dalam
18
19
akan menambah dosa dan terjadi perkawinan di bawah tangan yang akan
mengklasifikasikan kasus.
Di lain tempat dan waktu pada tahun 2013, Bagya Agung Prabowo,
hakim lainnya adalah agar yang akan menngawini adalah ayah biologis anak
yang dikandung.2
1
Sri Ahyani, “Pertimbangan Pengadilan Agama Atas Dispensasi Pernikahan Usia
Dini Akibat Kehamilan Di Luar Nikah”. Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 34, no.1, 2016.
2
Bagya Agung Prabowo, “Pertimbangan Hakim dalam Penetapan Dispensasi
Perkawinan Dini Akibat Hamil di Luar Nikah pada Pengadilan Agama Bantul”. Jurnal
Hukum IUS QUIAIUSTUM, Vol. 20, no.2, 2013.
20
Kajian lain pada tahun 2016, Puji Hastuti, telah meneliti tentang
seperti rentang terjadi kekerasan dalam rumah tangga, tidak siap finansial,
efek buruk terhadap kesehatan bagi wanita dan tingginya angka perceraian.3
3
Puji Hastuti, “Gambaran Terjadinya Pernikahan Dini Akibat Pergaulan Bebas”.
Jurnal Riset Kesehatan, 5(1), h.2016.
21
norma positif yang ada, selain itu terhadap nilai keadilan hakim
Terakhir pada Tahun 2019 terdapat tulisan Muh Zulvan Rifai berjudul
ialah suatu dampak hukum yang harus ditempuh bagi pasangan yang ingin
untuk laki-laki berumur 19 tahun dan wanita berumur 16 tahun sesuai dengan
dan hakim akan mengabulkan permohonan tersebut dengan melihat dari segi
4
Arina Kamila, Eksistensi Nilai Hukum Dalam Putusan (Studi Pertimbangan Hakim
Dalam Penetapan Dispensasi Nikah Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2010-2015),
(Yogyakarta: 2017).
5
M. Zulvan Rifai, “Analisis Yuridis Bagi Hakim Pengadilan Agama Dalam
Mengabulkan Permohonan Dispensasi Nikah”. Jurnal Ilmiah Hukum, Vol. 25, no.3, 2019.
22
dikabulkan sedang penelitian yang akan penulis lakukan tidak hanya pada
kasus yang dikabulkan tapi juga pada kasus yang tidak dikabulkan.
Perdata tahun 2017, buku ini membahas tentang hukum perdata yang
usia 16 tahun bagi perempuan dan 19 tahun bagi laki-laki, buku ini juga
Indonesia yang sarat dengan pluralism. Perkawinan beda agama tidak bisa
orang lain tidak bisa dibatasi dengan agama. Keutuhan dan keharmonisan
menjadi suatu hal yang rentang terhadap munculnya masalah dan konflik
perbedaan dalam pola pikir, cara pandang, aktivitas dan kebiasaan sehari
hari yang sedikit banyak disebakan oleh perbedaan agama oleh keduanya.
tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita. Namun ada penyimpangan
hukum.
1. Pertimbangan Hakim
dengan segala tugas dan fungsinya harus ditegakkan oleh karena itu
Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara serta oleh Mahkamah
dinyatakan bahwa:
6
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum Progresif
(Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 1.
7
Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2007), h. 29.
8
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman
26
atau pendapat tertulis terhadap perkara yang sedang diperiksa, hal ini
dihasilkan dari lembaga peradilan dan ketentuan ini diatur di dalam Pasal
14 yang menyatakan:
a. Pokok persoalan dan hal-hal yang diakui atau dalil-dalil yang tidak
disangkal.
baik adalah putusan yang memenuhi tiga unsur aspek secara berimbang,
ditegakkan secara tegas bagi setiap peristiwa konkret dan tidak boleh
10
Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata, h.141.
28
masyarakat.
Maqashid al-Syariah tidak hanya dilihat dalam arti teknis, tetapi dalam
Thaha/20:2.
Terjemahnya:
“Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi
susah”.
29
yang lain, membutuhkan proses dalam kurung waktu yang lama untuk
yaitu:
menjadi bagian dari Ushul Fikih. Qiyas didasarkan pada ‘llat dari
Maqashid al-Syariah.
11
Suyanto, Dasar-dasar Ilmu Fikih dan Ushul Fikih (Cet, I; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), h. 155.
30
a. Memelihara Agama
b. Memelihara Jiwa
c. Memelihara Akal
d. Memelihara Keturunan
kepada anak keturunan agar dapat tumbuh dengan normal dan dalam
e. Memelihara Harta
yang baik, yang benar dan halal serta senantiasa berbagi harta benda yang
dimiliki kepada orang yang tidak mampu sesuai dengan perintah agama.12
12
Suyanto, Dasar-dasar Ilmu Fikih dan Ushul Fikih….. h. 165-167.
31
keturunan dan harta. Maka dispensasi kawin menjadi salah satu solusi
penyakit HIV AIDS yang dikarenakan seks bebas. Anak yang masih di
bawah umur terbilang hasrat seksnya masih sangat tinggi dan berpotensi
tertular penyakit. Agama menganjurkan untuk selalu mejaga jiwa dan akal
boleh keluar dari koridor hukum yang mengatur tentang persoalan yang
putusan dan diucapkan oleh hakim dalam sidang sebagai hasil dari
pemeriksaan perkara.
32
Secara yuridis hakim tidak boleh menolak suatu kasus atau perkara
dengan alasan tidak ada hukum, hakim harus berperan untuk mengisi
atau kaidah perundang-undangan yang tidak ada atau kurang jelas, hakim
yang paling utama dari pada kepastian hukum dan kemanfaatan. Secara
menempati peringkat yang paling atas diantara tujuan yang lain. Namun,
lain.
menjadi isi aturan hukum. Sedangkan aturan hukum adalah bentuk yang
harus melindungi nilai keadilan, tanpa keadilan, sebuah aturan tidak pantas
menjadi hukum. Bagi Gustav Radbruch, hukum memiliki tiga aspek, yakni
secara proporsional. Suatu putusan hakim harus adil, tetapi harus pula
13
Gustav Radbruch, Hukum itu Normatif, Karena Nilai Keadilan, (https://sudut
hukum.com)
14
Sudikno Mertokusumo, Teori Hukum (Edisi Revisi), (Yogyakarta: Cahaya Atma
Pustaka, 2014), h. 24.
34
a. Pengertian Perkawinan
yaitu kata nikah dan zawaj dan kata-kata ini sering dipakai oleh orang arab
dalam kesehariannya, kedua kata ini pula banyak terdapat didalam al-
وإن خفتم أال تقسطوا ىف اليتمى فانكحوا ماطاب لكم من النساء مثىن وثالث وربع
فإن خفتم أال تعدلوا فواحدة أو ماملكت أميانكم ذلك أدىن أال تعولوا
Terjemahnya:
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-
hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya),
Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga
atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku
adil, Maka (kawinilah) seorang saja”.
Begitu juga kata za- wa-ja dalam al Qur`an mengandung arti kawin
فلما قضى زيد منها وطرا زوجنكها لكى ال يكون على املؤمنني حرج يف أزواج
أدعيائهم
Terjemahnya:
“Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap Istrinya
(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak
15
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Pranada
Media group, 2006), h. 35.
35
pula, bahwa berpasangan itu juga merupakan salah satu makna dari kawin.
atas pendapat ini adalah banyaknya pengertian kawin yang terdapat dalam
Saw.18 Namun menurut pendapat yang sahih, kawin arti hakekatnya adalah
istilah ialah suatu akad yang dengannya hubungan kelamin antara pria dan
saja, yaitu kebolehan hukum dalam hubungan kelamin antara seorang laki-
padahal setiap perbuatan hukum itu mempunyai tujuan dan akibat ataupun
pengaruhnya.
seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
18
M. Abdul Ghofar E.M., Fiqih Wanita, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar), 1996,
h. 375.
19
Mizbah, Fikih, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2016, cet.1), h. 36.
20
M. Abdul Mujjeb.M, Mabruri Tholhah, Syafi’ah AM., Kamus Istilah Fiqih,
(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, cet. 1), h. 249.
21
Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, h. 741.
22
Idris dan Saefuddin Zuhri, (Tanwirul Qulub) Menerangi Qalbu, (Kota Malang:
Pustaka Imam Syafi’i, 2002.)h. 338.
23
Departemen Agama RI Perwakilan Jawa Tengah, Undang-undang Perkawinan,
(Semarang: CV. Alawiyah, 1974), h. 5.
37
pernikahan yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalidhan untuk
ketentraman serta kasih sayang dengan cara yang diridhai Allah Swt.25
b. Tujuan Perkawinan
الر ُج ِل َوالْ َم ْرأَةِ َوتَ َع ُاوِنِِ َما َوََِي ُد َمالِ ِكلَْي ِه َما ِم ْن ُح ُق ْو ٍق ِ
َ ْ ََع ْق ٌد يُفيْ ُد َح َّل ُع ْشَرةٍ ب
َّ ني
.اتٍ وما علَي ِه ِمن و ِاجب
َ َ ْ ْ َ ََ
“Nikah adalah akad yang memberikan faedah hukum kebolehan
mengadakan hubungan keluarga (suami istri) antara pria dan
wanita dan mengadakan tolong menolong serta memberikan batas
hak bagi pemiliknya dan pemenuhan kewajiban masing-masing”.
24
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Akademika
Pressindo, 1995, cet. II), h. 114.
25
Ibid.
38
berikut:
26
Djamaan Nur, Fiqihh Munakahat, (Semarang: Toha Putra, 1993), h. 4
39
ان َوَال ََِي ُّل لَ ُك ْم اَ ْن ََت ُخ ُذ ْوا ٍ ف اَوتَس ِريح ِِبِحس ٍ ِ ٌ اَلطَّ َال ُق مَّرََت ِن فَاِمس
َ ْ ٌ ْ ْ ْ اك ِبَْع ُرْو َْ َ
ِِمَّآ اَتَْي تُ ُم ْوُه َّن َشْي ئًا اَِّال أَ ْن ََيَافَآ اََّاليُِقْي َما ُح ُد ْوَد هللاِ فَاِ ْن ِخ ْفتُ ْم اََّاليُِقْي َما
ك ُح ُد ْوَد هللاِ فَ َال تَ ْعتَ ُد ْوَها َ ْت بِِه تِل
ِ
ْ اح َعلَْي ِه َما فْي َما افْ تَ َد
ِ
َ َُح ُد ْوَد هللا فَ َال ُجن
.ك ُه ُم الظَّالِ ُم ْو َن ِ
َ َِوَم ْن يَتَ َع َّد ُح ُد ْوَد هللا فَأُولئ
Terjemahnya:
“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh
rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan
dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu mengambil
kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada
mereka, kecuali kalua keduanya khawatir tidak akan dapat
menjalankan hukum-hukum Allah Swt. Jika kamu khawatir
bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan
hukum-hukum Allah Swt, Maka tidak ada dosa atas
keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk
menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah Swt, Maka
janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang
melanggar hukum-hukum Allah Swt mereka Itulah orang-
orang yang zalim”.
27
M.Thobroni & Aliyah A. Munir, Meraih Berkah dengan Menikah, (Yogyakarta:
Pustaka Marwa, 2010), h.20.
40
perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa,
sangat kuat atau mitsaaqon gholiidhan untuk mentaati perintah Allah Swt.
dan rahmah.29
28
Achmad Ichsan, Hukum Perkawinan Bagi yang beragama Islam, (Jakarta: PT
Pradnya Paramita), 1986, h. 30.
29
Ahmad Rofiq, Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Gema
Media, 2001), h. 103.
41
yang hidup bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan antara jantan dan
betina dengan anarki dan tidak ada suatu aturan,30 karena itulah
rahmah perlu adanya syarat dan rukun perkawinan dan syarat perkawinan
ini melekat pada rukun dari perkawinan, para ulama sepakat bahwa yang
harus ada dalam perkawinan itu adalah akad perkawinan, laki-laki yang
akan kawin, perempuan yang akan kawin, wali dari mempelai perempuan,
saksi yang menyaksikan akad perkawinan, dan mahar atau mas kawin dan
akad itu sendiri, dan jika syarat-syarat itu batal maka akad
30
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 6, (Bandung: PT Alma`arif, 1997), h. 10.
42
a) BerAgama Islam.
b) Laki- laki.
c) Jelas orangnya.
31
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam, h. 60.
43
b) Perempuan
c) Jelas orangnya
a) Laki-laki
b) Dewasa
d) Islam
e) Dewasa
PASAL 10
orang saksi.
32
(Pasal 8 setelah dipenuhinya tatacara dan syarat- syarat pemberitahuann serta tiada
suatu halangan perkawinan, pegawai pencatat menyelenggarakan pengumuman tentang
pemberitahuan kehendak melangsungkan perkawinan dengan cara menempelkan surat
pengumuman menurut formulir yang ditetapkan pada kantor pencatatan perkawinan pada
suatu tempat yang sudah ditentukan dan mudah dibaca oleh umum).
45
PASAL 11
berlaku.
3. Dispensasi Kawin
ikatan antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri
33
Soedjito Tjokrowisastro, Pedoman Penyelenggaraan Catatan Sipil, (Jakarta: Bina
Aksara, 1985), h. 49.
46
perkawinan, bagi pria yang belum mencapai usia 19 tahun dan wanita
pasal ini, diajukan oleh orang tua pria mupun wanita kepada pengadilan
47
pasal13(3). Dalam hal permohonan dispensasi kawin ini harus dari orang
tua atau wali calon pengantin, jadi bukan calon pengantin itu seperti pada
1) Prameja
permohonan.
2) Meja I
pada meja pertama yang akan menaksir besarnya panjar biaya perkara
34
Anwar Sitompul, Kewenangan Dan Tata Cara Berperkara Di Pengadilan Agama,
(Bandung: Armico), h. 65.
48
R.Bg atau pasal 182 ayat (1) HIR atau pasal 90 ayat (1) UUPA,
meliputi:
sumpah.
perintah
keterangan dari Lurah atau Kepala desa setempat yang dilegalisir oleh
Camat. Bagi yang tidak mampu maka panjar biaya perkara ditaksir Rp.
3) Kasir
perkara.
49
Pemohon.
4) Meja II
pada hari, tanggal yang telah ditentukan. Kepada para pihak diberitahukan
35
Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,2007), h. 61.
50
terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis, maka para pihak berperkara
surat:
berikut mengadili.
pemohon.
1) Persyaratan Umum
a) Surat Permohonan.
36
Wawancara dengan hakim Pengadilan Agama Sidenreng Rappang (Ibu Saraswati,
S.H) pada tanggal 5 Oktober 2020.
52
Pos.
13(2)).
dalam hal ini juga para ilmuan Islam berbeda pendapat tentang tanda-tanda
itu. Al-Qur’an secara konkrit tidak menentukan batas usia bagi pihak yang
kualitas yang harus dikawini oleh mereka sebagaimana firman Allah swt.
اح فَاِ ْن آنَ ْستُ ْم ِمْن ُه ْم ُر ْش ًدا فَ ْادفَ ُع ْوا إِلَْي ِه ْم أ َْم َوا َلُْم ِ ِ
َ تمى َح ََّّت إ َذا بَلَغُ ْوا الن َك
َ ََوابْتَ لُ ْوا الْي
Terjemahnya:
“Dan ujilah anak-anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk
menikah. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas
(pandai memelihara harta) maka serahkanlah kepada mereka
hartanya”.
sampai diketahui bahwa anak itu dapat dipercaya.37 Maksud dari Surah an-
Nisa ayat 6 di atas adalah kepada para wali diperintahkan: ujilah anak
mereka harta-harta mereka, karena ketika itu tidak ada lagi alasan untuk
menahan harta mereka.38 Yang dimaksud dengan sudah cukup umur untuk
tangga, dan siap menjadi suami dan memimpin keluarga. Hal ini tidak
akan bisa berjalan sempurna, jika dia belum mampu mengurus harta
37
Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktur
Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.
Sinergi Pustaka Indonesia, 2012)h. 100.
38
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002, vol.2)h. 350.
54
atau jelas. Yakni anak-anak yang sudah sampai pada usia tertentu yang
Namun yang perlu digaris bawahi disini adalah bahwa nas al-
Qur’an dan hadits tidak pernah memberi batasan yang sangat tegas terkait
fiqh klasik juga tidakmemberi batasan yang begitu tegas dan masih ada
baligh secara yuridis adalah jika seorang telah berusia 12 tahun bagi laki-
Hanifah yakni setelah seseorang mencapau usia 18 tahun bagi laki-laki dan
apabila seseorang telah mencapai usia 15 tahun baik bagi anak laki-laki
39
M. Abdul Mujieb, et.al., Kamus Istilah Fiqihh, h. 37
40
Aminuddin Slamet Abidin, Fiqh Munakahat, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 57.
55
mengetahui antara yang baik dan yang buruk dan antara yang bermanfaat
timbul dari perbuatan yang dilakukannya. Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan
baligh seseorang.41
seseorang. Mereka juga menyatakan usia baligh untuk anak laki-laki dan
sebagai bukti baligh seseorang, sebab bulu-bulu ketiak itu tidak ada
bedanya dengan bulu-bulu lain yang ada pada tubuh. Hanafi menetapkan
batas maksimal usia baligh anak laki-laki adalah delapan belas tahun dan
41
Muhammad Jawad Mughniyah, al-Fiqh ‘Ala al-Madzahib al-Khamsah. Terj.
Masyukur A.B, (Jakarta: Penerbit Lentera, 2012), 267.
42
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, Basrie Press, tkp., t.t., h. 22
43
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, Basrie Press, tkp., t.t., h . 23.
56
baligh, oleh karena itu seorang pria yang belum baligh belum bisa
1) Kematangan Jasmani.
3) Kematangan Perasaan.
tidak lagi ragu-ragu antara cinta dan benci sebagaimana yang terjadi
tampaknya lebih ditonjolkan pada aspek fisik. Hal ini dapat dilihat dari
44
Miftah Faridl, 150 Masalah Nikah Keluarga, (Jakarta: Gema insani, 1999), h. 26.
45
Ukasyah Athibi, Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya, (Jakarta: Gema Insani,
1998), h. 352.
57
tahun.46
batas tepat 15 tahun Qamariyah dengan dua orang saksi yang adil, atau
dua hal ini adalah setelah usia sempurna 9 tahun. Selain itu tumbuhnya
rambut kelamin yang lebat sekira memerlukan untuk dipotong dan adanya
seseorang akan sangat menentukan pola hidup dan rasa tanggung jawab
46
Salim Bin Smeer Al Hadhrami, Safinatun Najah, terj. Abdul Kadir Aljufri,
(Surabaya: MutiaraIlmu, 1994), h. 3-4.
47
Aliy As’ad, Fathul Mu’in Jilid 2, terj. Moh. Tolchah Mansor, (Kudus:
Menara,ct.t.) h. 232-233.
58
kehidupan pada masa sekarang lebih sulit dibanding pada zaman dahulu.
Dan datangnya ihtilam sering tidak sejalan dengan telah cukup matangnya
pikiran kita sehingga kita telah memiliki kedewasaan berfikir. Karena itu
wajib bagi kita pegang dalam menentukan anak cukup umur adalah
fisik (tubuh).
3) Ada izin dari kedua orang tua atau walinya bagi calon mempelai yang
pembahasan disini adalah nomor dua yang terdapat pada pasal 7 ayat (1)
prinsip yang diletakkan UU Perkawinan, bahwa calon suami istri itu harus
pada perceraian dan mendapat keturunan yang baik dan sehat. Untuk itu
harus dicegah adanya perkawinan antara calon suami istri yang masih di
bawah umur.50
terdapat kenyataan bahwa batas umur yang lebih rendah bagi seorang
dibandingkan dengan batas umur yang lebih tinggi. Memang pada waktu
48
Gatot Supramono, Segi-Segi Hukum Hubungan Luar Nikah, (Jakarta: Djambatan,
1998), h. 15.
49
Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Bahan Penyuluhan
Hukum, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2001), h. 119.
50
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, cet. III, 2005),
h.7
60
(KB) belum seperti sekarang ini. Pada waktu itu orang berumah tangga
akan padat penduduk Indonesia jika kawin dengan umur yang sangat
muda.51
syar’inya mempunyai landasan yang kuat, seperti firma Allah Swt. dalam
Q.S. An-Nisa’/9:9.
واليخش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعفا خافوا عليهم فليتقوا هللا وليقولوا
قوال سديدا
Terjemahnya :
“Dan hendaklah takut (kepada Allah SWT) orang-orang yang
sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang
mereka yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) nya.
Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah SWT,
dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”.
banyak menimbulkan hal-hal yang tidak sejalan dengan misi dan tujuan
berdasarkan kasih dan sayang. Tujuan ini tentu akan sulit terwujud,
menghadapi liku-liku dan badai rumah tangga. Berhubung dengan hal itu,
maka undang-undang ini menentukan batas umur untuk kawin bagi pria
maupun wanita, ialah 19 (sembilan belas) tahun bagi pria dan 16 (enam
belas) tahun bagi wanita. Meskipun telah ditentukan batas umur minimal,
syarat umur tersebut, melalui pasal 7 ayat (2) yang berbunyi: “Dalam hal
kepada Pengadilan dan Pejabat lain, yang ditunjuk oleh kedua orang tua
puluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua, di sisi lain pasal 7
mencapai umur 16 (enam belas) tahun. Bedanya jika kurang dari 21 tahun,
52
Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, h. 119.
62
yang diperlukan izin orang tua, dan jika kurang dari 19 tahun dan 16
tahun, perlu izin pengadilan. Ini dikuatkan pasal 15 ayat (2) Kompilasi
Hukum Islam.
hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sosial, budaya dan hal ini
sebenarnya terjadi pada para pemohon, baik berupa keterangan saksi maupun
bukti tertulis. Pertimbangan hakim merupakan hal yang sangat penting dalam
dengan baik.
dan berpegang pada landasan teori yang diangkat membuat alur penelitian ini
dapat terarah sebagaimana tergambar dalam bentuk kerangka fikir berikut ini:
Pertimbangan Hakim
Kepastian Hukum
Keadilan
Kemanfaatan
Dispensasi Kawin
Dikabulkan/Ditolak