Pengumpulan data hortikultura dilakukan oleh Kepala Cabang Dinas (KCD)/Mantri Tani/Petugas
Pengumpul Data Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dengan metode perkiraan pengamatan lapang.
Pengumpulan data menggunakan daftar register kecamatan dan daftar isian Survei Pertanian
Hortikultura (SPH). Pengumpulan data menjadi tanggung jawab Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
Pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran isian dokumen SPH dilakukan oleh Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota. Hasilnya diserahkan kepada BPS Kabupaten/Kota untuk diolah. Validasi data
dilakukan dalam forum sinkronisasi hasil pengolahan dan pencatatan baik di tingkat provinsi maupun
pusat.
Jawa barat
Indonesia
Pembangunan pertanian saat ini dan kedepan nya dihadapkan dengan semakin terbatasnya
ketersediaan lahan pertanian terutama lahan lahan yang mempunyai syarat ideal untuk usaha
pertanian.
Seperti yang kita ketahui masalah utama pertanian holtikultura adalah di lahan, maka dari itu
perhatian kedepan untuk mempertahankan lahan yang mendayagunakan lahan alternative seperti
lahan kering yang belum di dayagunakan harus diupayakan. Untuk itu perlu di dukung oleh
pengembahan teknologi spesifik lokasi dan pendampingan dalam penerapan nya. Langkah proaktif
untuk mengikuti perubahan dan penyiapan diri untuk terus melakukan adaptsi yang menyelesaikan
masalah masalah yang sedang terjadi dan akan terjadi.