Anda di halaman 1dari 13

Nama : Nazwa Putri Mbuinga

Kelas : H
NIM : 1011423338
Nama Pengajuan : Ahmad S.H, M.H.

Adagium Hukum Acara


1. Dura lex, sed lex - Hukum itu keras, tetapi itu adalah hukum.
2. Audiatur et altera pars - Biarkan pihak lain ikut berbicara.
3. In dubio pro reo - Dalam keraguan, harus berpihak pada terdakwa.
4. Ignorantia iuris non excusat - Ketidaktahuan hukum tidak membebaskan seseorang dari
tanggung jawab hukum.
5. Nemo debet esse iudex in propria causa - Tidak boleh ada yang menjadi hakim dalam
perkara yang melibatkan dirinya sendiri.
6. Nemo tenetur se ipsum accusare - Tidak seorang pun dipaksa untuk menyatakan dirinya
sendiri bersalah.
7. Nemo iudex in causa sua - Tidak boleh ada yang menjadi hakim dalam perkara yang
melibatkan dirinya sendiri.
8. Pacta sunt servanda - Perjanjian harus ditepati.
9. Nemo plus iuris ad alium transferre potest quam ipse habet - Tidak seorang pun dapat
memberikan hak lebih besar kepada orang lain dari yang dia miliki sendiri.
10. In iniuria non oritur ius - Hukum tidak timbul dari perbuatan yang melanggar hukum.
11. Nulla poena sine lege - Tidak ada hukuman tanpa undang-undang.
12. Lex prospicit, non respicit - Hukum melihat ke depan, bukan ke belakang.
13. Venire contra factum proprium - Tidak boleh terbantahkan oleh fakta sendiri.
14. Nemo cogitur facere impossibile - Tidak seorang pun bisa dipaksa untuk melakukan hal
yang tidak mungkin.
15. Reus in excipiendo fit actor - Terdakwa yang mengajukan pengecualian menjadi
penggugat.
16. Ei incumbit probatio qui dicit, non qui negat - Beban bukti ada pada pihak yang
mengklaim, bukan pada pihak yang menyangkal.
17. Lex retro non agit - Hukum bersifat prospektif, tidak dapat diterapkan untuk peristiwa
yang telah terjadi di masa lalu.
18. Volenti non fit iniuria - Bagi mereka yang telah menyetujui, tidak ada kerugian.
19. Cessante ratione legis, cessat ipsa lex - Jika alasan hukum telah berhenti, hukum itu
sendiri juga akan berakhir.
20. Nemo turpitudinem suam allegans audiatur - Tidak seorang pun yang mengklaim
kejahatan atau perbuatan tercela dapat didengar.
21. Res iudicata pro veritate accipitur - Keputusan yang sudah berkekuatan hukum
menjadi sesuatu yang benar.
22. Repetitio est mater studiorum - Pengulangan adalah ibu dari pengetahuan.
23. Lex civitatis non potest violari - Hukum negara tidak boleh dilanggar.
24. Nullum crimen sine lege - Tidak ada kejahatan tanpa undang-undang.
25. Lex posterior derogat priori - Undang-undang yang lebih baru menggugurkan undang-
undang yang lebih lama.
26. In pari delicto potior est condicio defendentis - Jika kedua belah pihak sama bersalah,
posisi pihak terdakwa lebih kuat.
27. Verba volant, scripta manent - Kata-kata bisa terbang, tetapi tulisan tetap ada.
28. Servus servorum Dei - Hamba-hamba Tuhan yang terendah.
29. Consensus facit legem - Kesepakatan menciptakan hukum.
30. Lex retro agit - Hukum berlaku surut dan dapat diterapkan untuk waktu-waktu
sebelum undang-undang itu berlaku.
31. Locus delicti commissi - Tempat kejahatan dilakukan.
32. Actus reus - Perbuatan yang melanggar hukum.
33. Habeas corpus - Harus membawa badan.
34. Res gestae - Perbuatan yang diikuti dalam situasi tertentu.
35. Ignorantia legis neminem excusat - Ketidaktahuan hukum tidak membebaskan
seseorang dari tanggung jawab hukum.
36. Lex specialis derogat generali - Undang-undang khusus mengesampingkan undang-
undang umum.
37. In absentia - Dalam ketidakhadiran.
38. Frustra legis auxilium quaerit qui in legem committit - Orang yang melanggar hukum
tidak dapat mencari perlindungan hukum.
39. Res noviter veniens ad notitiam - Sesuatu yang baru baru ini datang kepada
pengetahuan.
40. In integrum restitutio - Restorasi ke dalam keadaan semula.
41. Satis dimissa - Sudah cukup dibayar.
42. De minimis non curat lex - Hukum tidak memperdulikan hal-hal yang paling kecil.
43. Argumentum a contrario - Argumen dari hal yang berlawanan.
44. De facto - Menjadi fakta.
45. Ex nunc - Dari sekarang.
46. Ex officio - Dari kantor.
47. Nemo iudex sine lege - Tidak ada kewenangan hakim tanpa undang-undang.
48. Jus sanguinis - Hak melalui darah.
49. Nemo tenetur edere instrumenta contra se - Tidak ada yang harus menghasilkan alat
bukti melawan dirinya sendiri.
50. Non bis in idem - Tidak boleh dua kali dalam perkara yang sama.
51. Ratio decidendi - Alasan yang menentukan.
52. Res inter alios acta, alteri nocere non debet - Perbuatan diantara pihak ketiga tidak
boleh merugikan pihak lain.
53. Societas delinquere non potest - Korporasi tidak dapat melakukan kejahatan.
54. Ultra posse nemo obligatur - Tidak ada yang dapat dipaksa melampaui
kemampuannya.
55. Ab initio - Dari awal.
56. Casus belli - Alasan perang.
57. Corpus delicti - Badan kejahatan.
58. In camera - Di dalam ruangan yang tertutup.
59. Inter alia - Antar lain.
60. Ius cogens - Hukum yang mengikat.
61. Ius gentium - Hukum alam.
62. Mala fides superveniens non nocet - Kejahatan yang dilanggar nantinya tidak
merugikan.
63. Ratio legis - Alasan hukum.
64. Res judicata pro veritate habetur - Keputusan pengadilan dianggap sebagai kebenaran.
65. Sui generis - Dari jenisnya sendiri.
66. Bonus pater familias - Ayah keluarga yang baik.
67. De lege ferenda - Tentang hukum yang harus diperkenalkan.
68. Duelum et punja - Hukuman dan gantung.
69. Ignorantia facti excusatur, ignorantia iuris non excusatur - Ketidaktahuan fakta dapat
membebaskan, tetapi ketidaktahuan hukum tidak.
70. In bonam partem - Di sisi yang baik.
71. In dubio pro operario - Dalam keraguan, harus berpihak pada pekerja.
72. Intuitu personae - Karena orangnya.
73. Judex non potest esse testis in propria causa - Hakim tidak bisa menjadi saksi dalam
perkara yang melibatkan dirinya sendiri.
74. Nemo admittitur turpitudinem suam alegans - Tidak ada yang diterima yang
mengklaim kejahatan atau perbuatan tercela.
75. Nemo iudex in re sua - Tidak ada yang bisa menjadi hakim dalam perkara yang
melibatkan dirinya sendiri.

Adagium Hukum Pidana


1. Nulla poena sine lege (Tidak ada hukuman tanpa undang-undang).
2. Nullum crimen sine lege (Tidak ada kejahatan tanpa undang-undang).
3. Ignorantia juris non excusat (Ketidaktahuan hukum tidak membebaskan dari tanggung
jawab).
4. Actus reus non facit reum nisi mens sit rea (Tindakan itu tidak membuat seseorang
bersalah jika tidak ada kebersalahannya dalam pikiran).
5. Nemo tenetur se ipsum accusare (Tidak seorang pun harus memaksa untuk
memperkarakan dirinya sendiri).
6. In dubio pro reo (Dalam keraguan, pihak terdakwa harus diuntungkan).
7. Nemo debet esse judex in propria causa (Tidak seorang pun boleh menjadi hakim dalam
perkara sendiri).
8. Lex retro non agit (Undang-undang tidak berlaku surut).
9. Lex iniuria non excusat (Undang-undang tidak membenarkan pelanggaran terhadap
hak-hak manusia).
10. Ignorantia facti excusat, ignorantia juris non excusat (Ketidaktahuan fakta dapat
dibenarkan, tetapi tidak ketidaktahuan hukum).
11. Volenti non fit injuria (Bagi mereka yang dengan sukarela menerima risiko, kerugian
tidak akan diakui).
12. Injuria non excusat injuriam (Pelanggaran terhadap hukum tidak membenarkan
pelanggaran lain).
13. Pecunia non olet (Uang tidak memiliki aroma).
14. Casus fortuitus non est supponendus (Keadaan yang tidak dapat dihindari tidak dapat
disangkal).
15. Culpae poenae par esto (Hukuman harus sebanding dengan kesalahan).
16. Nemo iudex in causa sua (Tidak ada seorang pun yang boleh menjadi hakim dalam
perkara sendiri).
17. Quod non est in actis non est in mundo (Apa yang tidak ada dalam catatan tidak ada
dalam dunia hukum).
18. Prima facie (Dalam cara pandang awal).
19. Ignorantia legis neminem excusat (Ketidaktahuan tentang undang-undang tidak
membebaskan dari tanggung jawab).
20. Lex posterior derogat priori (Undang-undang yang lebih baru mencabut yang lebih
tua).
21. Dolus eventualis (Kesengajaan mutlak).
22. Inter arma silent leges (Di tengah pertempuran, hukum menjadi bisu).
23. Lex specialis derogat lex generalis (Undang-undang khusus mengesampingkan undang-
undang umum).
24. Sic utere tuo ut alienum non laedas (Gunakanlah hak milikmu sedemikian rupa
sehingga tidak membahayakan hak orang lain).
25. Sub judice (Dalam peradilan).
26. Alter ego (Orang lain yang merupakan representasi diri sendiri).
27. Audi alteram partem (Dengarkan pihak lain).
28. Pacta sunt servanda (Perjanjian harus dipatuhi).
29. Quid pro quo (Sesuatu untuk sesuatu).
30. Ignorantia vincit omnia (Ketidaktahuan mengalahkan segalanya).
31. Lex dura lex sed lex (Hukum ketat, hukum tetap).
32. Mala fide (Dengan niat jahat).
33. Pro bono publico (Untuk kepentingan publik).
34. Res judicata (Hal yang telah diputuskan oleh keputusan pengadilan yang sudah
berkekuatan hukum tetap).
35. Res ipsa loquitur (Hal itu berbicara sendiri).
36. Non bis in idem (Tidak boleh gugatan yang sama untuk hal yang sama).
37. Suprema lex esto (Hukum tertinggi adalah).
38. Audiatur et altera pars (Biarkan pihak lain diaudisi).
39. Bona fide (Dengan itikad baik).
40. Caveat emptor (Pembeli hati-hati).
41. Cui bono (Untuk siapa manfaatnya).
42. De facto (Secara de facto).
43. De jure (Secara de jure).
44. In loco parentis (Sebagai orang tua pengganti).
45. Inter partes (Antara pihak-pihak).
46. Lex fori (Hukum tempat kejadian perkara).
47. Nolle prosequi (Tak akan melanjutkan penuntutan).
48. Pro forma (Sebagai formalitas).
49. Volenti non fit injuria (Bagi mereka yang menerima risiko, kerugian tidak akan
diakui).
50. Absens haeres non erit (Orang yang tidak hadir tidak akan menjadi ahliwaris).
51. Accessorium sequitur principale (Hal yang tidak dapat dipisahkan mengikuti hal
utama).
52. Actus reus (Tindakan yang melanggar hukum).
53. Crimen falsi (Kejahatan palsu).
54. Custos morum (Penjaga dari perilaku yang benar).
55. Frustra probatur quod probatum non relevat (Hal yang telah terbukti tetapi tidak
relevan).
56. In flagrante delicto (Pada situasi kejahatan).
57. Mens rea (Niat jahat).
58. Nullum tempus occurrit regi (Tidak ada batas waktu terhadap raja).
59. Prima facie (Kasus yang kuat).
60. Quasi delict (Sebagai delik palsu).
61. Res communis (Dirumuskan oleh Schermers Padma).
62. Sine qua non (Syarat yang tidak dapat diabaikan).
63. Debet praeterere triennium sub re propossita (Dalam kasus yang diberikan, waktu tiga
tahun harus dilewati).
64. In pari delicto (Kedua pihak bersalah).
65. Inter arma enim silent leges (Di antara senjata, hukum ini menjadi bisu).
66. Jus sanguinis (Hak darah).
67. Lex econemptionis (Undang-undang pengecualian).
68. Lex non scripta (Undang-undang tidak tertulis).
69. Mala in se (Kejahatan dalam dirinya sendiri).
70. Mater et magistra (Ibu dan guru).
71. Necessitas pur non habet legem (Keadaan darurat tidak mengenal hukum).
72. Obiter dictum (Komentar di samping).
73. Periculum est emptoris (Risiko ditanggung oleh pembeli).
74. Ratio legis (Alasan hukum).
75. Stare decisis (Diamankan keadilan).

Adagium Hukum Perdata


1. Consensus facit legem (Perjanjian menciptakan hukum)
2. Lex retro non agit (Hukum tidak berlaku surut)
3. Nemo dat quod non habet (Tidak bisa memberikan apa yang tidak dimiliki)
4. Res judicata pro veritate habetur (Putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap dianggap benar kebenarannya)
5. Nihil dat quod non habet (Seseorang tidak dapat memberikan apa yang tidak
dimilikinya)
6. Ignorantia juris non excusat (Ketidaktahuan hukum tidak membebaskan seseorang dari
tanggung jawab hukum)
7. Nemo debet esse judex in propria causa (Tidak boleh menjadi hakim dalam perkara
sendiri)
8. Fraus est celare fraudem (Kebohongan untuk menyembunyikan penipuan)
9. In dubio pro reo (Dalam keraguan, tetap untung bagi terdakwa)
10. Pacta sunt servanda (Perjanjian harus dipatuhi)
11. Volenti non fit injuria (Tidak ada penganiayaan terhadap mereka yang dengan rela
menerima risiko)
12. Nihil quod est contra rationem est licitum (Tidak ada yang dapat dianggap sah jika
tidak sesuai dengan akal sehat)
13. Nemo plus iuris ad alium transferre potest, quam ipse haberet (Tidak ada yang dapat
mentransfer hak lebih kepada orang lain daripada yang dia miliki sendiri)
14. Actus me invito factus, non est meus actus (Tindakan yang dilakukan tanpa
persetujuan saya, bukanlah tindakan saya)
15. Actus non facit reum, nisi mens sit rea (Tindakan itu tidak bersalah, kecuali bila
bertujuan jahat)
16. Audiatur et altera pars (Setiap orang berhak mendapatkan keadilan dan pendapatnya
didengar)
17. Dura lex, sed lex (Hukum itu keras, tetapi itulah hukum)
18. Impossibilium nulla obligatio est (Tidak ada kewajiban untuk melakukan sesuatu yang
tidak mungkin dilakukan)
19. Nemo tenetur se ipsum accusare (Tidak ada yang harus mengakui kesalahannya
sendiri)
20. Qui tacet consentire videtur (Siapa yang diam, dianggap memberikan persetujuan)
21. Salus populi suprema lex esto (Kepentingan umum adalah hukum tertinggi)
22. Ubi jus ibi remedium (Di mana ada hak, di sana ada obat)
23. Res ipsa loquitur (Hal ini berbicara sendiri)
24. Summum ius, summa iniuria (Ketepatan hukum, kejahatan paling besar)
25. Tempus regit actum (Waktu menguasai perjanjian)
26. Vigilantibus non dormientibus jura subveniunt (Hukum membantu mereka yang
berjaga-jaga, bukan yang tidur)
27. Cause causae causam non habet (Sebab dari sebab tidak memerlukan alasan)
28. Causa proxima non remota spectator (Penyebab langsung adalah yang dianggap
penting)
29. Mater semper certa est, pater incertus est (Ibu selalu pasti, ayah adalah yang tidak
pasti)
30. Nemo judex in propria causa (Tidak ada hakim dalam perkara sendiri)
31. Reus in excipiendo fit actor (Pihak yang menentang akan menjadi pihak yang
mengajukan gugatan)
32. Silentium non est ultius (Diam tidak dianggap sebagai persetujuan)
33. Stabilitas loci (Stabilitas tempat)
34. Alteri stipulari nemo potest (Seseorang tidak bisa mengikat kontrak untuk orang lain)
35. Confessus pro judicato est (Pengakuan setara dengan vonis)
36. Iniuria non excusat injuriam (Pelanggaran tidak membenarkan pelanggaran)
37. Interest reipublicae ut sit finis litium (Penting bagi kepentingan negara untuk
mengakhiri perselisihan)
38. Lex specialis derogat generali (Aturan khusus mengesampingkan hukum umum)
39. Nihil tam conveniens est naturali aequitati, quam voluntatem domini (Tidak ada hal
yang lebih sesuai dengan keadilan alamiah daripada kehendak pemilik)
40. Nomen est omen (Nama adalah pertanda)
41. Possessionis justa causa prohibetur (Penguasaan tanah yang tidak sah dilarang)
42. Rebus sic stantibus (Selama keadaan tetap tak berubah)
43. Res inter alios acta aliis non nocet (Perbuatan antara pihak lain tidak merugikan pihak
lain)
44. Scienti et volenti nulla fit injuria (Tidak ada penganiayaan terhadap mereka yang
dengan sadar dan rela menerima risiko)
45. Sententia est dengan-per-exemplum, non per enigmate loquendum (Hakim harus
berbicara dengan contoh, bukan dengan perumpamaan)
46. Superficies solo cedit (Benda di atas tanah adalah milik tanah)
47. Cuius est divisio eius est electio (Pemisahan dan pilihan adalah hak orang yang
memiliki)
48. Doli incapax (Orang yang tidak mampu melakukan kejahatan)
49. Ex turpi causa non oritur actio (Tidak ada tindakan hukum yang timbul dari
perbuatan yang tidak sah)
50. Falsa causa non nocet (Keabsahan alasan tidak mempengaruhi keabsahan perjanjian)
51. Judex habere debet duo capita et mores (Seorang hakim harus memiliki dua kepala dan
berperilaku yang baik)
52. In delicto (Dalam pelanggaran)
53. Qui facit per alium facit per se (Orang yang bertindak melalui orang lain bertindak
atas nama sendiri)
54. Nemo tenetur armare adversaries (Tidak ada yang harus senjata melawan lawan)
55. Voluntas est regula libertatum (Kehendak adalah aturan kebebasan)
56. Damnum sine injuria (Kerugian tanpa pelanggaran)
57. Ubi jus, ibi remedium (Di mana ada hak, ada sarana penyembuhannya)
58. Injuria sine damno (Pelanggaran tanpa kerugian)
59. Bonus pastor pro ovibus est (Gembala yang baik adalah untuk domba-domba)
60. Volenti non fit injuria (Tidak ada hukuman untuk mereka yang dengan sukarela
menerima risiko)
61. Dolus generalis (Penipuan umum)
62. Lex domicilii (Hukum tempat tinggal)
63. Ficta confessio ficta est probatio (Pengakuan palsu adalah bukti palsu)
64. Ratio legis (Niat dari hukum)
65. Civiliter mortuus (Mati hukum)
66. Depositum (Penitipan)
67. Finis personae (Tujuan melibatkan orang)
68. Modus (Metode)
69. Periculum est emptoris (Risiko berada pada pembeli)
70. Quod sub conditione venditur, si conditio non impelletur, venditio nullius est momenti
(Penjualan di bawah syarat, jika syarat tidak terpenuhi, penjualan tidak berlaku)
71. Semel heres semper heres (Sekali menerima warisan, selalu penerima warisan)
72. Tempus fugit (Waktu berlalu)
73. Ratio decidendi (Alasan putusan)
74. In personam (Terhadap orang)
75. Ex tunc (Dari waktu yang lalu)

Adagium Hukum Tata Negara


1. Lex posteriori derogat priori: Hukum baru menggugurkan hukum lama.
2. Lex specialis derogat generalis: Hukum khusus menggugurkan hukum umum.
3. Ignorantia legis neminem excusat: Ketidaktahuan akan hukum tidak membebaskan
seseorang dari tanggung jawab.
4. Dura lex sed lex: Hukum itu keras, tapi itulah hukum.
5. Nemo tenetur se ipsum accusare: Tidak ada yang diharuskan untuk menyatakan dirinya
bersalah.
6. Nullum crimen sine lege: Tidak ada kejahatan tanpa undang-undang yang mengaturnya.
7. Salus populi suprema lex esto: Kesejahteraan rakyat adalah hukum tertinggi.
8. Inter arma enim silent leges: Di tengah perang, hukum menjadi diam.
9. Audiatur et altera parte: Hendaklah pihak lain juga didengarkan.
10. Pacta sunt servanda: Perjanjian harus dipatuhi.
11. Res judicata pro veritate habetur: Putusan yang sudah tetap dianggap benar.
12. Volenti non fit injuria: Bagi yang menghendaki, tidak ada yang menganiayanya.
13. In dubio pro reo: Dalam keraguan, keuntungan kepada terdakwa.
14. Custodia legis: Perlindungan hukum.
15. Cogito ergo sum: Aku berpikir, maka aku ada.
16. In flagrante delicto: Saat perbuatan terjadi.
17. Ultra posse nemo obligatur: Tidak ada yang diwajibkan melampaui kemampuannya.
18. Res nullius: Benda milik bersama.
19. Error communis facit jus: Kesalahan yang umum menciptakan hukum.
20. Res ipsa loquitur: Fakta-fakta mengatakan semuanya sendiri.
21. Jus sanguinis: Hak darah.
22. Jus soli: Hak tempat lahir.
23. Non bis in idem: Tidak boleh dikenakan hukuman ganda atas tindakan yang sama.
24. Ratio legis: Alasan hukum.
25. In limine: Di awal.
26. Scienti et volenti non fit injuria: Bagi yang tahu dan bersedia, tidak ada yang
menganiayanya.
27. Implicite derogant legi speciali: Secara implisit, menggugurkan hukum khusus.
28. Res extra commercium: Barang di luar perniagaan.
29. Nemo iudex in causa sua: Tidak ada yang menjadi hakim dalam perkara pribadinya
sendiri.
30. In pari delicto: Pada kondisi kesalahan yang sama.
31. In camera: Di dalam ruangan.
32. In dubio contra fiscum: Dalam keraguan, keuntungan kepada negara.
33. Ex facie: Dari tampaknya.
34. Ex parte: Dari satu pihak.
35. Ex post facto: Setelah peristiwa terjadi.
36. Nemo judex causa sua: Tidak ada yang menjadi hakim dalam perkara yang melibatkan
dirinya sendiri.
37. Noscitur a sociis: Diketahui melalui lingkungan.
38. Nunc pro tunc: Sekarang untuk kemudian.
39. Semper in dubio pro libertate: Selalu dalam keraguan, mendukung kebebasan.
40. Solus populi: Hanya untuk rakyat.
41. Stare decisis: Berpegang pada keputusan sebelumnya.
42. Sub judice: Dalam pengadilan.
43. De minimis non curat praetor: Pengadilan tidak perduli dengan hal-hal kecil.
44. De lege ferenda: Terkait hukum yang akan dibuat.
45. De lege lata: Terkait hukum yang berlaku saat ini.
46. De lege non lata: Terkait hukum yang belum berlaku.
47. De lege data: Terkait hukum yang sudah diterapkan.
48. De facto: Secara kenyataan.
49. De jure: Secara hukum.
50. Delectus personae: Pemilihan pribadi.
51. Ex aequo et bono: Berdasarkan kewajaran dan kebaikan.
52. Ex capite: Dari segi.
53. Ex nunc: Mulai sekarang.
54. Ex officio: Dari jabatan.
55. In flagranti: Saat perbuatan terjadi.
56. In integrum: Seperti semula.
57. In limine litis: Di awal persidangan.
58. In loco parentis: Sebagai orang tua.
59. In perpetuum: Selamanya.
60. In personam: Terhadap seseorang.
61. In propria persona: Dalam kapasitas pribadi.
62. In solidum: Secara bersama-sama.
63. In situ: Pada tempatnya.
64. In specie: Dengan sifat khusus.
65. In terrorem: Dalam upaya menakut-nakuti.
66. In toto: Seluruhnya.
67. In vitro: Dalam tabung.
68. In vivo: Dalam tubuh hidup.
69. In-absentia: Dalam ketidakhadiran.
70. Jus tertii: Hak pihak ketiga.
71. Mater semper certa est: Status ibu selalu jelas.
72. Mea culpa: Salah saya.
73. Nota bene: Perhatikan dengan baik.
74. Per curiam: Oleh majelis.
75. Pro bono: Untuk kebaikan.

Anda mungkin juga menyukai