Anda di halaman 1dari 49

MODUL BAHAN AJAR

PENGANTAR FILSAFAT HUKUM


Modul Filsafat Hukum oleh Dr. Dhia Al Uyun, S.H.M.H.
DESEMBER 2019

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
2019
Desember 2019
MODUL 1
1. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
1.2 Tujuan

2. PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM


2.1 Definisi
2.2 Sistematika

3. KEGUNAAN DAN RUANG LINGKUP


3.1 Kegunaan Filsafat Hukum (menggunakan kasus-kasus
HAM untuk mengasah hati nurani)
3.2. Ruang lingkup filsafat hukum

PERTEMUAN 1 DAN II A. PENDAHULUAN

PENGERTIAN Filsafat hukum adalah mata kuliah wajib Fakultas


FILSAFAT HUKUM Hukum Universitas Brawijaya
Mata Kuliah ini memperkenalkan pengertian
OLEH tentang hukum secara mendalam.
Dr. Dhia Al Uyun, S.H.MH.
Pengenalan tentang garis besar ruang lingkup
Constitutional Law Departement,
Faculty of Law materi perkuliahan Filsafat Hukum.
Brawijaya University, Mengenalkan tokoh-tokoh Filsafat Hukum dan
diah.al@ub.ac.id. karya-karyanya dalam pembangunan keilmuan
hukum.
Tujuan Filsafat Hukum membawa pada pemikiran
Setelah mempelajari modul ini
mahasiswa diharapkan untuk kebijaksanaan
mempunyai pemahaman tentang:
• Pengertian Filsafat Hukum
• Sistematika Filsafat Hukum
dalam Filsafat Ilmu
• Tujuan berfilsafat hukum
• Ruang Lingkup Filsafat Hukum

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 2
PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM

Filsafat Hukum berarti philo dan sophia yang berarti cinta terhadap
kebijaksanaan
Mencapai kebijaksanaan harus dimulai dengan dari pengertian tentang
pengetahuan
Agama, filsafat, pengetahuan itu adalah berbeda
Pengetahuan yang logis dan sistematis, bermetodis serta diakui oleh
ilmuwan dengan keilmuan serupa akan menaikkan tingkat pengetahuan dari
yang hanya dilihat, dirasa, didengar menjadi ilmu
Logis itu terdiri dari these-anti these dan sintesa.
Agama berakar dari keyakinan terhadap sesuatu di luar manusia
Filsafat adalah cerminan hati nurani
Hati nurani adalah cerminan terbatas dari sifat Tuhan
Untuk dapat berfilsafat maka seseorang harus mengenali hati nuraninya
Sifat filsafat adalah menyeluruh, mendalam dan spekulatif
Menyeluruh

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 3
Mendalam

Spekulatif

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 4
KEGUNAAN DAN RUANG LINGKUP
Kegunaan Filsafat Hukum adalah untuk membentuk argumentasi hukum
Argumentasi hukum yang terbentuk dari filsafat hukum berkarakter ideal dan
semakin mendalam semakin berlaku tak terbatas waktu.

CONTOH ARGUMENTASI HUKUM: RELASI BERFILSAFAT


DAN BERAGAMA
1. Let us find out what we cannot consider or do not seed to consider to get an
answer we can use to building science of the mind. (Marilah kita mencari apa yang
kita tidak bisa pertimbangkan atau jangan menempatkan pertimbangan untuk
mendapatkan jawaban yang kita gunakan untuk membangun ilmu dari pikiran).
2. Pemikiran ini memperlihatkan bahwa ketika seseorang masuk dalam alam
pemikiran filsafat dari titik manapun, maka proses itu tidak akan mengalami titik
henti.
3. Sehingga sebuah buah pikiran harus dibiarkan tetap mengalir, karena dengan
aliran tersebut maka bangunan pikiran akan terbentuk.
4. Dalam proses tersebutlah pikiran menjadi terasah untuk mengkaji permasalahan
dan menemukan radix atau akar masalah dan akar solusi yang mungkin suatu saat
akan ditemukan akar utamanya.
5. Oleh karenanya ilmu dan filsafat memiliki kebenaran yang relatif.
6. Berpikir tiada henti, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara adalah
menggunakan metode yang dilakukan Hegel. Meskipun Hegel adalah filosof yang
muda (1770-1831 M), namun cara berpikirnya diwarnai oleh pemikiran Aristoteles
(384-322 SM). Aristoteles memiliki pemikiran dasar bahwa hakikat dari ada adalah
ketiadaan.
7. Maka dari proses itulah berpikir tiada henti dilakukan. Melalui dalil dan
mempertanyakan dalil itu untuk membentuk sebuah dalil dan
mempertanyakannya kembali dan seterusnya sampai tiada pertanyaan lagi.

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 5
8. Maka benarlah bahwa ketika kita melihat berulang-ulang sesuatu hal maka
disanalah akan terlihat sesuatu yang tidak simetris.
9. Cara berpikir semacam ini berarti memisahkan alam pikir menjadi dua dikotomis
yang mendasar yaitu these dan antithese.
10. These adalah dalil, sedangkan antithese adalah serangan terhadap dalil. Dalil
permulaannya adalah filsafat berasal dari 1 L. Ron Hubbard, Dialetics The Evolution
Of A Science,
11. Sedangkan antithese adalah agama didasarkan pada keyakinan terhadap Tuhan,
sehingga agama bersumber pada Tuhan. Maka synthese pada dua hal ini adalah
ideologi yang memberikan rechtsidee pada hukum berupa keadilan.
12. Membahas dialektika pemikiran filsafat dan agama dalam aturan perijinan
pendirian tempat ibadah di sisi lain membicarakan satu teks dalam tiga kutub,
sebagaimana disampaikan oleh Abdurrahman Wahid yaitu kutub agama, HAM
yang modern dan sekuler dan interprestasi HAM sesuai kepentingan nasional.
13. Maka berbagai rangkaian these dan antithese ini mematahkan pemikiran Hegel
yang membagi alam pikir menjadi these dan antithese. Ternyata dalam dialektika
ini juga dapat terjadi lebih dari dua dalil sebagaimana dalam alam pikir Hegel.
14. Abdurrahman Wahid dikotomis itu lebih dari pada dua dalil sehingga ia
menyebutnya berasal dari tiga kutub yang berbeda. Jadi sebenarnya tidak terdapat
batasan terhadap dialektika tersebut harus dilakukan untuk berapa dalil.
15. Filsafat merupakan tingkatan tertinggi dalam alam pikir manusia. Dengan berfikir
filsafat maka seseorang akan menemukan hakikat dari segala sesuatu. Hakikat dari
segala sesuatu itu akan mendekatkan seseorang pada sebuah kebenaran. Apakah
kemudian kebenaran tersebut diyakini seseorang maka itulah agama.
16. Dalam cara pandang ini tentulah tidak bermaksud mensekulerkan agama dengan
alam pikir manusia. Maksud dari penulisan ini sebenarnya membicarakan tentang
penerimaan seseorang terhadap agama.
17. Agama adalah nilai di luar subyek manusia. Masuk dalam diri dan alam pikir
manusia, mengalami sebuah proses di dalam otak manusia. Proses tersebut akan

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 6
membawa pada sebuah sikap. Apakah itu sebagai penerimaan ataukah penolakan
ataukah memunculkan proses berpikir kembali. Dalam proses berpikir kembali
tersebutlah pada titik akhir akan menemukan sebuah ide atau gagasan.
18. Ketika ide itu muncul, maka mulai berkembanglah ide tersebut. Pengetahuan
dalam ide tersebut memunculkan apa yang disebut ideologi. Ideologi merupakan
hasil ijtihad manusia atas relasi agama dan filsafat.
19. Ideologi merupakan cerminan dari penerimaan seseorang terhadap dialektika nilai
yang terdapat pada luar manusia dan nilai yang terdapat pada alam pikir manusia.
Nilai akan memunculkan moral dalam batin seseorang.
20. Membedakan hal yang benar dan salah. Hal inilah yang menjadi inti dari hukum itu
sendiri. Maka jika hukum itu jauh dari moral, maka hal itu tidak dapat disebut
dengan hukum yang wajib dipatuhi, melainkan memunculkan aturan tertulis
semata.
21. Sehingga tepatlah apa yang disampaikan Ibn Rusyd bahwa filsafat mempelajari
segala wujud dan merenungkannya sebagai bukti akan adanya pencipta,
sedangkan syara’ memerintahkan mempelajari apa yang ada dengan akal sehingga
semakin sempurna pengetahuan maka semakin sempurnalah pencipta.
22. Pemikiran Ibnu Rusyd penting untuk dipahami untuk menghindari kesalahan
pemikiran sebagaimana dikemukakan Zainal Arifin Abbas. Tokoh agama ini
menyebutkan bahwa filsafat seolah menjadi subyek yang berkembang.
23. Pada awalnya kontra terhadap agama kemudian menggantikan agama di Barat dan
pada akhirnya mencari perdamaian dengan agama.8 Pemikiran ini
mencampuradukkan perilaku filosof dengan ajaran filsafat itu sendiri dan
memikirkan secara filsafat apa yang menjadi keyakinan. Padahal jika seseorang
yakin maka tidaklah ragu orang tersebut. Sehingga berfilsafat akan mengasah
manusia berpikir untuk mengenal Tuhan dengan tanda-tanda kesempurnaanNya.
Bukan justru menjerumuskan orang tersebut menjadi tidak mengenal agama.
24. Dalam kesempurnaan inilah seseorang bertemu dengan apa yang naturalistik.
Aliran hukum alam dibawa oleh Thomas Aquinas (1225-1274). Pemikiran ini

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 7
didahului oleh pemikiran Ibnu Rusyd (1126-1198 M), Ibnu Sina (980-1036 M), Al
Farabi, Al Kindi, Aristoteles, Plato, Socrates dan Orang Sophia yang tidak
digolongkan pada aliran tertentu tapi merupakan sumber yang mewarnai lahirnya
aliran hukum alam.
25. Pemikiran yang memperlihatkan hal ini adalah tentang dasar penciptaan dunia
yang bermula pada ketiadaan. Ibnu Rusyd menggunakan pemikiran Aristoteles.
26. Pemikiran ini menggeser pemikiran hukum alam tentang ketaatan moral menjadi
hukum universal alam yang berasal dari kesempurnaan dirinya sendiri, maka itulah
yang membawa kedekatan terhadap lllahi.
27. Kajian relasi antara agama dan filsafat tidak lepas dari berbagai filosof Islam.
Terdapat 3 (tiga) hubungan yaitu Al Kindi dan Iqbal yang menyatakan bahwa filsafat
dan agama tidak bertentangan. Kedua, Ar Rozi, Al Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Bajjah,
Ibnu Thufail, Ibnu Rusyd yang menyatakan bahwa kebenaran dapat diperoleh
hanya dengan filsafat. Ketiga, kebenaran hanya dapat diperoleh dengan agama.
28. Namun pembahasan dalam tulisan ini menegaskan apa yang dipikirkan oleh Ibnu
Rusyd bahwa akal akan membawa kesempurnaan pemahaman tentang Allah Swt.
Agama dan filsafat saling berkaitan, tidak untuk dipertentangkan, dengan agama
seseorang mengetahui kemurnian pikiran yang membawa pada kebenaran abadi.

REFERENSI

0 H.L.A Hart, Essay on Bentham “Studies in Jurisprudence and Political Theory”, Clarendon
Press, Oxford, 1982.
0 Hari Chand, Modern Jurisprudence, International Law Book Service, Kualalumpur, 1994.
0 Darji Darmodiharjo dan Sidharta, Pokok-pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat
Hukum Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1996.
0 Douglas G Long, Political Theory “Bentham on Liberty: Jeremy Bentham’s Idea of Liberty in
Relation to his Utilitarianism, Vol 7 No 2 Tahun 1979.
0 Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence)
Termasuk Interprestasi Undang-undang (Legisprudence), Kencana, Surabaya, 2009.
0 JW Harris, Legal Philosophies, Oxford University Press, Oxford, 1997.

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 8
0 Magnis, Suseno, 2003, Etika Politik, Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta:
Gramedia
0 Noor Syam, Mohammad, 2000, Pancasila, Dasar Negara Republik Indonesia: Wawasan Sosi-Kultural,
Filosofis dan Konstitusional, Lab Pancasila UM, Malang
0 Notonegoro, 1995, Pancasila Dasar Falsafah Negara, Jakarta, Bumi Aksara
0 Soekarno, 2006, Filsafat Pancasila, Yogyakarta, Media Pressindo
0 TIM Dosen Filsafat Ilmu UGM, 1996, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Liberty
0 Oetojo Oesman dan Alfian (Ed). (1992). Pancasila sebagai Ideologi: dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Berbegara, Jakarta: BP-7

PROPAGASI
A. Latihan dan Diskusi
APA ITU AGAMA-FILSAFAT-ILMU

B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)


1. Apakah yang dimaksud dengan Filsafat Hukum?
2. Jelaskan apakah filsafat hukum itu dan berikan contoh-contoh bidang
studinya?
3. Bagaimanakah kedudukan dan peran manusia dalam filsafat hukum?
4. Bagaimana penyelesaian masalah dengan filsafat hukum?

C. QUIZ
Pernyataan dan pembuatan thesis/antithesis/sintesa

D. PROYEK
Identifikasi Thesis, Antithese dan Sintesa dalam teks

Untuk menjamin pemenuhan kebutuhan konsumsi penduduk secara fisik maupun


ekonomi, diperlukan pengelolaan cadangan pangan di seluruh komponen masyarakat.
Salah satu caranya ialah dengan menumbuh-kembangkan sekaligus memelihara tradisi
masyarakat secara perorangan maupun kelompok untuk menyisihkan sebagian hasil panen
sebagai cadangan pangan dengan membangun lumbung pangan.
Memantapkan ketahanan pangan masyarakat merupakan prioritas utama dalam
pembangunan karena pangan merupakan kebutuhan yang paling dasar bagi sumber daya
manusia suatu bangsa. Pada kenyataannya cadangan pangan bagi masyarakat di suatu
daerah dikuasai oleh pemerintah, pedagang / suasta dan rumah tangga yang masing-
masing memiliki fungsi yang berbeda-beda. Cadangan pangan yang dikuasai oleh
pemerintah berfungsi a.l. untuk : (1). melakukan operasi pasar murni (OPM) dalam rangka
stabilisasi harga; (2). memenuhi kebutuhan pangan akibat bencana alam atau kerusuhan

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 9
sosial; (3). memenuhi jatah beras golongan berpendapatan tetap dalam hal ini PNS,
TNI/Polri; dan (4). memenuhi penyaluran pangan secara khusus seperti program Raskin.
Cadangan pangan yang dikuasai suasta/pedagang, umumnyai berfungsi untuk : (1).
mengantisipasi terjadinya lonjakan permintaan; dan (2). mengantisipasi terjadinya
keterlambatan pasokan pangan. Sementara itu, cadangan pangan yang dikuasai oleh rumah
tangga, baik individu maupun secara kolektif, berfungsi untuk : (1). mengantisipasi
terjadinya kekurangan bahan pangan pada musim paceklik; dan (2). mengantisipasi
ancaman gagal panen akibat bencana alam seperti serangan hama dan penyakit, anomali
iklim dan banjir.
Dalam era otonomi daerah, masyarakat perlu dilibatkan agar dapat
menumbuhkembangkan dan sekaligus memelihara tradisi, baik secara individu maupun
secara kelompok, untuk mencadangkan pangannya. Upaya tersebut antara lain dilakukan
dengan jalan sosialisasi yang bersifat memberikan suatu pemahaman agar terbentuk suatu
persepsi tertentu, misalnya, pemahaman bahwa mengandalkan sepenuhnya pemenuhan
pangan pokok lewat pasar bebas adalah riskan, karena masalah pangan bisa muncul kapan
saja. Dapat pula dengan upaya melakukan program aksi pemberdayaan yang bersifat
sebagai stimulan seperti program revitalisasi lumbung pangan masyarakat.
Di samping itu secara kelembagaan, dalam rangka pengembangan cadangan
pangan pemerintah diusulkan pembagian peran dimana pemerintah pusat tetap mengelola
cadangan pangan beras, sedangkan pemerintah daerah mengelola cadangan pangan non
beras sesuai dengan makanan pokok masyarakat setempat. Selain itu perlu
mempertahankan sistem sentralistik dalam pengelolaan cadangan pangan beras oleh
pemerintah pusat. Disamping itu, ada baiknya pula diperjelas pembagian peran, dimana
pemerintah pusat mengelola stok operasi, stok penyangga dan pipe line stock, sedangkan
pemerintah daerah mengelola reserve stock yang diperuntukkan untuk keperluan darurat
seperti bencana alam, dan konflik sosial yang tidak bersifat nasional. Dalam hal tertentu
diperlukan adanya pendekatan terdesentralisasi (bukan terpusat) dalam mekanisme
penyaluran stok beras untuk keadaan darurat. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan
efisiensi melalui pengurangan koordinasi, pemotongan jalur birokrasi, pendistribusian
tugas dan wewenang, dan sekaligus pendistribusian beban biaya dan riosiko di antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Kerawanan pangan dan kemiskinan hingga kini masih menjadi masalah utama di
Indonesia. Kerawanan pangan mempunyai korelasi positif dan erat kaitannya dengan
kemiskinan. Meskipun jumlah penduduk miskin telah menurun dibanding sebelum krisis
ekonomi tahun 1998, berdasarkan data BPS Tahun 2007, jumlah penduduk miskin di
Indonesia mencapai 37,17 juta (16,58%), Sedangkan jumlah penduduk miskin diakibatkan
oleh kerentanan rawan pangan tahun 2007 sebesar 31,81 juta jiwa (14,19%).

Analisis kasus pelanggaran HAM untuk mengasah hati nurani

TERDAKWA : BAIQ NURIL (BN)

KRONOLOGI KASUS : Fakta bahwa terjadi percakapan lewat telepon antara terdakwa
(BN) dan saksi (Haji Muslim/HM)

• Hasil percakapan tersebut tersebar


• BN didakwa pasal 27 ayat (1) jo pasal 45 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
• Putusan Pengadilan Negeri Mataram Nomor 265/Pid.Sus/2017/PN MTR Tanggal 26 Juli 2017
Fakta Hukum:

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 10
1. Terdapat fakta perbedaan tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut BN dan HM
2. Terdapat fakta tentang cara penyebaran yang beragam
3. BN adalah pekerja honorer dan sering diajak kerja lembur
4. Pernyataan HM bahwa frase “seolah-olah saya berhubungan badan” merupakan hasil kemarin
kamu datang cepat sekali,...saya hanya dikasih sekali, meskipun begitu hanya sekali, tapi sampai
satu jam
a. Putusan Mahkamah Agung Nomor 574K/Pid.Sus/2018 Tanggal 26 September 2018 Pernyataan
Mahkamah agung bahwa sebagai pengadilan tertinggi, bertugas agar semua hukum dan undang-
undang di seluruh wilayah negara diterapkan dengan tepat dan adil.
b. UU ITE diharapkan pemanfaatan teknologi dan informasi dapat dilakukan secara aman dan
mencegah penyalahgunaan dengan memperhatikan nilai agama, sosial dan budaya...1.
2. Pertimbangan hakim menjadi pembelajaran bagi terdakwa
3. Keadaan yang memberatkan karir kepala sekolah HM terhenti, keluarga besar malu dan
kehormatannya dilanggar

Pemahaman pada pendapat-pendapat

rights are fruits of the law and of the law alone, there are no rights without law,
no rights contrary the law, no right anterior to the law.

Pendapat siapa? Apa Artinya?

..all laws restricting liberty, were for that reason evil but before the step from
recognition of the evil but before the step from recognation of the evil to
disobidience could be rationally taken careful calculation and comparation
of the consequences of obidience and disobidience was necessary

Pendapat siapa? Apa Artinya?

That all goverment absolutely monarchy


That no man is born free
We are all born slaves and we must continue so

Pendapat siapa? Apa Artinya?

1
Halaman 7 Putusan Mahkamah Agung Nomor 574K/Pid.Sus/2018 Tanggal 26 September 2018
MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 11
MODUL 2
a. Zaman klasik
b. Zaman pertengahan
c. Zaman rennaisance
d. Zaman modern
e. Zaman postmodern

PERTEMUAN III, IV, V B. PENDAHULUAN

SEJARAH FILSAFAT Sejarah Filsafat hukum memperlihatkan


HUKUM
pengalaman-pengalaman dari para filsuf
dalam menghadapi perkembangan zaman.
OLEH
Dr. Dhia Al Uyun, S.H.MH. Sejarah Filsafat merupakan bagian dari cara
Constitutional Law Departement, menambahkan pengetahuan mahasiswa
Faculty of Law
tentang pemikiran filsuf, klimaks kehidupan
Brawijaya University,
filsuf, penyelesaian masalah yang dilakukan
diah.al@ub.ac.id.
filsuf, tantangan yang dihadapi filsuf,

Tujuan pembelajaran yang didapat dari mengenal


Setelah mempelajari modul ini
mahasiswa diharapkan untuk filsuf
mempunyai pemahaman tentang:
• Zaman zaman filsuf
• Klimaks-klimaks pada zaman-
zaman tersebut
• Pembelajaran yang didapat
dari para filsuf

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 12
Filsafat awal menerangkan tentang hal-hal yang bersifat awal
Tentang ada tidaknya sesuatu, keterkaitannya dengan eksistensi. Aliran ini
berpendapat bahwa hukum berlaku universal (umum). Menurut Friedman,
aliran ini timbul karena kegagalan manusia dalam mencari keadilan yang
absolut, sehingga hukum alam dipandang sebagai hukum yang berlaku
secara universal dan abadi.
Gagasan mengenai hukum alam didasarkan pada asumsi bahwa melalui
penalaran, hakikat mahkluk hidup akan dapat diketahui dan pengetahuan
tersebut menjadi dasar bagi tertib sosial serta tertib hukum eksistensi
manusia. Hukum alam dianggap lebih tinggi dari hukum yang sengaja
dibentuk oleh manusia.
Thomas Aquinas membagi hukum ke dalam 4 golongan, yaitu :

1. Lex Aeterna, merupakan rasio Tuhan sendiri yang mengatur segala hal
dan merupakan sumber dari segala hukum. Rasio ini tidak dapat ditangkap
oleh pancaindera manusia.

2. Lex Divina, bagia dari rasio Tuhan yang dapat ditangkap oleh manusia
berdasarkan waktu yang diterimanya.

3. Lex Naaturalis, inilah yang dikenal sebagai hukum alam dan


merupakan penjelmaan dari rasio manusia.

4. Lex Posistivis, hukum yang berlaku merupakan pelaksanaan hukum


alam oleh manusia berhubung dengan syarat khusus yang diperlukan oleh
keadaan dunia. Hukum ini diwujudkan ke dal
Occam juga berpendapat bahwa hukum identik dengan kehendak mutlak
Tuhan Sementara itu Fransisco Suarez dari Spanyol berpendapat demikian,
manusia yang bersusila dalam pergaulan hidupnya diatur oleh suatu
peraturan umum yang harus memuat unsusr-unsur kemauan dan akal.
Tuhan adalah pencipta hukum alam yang berlaku di semua tempat dan

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 13
waktu. Berdasarkan akalnya manusia dapat menerima hukum alam
tersebut, sehingga manusia dapat membedakan antara yang adil dan tidak
adil, buruk atau jahat dan baik atau jujur. Hukum alam yang dapat diterima
oleh manusia adalah sebagian saja, sedang selebihnya adalah hasil dari akal
(rasio) manusia.
Sebaliknya, aliran ini mengatakan bahwa sumber dari hukum yang universal
dan abadi adalah rasio manusia. Pandangan ini muncul setelah zaman
Renaissance (pada saat rasio manusia dipandang terlepas dari tertib
ketuhanan/lepas dari rasio Tuhan) yang berpendapat bahwa hukum alam
muncul dari pikiran (rasio) manusia tentang apa yang baik dan buruk
penilaiannya diserahkan kepada kesusilaan (moral) alam. Tokoh-tokohnya,
antara lain: Hugo de Groot (Grotius), Christian Thomasius, Immanuel Kant,
dan Samuel Pufendorf.
Pendasar hukum alam yang rasional adalah Hugo de Groot (Grotius), ia
menekankan adanya peranan rasio manusia dalam garis depan, sehingga
rasio manusia sama sekali terlepas dari Tuhan. Oleh karena itu rasio
manusialah sebagai satu-satunya sumber hukum.
Pemikiran hukum alam ini mulai mempengaruhi pemerintahan sehingga
telah identik kekuasaan negara dan kekuasaan agama.
Kategori imperatif Kant mewajibkan semua anggota masyarakat tetap
mentaati hukum positif negara sekalipun di dalam hukum terebut terdapat
unsur-unsur yang bertentangan dengan dasar-dasar kemanusiaan. Jadi, di
sini sudah terdapat larangan mutlak bagi perilaku yang tergolong melawan
penguasa negara, sehingga dengan katagori imperatif ini ajaran dari
Immanuel Kant juga dapat digolongkan ke dalam aliran positivisme.
Pendapat Kant ini diikuti oleh Fichte yang mengatakan bahwa hukum alam
itu bersumber dari rasio manusia.
Hegel menyatakan Was vernunftig ist, das ist wirklich ist, das ist vernunftig.
What is reasonable is real, and what is real is reasonable). Tidak ada antimoni

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 14
antara nalar/akal dengan kenyataan atau realitas. Bagi Hegel, seluruh
kenyataan kodrat alam dan kejiwaan merupakan proses perkembangan
sejarah secara dialektis dari roh/cita/spirit mutlak yang senantiasa maju dan
berkembang. Jiwa mutlak mengandung dan mencakup seluruh tahap-tahap
perkembangan sebelumnya jadi merupakan permulaan dan kelahiran segala
sesuatu. Pertumbuhan dan perkembangan dialektis melalui tesa, antitesa,
san sintesa yang berlangsung secara berulang-ulang dan terus-menerus.
Filsafat hukum dalam bentuk maupun isinya, penampilan dan esensinya juga
dikuasai oleh hukum dialektika. Negara merupakan perwujudan jiwa mutlak,
demikan juga dengan hukum.
Periode selanjutnya dilanjutkan dengan usaha untuk menormakan pemikiran
tentang negara dalam hukum yang tertulis misalnya Kelsen
Ajaran Kelsen juga dapat dikatakan mewakili aliran positivisme kritis (aliran
Wina). Ajaran tersebut dikenal dengan nama Reine Rechtslehre atau ajaran
hukum murni. Menurut ajaran tersebut, hukum harus dibersihkan dari
dan/atau tidak boleh dicampuri oleh politik, etika, sosiologi, sejarah, dan
sebagainya. Ilmu (hukum) adalah susunan formal tata urutan/hirarki norma-
norma. Idealisme hukum ditolak sama sekali, karena hal-hal ini oleh Kelsen
dianggap tidak ilmiah.
Utilitarian kemudian muncul berusaha untuk mendapat kemanfaatan dari
sebanyak-banyaknya orang. mIsalnya Bentham dan Mill
Orang mulai menghitung kebahagiaan dan penderitaan yang dirasakan
Di sisi lain kegemilangan pemikiran positifism diikuti dengan sekularitas yang
memisahkan kekuasaan negara dengan agama. Meletakkan agama dalam
kotk terkunci yang mengatur masalah privat saja, dan mengharamkannya
untuk negara. Kebebasan Individu mulai dari Hobbes, Locke dn Rosseau
membawa 2 pactum yaitu pactum unionis dan subjectionis.
Akhirnya kekayaan hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 15
Muncullah pemberontakan kelas yang dilakukan Peter Krokoptin yang
berusaha menghancurkan pemerintahan dengan cara apapun agar bisa
membuat pemerintahan baru yang lebih adil.
Di sisi lain pemikiran Karl Marx berkembang, pemikiran yang tidak
menghendaki borjuis sebagai pemimpin negara, melainkan negara
seharusnya dipimpin oleh rakyat proletar
Pemikiran ini dikuatkan oleh Lenin yang melanjutkan pemikiran Machievelli
bahwa negara harus terbentuk dengan kekuatan seekor singa dan kecerdikan
rubah yang mampu menipu siapapun juga rakyatnya. Proses itu memberikan
kekuasaan bagi penguasa untuk mengatur pembagian kerja bagi rakyatnya.
Di sisi lain berkembang pemikiran von Savigny (1778-1861) dan Puchta
(1789-1846). Sebagian dari pokok ajarannya ialah bahwa hukum itu
tidak dibuat, tetapi pada hakekatnya lahir dan tumbuh dari dan dengan
rakyat, berkembang bersama dengan rakyat, namun ia akan mati,
manakala rakyat kehilangan kepribadiannya (das recht wirdnicht
gemacht, es wachst mit dem volke vort, bilden sich aus mit diesem, und
strirbt endlich ab sowie das volk seineen eigentuum lichkeit verliert).
Sumber hukum intinya adalah hukum kebiasaan adalah volksgeist jiwa
bangsa atau jiwa rakyat.
Sociological jurisprudence adalah aliran yang berkembang
kemudian. Aliran ini dibawa oleh Roscoe Pound, Eugen Ehrlich,
Benjamin Cardozo, Kontorowics, Gurvitch dan lain-lain. Aliran ini
berkembang di Amerika, pada intinya aliran ini hendak mengatakan
bahwa hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum
yang hidup dalam masyarakat. Kata “sesuai” diartikan sebagai
hukum yang mencerminkan nilai-nilai yang hidup di dalam
masyarakat.

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 16
Aliran Sociological Jurisprudence berbeda dengan Sosiologi Hukum.
Dengan rasio demikian, Sosiologi Hukum merupakan cabang
sosiologi yang mempelajari hukum sebagai gejala sosial, sedang
Sociological Jurisprudence merupakan suatu mazhab dalam filsafat
hukum yang mempelajari pengaruh timbal balik antara hukum dan
masyarakat dan sebaliknya. Sosiologi hukum sebagai cabang
sosiologi yang mempelajari pengaruh masyarakat kepada hukum
dan dan sejauh mana gejala-gejala yang ada dalam masyarakat
dapat mempengaruhi hukum di samping juga diselidiki juga
pengaruh sebaliknya, yaitu pengaruh hukum terhadap masyarakat.
Dari 2 (dua) hal tersebut di atas (sociological jurisprudence dan
sosiologi hukum) dapat dibedakan cara pendekatannya.
Sociological jurisprudence, cara pendekatannya bertolak dari
hukum kepada masyarakat, sedang sosiologi hukum cara
pendekatannya bertolak dari masyarakat kepada hukum.
Salah seorang sarjana bernama Friedman membahas aliran ini
dalam kaitannya sebagai salah satu subaliran dari positivisme
hukum. Sebab, pangkal pikir dari aliran ini bersumber pada
pentingnya rasio atau akal sebagai sumber hukum. Pendasar
mazhab/aliran ini ialah John Chipman, Gray, Oliver Wendell
Holmes, Karl Llewellyn, Jerome Frank, William James dan
sebagainya. Friedman juga berpendapat bahwa Roscoe Pound juga
dapat digolongkan ke dalam Pragmatic Legal Realism di samping
masuk ke dalam Sociological Jurisprudence. Hal ini disebabkan oleh

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 17
pendapat atau pandangan Roscoe Pound yang mengatakan bahwa
hukum itu adalah a tool of social engineering.
Tokoh-tokohnya adalah Oliver Wendell Holmes dan Jerome Frank.
“The path of Law” berasal dari Holmes, sedang “Law in the modern
mind” berasal dari Jerome Frank. Sifat normatif hukum agak
dikesampingkan. Hukum pada hakekatnya adalah berupa pola
perilaku/tindakan (pattern of behaviour) nyata dari hakim dan
petugas/pejabat hukum (law officials) lainnya. Pendorong utama
perilaku Hakim atau pejabat-pejabat hukum segarusnya berpijak
pada moral positif dan kemaslahatan masyarakat (social
advanrage).
Bagi Frank, hukum dapat dibagi menjadi dua, yaitu hukum yang
senyatanya dan hukum yang mungkin (actual law and probable
law). Peraturan-peraturan hukum dan asas-asas hukum tidak lain
adalah semacam stimuli yang mempengaruhi perilaku hakim yang
dapat dilihat dalam putusan-putusan hakim, di samping faktor-
faktor lain, yakni, prasangka politis, ekonomis, dan moril, simpati
maupun antipati pribadi (Frank). Terhadap sikap yang agak ekstrim
dari kedua tokoh tersebut, yakni Roscoe Pound dan benjamin
Cardozo dalam bukunya yang berjudul “The nature of the juridical
process” mengambil pendirian yang lebih moderat, yakni wawasan
sosiologis.
Filsafat hukum berkembang tiada akhir.

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 18
REFERENSI

0 H.L.A Hart, Essay on Bentham “Studies in Jurisprudence and Political Theory”, Clarendon
Press, Oxford, 1982.
0 Hari Chand, Modern Jurisprudence, International Law Book Service, Kualalumpur, 1994.
0 Darji Darmodiharjo dan Sidharta, Pokok-pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat
Hukum Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1996.
0 Douglas G Long, Political Theory “Bentham on Liberty: Jeremy Bentham’s Idea of Liberty in
Relation to his Utilitarianism, Vol 7 No 2 Tahun 1979.
0 Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence)
Termasuk Interprestasi Undang-undang (Legisprudence), Kencana, Surabaya, 2009.
0 JW Harris, Legal Philosophies, Oxford University Press, Oxford, 1997.
0 Magnis, Suseno, 2003, Etika Politik, Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta:
Gramedia
0 Noor Syam, Mohammad, 2000, Pancasila, Dasar Negara Republik Indonesia: Wawasan Sosi-Kultural,
Filosofis dan Konstitusional, Lab Pancasila UM, Malang

PROPAGASI
E. Diskusi DAN BERMAIN PERAN
• Mengapa aliran berbeda beda?
• Praktekkan jika anda salah satu filsuf
Misalnya jika saya locke, maka hak-hak individu apa yang ingin saya wujudkan

F. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)


5. Apa yang dimaksud aliran hukum alam?
6. Mengapa Socrates memilih untuk mati? Apa yang ia pertahankan
7. Sebutkan perbedaan pactum oleh Thomas Hobbes, Locke dan Rosseau!
8. Bagaimana pengaruh aliran zaman tersebut dengan perkembangan manusia
saat ini?
9. Dapatkah hak-hak manusia saat ini terwujud dengan berbagai aliran yang
ada?

G. QUIZ
Berikan beberapa contoh tokoh
Sebutkan aliran dan zamannya serta manfaatnya bagi keilmuan saat in!

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 19
MODUL 3
Pengertian pembangunan hukum dan
penggunaannya dalam berpikir
Hukum dan keadilan
Tujuan Hukum

PERTEMUAN VI DAN VII PENDAHULUAN


PENGERTIAN HUKUM
DALAM FILSAFAT Menjelajahi Hukum akan memahami bahwa
tidak pernah suatu metode itu selalu benar
OLEH adanya, metode teruji ruang waktu, tapi tidak
Dr. Dhia Al Uyun, S.H.MH.
hendak membenarkan ruang tempat dia berada,
Constitutional Law Departement,
Faculty of Law pun waktu yang layak tempatnya berada,
Brawijaya University, namun selalu membawa filsafat pemikiran
diah.al@ub.ac.id.

Tujuan
Setelah mempelajari modul 1 ini
mahasiswa diharapkan untuk
mempunyai pemahaman tentang:
• Pengertian Hukum
• Tujuan Ilmu Hukum
• Ahli Hukum

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 20
PENGERTIAN HUKUM

• H.J van Eikema Hommes menyatakan, ...deze correlatie tussen Social normen,
recht, beginselen en Social feiten dwingt ons te breken met het tradionele, op Kant
terugaande duallsine tussen sollen and sein.
• Menurut kamus bahasa Jerman, kata sollen adalah conjugation modal verbs yang
dapat berarti should atau ought to, artinya what is desire atau what is ideal,
sedangkan sein berarti to be yang dapat menunjukkan kondisi sekarang, lampau
bahkan mendatang.
• Pemikiran Hommes yang demikian patut mendapat kritik. Keinginan atau harapan
bukan sesuatu hal yang sama dengan ideal. Ideal berada dalam alam ide atau cita
yang berbeda dengan keinginan yang tumbuh dari pemikiran manusiawi.
• Jika mengutip dari pikiran Kelsen, maka ide itu heteronom sedangkan keinginan itu
otonom, meskipun dalam pandangan naturalis, otonom tidak muncul tiba-tiba,
melainkan dengan pencitraan sifat Tuhan. Secara sederhana, ideal berarti prinsip
yang secara universal kebaikannya tidak tertolak, sedangkan apa yang diinginkan
manusia bergantung pada pengetahuan dan pengalamannya.
• Kondisi ‘sein’pun, tidak relevan untuk disebut kondisi sekarang atau hukum positif
yang terjadi, namun lebih tepat dimaknai apa yang pernah, sedang, telah bahkan
akan terjadi, semuanya terbatas pada rancangan pemikiran manusia.
Kebenarannya dapat universal jika menyentuh ideal, ataupun tidak universal,
karena berangkat dari kondisi-kondisi buruk, misalnya Rosseau dengan pemikiran
hak-hak individu yang menolak Revolusi Perancis yang tidak memandang individu
terlahir sama.
• Berdasarkan tafsiran tentang sollen sebagai dunia cita, dan sein sebagai dunia
nyata, kiranya tidak tepat digunakan, namun kenyataannya pemikiran ini telah
menjadi doktrin dalam ilmu hukum.
• Tafsiran Soerjono Soekanto, yang berakar dari pemikiran Hommes,
mengembangkan pikiran Soekanto dalam melihat hukum. Soekanto melihat

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 21
hukum merupakan sociaal feit yang memiliki segi ganda yakni kaidah/norma dan
perilaku yang ajeg dan unik.
• Hukum dinilai sebagai norma yang mengalami pengaruh dan dapat dipengaruhi
oleh seperangkat tingkah laku. Norma dimaknai aturan tertulis yang disahkan oleh
badan yang berwenang.
• Pemikiran ini berpengaruh pada Satjipto Rahardjo dengan hukum progesifnya dan
Johnny Ibrahim dengan pemikiran bahwa ilmu hukum harus menjadi enlightening
persoalan masyarakat .
• Pemikiran ini berbeda dengan kata normatif yang tidak lazim digunakan pemikir
yang normatif. Peter Mahmud Marzuki, menyatakan metode yang ditulisnya
adalah penelitian hukum.
• Hal ini bermula dari pemikiran bahwa hukum itu adalah sui generis, bukan bagian
dari ilmu sosial, merupakan ilmu tersendiri yang didekati dengan cara tersendiri. 2
Norma berasal dari bahasa latin norm yang berarti standar perilaku.
• Standart perilaku berbeda dengan aturannya, namun lebih tepat dimaknai jiwa
dari aturan yaitu asas Webster Dictionary, Black Dictionary, Cambridge Dictionary
memiliki perbedaan dalam memaknai norma yang mana dapat bermakna standar
perilaku, aturan, peraturan.
• Keberbedaan ini berpengaruh terhadap penelitian hukum. Penelitian hukum tidak
dapat dimaknai sebagai hukum yaitu aturan, melainkan hukum sebagai tujuan yang
mana secara lazim disebut dengan prinsip hukum. Prinsip ini berbeda dengan asas
hukum.3
• Berakar dari pemikiran tersebut, maka tertolaklah pemikiran bahwa ‘penelitian
normatif dalam kacamata non normatif’ adalah positivistis.
• Pemikiran ‘penelitian hukum’, penelitian hukum berbasis norm as standart of
behaviour as principle, bukan norm as written rule, sehingga selalu memiliki tujuan
ideal yang ingin diwujudkan. Hal ini adalah tantangan bagi pemikiran non normatif.

2
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Kencana, h.28.
3
Bruggink yang diterjemahkan Arief Sidharta, Refleksi Tentang Hukum, Jakarta, Citra Aditya Bhakti, h.121.
MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 22
TUJUAN HUKUM UNTUK KEADILAN

• Di dalam filsafat hukum tema yang sering dibicarakan adalah tentang keadilan.
Makna keadilan begitu luas sehingga keadilan ini penuh dengan makna
tersembunyi yang terus digali oleh para ahli hukum. Keadilan menurut Aristoteles,
adalah keadilan yang bermakna sama rata, sama rasa dan keadilan proporsional.
Secara ideal sangat mudah mendefinisikan keadilan, namun untuk mempraktekkan
akan sangat sulit, maka marilah kita cerna dengan seksama,
• Keadilan dalam bahasa Inggris disebut justice. Secara gramatikal, kata justice
memiliki makna sebagaimana berikut: 4
a. The quality of being righteous honesty
b. Impartiality, fair representation of facts
c. The quality of being correct of rights as he proved the justice of his claim
d. Vindictive retribution
e. Sound reason, rights fullness, validity
f. The use of Authority and power toup hold what is right, just or lawful
g. The administration of law, procedure of law Court
h. A Judges
i. A justice of peace
• Keadilan sama dengan equity, berbeda dengan equality (persamaan). Equality
memiliki 3 (tiga) pengertian yaitu (1) the state of being equal likeness in magnitude
of dimensions, value, qualities, degree and the like the staste of being neither
superior nor inferior; as the equality of men;an equality of rights (2) evenness
uniformity: sameness in state of continued course: as an equality of temper (3)
evenness plainness: uniformity as an equality of surface.5
• Sedangkan Equity dapat bermakna impartiality the giving or desiring to give to
each man his due, anything that is fair or equitable, the value of property beyond
the total amount owed on it, in law; resort to general principles of fairness and

4 Noah Webster, Webster’s New Twentieth Century Dictionary, 1983, United States; The World Publishing

Company, hlm.993.
5 Ibid. Hlm.616

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 23
justice whenever existing law is in adequate, a system of rules and doctrining as in
united states supplementing common and statute law and superseds such law
when it proves inadequate for just settlement, an equitable right or claim and an
equity of redemption.
• Membedakan equality dan equity bukan merupakan tujuan dari penulisan ini.
Namun untuk dapat mengatakan sesuatu itu adil atau tidak maka kita harus
melepaskan equality sebagai maksud dari keadilan di sini.
• Mengapa demikian? Karena dalam memaknai keadilan itu sendiri bisa terjadi
persamaan ataupun memberikan hak sesuai dengan konstribusinya. Sedangkan
kepastian justru dimaknai sebagai cara untuk keadilan itu sendiri. Namun
peletakannya yang sejajar memunculkan ketidakadilan, sehingga kata yang satu
dapat mengalahkan kata yang lain.
• Di India, salah satu kasus SC 10174/2006 -07/12/2006 Nagar Nigam, Meerut Vs Al
Faheem Meat Exports PVT.LTD&ORS. Kasus Posisi: Nagar Nigam Meerut sebagai
kekuasaan tertinggi yang bertanggung jawab pada layanan publik melakukan
modernisasi melalui kontrak yang didasarkan favoritisme dan nepotisme sehingga
diskriminatif terhadap calon peserta tender yang lain. Kasus ini memperlihatkan
keadilan diperbandingkan, maka kita akan bingung dimanakah kontestasi atau
pertarungan keadilan tersebut kita pilah?

Antara pemerintah dan Meerut kah?

Antara Masyarakat dan Meerutkah?

Antara Meerut dan Al Faheem?

• Keadilan mana yang perlu diwujudkan? Apakah keadilan yang satu akan
menghilangkan keadilan yang lain? Jawabannya iya, sehingga kepentingan
terbesar yang akan dituju sebenarnya apa? Itulah kebijaksanaan tertinggi dari
hakim. Hakim harus memiliki keluasan pikiran termasuk mempertimbangkan
termasuk Part III Constitution of India tentang Fundamental Rights Right to

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 24
Equality, maka tidak selayaknya perusahaan Meerut mendapatkan proyek utama.
Proses dari pemerintah ke masyarakat harus memungkinkan masyarakat
berpartisipasi sepenuhnya, misalnya melalui lelang terbuka atau seleksi terbuka.
• Law is a tools of social engineering Roscoe Pound membawa dampak bagi
perkembangan hukum di Indonesia.
• Hukum itu memberdayakan masyarakat,maka hukum tidak boleh diam melihat
fenomena masyarakat
• Hukum Progresif (Satjipto Raharjo, Soryono Soekanto, Soetandyo Wignjosoebroto
dll) adalah: sebuah gagasan abadi bagi pencari keadilan substantif.
• Hukum progresif menolak status quo dalam berhukum.
• Ia sama sekali tidak sepakat jika cara bekerjanya hukum itu tajam ke bawah dan
tumpul ke atas, laksana mata pedang yang menusuk ke bawah sementara atasnya
tumpul.
• Hukum progresif memberikan pesan kepada kita bahwa seorang peguasa itu harus
amanah dan harus memikirkan rakyat miskin papa yang tidak mampu.
• Hukum hendaknya memiliki keberpihakan pada mereka yang rentan. Aparat yang
lalim, tak berbudi luhur sama sekali tidak bisa memberikan pertolongan. Mereka
sesungguhnya tak perlu ditakuti. (Awaludin Marwan, 2013).

REFERENSI

• Eikema, Hoofdlijnen der Rechts sociologie en de Materiele Inleiding van Publiek en


Privattrecht, 1983, Zwolle, WCJ Tjeenk Wilink, h.11.
• Soerjono Soekanto dalam Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir
Abad ke-20, Jakarta, Alumni, h.74
• Johnny Ibrahim, Teori dan Penelitian Hukum Normatif, Malang, Bayumedia, h.33
• Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Kencana, h.28.
• Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi, Jakarta, Kencana, h. 50.
• Bruggink yang diterjemahkan Arief Sidharta, Refleksi Tentang Hukum, Jakarta, Citra
Aditya Bhakti, h.121.

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 25
• H.L.A Hart, Essay on Bentham “Studies in Jurisprudence and Political Theory”, Clarendon
Press, Oxford, 1982.
• Hari Chand, Modern Jurisprudence, International Law Book Service, Kualalumpur, 1994.
• Darji Darmodiharjo dan Sidharta, Pokok-pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat
Hukum Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1996.
• Douglas G Long, Political Theory “Bentham on Liberty: Jeremy Bentham’s Idea of Liberty in
Relation to his Utilitarianism, Vol 7 No 2 Tahun 1979.
• Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence)
Termasuk Interprestasi Undang-undang (Legisprudence), Kencana, Surabaya, 2009.
• JW Harris, Legal Philosophies, Oxford University Press, Oxford, 1997.
• Magnis, Suseno, 2003, Etika Politik, Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta:
Gramedia
• Noor Syam, Mohammad, 2000, Pancasila, Dasar Negara Republik Indonesia: Wawasan Sosi-Kultural,
Filosofis dan Konstitusional, Lab Pancasila UM, Malang
• Notonegoro, 1995, Pancasila Dasar Falsafah Negara, Jakarta, Bumi Aksara
• Soekarno, 2006, Filsafat Pancasila, Yogyakarta, Media Pressindo
• TIM Dosen Filsafat Ilmu UGM, 1996, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Liberty
• Oetojo Oesman dan Alfian (Ed). (1992). Pancasila sebagai Ideologi: dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Berbegara, Jakarta: BP-7

PROPAGASI
H. Praktek : TAKE HOME EXAMINATION DIKUMPUL SAAT UTS
1. Buatlah kelompok 2-5 orang!
2. Diskusikan pelanggaran-pelanggaran hukum yang terjadi di sekitar kampus!
3. Lakukan observasi/peliputan terhadap pelanggaran yang terjadi!
4. Analisis terkait dengan tujuan hukum!
5. Apa tindakan kelompok terhadap pelanggaran yang terjadi (PAR Research-Action Research)
6. Konsultasi dan presentasikan hasil pada dosen!
7. Dosen memberikan perbaikan/saran/acuan analisis.
8. Kumpulkan perbaikan naskah hasil observasi berupa video dan naskah tertulis (video langsung di
WA kan ke dosen matkul)

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 26
I. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)
Apa itu hukum?

J. STUDI KASUS

Identifikasi Kasus Hukum, apakah hukum telah memenuhi tujuannya?

Rencana Pengesahan Rancangan KUHP tidak disertai content draft yang utuh.
a. Jelaskan sejarah pembentukan KUHP yang berlaku saat ini!
b. Sebut dan Jelaskan 2 (dua) kekurangan RKUHP yang akan disahkan Tahun 2019?

Kedudukan lembaga negara berperan dalam perlindungan hak asasi manusia.

a. Sebutkan 5 (lima) lembaga negara yang mengurus persoalan Hak Asasi Manusia!
b. Mengapa RUU KPK dianggap melemahkan KPK

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 27
MODUL 4
LOGIS
- Pengertian
- Praktek Kasus HAM

KRITIS
- Pengertian
- Praktek Kasus HAM

RADIKAL
- Pengertian
- Praktek Kasus HAM

Berpikir logis kristis dan radikal adalah


cara berpikir filsafat hukum
Logis berarti sistematis dan sesuai

PERTEMUAN VIII DAN IX


dengan keilmuan
BERPIKIR LOGIS
KRITIS RADIKAL
Kritis berarti dapat memetakan
stakeholder, mencari Antithesis dan
OLEH
Dr. Dhia Al Uyun, S.H.MH. Sintesa
Constitutional Law Departement, Radikal berarti berpikir sedalam-
Faculty of Law
dalamnya sampai ke akarnya
Brawijaya University,

diah.al@ub.ac.id.

Tujuan
Setelah mempelajari modul ini
mahasiswa diharapkan untuk
mempunyai pemahaman tentang
cara berpikir filsafat dan
mempraktekkannya

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 28
LOGIS KRITIS RADIKAL

Logos berarti keilmuan, berpikis logis berawal dari pemahaman, pemahaman berasal dari
pengetahuan dan pengalaman
Dworkin---A general theory of law must be normative as well as conceptual
Geoffrey Samuel –structure, methods and procedure
a. Legislation
b. Adjudication
c. Compliance
Asas hukum itu
a. Abstrak
b. Mengandung Moral
c. Memberi pedoman bukan aturan
Misalnya: non diskriminatif, keadilan dsb
Teori hukum
a. Systems adopts a new vision and new method founded on the interrelationship of elements
viewed as a complex and functional totality.
b. The systems emphasize on self-referencing and autonomy
c. A system has its own references which allow it to affirm its identity and to develop its
autonomy
Konsep hukum adalah Gagasan yang dapat direalisasaikan dalam kerangka aktivitas hidup
bermasyarakat
Norma hukum berarti:
a. Verplichtende, meletakkan kewajiban, perintah/larangan
b. Veroorlovende, membolehkan
c. Bevoegheidverlenende, memberi kewenangan
Aturan hukum berarti rumusan pasal yang harus sesuai dengan asas hukum, jika bertentangan
harus diganti
Kritis adalah berpikir di luar konteks, mengenali konteks pemikiran dan stakeholders apabila itu
berhubungan dengan fakta
Cara membentuk argumen
a. Data: The facts or evidence used to prove the argument
b. Claim: The statement being argued (a thesis)
c. Warrants: The general, hypothetical (and often implicit) logical statements that serve as
bridges between the claim and the data.

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 29
d. Backing: Statements that serve to support the warrants (i.e., arguments that don't
necessarily prove the main point being argued, but which do prove the warrants are true.)
e. Qualifiers: Statements that limit the strength of the argument or statements that propose
the conditions under which the argument is true.
f. Rebuttals: Counter-arguments or statements indicating circumstances when the general
argument does not hold true.

Radikal berarti berpikir akar-akarnya. Pemikran dalam berarti mampu memberikan pemecahan
yang abadi terhadap fakta yang ada.

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 30
REFERENSI

0 H.L.A Hart, Essay on Bentham “Studies in Jurisprudence and Political Theory”, Clarendon
Press, Oxford, 1982.
0 Peter Mahmud Marzuki, “ Sari Perkuliahan Teori Hukum”
0 Hari Chand, Modern Jurisprudence, International Law Book Service, Kualalumpur, 1994.
0 Darji Darmodiharjo dan Sidharta, Pokok-pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat
Hukum Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1996.
0 Douglas G Long, Political Theory “Bentham on Liberty: Jeremy Bentham’s Idea of Liberty in
Relation to his Utilitarianism, Vol 7 No 2 Tahun 1979.
0 Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence)
Termasuk Interprestasi Undang-undang (Legisprudence), Kencana, Surabaya, 2009.
0 JW Harris, Legal Philosophies, Oxford University Press, Oxford, 1997.
0 Magnis, Suseno, 2003, Etika Politik, Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta:
Gramedia
0 Noor Syam, Mohammad, 2000, Pancasila, Dasar Negara Republik Indonesia: Wawasan Sosi-Kultural,
Filosofis dan Konstitusional, Lab Pancasila UM, Malang
0 Notonegoro, 1995, Pancasila Dasar Falsafah Negara, Jakarta, Bumi Aksara
0 Soekarno, 2006, Filsafat Pancasila, Yogyakarta, Media Pressindo
0 TIM Dosen Filsafat Ilmu UGM, 1996, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Liberty
0 Oetojo Oesman dan Alfian (Ed). (1992). Pancasila sebagai Ideologi: dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Berbegara, Jakarta: BP-7

PROPAGASI
Kasus
Pasal 26, 27, 48 dan 49 Peraturan Daerah Propinsi Bangka Belitung Nomor 10 Tahun 2010 menyatakan bentuk
perlindungan yang spesifik berupa di tempat penyeberangan pejalan kaki yang dikendalikan dengan alat
pemberi isyarat lalu lintas dilengkapi dengan alat pemberi isyarat bunyi pada saat alat pemberi isyarat untuk
pejalan kaki berwarna hijau dan pada tempat pemberhentian kendaraan umum dapat dilengkapi dengan
daftar trayek yang ditulis dengan huruf braille, penyandang cacat tuna netra dalam berjalan kaki di jalan harus
menggunakan tanda-tanda khusus yang mudah dilihat dan/atau mudah didengar oleh pemakai jalan lain, baik
pada siang hari mapupun malam hari, pengendara sepeda tuna rungu dalam berlalu lintas di jalan wajib diberi

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 31
tanda khusus pada sepedanya agar dapat lebih dikenal oleh pemakai jalan lainnya. Ternyata masyarakat
difable tidak membutuhkan perlakuan khusus, beberapa komunitas menyatakan ingin diperlakukan sama
seperti orang normal. Apa yang saudara lakukan jika menjadi Kepada Daerah?

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 32
MODUL 5
Kebenaran Koherensi, Korespondensi dan
Pragmatis

PERTEMUAN X PENDAHULUAN
KEBENARAN
Kebenaran tidak bergantung pada metode.
Kebenaran bersifat hakiki. Metode apapun
OLEH
yang digunakan akan membawa pada
Dr. Dhia Al Uyun, S.H.MH. kebenaran itu. Tidak menjadi soal antara
metode normatif, empiris, sosiologis,
Constitutional Law Departement,
sosiolegal ataupun metode lainnya. Namun
Faculty of Law
metode hukum selalu memiliki moral vision
Brawijaya University, atau jiwa dan karakter. Bukankah sosiologis,
diah.al@ub.ac.id. sosiolegal, empiris mendalami manusia dan
hasil kemanusiaannya? Apa pertentangannya
dengan moral vision? Moral vision selalu
Tujuan membicarakan kemanusiaan dalam
Setelah mempelajari modul ini
mahasiswa diharapkan memahami
kacamatanya. Filsafat hukum tentang
kebenaran dan dapat kebenaran membawa pada kebijaksanaan.
mengembangkannya dalam kasus Menjelajahi Hukum akan memahami bahwa tidak
dan fakta pernah suatu metode itu selalu benar adanya, metode
teruji ruang waktu, tapi tidak hendak membenarkan
ruang tempat dia berada, pun waktu yang layak
tempatnya berada, namun selalu membawa filsafat
pemikiran

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 33
• Penggolongan sebuah penelitian sebagai penelitian normatif atau bukan, bukanlah hal
yang sederhana. Kata normatif, lazimnya dituliskan oleh pemikir dengan dualisme
pemikiran bahwa ada yang disebut dengan das sein dan das sollen. H.J van Eikema
Hommes menyatakan, ...deze correlatie tussen Social normen, recht, beginselen en Social
feiten dwingt ons te breken met het tradionele, op Kant terugaande duallsine tussen sollen
and sein.
• Menurut kamus bahasa Jerman, kata sollen adalah conjugation modal verbs yang dapat
berarti should atau ought to, artinya what is desire atau what is ideal, sedangkan sein
berarti to be yang dapat menunjukkan kondisi sekarang, lampau bahkan mendatang.
• Pemikiran Hommes yang demikian patut mendapat kritik. Keinginan atau harapan bukan
sesuatu hal yang sama dengan ideal. Ideal berada dalam alam ide atau cita yang berbeda
dengan keinginan yang tumbuh dari pemikiran manusiawi. Jika mengutip dari pikiran
Kelsen, maka ide itu heteronom sedangkan keinginan itu otonom, meskipun dalam
pandangan naturalis, otonom tidak muncul tiba-tiba, melainkan dengan pencitraan sifat
Tuhan. Secara sederhana, ideal berarti prinsip yang secara universal kebaikannya tidak
tertolak, sedangkan apa yang diinginkan manusia bergantung pada pengetahuan dan
pengalamannya.
• Kondisi ‘sein’pun, tidak relevan untuk disebut kondisi sekarang atau hukum positif yang
terjadi, namun lebih tepat dimaknai apa yang pernah, sedang, telah bahkan akan terjadi,
semuanya terbatas pada rancangan pemikiran manusia. Kebenarannya dapat universal
jika menyentuh ideal, ataupun tidak universal, karena berangkat dari kondisi-kondisi
buruk, misalnya Rosseau dengan pemikiran hak-hak individu yang menolak Revolusi
Perancis yang tidak memandang individu terlahir sama.
• Berdasarkan tafsiran tentang sollen sebagai dunia cita, dan sein sebagai dunia nyata,
kiranya tidak tepat digunakan, namun kenyataannya pemikiran ini telah menjadi doktrin
dalam ilmu hukum. Tafsiran Soerjono Soekanto, yang berakar dari pemikiran Hommes,
mengembangkan pikiran Soekanto dalam melihat hukum. Soekanto melihat hukum
merupakan sociaal feit yang memiliki segi ganda yakni kaidah/norma dan perilaku yang
ajeg dan unik.
• Hukum dinilai sebagai norma yang mengalami pengaruh dan dapat dipengaruhi oleh
seperangkat tingkah laku. Norma dimaknai aturan tertulis yang disahkan oleh badan yang

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 34
berwenang. Pemikiran ini berpengaruh pada Satjipto Rahardjo
Eksisting condition dengan hukum progesifnya dan Johnny Ibrahim dengan pemikiran
penelitian hukum?
Bagaimana penelitian
bahwa ilmu hukum harus menjadi enlightening persoalan
hukum
Beberapa itu?
pemikiran
tentang penelitian masyarakat .
Penelitian hukum
hukum tidak
lazim menggunakan • Pemikiran ini berbeda dengan kata normatif yang tidak lazim
1. Ian Mc. Leod
kata yuridis normatif .
penelitian hukum digunakan pemikir yang normatif. Peter Mahmud Marzuki,
Data, penelitian
terbagi menjadi
kualitatif dan
kuantitatifdeduktif
induktif, tidak menyatakan metode yang ditulisnya adalah penelitian hukum. Hal
dan analogy
digunakan, begitupun ini bermula dari pemikiran bahwa hukum itu adalah sui generis,
2. Terry Hutchinson
grounded research.
penelitian hukum
Kebenaran yang bukan bagian dari ilmu sosial, merupakan ilmu tersendiri yang
terbagi menjadi
digunakan adalah
doctrinal research
koherensi proposisi
dan legal reform
didekati dengan cara tersendiri. Norma berasal dari bahasa latin
yang dianalisis secara
research.
preskriptif, bukan norm yang berarti standar perilaku.
Doctrinal research
deskriptif. Keberadaan
which provides
bahan-bahan a
yang ada • Standart perilaku berbeda dengan aturannya, namun lebih
systematic exposition
digunakan untuk
of the rule governing tepat dimaknai jiwa dari aturan yaitu asas Webster Dictionary,
memberikan petunjuk,
bukan a particular
membenarkanlegal
category, analyses Black Dictionary, Cambridge Dictionary memiliki perbedaan dalam
hipotesis. Pendekatan
yang the relationship
digunakan adalah memaknai norma yang mana dapat bermakna standar perilaku,
between rules,
statute, historical, case,
explain areas of
comparative dan aturan, peraturan. Keberbedaan ini berpengaruh terhadap
difficulty and,
conseptual approach.
perharps,
Bahan hukum, predicts
tidak1 penelitian hukum. Penelitian hukum tidak dapat dimaknai sebagai
futuredari
dilihat development.
bentuknya
melainkan juga materi hukum yaitu aturan, melainkan hukum sebagai tujuan yang mana
muatannya. Bahan non
secara lazim disebut dengan prinsip hukum. Prinsip ini berbeda
dengan asas hukum.
• Berakar dari pemikiran tersebut, maka tertolaklah pemikiran
bahwa ‘penelitian normatif dalam kacamata non normatif’ adalah
positivistis. Pemikiran ‘penelitian hukum’, penelitian hukum berbasis norm as standart
of behaviour as principle, bukan norm as written rule, sehingga selalu memiliki tujuan
ideal yang ingin diwujudkan. Hal ini adalah tantangan bagi pemikiran non normatif.
• Pemikiran non normatif, melihat aturan sebagaimana penguasa melihat sebuah aturan
dalam sebuah negara. Norma dipandang sebagai sesuatu yang tertulis, yang mana
dihasilkan oleh kondisi aristokrasi ataupun oligarkhi pemikiran sehingga menciptakan
hukum yang untauchable oleh masyarakat. Peraturan didekatkan dengan aspirasi
masyarakat, agar dapat digunakan oleh masyarakat. Proses ini menghilangkan keidealan
aturan tersebut, karena tidak seluruh keinginan masyarakat baik dan benar.

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 35
Kenormatifan sebuah aturan justru nampak manakala dapat diterima masyarakat.
Kepekaan terhadap kondisi masyarakat akan memberikan tafsiran yang berbeda dari apa
yang tertulis, mendekatkan dengan norm, manakala terwujud dari masyarakat yang
abnormal. Kenormatifan adalah jawaban dari aturan yang tidak aturan semata, tapi
aturan yang direfleksi sehingga mengembalikan prinsip yang ingin diwujudkan.
• Di sisi lain, pemikiran positivistis ini terjadi pada ‘pemikiran penelitian hukum’ yang
seolah-olah melegitimasi norma sebagai aturan, dan membawa pada positivistis, padahal
positivistis dan pemikiran penelitian hukum berpijak pada pemikiran yang berbeda. Oleh
karena itu tidak relevan mempersamakan kedua hal yang berbeda. Membawa pada
positivistis, manakala mengkritisi standart akan lebih mudah pada sesuatu yang tertulis.
Posisi ini akan membawa pada positivistis.

• Kebenaran koherensi berdasar pada kesesuaian antara proposisi yang ada,


sehingga metode deduktif sering digunakan bersumber pemikiran Plato dan
Aristoteles
• Kebenaran Korespodensi berdasar pada kesesuaian antara fakta dan simpulan,
sehingga metode induktif digunakan bersumber pada Russel
• Kebenaran Pragmatis? Kebenaran berdasarkan kesepakatan bersumber dari Pierre
• Plato menyatakan Negara dengan pemikiran filsafat yang mampu mewujudkan
logical truths yang tidak terikat dalam formula tertentu, sebagaimana Aristoteles,
kebenaran dan semua eksistensi tidak sama dan butuh direnungkan.
• Truth→ kebenaran yang sebenarnya
• Rights → kebenaran menurut para pihak
• Untuk membedakan hal tersebut perlu berhati-hati dengan kebenaran atau
keyakinan terhadap kebenaran…..

REFERENSI

• Eikema, Hoofdlijnen der Rechts sociologie en de Materiele Inleiding van Publiek en


Privattrecht, 1983, Zwolle, WCJ Tjeenk Wilink, h.11.
• Soerjono Soekanto dalam Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir
Abad ke-20, Jakarta, Alumni, h.74
• Johnny Ibrahim, Teori dan Penelitian Hukum Normatif, Malang, Bayumedia, h.33

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 36
• Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Kencana, h.28.
• Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi, Jakarta, Kencana, h. 50.
• Bruggink yang diterjemahkan Arief Sidharta, Refleksi Tentang Hukum, Jakarta, Citra
Aditya Bhakti, h.121.
• H.L.A Hart, Essay on Bentham “Studies in Jurisprudence and Political Theory”, Clarendon
Press, Oxford, 1982.
• Hari Chand, Modern Jurisprudence, International Law Book Service, Kualalumpur, 1994.
• Darji Darmodiharjo dan Sidharta, Pokok-pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat
Hukum Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1996.
• Douglas G Long, Political Theory “Bentham on Liberty: Jeremy Bentham’s Idea of Liberty in
Relation to his Utilitarianism, Vol 7 No 2 Tahun 1979.
• Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence)
Termasuk Interprestasi Undang-undang (Legisprudence), Kencana, Surabaya, 2009.
• JW Harris, Legal Philosophies, Oxford University Press, Oxford, 1997.
• Magnis, Suseno, 2003, Etika Politik, Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta:
Gramedia
• Noor Syam, Mohammad, 2000, Pancasila, Dasar Negara Republik Indonesia: Wawasan Sosi-Kultural,
Filosofis dan Konstitusional, Lab Pancasila UM, Malang
• Notonegoro, 1995, Pancasila Dasar Falsafah Negara, Jakarta, Bumi Aksara
• Soekarno, 2006, Filsafat Pancasila, Yogyakarta, Media Pressindo
• TIM Dosen Filsafat Ilmu UGM, 1996, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Liberty
• Oetojo Oesman dan Alfian (Ed). (1992). Pancasila sebagai Ideologi: dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Berbegara, Jakarta: BP-7

PROPAGASI

Pertanyaan (Evaluasi mandiri)


Kapan suatu fakta hukum dikatakan benar?

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 37
STUDI KASUS

Ibnu Rushd memandang agama berisi kebenaran filosofis dalam bentuk alegori
(kiasan). Thomas Aquinas (1225-1274) dalam Summa contra Gentille disebutkan
segala sesuatu yang menyerupai Tuhan yang merupakan tujuan dari segalanya.
Kebahagiaan tertinggi adalah pada kebajikan moral dalam perenungan Tuhan.

Kasus Asia Bibi

Bibi seorang kristiani dianggap menghina Nabi Muhammad sehingga harus dihukum
mati. Versi yang lain (Asia Bibi)polisi dan kroninya sengaja membuat fitnah padanya.
Padahal dia hanya memetik berry dan kehausan kemudian meminum air sumur.
Kemudian pemilik sumur berteriak, karena ia tidak dapat minum air sumur itu akibat
telah najis oleh orang kristen. Pengadilan Lahore memutuskan hukuman mati
untuknya tanggal 16 oktober 2014, kemudian 22 juni 2015 kemudian menunda
putusan setelah 6 tahun dipenjara dan mengalami sakit parah.

Jika anda ahli hukum, maka apa argumentasi anda terkait hal tersebut!

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 38
MODUL 6
1. Kebebasan
2. Penafsiran sebagai penemuan hukum
3. Konstruksi hukum

PERTEMUAN XI, XII,XIII DAN XIV PENDAHULUAN


KEBEBASAN ASAL
MUASAL HAK Rerum Natura. Ibarat atom maka kebebasan itu
seperti atom dalam hamparan pasir di padang
OLEH pasir.
Dr. Dhia Al Uyun, S.H.MH.

Constitutional Law Departement,


Faculty of Law

Brawijaya University,

diah.al@ub.ac.id.

Tujuan Bebas adalah sebebas-bebasnya, namun kebebasan tanpa


Setelah mempelajari modul ini
mahasiswa memahami kebebasan kemanusiaan akan rapuh.
dan urgensinya dalam penemuan Al Kindi argues that the soul is a substance by drawing on
hukum.
the opening chapters of the Categories to claim that the
essence of something shares a name and definition with
that thing. idea of species, which is a “secondary substance”

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 39
Kebebasan

• manusia secara alamiah mengejar kebahagiaan yaitu keberhasilan yang terus


menerus sehingga dalam keadaan alamiah saling berperang.
Selain untuk memuaskan diri sendiri, kekhawatiran bahwa sesuatu di sekelilingnya
akan merampas apa yang dimiliki.
• Hobbes dalam pikirannya melihat manusia tidak dalam kebaikannya pada awalnya.
Manusia memiliki sisi natural yang tidak dapat dibiarkan dan harus dibatasi dan
diatur.
• Hal ini berbeda dengan John Locke Keadaan penuh kebebasan sempurna,
kesetaraan dan terikat dengan hukum alamiah yang mencari perdamaian.
• Locke mengkritik pemikiran Hobbes. Perdamaian itu memunculkan pentingnya
kesepakatan dan perjanjian antar manusia.
• Rosseau menyatakan manusia punya hasrat untuk melindungi diri dengan motivasi
kasih sayang yaitu rasa benci bawaan ketika melihat penderitaan yang dialami
sesama manusia. Inilah yang disebut kebaikan alamiah
• Kebaikan alamiah ini memperlihatkan adanya pertautan perdamaian yang
terwujud dalam hubungan antar manusia.
• Pemikiran ini menghasilkan Hak-Hak asasi manusia-Freichlehre----ajaran hukum
bebas-Rechtvinding---hakim menggali putusan.

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 40
Penemuan Hukum

• muncul karena, di satu sisi, sebagai sisa-sisa “warisan” paham Legisme, paham yang
merupakan bagian dari perkembangan tradisi civil law yang menganggap tidak ada
hukum di luar undang-undang karena undang-undang dianggap telah sempurna
sehingga tugas hakim hanyalah menegaskan dan menegakkan apa yang sudah
diatur dalam undang-undang.
• Cicero “the magistrate is a speaking law, and the law a silent magistrate”,
• Montesquieu “le juge est la bouche de la loi”
• Ingat asas ius curia novit- -- “da mihi factum, dabo tibi ius” (“berikan/tunjukkan
kepadaku fakta-faktanya maka kuberikan engkau hukumnya”)
• Alternatif 1 Penemuan hukum awalnya menetapkan manakah yang akan
diterapkan diantara banyak kaidah dalam sistem hukum → hukum mengatur
• Alternatif 2 Penemuan hukum mencapai suatu kaidah untuk perkara itu → hukum
tidak mengatur. Dalam hal ini Kelonggaran untuk menggunakan hukum yang ada
Kelonggaran yang dimaksud mencakup ukuran yaitu prinsip bagaimana hukum
tersebut diterapkan, ukuran yang dimaksud adalah Ukuran itu mengandung
pendapat kesusilaan “adil” “seksama” “sewajarnya”, Ukuran tidak meminta
pengetahuan yang eksak, namun pikiran yang sehat dan Keunikan suatu kasus.

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 41
Bagan
Proses Berpikir untuk Menemukan Hukum

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 42
Di dalam pemikiran Mochtar Kusumaadmadja

SUDIKNO MERTOKUSUMO
• konteksnya adalah penemuan hukum oleh hakim (rechterlijke rechtsvinding) yang
berkenaan dengan penerapan atau penegakan hukum oleh hakim
• pembentukan hukum oleh hakim atau petugas-petugas hukum lainnya yang diberi
tugas melaksanakan hukum terhadap peristiwa-peristiwa hukum yang konkrit

I DEWA GEDE PALGUNA


• sebuah reaksi terhadap situasi-situasi problematikal yang dipaparkan orang dalam
peristilahan hukum.
• Mengandung pertanyaan-pertanyaan hukum (rechtsvragen), konflik-konflik
hukum atau sengketasengketa yuridis, praktik hukum ofisial (officiele
rechtspraktijk), yaitu praktik hukum yang di dalamnya pemerintah terlibat dan
yang diarahkan pada yang berlaku,

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 43
• di mana bukan hanya hakim yang melakukan penemuan hukum tetapi juga
pembentuk undang-undang dan birokrasi pemerintahan. Lihat J.A. Pontier, 2001,
Penemuan Hukum (terjemahan B. Arief Sidharta), Laboratorium Hukum Fakultas
Hukum Universitas Katolik Parahyangan: Bandung (untuk digunakan secara
terbatas dalam lingkungan sendiri), h. 1.

• Penemuan hukum terbagi menjadi interprestasi hukum dan konstruksi hukum.


• Metode interpretasi (interpretatiemethoden) yaitu
• interpretasi bahasa (de taalkundige interpretasi);
• historis undang-undang (de wethistorische interpretatie);
• sistematis (de systematische interpretatie);
• kemasyarakatan (de maatshappelijke interpretatie)
• Scholler menyebutkan bahwa di negara-negara civil law ada empat kelompok
metode penafsiran yang prinsip-prinsipnya dikembangkan berdasarkan statutory
interpretation, yaitu (1) literal, (2) intentional, (3) systematic; dan (4) teleological
• Syarat menafsirkan adalah memiliki

(1) verbal meaning (makna verbal),


(2) grammatical construction (bangunan atau konstruksi gramatikal);
(3) statutory context (konteks perundang-undangan),
(4) aspek-aspek teleologis atau kemasyarakatan (teleological aspects) dari ketentuan
undang-undang yang hendak ditafsirkan
• Tingkatan selanjutnya dalam penafsiran adalah apa yang disebut hermeneutic.

Hermeneutika membahas makna secara mendalam. Tafsir agama menggunakan metode


ini.
• Peter Mahmud menyatakan ada 2 hermeneutika yaitu

a. subtilitas intellegendi (ketepatan pemahaman)


b. subtilitas explicandi (ketepatan penjabaran)
• Jazim Hamidi dalam disertasinya menggunakan hermeneutik adalah pada relasi
subjek-subjek yang menyangkut pra pemahaman, mengembangkan dari pikiran
Brugrink yang memodifikasi penafsiran eksternal dalam internal pemahaman.
MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 44
• Penemuan hukum barulah dipersoalkan keberadaannya apabila terjadi perbedaan
penyusunan struktur kasus (fakta) oleh para pihak akibat pemahaman yang
berlainan atas suatu rumusan sumber hukum.
• Doktrin sens-clair jelas tidak menutup pintu bagi penggunaan metode penafsiran,
sebagaimana tampak dari bunyi Pasal 1343 KUH Perdata, “Jika kata-kata suatu
persetujuan dapat diberikan berbagai macam penafsiran, harus dipilihnya
menyelidiki maksud kedua belah pihak yang membuat persetujuan itu, daripada
memegang teguh arti kata-kata menurut huruf.”
• Para penganut legisme (aliran berpikir yang berpendapat undang- undang adalah
satu-satunya sumber hukum) senang mengemukakan doktrin yang ada dalam
pasal 1342 KUHPerdata, yang lazim disebut doktrin sens-clair. Pasal tersebut
menyatakan, “Jika kata-kata suatu persetujuan jelas, tidaklah diperkenankan untuk
menyimpang dari padanya dengan jalan penafsiran”.
• Konstruksi hukum adalah assigning of meaning to words in statute yaitu memberi
tugas makna terhadap kata-kata (Paul Scholten) “Oleh karena penerapan hukum
merupakan subsumsi logis, maka kegiatan utama ilmu hukum adalah secara logis
induktif mengumpulkan data, mereduksi data tersebut menjadi pengertian umum,
lalu pengertian umum diduksikan kembali menjadi konklusi-konklusi baru”.
• Rumus urgensi konstruksi hukum
Ambigu= 1> a statute use words having more than one apparent meaning
Obscur= - - - - - kata yang digunakan tidak jelas maknanya
Uncertainly= literal meaning # case literal meaning of an act apparently
contemplates circumstances which the Court finds difficult to relate with certainty
the facts of a case

• Jenis-jenis Konstruksi Hukum

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 45
a. Argumentum per analogiam atau sering disebut analogi. Pada analogi, peristiwa
yang berbeda namun serupa, sejenis atau mirip yang diatur dalam undang-
undang diperlakukan sama.
b. Penyempitan hukum/penghalusan hukum/rechtsverfijning. Pada penyempitan
hukum, peraturan yang sifatnya umum diterapkan terhadap peristiwa atau
hubungan hukum yang khusus dengan penjelasan atau konstruksi dengan
memberi ciri-ciri.
c. Argumentum a contrario atau sering disebut a contrario, yaitu menafsirkan atau
menjelaskan undang-undang yang didasarkan pada perlawanan pengertian
antara peristiwa konkrit yang dihadapi dan peristiwa yang diatur dalam undang-
undang

REFERENSI

• Eikema, Hoofdlijnen der Rechts sociologie en de Materiele Inleiding van Publiek en


Privattrecht, 1983, Zwolle, WCJ Tjeenk Wilink, h.11.
• Soerjono Soekanto dalam Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir
Abad ke-20, Jakarta, Alumni, h.74
• Johnny Ibrahim, Teori dan Penelitian Hukum Normatif, Malang, Bayumedia, h.33
• Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Kencana, h.28.
• Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi, Jakarta, Kencana, h. 50.
• Bruggink yang diterjemahkan Arief Sidharta, Refleksi Tentang Hukum, Jakarta, Citra
Aditya Bhakti, h.121.
• H.L.A Hart, Essay on Bentham “Studies in Jurisprudence and Political Theory”, Clarendon
Press, Oxford, 1982.
• Hari Chand, Modern Jurisprudence, International Law Book Service, Kualalumpur, 1994.
• Darji Darmodiharjo dan Sidharta, Pokok-pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat
Hukum Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1996.
• Douglas G Long, Political Theory “Bentham on Liberty: Jeremy Bentham’s Idea of Liberty in
Relation to his Utilitarianism, Vol 7 No 2 Tahun 1979.

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 46
• Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence)
Termasuk Interprestasi Undang-undang (Legisprudence), Kencana, Surabaya, 2009.
• JW Harris, Legal Philosophies, Oxford University Press, Oxford, 1997.
• Magnis, Suseno, 2003, Etika Politik, Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta:
Gramedia
• Noor Syam, Mohammad, 2000, Pancasila, Dasar Negara Republik Indonesia: Wawasan Sosi-Kultural,
Filosofis dan Konstitusional, Lab Pancasila UM, Malang
• Notonegoro, 1995, Pancasila Dasar Falsafah Negara, Jakarta, Bumi Aksara
• Soekarno, 2006, Filsafat Pancasila, Yogyakarta, Media Pressindo
• TIM Dosen Filsafat Ilmu UGM, 1996, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Liberty
• Oetojo Oesman dan Alfian (Ed). (1992). Pancasila sebagai Ideologi: dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Berbegara, Jakarta: BP-7

PROPAGASI
Praktek : TAKE HOME EXAMINATION DIKUMPUL SAAT UTS
1. Buatlah kelompok 2-5 orang!
2. Carilah sebuah kasus yang memiliki putusan hukum
3. Berbagilah peran untuk memerankan kasus tersebut
4. Kelompok lain mengomentari bagaimana terbentuknya penemuan hukum pada kasus tersebut

Pertanyaan (Evaluasi mandiri)

Bedakan antara penafsiran, hermeneutika dan konstruksi hukum!

STUDI KASUS

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 Tanggal 17 Februari 2012

Dasar pengujiannya pasal 28B ayat (1) dan 28D ayat (1) UUDNRI 1945. Petitum
pemohon yaitu pasal 43 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 47
Perkawinan. Pada pasal tersebut, anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya
mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya. Pemohon
meminta agar anak mendapatkan haknya dari kedua orang tuanya. Putusan MK
mengabulkan sebagian permohonan tersebut. Pertimbangan hukumnya anak
merupakan tanggung jawab kedua orang tuanya. Tanggung jawab negara
memberikan perlindungan hukum yang adil terhadap anak.
Buatlah analisis terhadap penemuan hukum berdasarkan kasus tersebut!

MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 48
MODUL FILSAFAT HUKUM OLEH DR. DHIA AL UYUN, S.H.M.H. DESEMBER 2019 49

Anda mungkin juga menyukai