Anda di halaman 1dari 7

kelompok 3:

Surya hidayat (21150013)

Alghari wahid (21150004)

Penegakan dan Kepatuhan Hukum

Deskripsi masalah / kasus

Salah satu indikator negara hukum adalah keberhasilan dalam penegakan hukumnya.
Dikatakan berhasil karena hukum yang telah diaturnya, sudah seharusnya dan sudah waktunya,
dijalankan dan ditaati oleh seluruh elemen masyarakat. Ketiadaan dan kurang maksimalnya
penegakan hukum dapat berimplikasi terhadap kredibilitas para pembentuk aturannya,
pelaksana aturan dan masyarakat yang terkena aturan itu sendiri, sehingga seluruh elemen akan
terkena dampaknya. Untuk itulah, maka menjadi penting untuk diketahui apakah penegakan
hukum itu sesungguhnya.

Pengertian dan tujuan penegakan hukum

Penegakan hukum sebagai suatu proses, pada hakikatnya merupakan penerapan


diskresi yang menyangkut membuat keputusan yang tidak secara ketat diatur oleh kaidah
hukum, akan tetapi mempunyai unsur penilaian pribadi. Secara konsepsional, inti dari
penegakkan hukum terletak pada kegiatan meyerasikan hubungan nilai-nilai terjabarkan
didalam kaidah-kaidah yang mantap dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap
akhir, untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.
Konsepsi yang mempunyai dasar filisofis tersebut memerlukan penjelasan lebih lanjut
sehingga akan tampak lebih konkrit.1

Manusia di dalam pergaulan hidup pada dasarnya mempunyai pandangan tertentu


mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Pandangan-pandangan tersebut senantiasa
terwujud di dalam pasangan-pasangan tertentu, misalnya ada pasangan dengan nilai
ketentraman, pasanganan nilai kepentingan umum dengan nilai kepentingan pribadi dan
seterusnya. Dalam penegakkan hukum pasangan nilai-nilai tersebut perlu diserasikan.
Pasangan nilai yang diserasikan tersebut memerlukan penjabaran secara konkret karena nilai

1Soerjono Soekanto. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum. Raja


Grafindo. Jakarta. 1983. Hal 7
lazimnya berbentuk abstrak. Penjabaran secara konkret terjadi dalam bentuk kaidah hukum,
yang mungkin berisi suruhan larangan atau kebolehan. Kaidah tersebut menjadi pedoman atau
patokan bagi perilaku atau sikap tindak yang dianggap pantas atau yang seharusnya.2

Penegakkan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan-keinginan


hukum menjadi kenyataan. Yang disebut keinginan hukum disini tidak lain adalah pikiran-
pikiran badan pembuat Undang-Undang yang dirumuskan dalam peraturan hukum. Peraturan
hukum itu. Perumusan pemikiran pembuat hukum yang dituangkan dalam peraturan hukum
akan turut menentukan bagaimana penegakan hukum itu dijalankan.3

Penegakan hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia. Agar


kepentingan manusia terlindungi, hukum harus dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat
berlangsung secara normal, damai tetapi dapat terjadi juga karena pelanggaran hukum. Dalam
hal ini hukum yang telah dilanggar harus ditegakkan. Melalui penegakan hukum inilah hukum
itu menjadi kenyataan. Dalam menegakan hukum ada tiga unsur yang harus diperhatikan,
yaitu4 :

1. Kepastian Hukum (rechtssicherheit) :

Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan. Setiap orang mengharapkan dapat ditetapkannya
hukum dalam hal terjadi peristiwa yang konkrit. Bagaimana hukumnya itulah yang harus
berlaku, pada dasarnya tidak boleh menyimpang : fiat justicia et pereat mundus (meskipun
dunia akan runtuh, hukum harus ditegakkan).

Itulah yang diinginkan oleh kepastian hukum. Kepastian hukum merupakan perlindungan
yustisiable terhadap tidakan sewenang-wenang, yang berarti seorang akan memperoleh sesuatu
yang diharapkan dalam keadaan tertentu.

2. Manfaat (zweckmassigkeit) :

Masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau penegakan hukum. Hukum adalah
untuk manusia, maka pelaksanaan hukum atau penegakan hukum harus memberi manfaat atau
kegunaan bagi masyarakat. Jangan sampai justru karena hukumnya dilaksanakan atau
ditegakkan timbul keresahan di dalam masyarakat.

2 Ibid. hal 6
3 Satjipto Raharjo. Penegakan Hukum Sebagai Tinjauan Sosiologis. Genta Publishing.
Yogyakarta. 2009. Hal 25
4 Sudikno Mertokusumo. Mengenal Hukum. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta. 1999. Hal 145
3. Keadilan (gerechtigkeit) :

Masyarakat sangat berkepentingan bahwa dalam pelaksanaan atau penegakan hukum keadilan
diperhatikan. Dalam pelaksanaan dan penegakan hukum harus adil. Hukum tidak identik
dengan keadilan. Hukum itu bersifat umum, mengikat setiap orang, bersifat menyamaratakan.
Barang siapa yang mencuri harus dihukum : siapa yang mencuri harus dihukum, tanpa
membedabedakan siapa yang mencuri. Sebaliknya, keadilan bersifat subjektif, individualistis,
dan tidak menyamaratakan.

Faktor yang Penegakkan Hukum

Penegakkan hukum di Indonesia memiliki faktor guna menunjang berjalannya tujuan


dari penegakan hukum tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum di
Indonesia5:

1. Faktor Hukum.

Yang dimaksud dengan hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan aturan
yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu apabila dilanggar akan mendapatkan
sanksi yang tegas dan nyata 6. Sumber lain menyebutkan bahwa hukum adalah seperangkat
norma atau kaidah yang berfungsi mengatur tingkah laku manusia dengan tujuan untuk
ketentraman masyarakat7. Hukum mempunyai jangkauan universal karena dengan hukum bias
menemukan beberapa teori yang berbeda dari setiap individu 8. Contohnya ketika beberapa
hakim mendengar tentang kasus pembunuhan, dari sekian banyak hakim pasti memiliki
pemikiran yang berbeda-beda (ditikam, dibakar, dibuang kesungai, dll) sebelum melihat berkas
tentang kasus pembunuhan tersebut.Artinya, hukum memiliki jangakauan yang sangat luas
untuk masing-masing orang, tergantung bagaimana cara seseorang tersebut menyikapi hukum
yang dihadapinya.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hukum adalah suatu
peraturan tertulis yang dibuat oleh yang berwenang yang bersifat memaksa guna dapat
mengatur kehidupan yang damai ditengah masyarakat.

5 Loc.cit Soerjono Soekamto. Hal 15


6 Yulies Tina Masriani. PengantarHukum Indonesia.SinarGrafika. Jakarta. 2004. Hal 13
7 7Ibid. hal 13
8 SatjiptoRaharjo. IlmuHukum. Penerbit Alumni. Bandung. 1986. Hal 8
Pengertian kepatuhan hukum

Hukum merupakan salah satu instrumen untuk mengatur tingkah laku masyarakat
dalam mengatur pergaulan hidup. Secara sosiologis hukum mengandung berbagai unsur antara
lain rencanarencana tindakan atau perilaku, kondisi dan situasi tertentu. Definisi hukum
umumnya telah banyak dikemukakan oleh para ahli dengan pendapatnya masing-masing,
seperti menurut Abdul Manan:

“Hukum adalah suatu rangkaian peraturan yang menguasai tingkah laku dan perbuatan tertentu
dari manusia dalam hidup bermasyarakat. Hukum itu sendiri mempunyai ciri yang tetap yakni
hukum merupakan suatu organ peraturan-peraturan abstrak, hukum untuk mengatur
kepentingan-kepentingan manusia, siapa saja yang melanggar hukum akan dikenakan sanksi
sesuai dengan apa yang telah ditentukan”. 9

Hukum adalah segala peraturan yang di dalamnya berisi peraturan-peraturan yang


wajib ditaati oleh semua orang dan terdapat sanksi yang tegas di dalamnya bagi yang
melanggar. Ketaatan adalah sikap patuh pada aturan yang berlaku. Bukan di sebabkan oleh
adanya sanksi yang tegas atau hadirnya aparat negara, misalnya polisi.

Kepatuhan adalah sikap yang muncul dari dorongan tanggung jawab sebagai warga
negara yang baik. Kepatuhan hukum adalah kesadaran kemanfaatan hukum yang melahirkan
bentuk "kesetiaan" masyarakat terhadap nilai-nilai hukum yang diberlakukan dalam hidup
bersama yang diwujudkan dalam bentuk prilaku yang senyatanya patuh terhadap nilai-nilai
hukum itu sendiri yang dapat dilihat dan dirasakan oleh sesama anggota masyarakat. 10

Urgensi dan kontribusi kepatuhan hukum terhadap penegakan hukum

Urgensi dan prasyarat penting penegakan hukum yang adil dan beradab adalah
penegakan hukum yang moralis di tangan penegak hukum yang memiliki integritas dan
kompetensi. Tidak mungkin penegakan hukum menghadirkan keadilan dan kepastian hukum
yang pada ujungnya mendatangkan kesejahteraan batin rakyat kalau penegakan hukum itu
berada di tangan aparapt penegak hukum yang korup.

9 Abdul Manan, Aspek-aspek Pengubah Hukum(Kencana: Jakarta, 2006), 2


10 S. Maronie, Kesadaran Kepatuhan Hukum, https://www.zriefmaronie.blospot. com
Untuk dapat menjaga moralitas dan keprofesionalan kinerja dalam menegakkan hukum,
para penegak hukum wajib mentaati kaidahkaidah dan norma-norma yang ada. Menurut O.
Notohadimidjodjo, ada empat norma yang penting dalam penegakan hukum, yaitu:

a. Kemanusiaan Norma kemanusiaan menuntut supaya dalam penegakan hukum, manusia


senantiasa diperlakukan sebagai manusia, sebab ia memiliki keluhuran pribadi.

b. Keadilan Keadilan adalah kehendak yang ajeg dan kekal untuk memberikan kepada orang
lain apa saja yang menjadi haknya.

c. Kepatutan Kepatutan atau equity adalah hal yang wajib dipelihara dalam pemberlakuan
undang-undang dengan maksud untuk menghilangkan ketajamannya. Kepatutan ini perlu
diperhatikan terutama dalam pergaulan hidup manusia dalam masyarakat.

d. Kejujuran Pemelihara hukum atau penegak hukum harus bersikap jujur dalam mengurus
atau menangani hukum, serta dalam melayani justitiable yang berupaya untuk mencari hukum
dan keadilan. Atau dengan kata lain, setiap ahli hukum diharapkan sedapat mungkin
memelihara kejujuran dalam dirinya dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang
curang dalam mengurus perkara. Penegak hukum dan penegak keadilan di dalam masyarakat,
dalam kedudukannya sebagai profesi luhur, menuntut kejelasan dan kekuatan moral yang
tinggi.

Menurut Soerjono Soekanto, penegakan hukum sangat tergantung pada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhinya, yaitu:

a. Faktor hukum atau peraturan itu sendiri;

b. Faktor petugas yang menegakkan hukum;

c. Faktor sarana atau fasilitas yang diharapkan untuk mendukung pelaksanaan hukum;

d. Faktor warga masyarakat yang terkena ruang lingkup peraturan hukum; dan

e. Faktor budaya atau legal culture.

Kepatuhan terhadap hukum memiliki peran yang sangat penting dalam penegakan hukum yang
efektif. Kontribusinya ialah :1. Meningkatkan keamanan dan ketertiban.

2. Mendorong pencegahan pelanggaran.


3. Membangun kepercayaan dalam sistem hukum.
4. Meningkatkan efisiensi penegakan hukum.
5. Mendorong perkembangan sosial dan ekonomi.

Penutup

penegakan hukum merupakan indikator penting dari negara hukum. Ketiadaan atau
kurangnya penegakan hukum dapat berdampak negatif terhadap kredibilitas pihak yang
membuat hukum, pelaksana hukum, dan masyarakat yang terkena aturan tersebut. Penegakan
hukum bertujuan untuk mewujudkan keinginan hukum menjadi kenyataan, melindungi
kepentingan manusia, dan menciptakan kedamaian dalam pergaulan hidup.

Kepatuhan hukum merupakan sikap patuh pada aturan yang berlaku dan muncul dari
dorongan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik. Kepatuhan hukum melibatkan
kesadaran akan manfaat hukum dan mendorong masyarakat untuk patuh terhadap nilai-nilai
hukum yang berlaku. Urgensi dan kontribusi kepatuhan hukum terhadap penegakan hukum
adalah pentingnya menjaga moralitas dan keprofesionalan penegak hukum, serta memastikan
bahwa penegakan hukum didasarkan pada prinsip-prinsip seperti kemanusiaan, keadilan,
kepatutan, dan kejujuran.

Anda mungkin juga menyukai