Rukun Rujuk
Rujuk harus memenuhi ketentuan rukun dan syaratnya yang telah
ditetapkan.
Diantaranya :
-Dipihak istri harus sudah digauli oleh suaminya. Jika belum digauli
kemudian ditalak, maka jatuh talak ba'in shughra, maka akibatnya tidak
boleh dirujuk oleh mantan suaminya.
-Istri juga harus dalam keadaan menerima talak raj'i, bukan talak ba'in,
khulu' dan fasakh.
-Disamping itu istri masih dalam masa 'iddah. Sedangkan suami yang akan
rujuk harus balig, berakal, dan atas kemauan sendiri ( tidak dipaksa ).
-Selain itu rujuk membutuhkan shighat ( ucapan ) rujuk. Shighat ini bisa
dengan terang-terangan dan bisa pula dengan sendirian. Terkhusus untuk
rujuk yang menggunakan kata-kata sindiran harus di ikuti dengan niat
rujuk, Jika tidak pakai niat maka rujuknya tidak sah.
Rujuk juga membutuhkan saksi sebagaimana dijelaskan pada ( Qs. alThalaq : 2 )
Syarat rujuk:
1. Suami yang merujuk dengan kehendak sendiri tanpa ada unsur
paksaan
2. Istri yang dirujuk dalam keadaan raji yang masih dalam keadaan
iddah dan istri tersebut telah dicampuri. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW :
:
Artinya : Dari Ibnu Umar RA bahwasanya ketika ia mencerai istrinya, Nabi SAW
bersabda kepada Umar : Perintahkanlah agar ia merujuk istrinya. ( HR Bukhari &
Muslim ).
Adapun istri yang belum dicampuri jika ditalak langsung putus pertalian antara keduanya
karena istri tidak mempunyai iddah.
b. Atur waktu belajar sebanyak mungkin ketika hari masih terang. Usahakan cari tempat belajar yang
sunyi atau tidak berisik supaya kamu dapat berkonsentrasi.
5. Buat kalender semester pribadi.
a. Beri tanda-tanda khusus di kalender dinding atau meja setiap tanggal-tanggal khusus, misal tanggal
ujian atau kenaikan kelas.
b. Tulis semua tanggal khusus tersebut plus kegiatannya dalam kalender kecil yang bisa dibawa ke mana
saja. Contoh bagus adalah buku agenda harian atau daily planner.
6. Kerjakan sebisa mungkin.
a. Kalau ada perlengkapan belajar yang tidak dimiliki, bisa dicari cara lain yang hasilnya sama supaya
tidak jadi penghambat.
b. Usahakan bekerja sebaik mungkin sesuai kemampuan, tidak perlu sempurna 100%, yang penting coba
dulu.
7. Konsentrasi dan fokus.a. Pada setiap kegiatan, usahakan tetap fokus dan konsentrasi pada materi
yang sedang diikuti, misal dengan bersikap aktif.
b. Supaya aliran darah tetap berjalan lancar, istirahatlah selama 5 10 menit setiap 30 40 menit.8.
Jalan lurus sesuai jadwal rencanamu. Mulailah berkata tidak pada hal-hal yang dapat merusak
alur rencana.
9. Tetapkan batas waktu untuk segala rencana atau cita-cita kecilmu. Kalau berhasil beri
penghargaan atas jerih payahmu.
10. Hargai diri sendiri dengan membuat rencana, jadwal dan cita-cita yang
sesuai dengan kondisi pribadi.
Manajemen Tidur Berkualitas
- tidur 3-7 jam
- tidur di awal malam dan bangun pada 1/3 malam terakhir
- berwudlu sebelum tidur
- membersihkan tempat tidur
- mematikan lampu (meningkatkan melatonin)
- tidur dengan posisi yang benar (miring ke kanan)
- berdzikir dan berdoa
Sebagai pengikut Yang Mulia Rasulullah (s.a.w), membaca Al-Quran harus menjadi praktek
keseharian yang tidak boleh ditinggalkan. Rutinitas ini harus menjadi bagian dari kehidupan
umat Islam, karena Rasulullah (s.a.w) pun merupakan sosok yang disebut oleh Aisyah (ra)
sebagai wujud yang memiliki akhlak Al-Quran. Untuk sampai kepada tingkatan tersebut,
tentunya tidak mudah dan membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh. Sehingga di dalam AlQuran, Allah Taala berfirman : Orang-orang yang kepada mereka Kami berikan Al Kitab dan
mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itulah yang beriman kepadanya.
Dan barang siapa ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (al-Baqarah
[2]:121). Rasulullah s.a.w adalah wujud suci yang telah sampai kepada tingkatan"Haqqa
Tilaawatihi" yaitu membaca Al-Quran dengan bacaan yang sebenarnya. Apakah maksudnya?
Apakah sudah cukup hanya dengan bisa membaca Al-Quran sesuai dengan kaidah yang benar?
Berikut ini uraian secara singkat tentang cara Rasulullah (saw) membaca Al-Quran. 1. Rasulullah
s.a.w membaca Al-Quran dengan tartil, maksudnya sesuai dengan kaidah yang benar baik itu
tajwid, makhorijul huruf maupun membacanya dengan suara yang indah. Di dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah (ra): Rasulullah (saw) bersabda, "Allah tidak mendengar
suara seorang Nabi melainkan Dia mendengar suara seorang Nabi yang membaca Al-Quran
dengan suara yang indah. (Bukhari) 2. Rasulullah (saw) membaca Al-Quran baik itu di waktu
pagi, siang maupun malam hari. Membaca Al-Quran di waktu pagi (subuh) sangat dianjurkan,
sebagaiman Allah Taala berfirman: Sesungguhnya membaca Al-Quran pada waktu fajr (subuh)
diterima (oleh Allah). (Al-Isra 17:78). Kemudian dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah (ra), bahwasanya Rasulullah (saw) bersabda : Tidak diharapkan untuk menjadi
seseorang terkecuali dua orang ini : seseorang yang Allah telah mengajarkannya Al-Quran dan
dia membacanya pada waktu-waktu malam hari dan siang hari.. (Bukhari)