(LAW 101)
MODUL 6
TUJUAN HUKUM
DISUSUN OLEH
NIN YASMINE LISASIH S.H., M.H.
1
Dalam beberapa kesempatan Barda Nawawi Arief memberikan penjelasan bahwa ukuran
keadilan itu dapat ditakar dalam 3 deminsi yaitu; a. Keadilan substansial (undang-undang), b.
Keadilan religius (keyakinan dan kepercayaan) dan; c. Keadilan cultural (berdasarkan nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat).
2
John Rawls, A Theory of Justice (revised edn, Oxford: OUP, 1999) di sadur dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan#:~:text=Keadilan%20adalah%20kondisi%20kebenaran%20
ideal,memiliki%20tingkat%20kepentingan%20yang%20besar.&text=Tapi%2C%20menurut%20k
ebanyakan%20teori%20juga,hidup%20di%20dunia%20yang%20adil%22.
3
Lihat Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan,
4
Ibid
5
Said Sampara, Op Cit., hlm. 45-46. Dikutip dari buku Surojo Wignyodipuro, 1983, Pengantar
Ilmu Hukum, Jakarta,Utrecth, 1983, Pengantar dalam Hukum Indonesia, Jakarta: Ikthtiar
6
Said Sampara, Op Cit., hlm. 46. Dikutip dari buku Sudikno Mertukusomo, Pengantar Ilmu
Hukum, Liberty, Yogyakarta, ;Permadi Purbacaraka dan Soejono Soekanto, 1978, Perihal Kaidah
Hukum, Alumni: Bandung
7
Sudikno Mertokusumo, 2003, mengenal hukum suatu pengantar, Liberty, Yogyakarta. Hal. 12
8
Ibid. Hlm. 16
9
Ibid. Hlm. 32
10
Riduan Syahrani, 2008, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
Cetakan Ke III, Hlm. 15
11
Lemaire menjelaskan bahwa “hukum yang banyak seginya dan meliputi segala macam hal itu
menyebabakan tak mungkin orang membuat suatu definisi apa itu hukum sebenarnya”. Dalam
Mohamad Rosmalie, 1985, Ibid. Hal. 16
12
Ibid. Hal 16.
13
Ibid. Hal. 16.
Secara etimologi asas berasal dari bahasa arab yakni asasun yang
mengandung arti dasar, basis, dan pondasi. Jika dikaitkan dengan sistem
berpikir maka asas adalah landasan berpikir yang sangat mendasar. Dalam
kamus ilmiah populer Asas adalah pokok, dasar, prinsip, fundamen.14
Sementara dalam pengertian lain, asas adalah suatu alam pikiran yang
dirumuskan secara luas dan mendasari adanya sesuatu norma hukum .15
14
Ibid. Hal. 18
15
Rohidin, 2016, Buku Ajar Pengantar Hukum Islam dari Semenanjung Arab Hingga Indonesia,
Jogjakarta: Lintang Rasi Aksara Books, Hal 37
16
Bellefroid, dalam Machmudin Dudu Duswara, 2013, Pengantar Ilmu Hukum Sebuah Sketsa,
Bandung: PT Refika Aditama, Hal 67-68
17
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Sutau Pengantar, Yogyakarta: Liberty, Cetakan Ke
dua, Hal. 34
18
L.A. Hart dan W. Halverson, 1981, Hal. 2-9, dalam Tiar Ramon, Teori Hukum
https://tiarramon.wordpress.com,
Begitu banyak teori tentang tujuan hukum, namun paling tidak, ada
beberapa teori yang dapat di golongkan sebagai grand theory tentang
tujuan hukum, sebagaimana dikemukakan Acmad Ali dalam bukunya.21
19
ibid
20
Bruggink, yang diterjemahakan (alih bahasa) Arief Sidharta, 1999, Refleksi Tentang Hukum,
Bandung: PT. Citra Aditya Bakhti, Hal. 4
21
“Menguak Teori Hukum (legal theory) dan Toeri Peradilan (judicialprudence) termasuk
interpretasi Undang-Undang (legisprudence)” merupakan salah satau dari sebelas Volume
karangan buku Profesor Dr. Acmad Ali, S.H.,M.H, (Guru Besar Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Hasanudin)
22
Acmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (legal theory) dan Toeri Peradilan (judicialprudence)
termasuk interpretasi Undang-Undang (legisprudence), Jakarta: Kencana Perdana Media Group,
Cetakan Ke-I Agustus, Hal. 212
23
Acmad Ali mengemukakan bahwa Indonesia sebagai bangsa timur memang mengalami “dua
macam kesialan atau kecelakaan sejarah”. Yang pertama, sial atau celaka pernah mengalami
penjajahan dari Bangsa Barat selama ratusan tahun di jawa dan puluhan tahun di berbagai daerah
lain. Kedua, bangsa barat yang menjajah indonesia, yakni bangsa belanda yang menganut sistem
hukum eropa kontinental yang legalistik dan ditambah dengan pemaksaan “politik hukum kolonial
belanda” kepada negeri jajahan yang dikenal dengan istilah asas konkordansi. Dan penulis tidak
sepenuhnya sependapat atas pandangan tersebut
24
Jan Michiel Otto, Kepastian Hukum Yang Nyata di Negara Berkembang, dalam Jan Michiel
Otto (et.all), 2012, Kajian sosio-legal: Seri Unsur-Unsur Penyusun Bangunan Negara Hukum,
Denpasar Bali, Penerbit Pustaka Larasan, Edisi Pertama, Hal. 119
25
Sudikno Mertokusumo ,Op.cit, Hal. 81
26
ibid
27
Peter Mahmud Marzuki, 2008, Pengntar Ilmu Hukum edisi revisi, Kencana Prenada Media
Group, Hal 136
28
Satjipto Raharjo, 2000, Ilmu Hukum, Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Cetakan Ke-V,
Hal. 77
29
Acmad Ali, Op.cit. Hal.284
30
Ibid. Hal.286
33
Fuller yang dikutip oleh Satjipto Raharjo, 2006, Hukum dalam jagat ketertiban, dalam Acmad
Ali, Ibid. Hal. 294
34
Jan Michiel Otto, op.cit. Hal. 122
4. Van Apeldorn
H. Kunci Jawaban
1. F
2. F
3. F
4. T
5. F
Acmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (legal theory) dan Toeri Peradilan
(judicialprudence) termasuk interpretasi Undang-Undang
(legisprudence), Jakarta: Kencana Perdana Media Group, Cetakan Ke-
I Agustus
John Rawls, A Theory of Justice (revised edn, Oxford: OUP, 1999) di sadur
dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan#:~:text=Keadilan%20adalah%2
0kondisi%20kebenaran%20ideal,memiliki%20tingkat%20kepentinga
n%20yang%20besar.&text=Tapi%2C%20menurut%20kebanyakan%2
0teori%20juga,hidup%20di%20dunia%20yang%20adil%22.
Peter Mahmud Marzuki, 2008, Pengntar Ilmu Hukum edisi revisi, Kencana
Prenada Media Group
Riduan Syahrani, 2008, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, Cetakan Ke III,
Rohidin, 2016, Buku Ajar Pengantar Hukum Islam dari Semenanjung Arab
Hingga Indonesia, Jogjakarta, Lintang Rasi Aksara Books