ASAS HUKUM,
NORMA/KAIDAH HUKUM,
ILMU HUKUM
DAN HUKUM PIDANA
I. PENGERTIAN ASAS
Menurut AHLI :
P. Scholten
kecenderungan-kecenderungan yang diisyaratkan oleh pandangan kesusilaan
kita pada hukum merupakan sifat-sifat umum dengan segala keterbatasannya,
sebagai pembawaan yang umum akan tetapi yang tidak boleh tidah harus ada
Menurut KBBI
pengertian “asas” adalah sebagai berikut:
1. Dasar (sesuatu yg menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat) sebagai contoh:
pada dasar nya, saya setuju dengam pendapat Saudara
2. Dasar cita-cita (perkumpulan atau organisasi)
sebagai contoh: sebelum memasuki suatu organisasi, kita harus tahu dasar cita-
cita dan tujuannya
3. Hukum dasar
sebagai contoh : tindakannya itu melanggar hukum dasar Kemanusiaan
II. ASAS HUKUM UMUM
Diantaranya yaitu:
Jika terjadi pertentangan antara UU yang lebih tinggi dengan yang lebih
rendah, maka yang diberlakukan adalah ketentuan yang lebih tinggi.
Soerjono Soekano
Norma merupakan perangkat agar hubungan yang terjadi antar
sesama dalam kehidupan bermasyarakat dapat terjalin dengan baik.
MACAM-MACAM NORMA
A. NORMA BERDASARKAN SIFAT :
Norma Formal
yaitu ketentuan dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat serta dibuat
oleh lembaga atau institusi yang sifatnya resmi atau formal
Norma Non-Formal
yaitu ketentuan dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak
diketahui tentang siapa dan bagaimana yang menerangkan mengenai
norma tersebut
B. NORMA BERDASARKAN DAYA PENGIKAT :
Cara (Usage)
mengacu pada bentuk perbuatan-perbuatan yang lebih menonjolkan pada
hubungan yang terjadi antar-individu
Kebiasaan (Folkways)
memiliki kekuatan yang sifatnya mengikat yang lebih tinggi dibandingkan
dengan cara atau usage
Tata Kelakuan (Mores)
Apabila kebiasaan tidak semata-mata dianggap sebagai suatu cara dalam
berperilaku, namun dapat diterima sebagai norma pengatur, kebiasaan tersebut
dapat menjadi tata kelakuan (mores)
Adat Istiadat (Custom)
Tata kelakuan yang terintegrasi kemudian menjadi kuat dengan adanya pola
perilaku masyarakat dapat meningkat menjadi sebuah adat istiadat (custom)
Hukum (Laws)
Pengertian norma hukum merupakan sebuah ketentuan hukum dalam
mengatur individu di lingkungan masyarakat baik itu tertulis atau tidak
tertulis yang dicirikan oleh terdapat penegak hukum serta sanksi yang
bersifat untuk menyadarkan dan menertibkan pelaku si pelanggar norma
hokum
Mochtar Kusumaatmadja
Keseluruhan asas dan kaidah yang mengatur pergaulan hidup manusia dalam
masyarakat, juga meliputi lembaga (institusi) dan proses yang mewujudkan kaidah
tersebut dalam masyarakat.
KESIMPULAN HUKUM ITU ADALAH
Hukum adalah peraturan yang berupa norma/kaidah dan sanksi yang dibuat
dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban,
keadilan, mencegah terjadinya kekacauan.
UNSUR-UNSUR HUKUM :
Peraturan mengenai tingkah laku manusia dengan pergaulan masyarakat;
Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib;
Peraturan itu bersifat memaksa;
Sanksi terh adap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas;
Adanya proses untuk mewujudkan kaidah dan asas yang tertulis/tidak tertulis.
Dilihat dari unsur-unsurnya, maka sifat dari hukum
adalah mengatur dan memaksa.
Hk. Hk.
Pidana Perdata
Hk.
Hk.
Tata
Dagang
Negara
PENGANTAR HUKUM PIDANA
PENGERTIAN HUKUM PIDANA
Sebagai bangsa merdeka, sudah semestinya kita juga ingin berbuat dan berpikir
merdeka, termasuk dalam membuat regulasi dan mempraktikkan insitusi negara yang
telah direncanakan sebagai suatu negara yang berdasarkan hukum.
Suatu kenyataan bahwa kondisi kekinian dalam aktivitas kehidupan di dalam masyarakat
telah berubah. Perubahan-perubahan ini terkadang telah begitu jauh melampaui nilai-
nilai yang berbeda dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat sebelumnya.
Masalahnya, jika terlalu lama tidak adanya penyesuaian, timbullah kelalaian dalam
merombak dan memperbarui regulasi.
Inilah yang pada akhirnya menimbulkan suara-suara yang meragukan dasar-dasar yang
telah digariskan dalam hukum pidana positif maupun meragukan pengaruh keilmuan
hukum pidana baik dalam penerapan hukum pidana itu sendiri yang hidup di atas dasar-
dasar tersebut.
“ Bahkan, dalam perkembangannya,
ternyata arus dari persoalan-persoalan
itu menggema dan menghantam teori-
teori yang telah diajarkan kepada
pembelajar hukum sebelumnya.
”
Dengan kondisi seperti sekarang ini,
tampaknya perlu memmahami tentang
definisi operasional hukum pidana
HUBUNGAN KUHP DENGAN KETENTUAN
HUKUM PIDANA DI LUAR KUHP
KUHP terdiri dari 569 Pasal dibagi dalam tiga buku:
Buku I: Ketentuan Umum (Pasal 1 s/d Pasal 103) Dalam Buku I dimasukkan
asas-asas hukum pidana yang pada umumnya berlaku bagi seluruh
lapangan hukum pidana positif (KUHP maupun dalam peraturan lain)
walaupun kemudian banyak disimpangi oleh hukum pidana khusus.
Buku II : Kejahatan (Pasal 104 s/d Pasal 448)
Buku III : Pelanggaran (Pasal 449 s/d Pasal 569) • Hukum pidana Khusus
(bizondere strafrecht) dibuat untuk beberapa subyek hukum khusus atau
untuk beberapa peristiwa pidana tertentu.
Oleh sebab itu hukum pidana khusus ini memuat ketentuan-ketentuan dan
asas-asas yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan dan asas-asas
yang tercantum dalam peraturan-peraturan hukum pidana umum
(Pompe).
Misalnya. UU Tipikor & UU TPPU.
TINDAK PIDANA
PENGERTIAN TINDAK PIDANA
Kesalahan
Kesengajaan Kelalaian
(Dolus) (Culpa)
Melawan
hk. formiil
ALASAN PEMBENARAN, ALASAN PEMAAF,
DAN ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
Dalam hukum pidana perlu dikemukakan materi tentang alasan-alasan yang
mengecualikan dijatuhkannya hukuman
Berdasarkan sifatnya ini maka UU pidana mengandung kemungkinan akan dijatuhkannya
hukuman yang adil bagi orang-orang tertentu yang mungkin saja tidak bersalah, meskipun
orang tersebut melakukan suatu tindakan sesuai dengan lukisan perbuatan yang dilarang
oleh UU pidana.
Alasan atau Dasar Penghapusan Pidana merupakan hal-hal atau keadaan yang dapat
mengakibatkan seseorang yang telah melakukan perbuatan yang dengan tegas dilarang
dan diancam dengan hukuman oleh UU Pidana (KUHP), tidak dihukum, karena :
1. Orangnya tidak dapat dipersalahkan;
2. Perbuatannya tidak lagi merupakan perbuatan yang melawan hukum.
Alasan tidak dapat dipertanggungjawabkannya seseorang yang terletak pada diri orang itu
(inwendig), yakni:
1. Pertumbuhan jiwa yang tidak sempurna atau terganggu karena sakit (pasal 44 KUHP)
2. Umur yang masih muda (mengenai umur yang masih muda ini di Indonesia dan juga di
negeri Belanda sejak tahun 1905 tidak lagi merupakan alasan penghapus pidana
melainkan menjadi dasar untuk memperingan hukuman).
A). DAYA PAKSA – OVERMACHT
(PASAL 48 KUHP)
Pasal 48 KUHP menentukan : “ tidak dipidana seseorang yang melakukan
perbuatan yang didorong oleh daya paksa”. Apa yang diartikan dengan
daya paksa ini dapat dijumpai dalam KUHP. Penafsiran bisa dilakukan dengan
melihat penjelasan yang diberikan oleh pemerintah ketika undang-undang
(Belanda) itu dibuat.
Contoh
A mengancam B, kasir bank, dengan meletakkan pistol di dada B, untuk menyerahkan uang
yang disimpan oleh B, B dapat menolak, B dapat berpikir dan menentukan kehendaknya,
jadi tak ada paksaan absolut. Memang ada paksaan tetapi masih ada kesempatan bagi B
untuk mempertimbangkan apakah ia melanggar kewajibannya untuk menyimpan surat-
surat berharga itu dan menyerahkannya kepada A atau sebaliknya, ia tidak menyerahkan
dan ditembak mati. Perlawanan terhadap paksaan itu tak boleh disertai syarat-syarat yang
tinggi sehingga harus menyerahkan nyawa misalnya, melainkan apa yang dapat
diharapkan dari seseorang secara wajar, masuk akal dan sesuai dengan keadaan. Antara
sifat dari paksaan di satu pihak dan kepentingan hukum yang dilanggar oleh si pembuat di
lain pihak harus ada keseimbangan.
Pada overmacht (daya paksa) orang ada dalam keadaan dwangpositie (posisi terjepit). Ia
ada ditengah-tengah dua hal yang sulit yang sama-sama buruknya. Keadaan ini harus
ditinjau secara obyektif. Sifat dari daya paksa ialah bahwa ia datang dari luar diri si
pembuat dan lebih kuat dari padanya. Jadi harus ada kekuatan (daya) yang mendesak dia
kepada suatu perbuatan yang dalam kata lain tak akan ia lakukan, dan jalan lain juga tidak
ada.
B.) Keadaan Darurat-NOODTOESTAND
(Pasal 48 KUHP)
Dibedakan daya paksa dalam arti sempit (atau paksaan psikis) dan keadaan
darurat. Daya paksa dalam arti sempit ditimbulkan oleh orang sedang pada
keadaan darurat, paksaan itu datang dari hal di luar perbuatan orang KUHP
kita tidak mengadakan pembedaan tersebut.
Maka jika seorang melakukan perintah yangsah ini maka ia tidak melakukan
perbuatan yang melawan hukum.
Contoh kasus : seorang Letnan Polisi diperintah oleh Kolonel Polisi untuk
menangkap pelaku tindak pidana. Colonel polisi tersebut berwenang untuk
memerintahkannya. Jadi dalam hal ini letnan polisi tersebut melaksanakan
perintah jabatan yang sah. Bilamanakah perintah itu dikatakan sah ? apabila
perintah itu berdasarkan tugas, wewenang atau kewajiban yang didasarkan
kepada suatu peraturan.
ALASAN PENGHAPUS PIDANA DI LUAR UU
Dimuka telah dibicarakan tentang alasan penghapus pidana yang berupa alasan
pembenar dan pemaaf (atau alasan penghapus kesalahan) yang terdapat dalam
KUHP, diluar undang-undang pun ada alasan penghapus pidana, misalnya :
1. hak dari orang tua, gurur untuk menertibkan anak-anak atau anak didiknya
(tuchtrecht);
2. hak yang timbul dari pekerjaan (beroepsrecht) seorang dokter, apoteker, bidan
dan penyelidik ilmiah (misalnya untuk vivisectie);
3. ijin atau persetujuan dari orang yang dirugikan kepada orang lain mengnai suatu
perbuatan yang dapat dipidana, apabila dilakukan tanpa ijin atau persetujuan
(consent of the victim);
4. mewakili urusan orang lain (zaakwaarneming);
5. tidak adanya unsur sifat melawan hukum yang materiil (arrest dikter hewan);
6. tidak adanya kesalahan sama sekali (avas, pada arrest susu dan air).
DALUWARSA PENUNTUTAN
Terkait dengan daluwarsa pengajuan penuntutan, jika kita melihat
pada ketentuan Pasal 78 ayat (1) butir 3 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (“KUHP”), atas tindakan tersebut tidak dapat dilakukan upaya
penuntutan pidana.