Dalam pengertian lain, Hukum adalah sebuah aturan norma-norma yang berisikan petunjuk
mengenai mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat.
Hukum berkaitan dengan keadilan, kewibawaan ketaatan dan aturan norma-norma dalam
kehidupan untuk mengendalikan perilaku manusia, menjaga ketertiban dan keadilan, serta
mencegah terjadinya kekacauan.
Pengertian norma bisa diartikan sebagai petunjuk atau pedoman tingkah laku yang harus
dilakukan ataupun tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan suatu
alasan tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), norma adalah aturan atau ketentuan yang
mengikat warga kelompok dalam masyarakat. Di mana sebagai panduan, tatanan, dan
pengendali tingkah laku yang sesuai.
Norma biasanya berlaku dalam lingkungan masyarakat dengan aturan tak tertulis, tetapi
secara sadar masyarakat mematuhinya. Ada berbagai macam-macam norma diantaranya,
norma agama, norma kesopanan, norma hukum, dan norma kesusilaan.
Norma sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu 'norm' yang berarti patokan, pedoman, atau pokok
kaidah. Pengertian norma adalah kaidah yang menjadi sebuah petunjuk, pedoman untuk seseorang
dalam bertindak atau tidak, serta bertingkah laku dalam kehidupan di lingkungan masyarakat,
seperti norma kesopanan, norma hukum, serta norma agama.
Macam-Macam Norma
Macam-Macam norma terbagi menjadi dua berdasarkan sifatnya, yakni norma formal dan
non-formal. Berikut ulasannya:
1. Norma Formal
Norma formal adalah ketentuan dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat serta dibuat
oleh lembaga atau institusi yang sifatnya resmi atau formal. Norma ini dibuat oleh lembaga-
lembaga yang bersifat formal seperti perintah presiden, peraturan pemerintah, konstitusi
dan lain sebagainya.
2. Norma Non-formal
Norma non formal adalah ketentuan dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak
diketahui tentang siapa dan bagaimana yang menerangkan mengenai norma tersebut.
Norma ini biasanya tidak tertulis, tetapi masyarakat dengan sadar melakukannya seperti
sebuah kebiasaan yang ada dalam suatu lingkup kehidupan masyarakat.
JENIS-JENIS NORMA
1. Norma Agama
Norma yang satu ini menjadi pedoman hidup bagi manusia yang bersumber dari
Tuhan Yang Maha Esa. Isi dari norma ini berupa perintah, ajaran, dan larangan.
Perintah adalah suatu perbuatan yang harus dilakukan atau dikerjakan. Larangan
adalah suatu perbuatan yang tidak bisa dilakukan atau harus dihindari. Sementara
sanksi adalah akibat atau hukuman yang diberikan kepada orang yang melanggar
aturan atau norma.
Pada umumnya setiap pemeluk agama menyakini bawa barang siapa yang mematuhi
perintah-perintah Tuhan dan menjauhi larangan-larangan Tuhan akan memperoleh
pahala. Sementara sanksi dari pelanggaran norma agama berupa dosa dengan
balasan di akhirat kelak.
2. Norma Kesusilaan
Norma yang satu ini bersumber dari hati nurani manusia. Norma kesusilaan
mendorong manusia untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk. Jika
seseorang melanggar norma ini, biasanya mereka akan mendapat sanksi berupa
penyesalan, dicemooh, bahkan dikucilkan dari masyarakat.
Nilai-Nilai kesusilaan bersifat universal karena sifatnya yang melekat pada diri
manusia. Dalam hal ini berarti norma kesusilaan dapat berlaku dimanapun dan
kapanpun.
3. Norma Kesopanan
Fungsi Norma
Norma dianggap sangat penting di masyarakat. Karena, jika tidak adanya norma yang
berlaku, akan terjadi kekacauan, keributan, bahkan kerusuhan. Pentingnya norma dalam
masyarakat dikarenakan norma memiliki fungsi berikut:
1. Bisa mencegah terjadinya benturan kepentingan masyarakat
3. Memberi petunjuk atau pedoman bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan
dimasyarakat
6. Memberikan batasan yaitu berupa larangan atau perintah dalam berperilaku dan
bertindak.
Kesimpulan
Pengertian Hukum Adalah himpunan peraturan berisi norma-norma atau kaidah yang
mengatur tata tertib hidup bermasyarakat, hukum berisi aturan mana yang boleh dan tidak
boleh dilakukan serta hukuman terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan.
Tujuan Hukum
Setiap aturan memiliki tujuan, begitupun hukum yang memiliki tujuan hukum yang
diantaranya adalah sebagai berikut;
Sebagai alat untuk menegakkan keadilan dan mengatur kehidupan bermasyarakat, hukum
memiliki unsur-unsur tertentu yang sekaligus menjadi ciri khasnya. Berikut adalah empat
unsur hukum beserta penjelasan dan contohnya.
Sebuah produk hukum harus mengandung unsur peraturan yang berfungsi untuk mengatur
interaksi dan hubungan antar anggota masyarakat di tempat hukum tersebut berlaku.
Contohnya adalah setiap anggota masyarakat dilarang melakukan tindakan kriminal yang
membahayakan orang lain.
Tidak setiap orang atau lembaga memiliki hak dan kewenangan untuk membuat produk
hukum. Hanya badan resmi yang berwenang dan ditentukan berdasarkan kesepakatan yang
boleh membuatnya. Contohnya adalah KUHP dibuat oleh lembaga resmi negara, bukan oleh
pihak swasta.
Sifat hukum yang memaksa ini membedakan hukum dengan norma lain yang berlaku di
dalam masyarakat. Sifat memaksa ini ditandai dengan adanya sanksi bagi siapa pun yang
melanggar. Contohnya adalah pengendara motor yang tidak memakai helm wajib ditilang
dan tidak bisa menolak.
Unsur terakhir dalam produk hukum adalah adanya sanksi yang tegas. Sanksi ini diatur di
dalam perundang-undangan atau produk hukum lainnya yang telah disepakati bersama.
Sanksi bisa berupa penjara, denda, bahkan hukuman mati. Contohnya, sanksi bagi para
koruptor adalah hukuman penjara.
Sumber Hukum
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menjadi penyebab timbulnya hukum. Dalam
ilmu hukum, dikenal dua jenis sumber hukum, yaitu sumber hukum material dan sumber
hukum formal.
Sumber hukum material adalah norma, akal budi, nilai agama, kesusilaan atau kaidah yang
menjadi sumber setiap manusia dalam bersikap dan bertindak sehari-hari. Isi hukum ini
ditentukan oleh keyakinan dan kesadaran dari seseorang atau individu dan pendapat
masyarakat umum.
Sumber hukum formal merupakan penerapan hukum material sehingga dapat berjalan dan
ditaati oleh seluruh objek hukum. Hukum formal terdiri dari beberapa jenis berikut ini.
Hukum terdiri dari beberapa macam penggolongan mulai dari hukum berdasarkan isinya,
tempat berlakunya, sumbernya dan lain sebagainya. Berikut adalah penjelasan
selengkapnya;
A. Hukum Berdasarkan Isinya
Hukum Publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara warga negara dan
negara yang menyangkut kepentingan publik/umum. Contoh hukum publik misalnya
hukum pidana, hukum tata negara, hukum acara pidana
Hukum Privat adalah hukum yang mengatur hubungan antara orang satu dengan
seseorang lainnya secara pribadi. Contoh hukum privat misalnya hukum waris,
hukum dagang dan hukum perdata.
Hukum Tertulis adalah hukum yang dapat ditemukan dalam bentuk tulisan dan
dicantumkan dalam berbagai peraturan negara, contohnya adalah UU, Keppres, PP,
KUHP, KUHD, KUHAP dll
Hukum Tidak Tertulis adalah hukum yang hidup dalam keyakinan masyarakat
bersangkutan, misalnya hukum adat atau hukum mebiasaan
D. Hukum Berdasarkan Tempat Berlakunya
Kaidah Hukum yang Memaksa adalah hukum yang dalam keadaan apapu harus
ditaati dan bersifat mutlak
Kaidah Hukum yang Mengatur atau Melengkapi adalah kaidah hukum yang dapat
dikesampingkan dengan cara membuat suatu perjanjian
Pelaksanaan hukum di Indonesia dinilai masih belum sempurna. Banyak kasus-kasus hukum
terabaikan dan masih banyak terjadi penyimpangan. Hukum masih dianggap tajam kebawah
tumpul keatas.
Hukum masih belum ditegakan dengan baik terutama pada para koruptor negara. Para
pelaku yang tertangkap basah masih banyak yang dihukum ringan atau bahkan mendapat
perlakuan khusus selama masa penahanan.
SUBYEK HUKUM
Subjek hukum adalah segala sesuatu yang menurut hukum mempunyai hak dan kewajiban
sehingga memiliki kewenangan untuk bertindak. Subjek hukum terdiri atas manusia dan
badan hukum.
1. Manusia
Berlakunya manusia sebagai pembawa hak (subjek hukum) mulai dari saat ia dilahirkan dan
berakhir pada saat ia meninggal dunia. Seorang bayi yang masih dalam kandungan ibunya
dapat dianggap telah dilahirkan bilamana kepentingan si anak menghendakinya, misalnya
untuk menjadi ahli waris. Apabila si anak meninggal sewaktu dilahirkan maka ia dianggap
tidak pernah ada (pasal 2 KUHPdt).
Menurut hukum, setiap orang dianggap cakap bertindak sebagai subjek hukum, kecuali oleh
undang-undang dinyatakan tidak cakap (pasal 1329 KUHPdt).
Orang yang cakap adalah orang yang telah dewasa (telah berusia 21 tahun) dan berakal
sehat. Sedangkan orang yang tidak cakap adalah orang yang belum dewasa dan orang yang
ditaruh di bawah pengampuan, yang terjadi karena gangguan jiwa, pemabuk atau
pemboros.
2. Badan Hukum
Badan hukum adalah badan atau perkumpulan yang diciptakan oleh hukum oleh karenanya
dapat bertindak seperti manusia. Sebagai pembawa hak yang tidak berjiwa badan hukum
dapat melakukan persetujuan-persetujuan, memiliki kekayaan yang terlepas dari kekayaan
anggotanya dan bertindak melalui perantaraan pengurusnya.
Bedanya dengan manusia ialah badan hukum tidak dapat melakukan perkawinan, tidak
dapat dihukum penjara (kecuali hukuman denda).
Objek Hukum
Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan dapat menjadi
pokok dari suatu hubungan hukum yang biasanya berbentuk benda atau hak yang dapat
dimiliki dan dikuasai oleh subjek hukum.
benda berwujud, adalah benda yang dapat dilihat, diraba dan dirasakan dengan
indra manusia, misalnya rumah, tanah, sepeda motor.
benda tidak berwujud, adalah benda yang hanya dapat dirasakan saja (semua
hak), misalnya hak cipta, paten, merek.
Benda tetap, adalah benda yang karena sifat, tujuan atau penetapan undang-
undang dinyatakan sebagai benda tetap. Contohnya tanah beserta segala
sesuatu yang melekat di atasnya seperti bangunan atau tumbuhan (karena
sifatnya), mesin-mesin pabrik dan sarang burung yang dapat dimakan, di mana
oleh pemiliknya dihubungkan atau dikaitkan pada benda tetap yang merupakan
benda pokoknya (karena tujuannya) dan segala hak atas benda tetap seperti
HGU, HGB (karena penetapan undang-undang).
Benda bergerak, adalah benda yang karena sifat dan ketentuan undang-undang
dianggap sebagai benda bergerak. Contohnya meja, sepeda, hewan (karena
sifatnya), hak atas benda bergerak seperti saham-saham dalam PT, hak pakai
(gebruik) atas benda bergerak (karena undang-undang).