SELAYANG PANDANG
PENGANTAR ILMU HUKUM
Dalam kehidupan sehari-hari, pada waktu seseorang melakukan jual beli, sewa
mennyewa, bahkan naik kendaraan umum, dia juga berhadapan dengan hukum
walaupun mungkin dia tidak menyadarinya.
Bila ternyata demikian eratnya dengan kehidupan manusia, lalu timbul pertanyaan,
apakah yang disebut hukum itu?
Bila yang kita maksudkan adalah definisi, dapat dikatakan bahwa sampai saat ini
belum terdapat definisi hukum yang dapa berlaku secara menyeluruh dan
memuaskan semua pihak, mengapa? Karena masalah yang dicakup oleh hukum
begitu luas sehingga masing-masing orang hanya dapat mengemukakan definisi
menurut sudut pandang masing-masing. Tentu saja pendapat orang mengenai
hukum akan beragam.
1
Seorang ahli dari Jerman yang bernama Immanuel Kant, menyataklan “Noch
suchen die Juristen eine definition zu ihrem begriffe von Recht” yang artinya bahwa
masih saja para sarjana mencari-cari definisi tentang hukum. Dari definisi diatas,
dapat kita tarik kesimpulan bahwa mencari definisi hukum dapat berlaku secara
umum adalah sulit.
Leon Duguit:
“Hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, yang daya
penggunaanya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan
dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama
terhadap orang yang melakukan pelanggarani itu”.
Drs. E. Utrecht:
“Hukum itu adalah peraturan-peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata
tertib suatu masyarakat dan karena itu harus berdasarkan keadilan”.
2
meliputi lembaga-lembaga dan proses untuk mewujudkan kaidah itu dalam
kenyataannya di masyarakat.
Dapat kita lihat betapa rumitnya definisi hukum yang dikemukakan oleh para
sarjana di atas. Adapun pendapat dari Prof. Mochtar agak berbeda dari pendapat
lainnya karena selain menyangkut kaidah dan asas yang bersifat pasif juga
mencangkup lembaga dan proses yang bersifat aktif untuk mewujudkan kaidah/asas
itu dalam kenyataan.
Pendapat para sarjana lainnya ini (Van Opeldooren), dan lain-lain) memberi kesan
bahwa hukum itu seolah-olah hanya berada dibelakang mengikuti perubahan.
Misalnya untuk ketertiban lalu lintas, terlebih dulu harus ada lalu lintasnya dan
barulah hukum datang untuk mengaturnya.
3
Akan tetapi tujuan hukum yang dikemukakan oleh Prof. Mochtar memperlihatkan
bahwa hukum itu tidak hanya berada dibelakang mengikuti perubahan, akan tetapi
dapat juga berada didepan memimpin perubahan. Hal ini tampak dari lenyapnya
kebiasaan -kebiasaan tradisional seperti Sati di (Bali) ataupun pemenggalan kepala
(Dayak).
Seorang ahli pikir Yunani bernama Arstoteles menyatakan bahwa manusia itu
adalah “Zoon Politicon” (makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan
berkumpul dengan manusia lainnya).
4
Asal Mula Hukum
MANUSIA
Makhluk sosial / Zoon Politicon
MASYARAKAT
Kehidupan Bersama
Pertikaian/ Perpecahan
Norma / Kaidah
5
2. Norma Kesusilaan
Yaitu norma yang berasal dari hati sanubari manusia yang paling dalam, sebagai
suara hati manusia yang bersih dan suci. Bila manusia mengabaikan suara hatinya
maka ia akan merasa gelisah atau menyesal.
Contoh:
Jangan berbohong, hendaklah engkau berlaku jujur.
Janganlah engkau menipu sesamamu
3. Norma Kesopanan
Yaitu norma yang berasal dari sekelompok manusia (masyarakat). Norma ini
ditetapkan oleh suatu sekelompok manusia tertentu mengenai apa saja yang boleh
dan tidak boleh dilakukan oleh manusia-manusia yang hidup dalam masyarakat
tersebut.
Norma kesopanan yang berlaku dalam suatu masayarakat tertentu mungkin sekali
tidak sama dengan yang berlaku didalam masyarakat lainnya. Sanksi yang akan
menimpa bila seseorang yang melanggar norma ini, akan berupa kecaman dari
masyarakat.
Contoh:
Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua
Jangan meludah sembarangan
Jangan berbicara kasar.
4. Norma Hukum
Yaitu peraturan-peraturan yang dibuat oleh penguasa yang mengikat seluruh
warga negara tersebut.
Contoh:
Barang siapa dengan sengaja mengambil jiwa orang lain dipidana karena
membunuh dengan hukuman setinggi-tingginya 15 tahun (KUH Pidana)
6
Orang yang tidak memenuhi suatu perikatan yang diadakan diwajibkan
mengganti kerugian (KUH Perdata)
Sumber: Pemerintah
Sanksi : Hukuman (penjara/denda)
Dari hal-hal tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa norma hukum diperlukan
karena:
a. Sanksi ketiga norma diatas selain hukum tidak tegas dan memaksa sehingga tidak
dapat menjamin rasa keadilan dalam masyarakat.
b. Tidak dapat diberlakukan untuk seluruh warga negara
c. Ketiga norma lainnya tidak mengatur secara lengkap (terperinci) seluruh
kebutuhan manusia.
1. Menurut sifat
Bila kita lihat kaidah-kaidah hukum, khususnya yang terdapat didalam Kitab
Undang-undang Hukum Pidana, maka yang paling menonjiol adalah adanya sifat
memaksa. Hal ini terlihat dari adanya ancaman berupa sanksi entah itu denda,
kurungan, penjara, ataupun pidana mati bagi orang-orang yang melanggarnya.
Selain itu hukum mempunyai juga sifat mengatur. Hal ini terlihat misalnya dari
Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang kebanyakan merupakan hukum
pelengkap (aanvulend recht), dimana undang-undang dapat dikesampingkan bila
para pihak menghendaki peraturan lain. Hal ini wajar karena hukum perdata
mengatur hubungan antara orang satu dengan orang lainya dengan menitikberatkan
pada kepentingan perorangan.
Demkian pula undang-undang lalu lintas yang tujuan utamanya mengatur agar lalu
lintas tertib. Bila undang-undang itu tanpa disertai sanksi maka tidak akan dipatuhi
7
oleh orang-orang. Oleh karena itu terdapat sanksi-sanksi yang tegar dalam undang-
undang lalu lintas dengan tujuan agar peraturan itu ditaati masyarakat.
Jadi sifat hukum ada dua macam yaitu:
1. Memaksa
2. Mengatur
Dari sifat-sifat hukum dapat kita lihat adanya ciri-ciri hukum yaitu:
1. Adanya perintah dan larangan
2. Perintah/larangan tersebut harus dipatuhi oleh semua orang
2. Menurut sumbernya
Drs. CST. Kansil, S.H dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Indonesia menyatakan bahwa sumber hukum adalah segala sesuatu yang
menimbulkan atura-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa ,
yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar akan mengakibatkan sanksi yang tegas
dan nyata.
8
Yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan warga negara
dengan menitikberatkan kepada kepentingan umum.
Pemerintah akan mengambil tindakan bagi pelanggaran terhadap norma hukum
publik walaupun tidak ada pengaduan dari pihak yang dirugikan.
Contoh:
Hukum Pidana
Hukum Pajak
Hukum Tata Negara
b. Hukum Privat
Yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan orang
yang lainnya dengan menitikberatkan kepada kepentingan perorangan.
Pemerintah akan mengambil tindakan bagi pelanggaran terhad ap norma hukum
pengaduan dari pihak yang dirugikan.
Contoh:
Hukum Perdata
Hukum Dagang
Dari hal-hal yang dikemukakan diatas dapat kita lihat bahwa hukum dagang
termasuk hukum privat yang menitikberatkan pada kepentingan perseorangan.
9
Yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur bagaimana cara
mempertahankan hukum material, mengajukan suatu perkara kemuka
pengadilan, dan cara hakim mengambil keputusan.
Contohnya: KUHA Pidana, KUHA Perdata
Dalam cara mempertahankan hukum material ini kita mengenal ada dua badan-
badan peradilan sebagai pemegang kekuasaan yudikatif di negara kita.
1. Pengadilan Sipil
Pengadilan ini memeriksa dan mengadili orang-orang sipil (non militer).
Pengadilan ini terdiri dari pengadilan umum dan pengadilan khusus.
c. Pengadilan Umum
Pengadilan umum terbagi ke dalam tiga jenis:
1) Pengadilan Negeri
Yaitu pengadilan yang memeriksa dan mengadili perkara dalam tingkat
pertama untuk penduduk Indonesia (warga negara dan orang-orang asing).
Daerah kewenangannya meliputi Daerah Tingkat II
2) Pengadilan Tinggi
Yaitu pengadilan yang memeriksa dan mengadili perkara dalam tingkat
kedua (banding) untuk perkara-perkara yang telah diadili atau diputuskan
10
oleh Pengadilan Negeri pada tingkat pertama. Daerah kewenangannya
meliputi Daerah Tingkat ! (Propinsi).
3) Mahkamah Agung
Yaitu pengadilan yang memeriksa dan mengadili perkara dalam tingkat
terakhir (kasasi) perkara-perkara yang telah diadili dan diputuskan oleh
Pengadilan Tinggi pada tingkat banding.
Mahkamah Agung merupakan badan peradilan tertinggi di Indonesia yang
berkedudukan di Ibu Kota Negara atau daerah-daerah lain yang ditentukan.
Daerah kekuasaanya meliputi seluruh Indonesia.
b. Pengadilan Khusus
Pengadilan khusus terbagi dalam 3 jenis, yaitu:
1) Pengadilan Agama
Yaitu pengadilan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara yang
dilakukan oleh orang-orang yang beragama islam dalam hal Nikah, talak,
dan rujuk.
2) Pengadilan Adat
Yaitu pengadilan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara yang
terjadi dalam masyarakat adat oleh Kepala adat setempat.
2. Pengadilan Militer
Pengadilan militer memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana yang
dilakukan oleh anggota ABRI atau orang-orang yang disamakan dengan ABRI
menurut undang-undang.
Pengadilan ini terdiri dari
a. Pengadilan Tentara
11
Yaitu pengadilan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana
yang dilakukan oleh anggota ABRI berpangkat Kapten kebawah dalam
tingkat pertama.
b. Pengadilan Tentara Tinggi
Yaitu pengadilan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidanan
yang dilakukan oleh anggota ABRI berpangkat Mayor ke atas dalam tingkat
pertama.
d. Mahkamah Tentara Agung
Yaitu bagian dari Mahkamah Agung yang memeriksa dan mengadili
perkara-perkara dalam tingkat pertama dan terakhir (kasasi) yang dilakukan
oleh anggota ABRI.
BADAN PERADILAN
12
Istilah-istilah dalam Ilmu Hukum
Dalam mempelajari hukum dagang ini kita tidak bisa lepas dari mempelajari hukum
walaupun secara garis besarnya saja. Maka ada baiknya atau selayaknyalah kita
mengetahui sedikit mengenal istilah dalam Ilmu Hukum.
1. Subjek Hukum
Yaitu pribadi yang dapat menjadi pendukung hak dan kewajuban.
Subjek hukum ini dapa berupa:
a. Orang
b. Badan Hukum
2. Objek Hukum
Yaitu setiap benda atau dapat menjadi objek hukum.
Manusi tidak dapat dijadikan objek hukum
3. Perbuatan Hukum
Yaitu setiap perbuatan manusia yang sengaja diperbuat untuk menimbulkan akibat
hukum
4. Peristiwa Hukum
Yaitu suatu peristiwa yang terjadi bukan karena perbuatan manusia tetapi
menimbulkan akibat hukum.
5. Unifikasi
Yaitu memberlakukan suatu sistem hukum untuk seluruh warga negara.
6. Kodifikasi
Yaitu pengkitabkan suatu sistem hukum kedalam suatu undang-undang secara
sistematis dan lengkap.
7. Konkordansi
Yaitu suatu asas yang mempersamakan hukum yang berlaku di luar negeri dengan di
negara kita.
8. Profesi Hukum
Yaitu profesi yang dimiliki oleh orang-orang yang bergerak dalam lapangan hukum,
seperti: polisi, jaksa, hakim, pengacara, notaris, dan sebagainya.
13