Anda di halaman 1dari 5

Hukum rujuk dalam islam:

Hukum asal rujuk adalah mubah, bahkan Nabi saw menganjurkan


untuk rujuk demi kemaslahatan. Namun dalam pembagianya terbagi
menjadi 4 yaitu:
1.Haram, apabila rujuk merugikan pihak istri, seperti keadaannya akan
lebih menderita dari sebelumnya. 2.Makruh, jika cerai lebih bermanfaat
bagi kedunya.
3.Sunnah, apabila diketahui bahwa rujuk lebih bermanfaat dibanding
meneruskan perceraian.
4. Wajib, khusus bagi laki-laki yang beristri lebih dari satu jika salah
seorang ditalak sebelum waktu gilirannya disempurnakan.

Rukun Rujuk
Rujuk harus memenuhi ketentuan rukun dan syaratnya yang telah
ditetapkan.
Diantaranya :
-Dipihak istri harus sudah digauli oleh suaminya. Jika belum digauli
kemudian ditalak, maka jatuh talak ba'in shughra, maka akibatnya tidak
boleh dirujuk oleh mantan suaminya.
-Istri juga harus dalam keadaan menerima talak raj'i, bukan talak ba'in,
khulu' dan fasakh.
-Disamping itu istri masih dalam masa 'iddah. Sedangkan suami yang akan
rujuk harus balig, berakal, dan atas kemauan sendiri ( tidak dipaksa ).
-Selain itu rujuk membutuhkan shighat ( ucapan ) rujuk. Shighat ini bisa
dengan terang-terangan dan bisa pula dengan sendirian. Terkhusus untuk
rujuk yang menggunakan kata-kata sindiran harus di ikuti dengan niat
rujuk, Jika tidak pakai niat maka rujuknya tidak sah.
Rujuk juga membutuhkan saksi sebagaimana dijelaskan pada ( Qs. alThalaq : 2 )

Syarat rujuk:
1. Suami yang merujuk dengan kehendak sendiri tanpa ada unsur
paksaan
2. Istri yang dirujuk dalam keadaan raji yang masih dalam keadaan
iddah dan istri tersebut telah dicampuri. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW :

:
Artinya : Dari Ibnu Umar RA bahwasanya ketika ia mencerai istrinya, Nabi SAW
bersabda kepada Umar : Perintahkanlah agar ia merujuk istrinya. ( HR Bukhari &
Muslim ).

Adapun istri yang belum dicampuri jika ditalak langsung putus pertalian antara keduanya
karena istri tidak mempunyai iddah.

Cara Melakukan Rujuk


Cara melakukannya ada dua cara, secara tertulis atau dengan ucapan (sighat).
1. Dengan surat yang ditulis suaminya sendiri tetapi tidak dibaca
dianggap sebagai kategori kinayah, artinya harus ada niat suami
pada saat menulis surat tersebut.
2. Dengan ucapan ( sighat ), rujuk dengan cara ini ada dua macam :
1. Ucapan sharih, ialah ucapan yang tegas dan jelas maksudnya,
misalnya : aku kembalikan kau pada nikahku, aku rujuk
engkau, aku terima kembali engkau.
2. Ucapan kinayah, ucapan yang tidak tegas maksudnya,
misalnya : aku nikahi engkau, aku pegang engkau. Pada
yang bersifat kinayah ini disyaratkan memiliki niat dari suami.
Disyaratkan ucapan tersebut tidak bertaliq ( menggantung)
seperti ucapan : kurujuk engkau jika engkau mau, hal
semacam ini tidak sah walaupun istrinya mau, begitupula
merujuk berbatas waktu seperti ucapan : kurujuk engkau
sebulan.

Macam macam idah:


-Pertama 'Iddah 4 bulan 10 hari bagi istri yang ditinggal mati
suaminya & tidak dalam keadaan tidak hamil. Ketentuan ini berlaku
bagi istri yang pernah dicampuri atau tidak, belum haidh, sedang
maupun telah lepas haidh ( Qs. al-baqarah : 234 ).
-Kedua, 'iddah sampai melahirkan bagi istri yang ditinggal mati
suaminya dan ia dalam keadaan hamil.
-Ketiga, 'iddah sampai melahirkan kandungannya bagi istri yang
ditalak suaminya dalam keadaan hamil ( Qs. al-Thalaq : 4 ).
-Keempat, 'iddah tiga kali suci bagi istri yang ditalak suaminya dan
ia dalam masa haid (Qs. al-Baqarah : 228).
-Kelima, 'iddah tiga bulan bagi istri yang ditalak suaminya padahal ia
belum pernah haid atau sudah tidak haid atau menophouse ( Qs. alThalaq : 4 ).

Hak perempuan dalam masa iddah:


Pertama, larangan menerima pinangan. Jadi, perempuan yang masih
dalam masa iddah, baik iddah karena talak maupun ditinggal mati
suaminya dilarang menerima pinangan dari laki-laki asing secara
terang-terangan.

Kedua, larangan keluar dari rumah. Ulama fiqih berbeda pendapat


mengenai hal ini. Golongan Hambali membolehkan keluar pada siang
hari, baik perempuan itu iddah karena talak maupun iddah karena
kematian suaminya. Hal ini didasarkan pada hadis.

Ketiga, larangan menikah dengan laki-laki lain. Laki-laki lain


dilarang menikahi perempuan yang masih dalam masa iddah, hal ini
berdasarkan firman Allah dalam surat Al-baqarah ayat 235.
Keempat, larangan mengenakan perhiasan dan wewangian. Ulama
fiqih sepakat bahwa perempuan yang ditinggal mati suaminya wajib
menjalankan ihdad, tetapi para ulama berbeda pendapat mengenai
kewajiban ihdad bagi perempuan yang sedang dalam masa iddah
talak ba in. Jumhur ulama berpendapat bahwa ihdad bagi
perempuan yang ditalak bain hukumnya sunnah, bukan wajib.
1. Jadikan waktu belajar di kelas adalah waktu terbaik untuk belajar.
a. Siapkan materi sebelum pelajaran dimulai. Kalau hanya punya waktu sedikit buat membaca seluruh
bahan materi, banyaklah bertanya. Ulang sekilas materi terakhir supaya nggak banyak bengong waktu
guru menerangkan materi baru.
b. Dengarkan dengan serius apa yang diterangkan guru dan cobalah mengulang kembali materi yang
baru didapat versi bahasamu sendiri. Resep ini mujarab buat mencegah sistem belajar kebut semalam
karena materinya bakal lama tersimpan di otak kita.
2. Buat daftar harian.
a. Tulis secara singkat 5 tugas yang harus dikerjakan, baik urusan sekolah atau pribadi, berurut mulai dari
yang terpenting.
b. Buat juga cita-cita kecil yang bisa dikerjakan hari ini, misal membaca 5 halaman pelajaran Biologi.
3. Rencanakan jadwal mingguan.
a. Buat agenda mingguan yang berisi jadwal pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler atau les tambahan, tugas
rumah, tidur dan makan. Tulis semuanya supaya terlihat urutan waktunya. Jangan lupa sisakan baris
kosong buat kegiatan yang mendadak muncul kemudian hari.
b. Usahakan buat waktu belajar selama dua jam per satu jam pelajaran di sekolah.
4. Gunakan waktu siangmu sebaik mungkin.
a. Di sekolah kamu bisa membaca terlebih dulu materi pelajaran sebelum guru masuk kelas. Begitu juga
sesudah pelajaran selesai, buatlah ringkasan kecil tentang materi baru. Supaya mudah diingat tulis materi
tersebut dalam kartu-kartu kecil, atau tempat lain yang mudah dibaca kembali.

b. Atur waktu belajar sebanyak mungkin ketika hari masih terang. Usahakan cari tempat belajar yang
sunyi atau tidak berisik supaya kamu dapat berkonsentrasi.
5. Buat kalender semester pribadi.
a. Beri tanda-tanda khusus di kalender dinding atau meja setiap tanggal-tanggal khusus, misal tanggal
ujian atau kenaikan kelas.
b. Tulis semua tanggal khusus tersebut plus kegiatannya dalam kalender kecil yang bisa dibawa ke mana
saja. Contoh bagus adalah buku agenda harian atau daily planner.
6. Kerjakan sebisa mungkin.
a. Kalau ada perlengkapan belajar yang tidak dimiliki, bisa dicari cara lain yang hasilnya sama supaya
tidak jadi penghambat.
b. Usahakan bekerja sebaik mungkin sesuai kemampuan, tidak perlu sempurna 100%, yang penting coba
dulu.
7. Konsentrasi dan fokus.a. Pada setiap kegiatan, usahakan tetap fokus dan konsentrasi pada materi
yang sedang diikuti, misal dengan bersikap aktif.
b. Supaya aliran darah tetap berjalan lancar, istirahatlah selama 5 10 menit setiap 30 40 menit.8.
Jalan lurus sesuai jadwal rencanamu. Mulailah berkata tidak pada hal-hal yang dapat merusak
alur rencana.
9. Tetapkan batas waktu untuk segala rencana atau cita-cita kecilmu. Kalau berhasil beri
penghargaan atas jerih payahmu.
10. Hargai diri sendiri dengan membuat rencana, jadwal dan cita-cita yang
sesuai dengan kondisi pribadi.
Manajemen Tidur Berkualitas
- tidur 3-7 jam
- tidur di awal malam dan bangun pada 1/3 malam terakhir
- berwudlu sebelum tidur
- membersihkan tempat tidur
- mematikan lampu (meningkatkan melatonin)
- tidur dengan posisi yang benar (miring ke kanan)
- berdzikir dan berdoa

Sebagai pengikut Yang Mulia Rasulullah (s.a.w), membaca Al-Quran harus menjadi praktek
keseharian yang tidak boleh ditinggalkan. Rutinitas ini harus menjadi bagian dari kehidupan
umat Islam, karena Rasulullah (s.a.w) pun merupakan sosok yang disebut oleh Aisyah (ra)
sebagai wujud yang memiliki akhlak Al-Quran. Untuk sampai kepada tingkatan tersebut,
tentunya tidak mudah dan membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh. Sehingga di dalam AlQuran, Allah Taala berfirman : Orang-orang yang kepada mereka Kami berikan Al Kitab dan
mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itulah yang beriman kepadanya.

Dan barang siapa ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (al-Baqarah
[2]:121). Rasulullah s.a.w adalah wujud suci yang telah sampai kepada tingkatan"Haqqa
Tilaawatihi" yaitu membaca Al-Quran dengan bacaan yang sebenarnya. Apakah maksudnya?
Apakah sudah cukup hanya dengan bisa membaca Al-Quran sesuai dengan kaidah yang benar?
Berikut ini uraian secara singkat tentang cara Rasulullah (saw) membaca Al-Quran. 1. Rasulullah
s.a.w membaca Al-Quran dengan tartil, maksudnya sesuai dengan kaidah yang benar baik itu
tajwid, makhorijul huruf maupun membacanya dengan suara yang indah. Di dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah (ra): Rasulullah (saw) bersabda, "Allah tidak mendengar
suara seorang Nabi melainkan Dia mendengar suara seorang Nabi yang membaca Al-Quran
dengan suara yang indah. (Bukhari) 2. Rasulullah (saw) membaca Al-Quran baik itu di waktu
pagi, siang maupun malam hari. Membaca Al-Quran di waktu pagi (subuh) sangat dianjurkan,
sebagaiman Allah Taala berfirman: Sesungguhnya membaca Al-Quran pada waktu fajr (subuh)
diterima (oleh Allah). (Al-Isra 17:78). Kemudian dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah (ra), bahwasanya Rasulullah (saw) bersabda : Tidak diharapkan untuk menjadi
seseorang terkecuali dua orang ini : seseorang yang Allah telah mengajarkannya Al-Quran dan
dia membacanya pada waktu-waktu malam hari dan siang hari.. (Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai