Anda di halaman 1dari 11

Diajukan dalam rangka memenuhi TugasMata

Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Ngazis, SH., MH

NAMA : NANDITO DIAZ PURWANTO


NIM : 30302200397

ILMU HUKUM (S-1)


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2022
NAMA : NANDITO DIAZ P

NIM : 30302200397

KELAS : EKSEKUTIF

a. Apakah norma hukum di masyarakat masih berlaku ketika ada undang-undang positif
yang sudah mengatur

= Norma hukum merupakan salah satu jenis norma yang berlaku di masyarakat. Norma sendiri
diartikan sebagai suatu ukuran yang harus dipatuhi oleh seseorang dalam hubungannya dengan
sesamanya maupun lingkungannya.

Diketahui istilah norma diartikan sebagai pedoman, patokan atau aturan. Norma juga dapat
diartikan sebagai petunjuk-petunjuk hidup, aturan atau cara-cara hidup yang mengatur dan
mempengaruhi tingkah laku manusia dalam bermasyarakat.

Sistem hokum Indonesia merupakan perpaduan beberapa sistesm hokum agama,adat dan hokum
negara eropa terutama Belanda sebagai Bangsa yang pernah menjajah Indonesia 3,5 abad lamanya.
Maka tidak heran apabila peradaban mereka yang di wariskan termasuk sistem hukum

Setelah mengetahui pengertian sistem hukum, lalu bagaimana tanggapan masyarakat Indonesia
terhadap sistem hukum Indonesia?.. Kebanyakan menanggapi dengan kurang baik. Mengapa bisa
begitu? Alasan yang disampaikan pun beragam.

Mereka menganggap sistemnya sendiri sudah baik, namun pelaksanaannya tidak sesuai yang
diharapkan. Peraturannya sebenarnya sudah ada, namun tidak ditegakkan. Buat apa ada peraturan
kalau engga ditegakkan? Buat apa ada peraturan lalu lintas kalau masyarakatnya sendiri engga
ngikutin?

Masyarakat pun kehilangan kepercayaan terhadap hukum Indonesia, karena menurut mereka “ah,
paling cuma wacana doang. Ga akan ditegakkin lah.” Padahal berjalannya hukum di Indonesia,
tergantung pada kita-kita juga, yang diatur oleh hukum. Kalau kita sendiri enggan diatur oleh
hukum, bagaimana para penegak akan menegakkan hukum? Peraturan-peraturan ini, jika berhasil
ditegakkan, akan benefit juga ke kita.

Kehidupan lebih tertib lah. Kriminalitas bisa dikurangi lah. Kalau dipikir-pikir banyak
keuntungannya bagi kita juga.

Jika masyarakat sudah menanggapi dengan baik, maka hal tersebut harus diikuti dengan moralitas
para penegak hukum pula. Karena salah satu penyebab tidak pedulinya masyarakat terhadap
hukum, adalah karena penegaknya tidak menegakkan hukum dengan baik. Banyak orang yang
memiliki pengalaman “buruk” dengan penegak hukum.

Penegak hukum nampaknya masih “pandang bulu” terhadap para pelanggar hukum. Karena sifat
“pandang bulu” inilah, masyarakat berpikir asalkan punya uang, atau punya koneksi-koneksi
tertentu, maka bisa terhindar dari hukum. Orang-orang yang memiliki kerabat yang “penting”
dapat terhidar dari hukum dengan mudahnya.

Penegak pun masih “takut” dengan hal tersebut, padahal seharusnya, di mata hukum semua orang
itu sama. Hukum dibuat agar menertibkan, dan sanksi-sanksi pun bukan untuk merugikan, tetapi
agar ada efek jera.

Untuk membenahi sistem hukum Indonesia, diperlukan perubahan sikap dari semua orang yang
terlibat dalam hukum. Penegaknya harus lebih tegas. Masyarakatnya juga harus merubah
pandangan mereka terhadap hukum. Hukum itu sebenarnya bermanfaat.

Demi berlangsungnya keteraturan di Negeri ini, maka hukum harus ditaati oleh seluruh lapisan
masyarakat dengan menumbuhkan kesadaran dimulai dari diri sendiri. Kalau semua lapisan
masyarakat sudah sadar maka pasti akan tercipta Sistem hukum yang baik di Indonesia.

Namun demikian pengertian norma yang sering ditemui yaitu berasal dari bahasa Belanda yaitu
“norm” yang artinya adalah patokan, aturan, atau pedoman yang berlaku. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Anthony Gidden dimana Norma menjadi satu aturan atau prinsip yang baku
(konkret) dimana sifatnya wajib untuk dijaga serta diperhatikan oleh seluruh warga negara. Dalam
hal ini kita bisa simpulkan bahwa norma adalah kaidah untuk sebuah petunjuk dan aturan untuk
seseorang, masyarakat, dan warga negara, menjalani aktivitas

Norma hukum biasanya bersifat mengikat untuk setiap penduduk yang berada dalam naungan satu
negara dengan menganut norma hukum tertentu. Dimana artinya mengikat adalah bersifat harus
ditaati dan jika melanggar akan dikenai sanksi. Adapun sanksi tersebut ditetapkan juga dalam draft
normal hukum yang berlaku.

Dalam bermasyarakat, walaupun telah ada norma untuk menjaga keseimbangan, tetapi norma
sebagai pedomanperilaku kerap dilanggar atau tidak diikuti. Karena itu dibuatlah norma hukum
sebagai peraturan/ kesepakatan tertulis yang memiliki sanksi dan alat penegaknya.

 Norma yang berlaku dalam masyarakat:


a. Norma Hukum
Dikutip dari Buku Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terbitan Grasindo, norma
hukum adalah aturan yang resmi dibuat oleh penguasa, bersifat mengikat dan dapat
dipaksakan. Norma hukum dapat berbentuk tertulis maupun tidak.
b. Norma Agama
Selain norma hukum, ada pula norma agama yang berlaku dalam masyarakat. Norma ini
berisi perintah dan larangan yang berasal dari Tuhan. Norma agama terdapat dalam kitab
suci agama masing-masing.
Siapa yang melanggar norma agama berarti menentang perintah dan larangan Tuhan.
c. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah norma yang paling tua di antara norma hukum, norma agama,
dan norma kesopanan. Norma kesusilaan bersumber dari hati nurani manusia.

Siapa yang melanggar norma kesusilaan maka akibatnya adalah perasaan menyesal dan
rasa bersalah. Contohnya seperti berbuat jujur dan menghormati orang yang lebih tua
d. Norma Kesopanan
Norma kesopanan timbul dan diadakan oleh masyarakat untuk mengatur pergaulan hidup
setiap anggota masyarakat. Adapun yang melanggar norma kesopanan akan
menimbulkan dampak berupa celaan atau cemoohan

hukum adalah suatu alat bagi masyarakat untuk mencapai tujuannya, di mana hukum sebagai
sarana untuk mengendalikan individu, agar tujuannya sesuai dengan tujuan masyarakat di mana
mereka menjadi warganya.

Di sisi lain, hukum adalah suatu alat yang dapat dipergunakan untuk melakukan perubahan-
perubahan sosial.

 Fungsi Hukum

Hukum memiliki sejumlah fungsi penting, yaitu:


a. Menertibkan masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup
b. Menyelesaikan pertikaian atau konflik
c. Memelihara ketertiban
d. Mengubah tata tertib dan aturan dalam rangka penyesuaian kebutuhan masyarakat
e. Memenuhi tuntutan keadilan dan kepastian hukum

 Tujuan Hukum Menurut Para Ahli

Ada sejumlah pendapat para ahli terkait tujuan hukum antara lain:
a. Subekti, dalam buku Dasar-dasar Hukum dan Pengadilan, hukum itu mengabdi pada
tujuan negara yang dalam pokoknya ialah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan
pada rakyatnya.
b. L.J Van Apeldoorn dalam buku Inleiding tot de studie van het Nederlandse recht, tujuan
hukum adalah mengatur pergaulan hidup manusia secara damai.
c. Geny, dalam 'Science et technique en droit prive positif', tujuan hukum semata-mata
untuk mencapai keadilan dan 'kepentingan daya guna dan kemanfaatan

d. Jeremy Bentham dalam buku 'Introduction to the moral and legislation', tujuan hukum
adalah untuk mewujudkan semata-mata apa yang berfaedah bagi orang. Karena apa yang
berfaedah bagi orang yang satu, mungkin merugikan orang lain, maka menurut teori
utilitas tujuan hukum ialah menjamin adanya kebahagiaan sebanyak-banyaknya pada
orang sebanyak-banyaknya.

 tujuan norma hukum dalam satu pemerintahan atau negara:

1. Sebagai suatu pedoman atau aturan hidup untuk seluruh masyarakat di wilayah tertentu.
Sudah sangat jelas ketika kita hidup di suatu wilayah tertentu harus menjalankan
pedoman dan aturan.
2. Dapat memberikan keteraturan dan stabilitas dalam kehidupan bermasyarakat. Kehidupan
masyarakat yang tentram dan stabil adalah cita-cita seluruh warga negara untuk itu salah
satu tujuan norma hukum. Sehingga terwujudnya tatanan masyarakat yang tertib

 Ciri-Ciri Norma Hukum

Sebagai ciri khas suatu norma atau kaidah, tentunya norma hukum memiliki ciri-ciri norma
hukum yang juga menjadi pembeda. Berikut ini ciri-ciri norma hukum yang harus diketahui.

1. Norma hukum berisi tentang aturan yang menjadi panduan bagi masyarakat ketika
menjalankan aktivitas atau hidup bermasyarakat. Oleh sebab itu, norma hukum biasanya berisi
tentang tata cara, kaidah, dan panduan dalam menjalankan kehidupan.

2. Norma hukum tidak dibuat secara semena-mena oleh masyarakat. Dalam menciptakan norma
hukum diperlukan keabsahan isi dan juga tujuannya. Oleh sebab itu norma hukum diatur dan
disahkan oleh pemerintah atau melalui otoritas resmi. Sehingga saat sudah siap digunakan,
norma hukum memiliki kekuatan hukum yang mengikat.

3. Aturan yang terdapat pada norma hukum sifatnya mengikat dan memaksa. Maka, norma
hukum harus dipatuhi, artinya siapa pun masyarakat yang tinggal di suatu wilayah atau daerah
harus mematuhi norma hukum yang berlaku karena memiliki nilai kekuatan.

4. Bagi siapa pun masyarakat yang tidak mematuhi norma hukum, maka di dalam norma hukum
juga sudah tercantum dan disepakati adanya hukuman. Hukuman bagi yang tidak mematuhi
norma hukum bisa berupa sanksi sanksi hukum atau sanksi sosial baik hukuman penjara,
pengadaan denda, dan lain sebagainya.

 Perbedaan Norma Hukum dengan Norma Lainnya

Sudah diketahui bahwa norma hukum memiliki ciri-ciri tersendiri sehingga jadi ciri khas atau
pembeda dengan norma-norma lainnya. Lalu apa sebenarnya perbedaan norma hukum dan
norma-norma lainnya?

Pada dasarnya, semua norma baik norma hukum maupun norma lainnya merupakan hukum
berdasarkan kebijakan dari bagian atau sistem norma lain. Selain norma hukum, terdapat norma
lain antaranya norma moral, norma etiket, norma kesopanan, norma sosial, norma estetika, dan
lain sebagainya.

Meski semua hukum adalah norma, namun inilah perbedaan norma hukum dengan norma
lainnya.

1. Norma hukum memiliki aturan yang pasti dan ditulis secara tertulis maupun lisan.

2. Norma hukum bersifat mengikat dan semua orang wajib menaatinya.

3. Norma hukum memiliki penegak yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

4. Norma hukum bersifat berat dan memaksa serta memiliki sanksi atau hukuman bagi yang
melanggar dan tercatat secara tertulis.
 Sanksi Pelanggaran Norma Hukum

Berbeda dengan norma lainnya, norma hukum memiliki sanksi bagi pelanggarnya dan tercatat
secara tertulis. Sanksi dalam norma hukum dapat berupa pemidanaan, denda, maupun hukuman
sosial. Dimana sanksi tersebut berlaku bagi setiap warga masyarakat yang melanggar norma
hukum yang sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Guna ditetapkannya sanksi bagi pelanggar norma hukum adalah agar masyarakat tetap mematuhi
dan menjaga ketertiban kehidupan bermasyarakat. Hadinya sanksi juga berdasarkan pasal yang
dijatuhkan kepada pelanggar, baik merujuk pada sanksi pidana atau perdata.

Ada pula sanksi hukum bagi pelanggar norma hukum, baik sanksi berupa pidana yakni vonis
terhadap tersangka oleh hakim dengan hukuman penjara, hukuman kurungan, hukuman denda,
atau hukuman mati yang diatur dalam KUHP Pasal 10.

Sementara itu, hukum perdata hakim yang mengatur tentang norma hukum bisa menjatuhkan
hukuman berdasarkan putusan condemnatoir, declaratoir, dan constitutief. Agar lebih mengenal
apa saja sanksi bagi norma hukum, berikut sanksi bagi pelanggar norma hukum sesuai dengan
KUHP.

Di bawah ini, diambil contoh Pasal 351 dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

1. Penganiayaan diancam dengan hukuman pidana penjara, paling lama dua tahun delapan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun.
3. Jika mengakibatkan kematian, pelaku diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
 Contoh Pelanggaran Norma Hukum

Agar lebih jelas, berikut akan disajikan beberapa contoh pelanggaran norma hukum pada
kehidupan sehari-hari.

1. Norma Hukum di Lingkungan Sekolah

Contoh norma hukum di lingkungan sekolah di antaranya:

 Siswa wajib hadir paling lambat 10 menit sebelum bel berbunyi


 Siswa wajib mengenakan seragam sesuai aturan, rapi, dan lengkap dengan atribut
 Rambut siswa laki-laki tidak boleh melebihi kerah seragam
 Seluruh siswa wajib mengikuti upacara pengibaran bendera setiap Senin pagi
Dari norma hukum yang diatur di lingkungan sekolah di atas, seluruh civitas diwajibkan
untuk mematuhi. Meski ada perbedaan norma hukum di setiap sekolah, tetapi norma
hukum tersebut telah diatur lengkap dengan sanksi bila ada yang melanggar.

2. Norma Hukum di Masyarakat

Contoh norma hukum yang ada di masyarakat, di antaranya:

 Tamu yang menginap 1×24 jam wajib melapor kepada ketua RT


 Warga baru wajib melaporkan diri kepada ketua RT dan ketua RW
 Setiap warga harus mengirimkan perwakilannya berupa laki-laki di atas 17 tahun
untuk terlibat dalam sistem keamanan lingkungan (siskamling)
 Setiap keluarga harus membayar iuran kas RT setiap bulan, dan lain sebagainya.
Meski ada keragaman kondisi masyarakat yang ada di lingkungan tersebut, tetapi norma
hukum yang sudah diatur di tengah masyarakat ini harus dipatuhi dan tidak boleh
bertentangan dengan norma hukum yang lebih tinggi.

3. Norma Hukum di Negara

Norma hukum yang berlaku di suatu negara bisa dikatakan merupakan norma hidup yang
sudah memiliki aturan yang paling tinggi dan wajib ditaati oleh semua masyarakat di
berbagai daerah di Indonesia.
Di antaranya norma tentang kewajiban mengenakan helm saat mengendarai kendaraan
bermotor, wajib memiliki SIM bagi pengendara motor, membawa surat-surat lengkap
termasuk STNK saat berkendara, dan masih banyak lagi.

Lebih ketat dan kaku dibandingkan norma hukum yang lain, norma hukum di
negara norma hukum di negara ini biasanya diatur secara tegas dan ada sanksi hukum
bila melanggarnya.

 Jenis Norma Hukum


Terdapat dua jenis norma hukum yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, kita mengenal
norma hukum tertulis dan norma hukum tidak tertulis. Dimana keduanya memiliki
persamaan dan perbedaan.

Baik norma hukum tertulis dan tidak tertulis memiliki kedukan untuk menegakkan aturan di
masyarakat, namun berbeda dalam segi penyampaian. Dimana hukum tertulis biasanya
dibuat dalam lembaran yang sah dan diakui oleh negara, sedangkan norma hukum tidak
tertulis banyak ditemukan dalam kehidupan adat masyarakat. Lebih detail mengenai
keduanya dapat dilihat pada penjelasan berikut:

1. Hukum Tertulis

Hukum tertulis merupakan norma-norma aturan yang dibuat oleh lembaga yang
berwenang dalam bentuk tertulis. Lembaran-lembaran seperti undang-undang, peraturan
pemerintah, merupakan aturan hukum tertulis, dimana aturan tersebut dibuat oleh
lembaga negara sehingga lembaran hukum tertulis kekuatan untuk digunakan dalam
kehidupan masyarakat secara luas. Di Indonesia terdapat lembaga negara yang berhak
membuat aturan tersebut seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau Pemerintahan
Eksekutif.

Karena telah disahkan secara tertulis, hukum ini berlaku secara menyeluruh bagi setiap
warga di suatu negara. Setiap orang di berbagai wilayah baik provinsi, kabupaten,
kecamatan maupun sampai ke tingkat desa terikat dalam aturan-aturan yang telah
disepakati. Keberadaan norma hukum tertulis dibagi menjadi dua bagian yaitu hukum
pidana dan hukum perdata.
2. Hukum Pidana

Hukum perdata bertujuan untuk menegakkan ketertiban hukum dan melindungi setiap
warga negara. Kepentingan dan hubungan masyarakat di antara mereka ditentukan dan
dilindungi oleh norma Hukum. Bangsa yang baik adalah berhasil mempertahankan
tatanan sosial dengan aturan hukum.

Untuk itu jika aturan tidak diikuti akan dikenai sanksi baik secara formal maupun
terkadang dalam bentuk informal. Sanksi yang berat biasanya harus melibatkan penegak
hukum dengan undang-undang yang berlaku, sanksi tersebut dikenakan kepada setiap
orang yang melanggar aturan atau norma.

Hukum pidana adalah peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan apa saja yang
dilarang dan tergolong sebagai tindak pidana. Hukum ini juga mengatur apa saja
hukuman yang akan diberikan kepada pelanggar-pelanggar tindak pidana tersebut. Setiap
orang yang melanggar dan menyebabkan kerugian baik material maupun nonmaterial
dapat dikenai sanksi. Kerugian tersebut dapat menimpa orang lain atau bahkan merugikan
masyarakat luas.

Sebagai contoh kasus hukum pidana, dimana terdapat sekelompok orang yang merampok
rumah serta melakukan pembunuhan terhadap korban (pemilik rumah), sehingga
menyebabkan kerugian secara materil dan menghilangkan nyawa seseorang dengan
sengaja. Untuk itu, pelaku perampokan tersebut akan dijatuhi hukuman penjara dan juga
denda sesuai dengan apa yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP)

Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) di dalamnya mengatur tentang perbuatan-


perbuatan pidana secara material yang berlaku di negara Indonesia. Meskipun demikian
KUHP ini masih bersumber dari hukum belanda, akan tetapi masih berlaku untuk
mengatur hukum di indonesia. Hal itu telah disebutkan dalam Ketentuan Peralihan Pasal
II Undang-Undang Dasar 1945 “: “Segala badan negara dan peraturan yang masih ada
langsung diberlakukan selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang
Dasar ini”

Anda mungkin juga menyukai