(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Peraturan Tata Usaha Negara)
Disusun oleh:
2021
ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK
Prinsip negara hukum adalah untuk menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan
hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan. Kepastian, ketertiban dan perlindungan
hukum menuntut antara lain bahwa lalu lintas hukum dalam kehidupan masyarakat
memerlukan adanya alat bukti yang menentukan dengan jelas hak dan kewajiban seseorang
sebagai subyek hukum dalam masyarakat.1 Konsep Kepastian Hukum menurut pendapat
Soehino mengandung 2 (dua) pengertian, yaitu pertama adanya aturan yang bersifat umum
membuat individu mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan; dan
kedua berupa keamanan hukum bagi individu dari kesewenangan pemerintah karena dengan
adanya aturan hukum yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh
Asas adalah suatu yang menjadi tumpuan berfikir atau berpendapat. Asas juga dapat
berarti hukum dasar. Asas adalah suatu dalil umum yang dinyatakan dalam istilah umum
serangkaian perbuatan untuk menjadi petunjuk yang tepat bagi perbuatan itu. Asas hukum
umum adalah norma dasar yang di jabarkan dari hukum positif dan yang oleh ilmu hukum
tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum. Asas hukum merupakan
pengendapan hukum positif dalam suatu masyarakat. Asas hukum tidak boleh dianggap
sebagai norma-norma hukum konkrit, akan tetapi perlu dipandang sebagai dasar-dasar umum
Von Savigny menyatakan: “Hukum itu tidak dibuat secara sengaja, tetapi muncul dari
dalam masyarakat sendiri. Maka hukum itu selalu ada selama masyarakatnya juga masih ada.
Hukum itu akan lenyap seiring dengan punahnya masyarakat (historische school, historical
1
Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm. 29.
2
Peter Mahmud Marzuki (2), Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Perdana Media Group, Jakarta, 2008, hlm.
137.
jurisprudence).” Eugen Ehrlic menyatakan, “hukum itu tidak muncul dalam teks, dalam
De Beus dan van Doorn menyatakan, “kehadiran hukum sebagai skema berjalan
seiring dengan semakin kuatnya citra masyarakat sebagai suatu kehidupan yang distrukturkan
Hukum merupakan asas fundamental dalam AUPB, karena jika nantinya AUPB dijadikan
alat uji oleh Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara-perkara Tata Usaha Negara,
maka substansi Putusan hakim harus dan wajib merespons keseluruhan nilai-nilai kebenaran
dan keadilan dari hukum yang ada dan berlaku (hukum tertulis dan hukum tidak tertulis),
karena substansi putusan hakim yang dibuat harus menjamin kepastian hukum yang adil.
Nonet dan Philip Selznick, menyatakan: “Responsive law, not sociology, was the true
program of sociological and realist jurisprudence. The problems they addressed – the limits
of formalism, the enlargement of legal knowledge, the role of policy in legal judgement –
presumed a legal order that would undertake an affirmative responsibility for theproblems of
society”.3
A. Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan
Asas kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan
merupakan produk dari hukum atau lebih khusus dari perundang-undangan. Hukum
3
Satjipto Raharjo, Penegakan Hukum Progresif, PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2010, hlm.
12-13.
4
http://pemerintah.net/asas-asas-umum-pemerintahan-yang-baik-aupb/, diakses pada tanggal 22 November
2021.
5
Penjelasan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.
positif yang mengatur kepentingan-kepentingan manusia dalam masyarakat harus
selalu ditaati meskipun hukum positif itu kurang adil. Mahmul Siregar mengatakan
hal yang senada dimana kepastian hukum itu harus meliputi seluruh bidang hukum. 6
Dengan demikian, kepastian hukum tidak saja meliputi kepastian hukum secara
substansi tetapi juga kepastian hukum dalam penerapannya (hukum acara) dalam
untuk menciptakan budaya hukum yang tepat waktu.7 Selanjutnya, menurut H.L.A
Hart dalam the concept of law, ada kalanya kata-kata dalam sebuah undang-undang
dan apa yang diperintahkannya dalam suatu kasus tertentu bisa jadi jelas sekali,
namun terkadang mungkin ada keraguan terkait dengan penerapannya. Keraguan itu
terkadang dapat diselesaikan melalui interpretasi atas peraturan hukum lainnya. Hal
ini menurut H.L.A Hart merupakan suatu ketidakpastian (legal uncertainty) dalam
ketentuan undang-undang.8
Kepastian hukum secara normatif adalah ketika suatu peraturan dibuat dan
diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan logis. Jelas dalam
artian tidak menimbulkan keragu-raguan (multi tafsir) dan logis. Jelas dalam
artian ia menjadi suatu sistem norma dengan norma lain sehingga tidak
kepada pemberlakuan hukum yang jelas, tetap, konsisten dan konsekuen yang
perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa
adanya aturan yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang
melihat hukum sebagai sesuatu yang otonom, yang mandiri, karena bagi penganut
pemikiran ini, hukum tak lain hanya kumpulan aturan. Bagi penganut aliran ini,
tujuan hukum tidak lain dari sekedar menjamin terwujudnya kepastian hukum.
Kepastian hukum itu diwujudkan oleh hukum dengan sifatnya yang hanya
membuat suatu aturan hukum yang bersifat umum. Sifat umum dari aturan-aturan
berfungsi sebagi peraturan yang ditaati. Menurut Gustav Radbruch keadilan dan
hukum harus dijaga demi keamanan dan ketertiban suatu negara. Akhirnya hukum
9
Cst Kansil, Christine , S.T Kansil, Engelien R, Palandeng dan Godlieb N Mamahit, Kamus Istilah Hukum,
Jakarta, 2009, hlm. 385.
10
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Penerbit Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hlm. 23.
11
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), Penerbit Toko Gunung Agung,
Jakarta, 2002, hlm. 83.
positif harus selalu ditaati. Berdasarkan teori kepastian hukum dan nilai yang
Setelah keadilan hukum tercapai maka hal yang selanjutnya harus terpenuhi adalah
mengerti apakah perbuatan yang akan masyarakat perbuat benar atau salah dan
tugasnya yang ada dalam masyarakat. Kepastian hukum menjadi tolak ukur dalam
kejelasan hak dan kewajiban mereka di dalam suatu hukum. Kepastian hukum
pertanggungjawabkan.14
hukum mengandung dua pengertian, yaitu yang pertama, adanya aturan yang
bersifat umum membuat individu mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak
boleh dilakukan, dan kedua, berupa keamanan hukum bagi individu dari
12
Ibid, hlm. 95.
13
Bachsan Mustafa, Sistem Hukum Administrasi Negara Indonesia, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2001, hlm.
53.
14
Yohanes Suhardin, “Peranan Hukum Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Mmasyarakat”, Jurnal Hukum Pro
Justitia, Volume 25, Nomor 3, Juli 2007, hlm. 271.
kesewenangan pemerintah karena dengan adanya aturan yang bersifat umum itu
individu dapat mengetahui apa saja yang boleh dibedakan atau dilakukan oleh
Negara terhadap individu. Kepastian hukum bukan hanya berupa pasal-pasal dalam
putusan satu dengan putusan hakim yang lainnya untuk kasus serupa yang telah
diputuskan.15
satu syarat yang harus dipenuhi dengan penegak hukum. Sudikno Mertokusumo
yaitu dengan adanya suatu kepastian hukum, maka tujuan dari hukum yaitu
keadilan akan dapat dicapai. Fungsi hukum adalah untuk mengatur hubungan
antara negara atau masyarakat dengan warganya, dan hubungan antara sesama
tertib dan lancar. Hal ini mengakibatkan bahwa tugas hukum untuk mencapai
yang berlaku umum. Agar tercipta suasana yang aman dan tentram dalam
tegas.17
poin sebelumnya, maka kepastian dapat mengandung beberapa arti, yakni adanya
15
Peter Mahmud Marzuki , Op Cit, hlm. 158.
16
Sudikno Mertokusumo, Mengenal hukum, Sebuah pengantar, Liberty, Yogyakarta, 1999, hlm. 145.
17
Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum, Binacipta, Bandung, 1999, hlm. 15.
kejelasan, tidak menimbulkan multitafsir, tidak menimbulkan kontradiktif, dan
hukum. Hukum yang satu dengan yang lain tidak boleh kontradiktif sehingga tidak
dan kewajiban setiap warga negara sesuai dengan budaya masyarakat yang ada.18
antara: (1) kepentingan individu yang satu dengan kepentingan individu yang lain;
dan masyarakat asing; (4) kepentingan kelompok masyarakat yang satu dan
kepastian hukum. Dalam melaksanakan asas kepastian hukum dan asas keadilan,
terdakwa sendiri dan masyarakat. Kalau hukuman mati dianggap lebih bermanfaat
18
Lon L. Fuller, Morality of Law New Haven and London, Yale University Press, 1964, hlm. 39.
19
Zaenuddin Ali, Hukum Islam, Sinar Grafika, Bandung, 2017, hlm. 46.
Hukum adalah sejumlah rumusan pengetahuan yang ditetapkan untuk
mengatur lalulintas perilaku manusia dapat berjalan lancar, tidak saling tubruk dan
ataupun menjadi solusi atas terjadinya kemampatan yang disebabkan oleh potensi-
potensi negatif yang ada pada manusia. Sebenarnya hukum itu untuk ditaati.
Oleh karena itu, hukum harus ditaati walaupun jelek dan tidak adil. Hukum bisa
saja salah, tetapi sepanjang masih berlaku, hukum itu seharusnya diperhatikan dan
dipatuhi. Kita tidak bisa membuat hukum ‘yang dianggap tidak adil’. Itu menjadi
lebih baik dengan merusak hukum itu. Semua pelanggaran terhadap hukum itu
terkadang aturan itu tidak sempurna adanya dan tidak aspiratif dengan kehidupan
masyarakat. Sesuai dengan prinsip tersebut di atas, saya sangat tertarik membaca
salah satu nilai utama, tetapi tetap di samping yang lain-lain, seperti kemanfaatan.
harus proporsional.20
20
https://www.kejari-bone.go.id/artikel/detail/1/analisa-konsep-keadilan-kepastian-dan-kemanfaatan-dalam-
penegakan-hukum-tindak-pidana-pertambangan.html, diakses tanggal 22 November 2021.
Tindakan dengan mempertimbangkan kepentingan para pihak secara keseluruhan
diskriminatif.
4. Tidak diskriminatif.
21
Cekli Setya Pratiwi, Shinta Ayu Purnamawati, Fauzi, Christina Yulita Purbawati, Penjelasan Hukum Asas-
Asas Umum Pemerintahan yang Baik, Lembaga Kajian dan Advokasi untuk Independensi Peradilan (LeIP),
Jakarta, hlm. 95.
22
Ibid.
2. Berhak memperoleh pelayanan yang adil.
karena ruang lingkup dan obyek kedua UU tersebut yang berbeda. Namun
dalam kedua UU tersebut memiliki tujuan dan semangat yang sama yang
kepentingan para pihak secara keseluruhan dan wajib bersikap dan bertindak
adil, dan tidak diskriminatif. Negara atau pemerintah tidak boleh bersikap
diskriminatif atas dasar apapun. Negara dituntut adil dan profesional dalam
berhak memperoleh pelayanan yang adil dan tidak diskriminatif dari Negara
atau pemerintah. Hak atas pelayanan yang adil dan tidak diskriminatif ini
D. Asas Kecermatan adalah asas yang mengandung arti bahwa suatu Keputusan
dan/atau Tindakan harus didasarkan pada informasi dan dokumen yang lengkap
23
Ibid, hlm. 96.
dengan cermat sebelum Keputusan dan/atau Tindakan tersebut ditetapkan dan/atau
dilakukan.
terlihat bahwa asas kecermatan hanya dianut oleh UU AP 2014. Penjelasan asas
kecermatan menurut UU AP 2014 adalah asas yang mengandung arti bahwa suatu
Keputusan dan/atau Tindakan harus didasarkan pada informasi dan dokumen yang
atau dilakukan.
keputusan atau ketika melakukan suatu tindakan dengan selalu mendasarkan pada
tindakan yang dibuatnya bermuara pada keadilan sehingga tidak merugikan para
pihak yang terkena dampak keputusan yang dibuat oleh Pejabat Pemerintahan
tersebut.24
24
Ibid.
Asas kecermatan (carefulness) sesungguhnya mengandaikan suatu sikap
bagi para pengambil keputusan untuk senantiasa selalu bertindak hatihati, yaitu
dari materi keputusan, agar tidak menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat.25
suatu ketetapan, meneliti semua fakta yang relevan dan memasukkan pula semua
kurang diteliti, itu berarti tidak cermat. Kalau pemerintahan secara keliru tidak
memperhitungkan kepentingan pihak ketiga, itu pun berarti tidak cermat. Dalam
kepentingan pribadi atau kepentingan yang lain dan tidak sesuai dengan tujuan
Presiden :
RI menginstruksikan kepada: (1) para Menteri Kabinet Kerja; (2) Jaksa Agung
R.I; (3) Kapolri R.I; (4) Sekretaris Kabinet; (5) Kepala Staf Presiden; (6) Para
25
Safri Nugraha, Laporan Akhir Tim Kompendium Bidang Hukum Pemerintahan yang Baik, BPHN, Jakarta,
2007, hlm. 12.
26
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1987, hlm.
274.
Kepala Lembaga Non Kementerian; (7) Para Gubernur; (8) Para Bupati/Walikota,
Bank Indonesia, 5 Deputi Gubernur Indonesia, 40 Anggota DPR RI, 150 Anggota
transparan, akibatnya biaya yang harus ditanggung pemerintah sangat besar, yaitu
Belanja modal pemerintah baru mencapai 20 persen dari APBN dan dana daerah
mengendap di bank sebesar 283 triliun. Untuk mengatasi hal tersebut, Presiden
pembangunan.27
27
Republika, Jokowi Minta Kebijakan Jangan Dipidana, selengkapnya dapat dilihat di
Kebingungan menggunakan diskresi dalam ranah praktik membuat aparatur
akses dan memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif dalam
berikut:29
http://m.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/15/08/25/ntmkg612-jokowi-minta-kebijakan jangandipidana,
diakses pada tanggal 22 November 2021.
28
“KPK : Pejabat Jangan Takut Terbitkan Diskresi” https://m.cnnindonesia.com, diakses pada tanggal 22
November 2021.
29
Cekli Setya Pratiwi, Shinta Ayu Purnamawati, Fauzi, Christina Yulita Purbawati, Op Cit, hlm. 89.
4. Asas keterbukaan menurut UU Pemda 2014 adalah asas yang membuka
negara.
kemanfaatan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, selektif, dan tidak
diskriminatif.
1. Asas kepentingan umum menurut UU Anti KKN 1999 adalah asas yang
golongan.
H. Asas Pelayanan Yang Baik adalah asas yang memberikan pelayanan yang tepat
waktu, prosedur dan biaya yang jelas, sesuai dengan standar pelayanan, dan
yaitu:31
1. Memberikan pelayanan yang tepat waktu, prosedur dan biaya yang jelas;
Dari berbagai unsur tersebut, dapat dipahami bahwa yang dimaksud asas
pelayanan yang tepat waktu, prosedur dan biaya yang jelas, sesuai standar
Belanda tak ada asas yang persis sama dengan asas pelayanan yang baik, namun
undang-undang. Pasal 4:13 ayat 1 AwB menentukan bahwa keputusan tata usaha
negara harus diambil dalam jangka waktu yang patut, yaitu tidak lebih dari
dibahas sebelumnya), serta asas fairplay yang melarang adanya prasangka dalam
penilaian (jadi harus netral dan obyektif) dan manipulasi waktu (jadi harus sesuai
31
Ibid, hlm. 104.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), Penerbit Toko
Gunung Agung, Jakarta, 2002.
Bachsan Mustafa, Sistem Hukum Administrasi Negara Indonesia, Citra Aditya Bhakti,
Bandung, 2001.
Cekli Setya Pratiwi, Shinta Ayu Purnamawati, Fauzi, Christina Yulita Purbawati, Penjelasan
Hukum Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, Lembaga Kajian dan Advokasi
untuk Independensi Peradilan (LeIP), Jakarta.
Cicut Sutiarso, Pelaksanaan Putusan Arbitrase Dalam Sengketa Bisnis, Yayasan Pustaka
Obor Indonesia, Jakarta, 2011.
Cst Kansil, Christine , S.T Kansil, Engelien R, Palandeng dan Godlieb N Mamahit, Kamus
Istilah Hukum, Jakarta, 2009.
H.L.A Hart, The Concept of Law, (New York: Clarendon Press-Oxford, 1997) diterjemahkan
oleh M. Khozim, Konsep Hukum, Nusamedia, Bandung, 2010.
Lon L. Fuller, Morality of Law New Haven and London, Yale University Press, 1964.
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Perdana Media Group, Jakarta,
2008.
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, PT Bina Ilmu,
Surabaya, 1987.
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Penerbit Citra Aditya Bakti, Bandung,
1999.
Satjipto Raharjo, Penegakan Hukum Progresif, PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2010.
Safri Nugraha, Laporan Akhir Tim Kompendium Bidang Hukum Pemerintahan yang Baik,
BPHN, Jakarta, 2007.
Sudikno Mertokusumo, Mengenal hukum, Sebuah pengantar, Liberty, Yogyakarta, 1999.
Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum, Binacipta, Bandung, 1999.
Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
2008.
Yohanes Suhardin, “Peranan Hukum Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Mmasyarakat”,
Jurnal Hukum Pro Justitia, Volume 25, Nomor 3, Juli 2007.
Zaenuddin Ali, Hukum Islam, Sinar Grafika, Bandung, 2017.
Internet :
http://pemerintah.net/asas-asas-umum-pemerintahan-yang-baik-aupb/, diakses pada tanggal
22 November 2021.
https://www.kejari-bone.go.id/artikel/detail/1/analisa-konsep-keadilan-kepastian-dan-
kemanfaatan-dalam-penegakan-hukum-tindak-pidana-pertambangan.html, diakses
tanggal 22 November 2021.
Republika, Jokowi Minta Kebijakan Jangan Dipidana, selengkapnya dapat dilihat di
http://m.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/15/08/25/ntmkg612-jokowi-minta-
kebijakan jangandipidana, diakses pada tanggal 22 November 2021.
“KPK : Pejabat Jangan Takut Terbitkan Diskresi” https://m.cnnindonesia.com, diakses pada
tanggal 22 November 2021.
Jurnal :
USU Law Journal, Kepastian Hukum Terhadap Standar Pelayanan Publik Dalam Pelayanan
Izin Usaha : Studi di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Pematang Siantar, Volume 7, Nomor 3, Juni 2019, Program Studi Magister
Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Undang-Undang :
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.