OPTIMAPREP
BATCH FEBRUARI 2015
Office Address:
Jl Padang no 5, Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan
(Belakang Pasaraya Manggarai)
Phone Number : 021 8317064
Pin BB 2A8E2925
WA 081380385694
Medan :
Jl. Setiabudi No. 65 G, Medan
Phone Number : 061 8229229 dr. Widya, dr. Eno, dr. Yolina
Pin BB : 24BF7CD2 dr. Cemara, dr. Ayu
dr. Hendra
www.optimaprep.com
Bahan Bacaan Assesment Kompetensi Lulusan
UKDI Februari 2014
Kebijakan JKN
• a. Undang-Undang
• - UU No. 40 Tahun 2004 Tentang SJSN
• - UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
• - UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS
• b. Peraturan Pemerintah
• - PP No. 101 Tahun 2012 Tentang Penerimaan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
• c. Peraturan Presiden
• - Perpres 32 Tahun 2014 Tentang Pemanfaatan Dana Kapitasi
• - Perpres No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan
• - Perpres No. 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Perpres No. 12 Tahun 2003 Jamkes
• d. Peraturan Menteri Kesehatan
• - PMK 19 Tahun 2014 Penggunaan Dana Kapitasi
• - PMK No. 69 Tentang Tarif Pelayanan Kesehatan Program JKN
• - PMK No. 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan pada KJN
Manual Penyelenggaraan Praktik
• - Buku Penyelengaraan Praktik Kedokteran
• - Manual Komunikasi – KKI
• - Manual Persetujuan Tindakan Medik
• - Manual Rekam Medis
Formularium Nasional
Kode Etik Kedokteran Indonesia
Juklak Assessment Dokter
http://www.idionline.org/2014/05/bahan-bacaan-assesment-kompetensi-lulusan-ukdi-februari-2014-2/
1. Jaminan Kesehatan Nasional
Cluster Sampling disebut juga sebagai teknik sampling daerah. Teknik ini digunakan
apabila populasi tersebar dalam beberapa daerah, propinsi, kabupaten,
kecamatan, dan seterusnya
Snowball Sampling Dari sampel yang sedikit tersebut peneliti mencari informasi sampel lain
dari yang dijadikan sampel terdahulu, sehingga makin lama jumlah
sampelnya makin banyak
Quota Sampling anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah tertentu
(kuota) dengan ciri-ciri tertentu
Convenience sampling mengambil sampel secara sembarang (kapanpun dan dimanapun
menemukan) asal memenuhi syarat sebagai sampel dari populasi
tertentu
optimized by optima
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Bumi aksara.
When population is small,
homogeneous & readily
available. All subsets of the
frame are given an equal
probability.
* : Uji Parametrik; Tanda panah ke bawah : Uji alternatif jika parametrik tidak
terpenuhi
Korelasi
• Metode untuk mencari hubungan antara 2 variabel
numerik
• Tidak mengenal variabel bebas dan tergantung →
menunjukan hubungan antara 2 variabel numerik
• Langkah:
– Menggambar scatter plot atau diagram baur
– Bila terdapat hubungan linear, hitung koefisien korelasi
– Hasil perhitungan: koefisien korelasi pearson (r) → korelasi
mutlak: nilai r=1 (nyaris tidak pernah ada dalam fenomena
biologis)
– Tafsiran nilai r
• Baik : r > 0,8
• Sedang : r = 0,6 – 0,79
• Lemah : r = 0,4 – 0,59
• Sangat lemah : r < 0,4
Sudigdo. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 2011
17. Case Fatality Rate (CFR)
• Rumus CFR:
jumlah kematian karena penyakit X x 100%
Jmlh seluruh penderita penyakit X
Case Fatality Rate (CFR)
Dusun Jmlh Nama Yang sakit Yang Yang
penduduk Desa Dirawat Meninggal
Desa 1 100 Mata air 25 - -
Desa 2 150 Mata hati 38 5 1
Desa 3 100 Mata kaki 12 - -
Desa 4 50 Mata Sapi 10 6 2
Defenses
Unsafe Acts
Preconditions ACCIDENT
Line
Management
Active & Latent
Failures
Decision
makers
Active failures
Latent failures
Latent failures
Latent failures
Teori Frank E. Bird Petersen
20. UU no. 40 tahun 2004
• Perusahaan jaminan kesehatan yang termasuk
menjadi BPJS
– PT Asuransi Kesehatan Indonesia (PT Askes
Persero),
– PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek
Persero)
– Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (PT ASABRI)
– PT Dana Tabungan Dan Asuransi Pegawai Negeri
(PT TASPEN).
21. Dewan Jaminan Sosial Nasional
dalam UU no. 40 tahun 2004
• Bertanggung jawab pada presiden
– Bertugas melakukan penelitian terkait penyelenggaraan jamina
sosial
– mengusulkan kebijakan investasi Dana Jaminan Sosial Nasional
– mengusulkan anggaran jaminan sosial bagi penerima banturan
iuran dan tersedianya anggaran operasional kepada pemerintah
• Diangkat dan diberhentikan oleh presiden
• Memiliki wewenang dalam monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan program jaminan sosial
• Terdiri dari unsur pemerintah, tokoh/ahli yang memahami
bidang jaminan sosial, organisasi pemberi kerja, dan
organisasi pekerja.
• Ketua berasal dari unsur pemerintah
22. BPJS (UU no. 24 thn 2011 pasal 5 &
6)
• BPJS terdiri dari:
– BPJS Kesehatan: menyelenggarakan program
jaminan kesehatan.
– BPJS Ketenagakerjaan, menyelenggarakan
program:
• jaminan kecelakaan kerja;
• jaminan hari tua;
• jaminan pensiun; dan
• jaminan kematian.
23. Pemberian Pelayanan (UU
Kesehatan no. 36 thn 2009)
PASAL 52
1) Pelayanan kesehatan terdiri atas:
– pelayanan kesehatan perseorangan; dan
– pelayanan kesehatan masyarakat.
2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif.
PASAL 53
1) Pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan dan keluarga.
2) Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit suatu kelompok dan masyarakat.
Pelayanan Kesehatan (UU Kesehatan
no. 36 thn 2009)
• Pelayanan kesehatan promotif: lebih mengutamakan
kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.
• Pelayanan kesehatan preventif: kegiatan pencegahan
terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.
• Pelayanan kesehatan kuratif: kegiatan pengobatan yang
ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit,
atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita
dapat terjaga seoptimal mungkin.
• Pelayanan kesehatan rehabilitatif: kegiatan untuk
mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat
sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota
masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
24. Perlindungan Pasien (UU
Kesehatan no. 36 thn 2009)
PASAL 56
1) Setiap orang berhak menerima atau menolak
sebagian atau seluruh tindakan pertolongan
yang akan diberikan kepadanya setelah
menerima dan memahami informasi mengenai
tindakan tersebut secara lengkap.
2) Hak menerima atau menolak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada:
– penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara
cepat menular ke dalam masyarakat yang lebih luas;
– keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri; atau
– gangguan mental berat.
25. Perlindungan Pasien (UU
Kesehatan no. 36 thn 2009)
PASAL 57
1) Setiap orang berhak atas rahasia kondisi
kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan
kepada penyelenggara pelayanan kesehatan.
2) Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi
kesehatan pribadi tidak berlaku dalam hal:
– perintah undang-undang;
– perintah pengadilan;
– izin yang bersangkutan;
– kepentingan masyarakat; atau
– kepentingan orang tersebut.
26. (UU Kesehatan no. 36 thn 2009)
PASAL 64
1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasi
organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat
dan/atau alat kesehatan, bedah plastik dan
rekonstruksi, serta penggunaan sel punca.
2) Transplantasi organ /jaringan tubuh dilakukan
hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang
untuk dikomersialkan.
3) Organ /jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan
dengan dalih apapun.
(UU Kesehatan no. 36 thn 2009)
PASAL 65
1)Transplantasi organ/ jaringan tubuh hanya dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu dan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan tertentu.
2)Pengambilan organ/jaringan tubuh dari seorang donor
harus memperhatikan kesehatan pendonor yang
bersangkutan dan mendapat persetujuan pendonor
dan/atau ahli waris atau keluarganya.
PASAL 123
1)Pada tubuh yang telah terbukti mati batang otak dapat
dilakukan tindakan pemanfaatan organ sebagai donor untuk
kepentingan transplantasi organ
2.2 Elemen-elemen dalam Model Proses Komunikasi
Source Receiver
Sends Message Receives
Feedback
Noise
· Physical
distraction
· Semantic problems
· Cultural
differences
· Absence of
Sumber (source) atau kadang disebut juga pengirim pesan adalah orang yang
• Sumber (source) : orang yang menyampaikan pemikiran atau informasi
yang dimilikinya.
– bertanggungjawab menerjemahkan ide (encoding) menjadi sesuatu
suatu pesan baik verbal, tulisan, dan atau non verbal, atau kombinasi.
• Disampaikan melalui saluran (channel) yang sesuai
• Pesan diterima oleh receiver yang akan menerjemahkan pesan (decoding)
berdasarkan batasan pengertian yang dimiliki.
• Bisa terjadi kesenjangan antara yang dimaksud source dengan yang
dimengerti receiver o.k. adanya penghambat (noise).
• Penghambat : perbedaan sudut pandang, pengetahuan atau pengalaman,
perbedaan budaya, masalah bahasa, dan lainnya.
• Umpan balik/ feedback penting sebagai proses klarifikasi untuk
menghindari salah interpretasi.
• Dalam hubungan dokter-pasien, baik dokter maupun pasien dapat
berperan sebagai source dan receiver secara bergantian komunikasi 2
arah
28. Simpati dan Empati
• Empati merupakan perasaan yang mampu
menempatkan kita dalam sudut pandang pasien yang
menghadapi masalah/ keluhan yang dialami.
• Empati menempatkan kita secara obyektif dan
memungkinkan kita memberikan tanggapan yang tepat
pada pasien mengenai ketakutan dan kekhawatirannya
tanpa perlu terseret dalam perasaan subyektif dan
emosi yang mengganggu penilaian kita.
• Simpati menjadikan dokter yang seharusnya
memberikan penilaian obyektif menjadi terganggu
karena adanya unsur emosi yang menguasai.
Refleksi Isi & Perasaan
• Refleksi isi: dokter merangkum dan
mengungkapkan kembali inti pembicaraan
pasien. Hal ini dilakukan untuk
mengkonfirmasi informasi yang diterima dari
pasien ke dokter
• Refleksi perasaan: dokter mengungkapkan
perasaan, kekhawatiran, ketakutan, serta
harapan pasien mengenai kondisinya
29. Five Star Doctor (WHO)
• Penyedia Pelayanan Kesehatan & Perawatan (Care provider)
– melakukan pelayanan medis secara komprehensif dan holistik karena pasien
adalah bagian tak terpisahkan dari keluarga, komunitas, lingkungannya.
– menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi,
komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam
wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan
mempercayai
• Pengambil Keputusan (Decision-maker)
– Mampu membuat keputusan klinis yg ilmiah dan empatik (pengobatan,
pemeriksaan penunjang, dll) berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan
mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk
kepentingan pasien sepenuhnya.
• Komunikator (Communicator)
– Mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif
sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan
kesehatan serta memicu perubahan pola pikir menuju hidup sehat dan
mandiri kepada pasien dan komunitasnya
Five Star Doctor (WHO)
• Pemimpin Masyarakat (Community leader)
– memperoleh kepercayaan dari komunitas yang dilayaninya,
menselaraskan kebutuhan kesehatan individu dan
komunitasnya, memberikan nasihat kepada komunitas,
melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadi
panutan masyaraka
• Pengelola Manajemen (Manager)
– Berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di
dalam maupun di luar sistem kesehatan sehingga mampu
memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya
berdasarkan data kesehatan yang ada.
– Menjadi dokter yang cakap memimpin sarana kesehatan
30. Perpres 12 thn 2013 ttg Jaminan
Kesehatan
PASAL 25
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi:
• pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur
sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku
• pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang
tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus
gawat darurat
• pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan
kerja atau hubungan kerja
• pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri
• pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik
• pelayanan untuk mengatasi infertilitas dengan Manfaat Jaminan
Kesehatan yang diberikan
Perpres 12 thn 2013 ttg Jaminan
Kesehatan
PASAL 25
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi:
• pelayanan meratakan gigi (ortodonsi)
• gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau
alkohol
• gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat
melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri
• pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk
akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif
berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology
assessment)
• pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan
(eksperimen)
• alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu
• perbekalan kesehatan rumah tangga
• pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian
luar biasa/wabah; dan biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan
dengan Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan.
31. Komunikasi efektif
• Tujuan komunikasi efektif dokter-pasiennya:
– mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk
dokter, lebih memberikan dukungan pada pasien, shg lebih efektif &
efisien bagi keduanya
• Disease centered communication style /doctor centered
communication style.
– Komunikasi berdasarkan kepentingan dokter dalam usaha
menegakkan diagnosis, termasuk penyelidikan dan penalaran klinik
mengenai tanda dan gejala-gejala.
• Illness centered communication style/ patient centered
communication style.
– Komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentang
penyakitnya yang secara individu merupakan pengalaman unik.
– Termasuk pendapat pasien, kekhawatirannya, harapannya, apa yang
menjadi kepentingannya serta apa yang dipikirkannya.
32. Kesehatan ibu, bayi, dan anak
(UU Kesehatan no. 36 thn 2009)
PASAL 130
• Pemerintah wajib memberikan imunisasi
lengkap kepada setiap bayi dan anak.
Perpres 12 thn 2013 ttg Jaminan
Kesehatan
PASAL 21
• Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi:
– penyuluhan kesehatan perorangan faktor risiko penyakit &
perilaku hidup bersih & sehat
– imunisasi dasar;
– keluarga berencana; dan
– skrining kesehatan.
• Pelayanan imunisasi dasar meliputi Baccile Calmett Guerin
(BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B (DPT- HB),
Polio, dan Campak.
• Pelayanan keluarga berencana meliputi konseling,
kontrasepsi dasar, vasektomi dan tubektomi bekerja sama
dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana.
33. Hubungan sesama dokter
• KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
• Pasal 18
• Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiriingin diperlakukan.
• Pasal 19
• Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien
dari teman sejawat,kecuali dengan persetujuan
keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.
34. Kegawatdaruratan
• Hubungan Dokter - Pasien dalam Keadaan Gawat
Darurat
• Hubungan dokter-pasien dalam keadaan gawat darurat
sering merupakan hubungan yang spesifik. Dalam
keadaan biasa (bukan keadan gawat darurat) maka
hubungan dokter– pasien didasarkan atas kesepakatan
kedua belah pihak, yaitu pasien dengan bebas dapat
menentukan dokter yang akan dimintai bantuannya
(didapati azas voluntarisme).
• Demikian pula dalam kunjungan berikutnya, kewajiban
yang timbul pada dokter berdasarkan pada hubungan
yang telah terjadi sebelumnya (pre-existing
relationship). Dalam keadaan darurat hal di atas dapat
tidak ada dan azas voluntarisme dari keduabelah pihak
juga tidak terpenuhi
• Apabila seseorang bersedia menolong orang lain
dalam keadaan darurat, maka ia harus
melakukannya hingga tuntas dalam arti ada pihak
lain yang melanjutkan pertolongan itu atau
korban tidak memerlukan pertolongan lagi.
• Dalam hal pertolongan tidak dilakukan dengan
tuntas maka pihak penolong dapat digugat
karena dianggap mencampuri/ menghalangi
kesempatan korban untuk memperoleh
pertolongan lain (loss of chance).
35. Penanganan dengan risiko
• Pasal 5 : Perbuatan Melemahkan Psikis
maupun Fisik.
• Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang
mungkin melemahkan daya tahan psikis
maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan
pasien/ keluarganya dan hanya diberikan
untuk kepentingan dan kebaikan pasien
tersebut.
36. Rekam Medis
A. Pengobatan Pasien
• Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan
pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan
kepada pasien.
B. Peningkatan Kualitas Pelayanan
• Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran
dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan
untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan
masyarakat yang optimal.
C. Pendidikan dan Penelitian
• Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis
penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis,
bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran
dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.
D. Pembiayaan
• Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk
menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana
kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti
pembiayaan kepada pasien.
E. Statistik Kesehatan
• Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan,
khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan
masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada
penyakit-penyakit tertentu.
F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik
• Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga
bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.
37-38. Komunikasi dokter-pasien
• Di dalam komunikasi dokter-pasien, ada dua
sesi yang penting, yaitu sesi pengumpulan
informasi yang di dalamnya terdapat proses
anamnesis, dan sesi penyampaian informasi.
Tanpa penggalian informasi yang akurat,
dokter dapat terjerumus ke dalam sesi
penyampaian informasi (termasuk nasihat,
sugesti atau motivasi dan konseling) secara
prematur. Akibatnya pasien tidak melakukan
sesuai anjuran dokter.
Ada empat langkah yang terangkum dalam
satu kata untuk melakukan komunikasi, yaitu
SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family
Health Nutrition, Depkes RI, 1999).
• S = Salam
• A = Ajak Bicara
• J = Jelaskan
• I = Ingatkan
39-40. Kewajiban dan hak dokter
Sebagaimana lazimnya suatu perikatan, perjanjian medik pun
memberikan hak dan kewajiban bagi dokter. Dalam Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, hak dan
kewajiban dokter atau dokter gigi terdapat dalam paragraf 6, yaitu;
Kewajiban Dokter/Dokter Gigi
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai
keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,
bahkan juga setelah pasien meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali
bila ia yakin ada orang lain yang bertugas mampu melakukannya;
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
kedokteran atau kedokteran gigi.
Hak Dokter/Dokter Gigi
– memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
– memberikan pelayanan medis menurut standar
profesi dan standar prosedur operasional;
– memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
pasien atau keluarganya; dan
– menerima imbalan jasa.
41. Etik Kedokteran
• Kaidah dasar moral terdiri atas:
1. Autonomy: pasien dapat mengambil keputusan
sendiri & dijamin kerahasiaan medisnya → dasar
informed consent & kerahasiaan medis
2. Nonmaleficence (Do No Harm): tidak dengan
sengaja melakukan tindakan yang malah
merugikan/invasif tanpa ada hasilnya → dasar agar
tidak terjadi kelalaian medis
3. Beneficence: mengambil langkah yang bermanfaat,
untuk mencegah atau menghilangkan sakit
4. Justice: perlakuan yang sama untuk kasus yang sama
42. Komunikasi Dokter-Pasien
• Komunikasi dokter pasien harus dilandasi
dengan rasa empati
• Rasa empati yang tumpul dapat menyebabkan
berkurangnya informasi yang didapat
• Pada kasus ini seorang wanita tampak cemas
dan ragu-ragu. Melihat hal tersebut,
seharusnya seorang dokter memberikan
kenyamanan dan menanyakan apakah masih
ada yang ignin ditanyakan.
43. Hubungan dokter-pasien
• Hubungan antara dokter dengan pasien yang
seimbang atau setara dalam ilmu hukum disebut
hubungan kontraktual.
• Hubungan kontraktual atau kontrak terapeutik
terjadi karena para pihak, yaitu dokter dan pasien
masing-masing diyakini mempunyai kebebasan
dan mempunyai kedudukan yang setara.
• Kedua belah pihak lalu mengadakan suatu
perikatan atau perjanjian di mana masing-masing
pihak harus melaksanakan peranan atau
fungsinya satu terhadap yang lain. Peranan
tersebut berupa hak dan kewajiban.
44. Rahasia Kedokteran
• Physician may not disclose any medical
information revealed by a patient or discovered
by a physician in connection with the treatment
of a patient (American Medical Association)
• Hippocratic Oath : ” Apapun yang saya lihat
dengar atau lihat, tentang kehidupan seseorang
yang tidak patut disebarluaskan, tidak akan saya
ungkapkan, karena saya harus merahasiakannya”
• Diatur dalam PP. No. 10 Tahun 1966 tentang
wajib simpan rahasia kedokteran, dan dapat
dipidana dengan Pasal 322 KUHP jika dilanggar
45. Keterampilan Berkomunikasi
Keterampilan berkomunikasi berlandaskan empat unsur yang merupakan
inti komunikasi:
- Sumber (yang menyampaikan informasi). Siapa dia? Seberapa luas/dalam
pengetahuannya tentang informasi yang disampaikannya?
- Isi pesan (apa yang disampaikan). Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu
disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media penyampaian,
penerimanya.
- Media yang digunakan. Apakah hanya berbicara? Apakah percakapan
dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon, menggunakan lembar
lipat, buklet, vcd, peraga).
- Penerima (yang diberi informasi). Bagaimana karakternya? Apa
kepentingannya? (langsung, tidak langsung). Keempat unsur ini masih
perlu dilengkapi dengan umpan balik. Dokter sebagai sumber atau
pengirim pesan harus mencari tahu hasil komunikasinya (apa yang
dimengerti pasien?).
46. Pemberian Informasi Medis
Menyadari bahwa tidak semua pasien dapat
memahami informasi dari dokter, di samping
kemungkinan pasien sendiri tidak mampu
mengemukakan keluhannya karena keadaannya tidak
memungkinkan, perlu diperhatikan adanya 4 kelompok
pasien yang tidak perlu mendapat informasi secara
langsung, yaitu:
• Pasien yang diberi pengobatan dengan placebo yaitu
merupakan senyawa farmakologis tidak aktif yang
digunakan sebagai obat untuk pembanding atau
sugesti (suggestif-therapeuticum).
• Pasien yang akan dirugikan jika mendengar informasi
tersebut, misalnya karena kondisinya tidak
memungkinkan untuk mendengarkan informasi yang
dikhawatirkan dapat membahayakan kesehatannya.
• Pasien yang sakit jiwa dengan tingkat gangguan
yang sudah tidak memungkinkan untuk
berkomunikasi (cara berpikirnya tidak realistis,
tidak bisa mendengar karena terperangkap oleh
pemikirannya sendiri; menarik diri dari
lingkungan dan mungkin hidup dalam dunia
angannya sendiri, sulit kontak atau berkomunikasi
dengan orang lain; tidak peduli pada dirinya
sendiri maupun orang lain/lingkungan, tidak
peduli pada tampilannya, tidak merawat diri;
mpikirnya tidak jelas, tidak logis; afeksi sukar atau
tidak tersentuh).
• Pasien yang belum dewasa. Seseorang dikatakan
cakap-hukum apabila ia pria atau wanita telah
berumur 21 tahun, atau bagi pria apabila belum
berumur 21 tahun tetapi telah menikah. Pasal
1330 KUH Perdata, menyatakan bahwa seseorang
yang tidak cakap untuk membuat persetujuan
adalah orang yang belum dewasa. Menurut KUH
Perdata Pasal 1330, belum dewasa adalah belum
berumur 21 tahun dan belum menikah.
Permenkes tersebut menyatakan umur 21 tahun
sebagai usia dewasa.
47. Kewajiban Pasal 10
(penghormatan hak-hak pasien dan sejawat)
• Seorang dokter wajib menghormati hak-hak
pasien, teman sejawatnya, dan tenaga
kesehatan lainnya, serta wajib menjaga
kepercayaan pasien
• Berdasarkan
pedoman
penyelangg
araan
praktik
kedokteran
Bab II Pasal
(1)
62. STR Sementara
63. Persyaratan RS kelas D Pratama
• Persyaratan yang harus dipenuhi bagi Fasilitas
Kesehatan Tingkat pertama, khususnya untuk
Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara,
yaitu:
– Surat Ijin Operasional
– Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang
berpraktik
– Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan
– Perjanjian Kerjasama dengan jejaring jika diperlukan
– Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang
terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional
• PMK No.71 Thn 2013 mengenai Pelayanan Kesehatan pada JKN
Bagian Kedua tentang Persyaratan, Seleksi, dan Kredensialing
64. Asuhan Klinis yang Baik
NO
ERROR ACCEPTABLE
RISKS ADVERSE
UNFORESEEABLE EVENTS
RISKS
PREVENTABLE
PREVENTABLE
ACTIVE ERRORS ADVERSE
ADVERSE EVENTS
EVENTS
LATENT
ERRORS (Error of planning &
error of execution) NEGLIGENT
ADVERSE EVENTS
DUTY + BREACH OF DUTY (KELALAIAN MEDIS)
+ DAMAGE
+ CAUSAL
MEDICAL ERRORS
DILIHAT DARI KONTRIBUSINYA
• LATENT ERRORS
– CENDERUNG BERADA DI LUAR KENDALI OPERATOR GARIS
DEPAN; SEPERTI DESAIN BURUK, INSTALASI TAK TEPAT,
PEMELIHARAAN BURUK, KESALAHAN KEPUTUSAN
MANAJEMEN, STRUKTUR ORGANISASI YG BURUK
• ACTIVE ERROR
– KESALAHAN PADA TINGKAT OPERATOR GARIS DEPAN
• MALFEASANCE
– MELAKUKAN TINDAKAN YG MELANGGAR HUKUM (UNLAWFUL /
IMPROPER)
– SEJAJAR DENGAN ERROR OF PLANNING
– MIS. TINDAKAN MEDIS TANPA INDIKASI
• MISFEASANCE
– IMPROPER PERFORMANCE YG AKIBATKAN CEDERA
– SEJAJAR DENGAN ERROR OF EXECUTION
– MIS. TINDAKAN MEDIS TAK SESUAI PROSEDUR
• NONFEASANCE
– TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN YG MERUPAKAN KEWAJIBAN
66. UU No.24 thn 2011 ttg BPJS
67. Kendali Mutu dan Biaya BPJS
• PMK No.71 Thn 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN Bab VI
mengenai Kendali Mutu dan Kendali Biaya
68. PERMENKES No 71 Tahun 2013
Pasal 24 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN
15 35 50
Ya
Tidak 20 30 50
35 65 100
RP:
RP:
15/(15+35) = 0.75
a/(a+b) : c/(c+d)
20/(20+30)
70. Occupancy rate
• Produktivitas DLP terkait langsung dengan
waktu efektif yang tersedia untuk melayani
pasien. Sebagaimana profesi lainnya, DLP
bekerja 40 jam per minggu, atau 8 jam per
hari sepanjang hari kerja setahun.
• Dengan memperhitungkan jumlah hari libur
nasional, Sabtu/Minggu, cuti tahunan, maka
waktu kerja DLP adalah sekitar 2.268
jam/tahun
• Pada tabel berikut ini disajikan kegiatan rutin DLP dalam
memanfaatkan 2.268 jam waktu kerjanya dengan proporsi
waktu yang ideal, yaitu 80% untuk tatap muka melayani
pasien (peserta baru, kasus baru, kasus lama, edukasi,
tindakan medik, dan kunjungan rumah), dan 20% untuk
kegiatan lain.
• Dengan proporsi waktu tersebut DLP dapat melayani 7.180
kunjungan atau sekitar 28 kunjungan per hari dengan
variasi waktu tatap muka yang berbeda.
• Produktivitas ini dipengaruhi oleh keterampilan, cara kerja,
standar sarana dan perangkat kerja, serta dukungan dari
tim kerja DLP.
• Potensi produktivitas seorang DLP dalam setahun adalah
sekitar 7.180 kunjungan (dibulatkan menjadi 7.200
kunjungan). Angka ini disebut 1 full time equivalent atau 1
FTE.
• Occupancy rate atau angka akupansi DLP adalah
persentase jumlah kunjungan yang dilayani DLP dalam 1
tahun terhadap potensi produktivitasnya dalam kerja
penuh waktu selama 1 tahun (1 FTE).
• Seorang DLP mempunyai 1500 peserta JKN. Dengan asumsi angka
kunjungan populasi tersebut adalah 3 kali/peserta-tahun, maka
perkiraan kunjungan setahun adalah 1500 x 3 = 4.500 kunjungan.
• 1 FTE untuk seorang DLP adalah 7.180 kunjungan, maka angka kesibukan
DLP adalah 4.500/7.180 x 100%
reflection-on-presentation-2-sampling.html
Cluster Sampling disebut juga sebagai teknik sampling daerah. Teknik ini digunakan
apabila populasi tersebar dalam beberapa daerah, propinsi, kabupaten,
kecamatan, dan seterusnya
Snowball Sampling Dari sampel yang sedikit tersebut peneliti mencari informasi sampel lain
dari yang dijadikan sampel terdahulu, sehingga makin lama jumlah
sampelnya makin banyak
Quota Sampling anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah tertentu
(kuota) dengan ciri-ciri tertentu
Convenience sampling mengambil sampel secara sembarang (kapanpun dan dimanapun
menemukan) asal memenuhi syarat sebagai sampel dari populasi
tertentu
optimized by optima
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Bumi aksara.
When population is small,
homogeneous & readily
available. All subsets of the
frame are given an equal
probability.
Teknik Keterangan
Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.
Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis
menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika
Nominal data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori
tertentu. Contoh: laki-laki dan perempuan
Ordinal data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secara
berjenjang menurut besarnya. Contoh: miskin, menengah, kaya
Numerik Terdapat informasi peringkat yang lengkap dan dapat di ukur.
Interval = tidak memiliki nilai 0 mutlak suhu
Rasio = memiliki nilai 0 mutlak kadar obat
optimized by optima
Sastroasmoro S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Sagung Seto. Jakarta: 2002.
Data
Kategori Numerik
Diskret Kontinu
optimized by optima
82. Rekam Medis
• Dalam Pasal 47 ayat (1) UU Praktek Kedokteran bahwa dokumen rekam medis
milik dokter, doktek gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam
medis milik pasien.
• Permenkes Rekam Medis Pasal 11 ayat (2) yang menyatakan “pimpinan sarana
pelayanan kesehatan dapat menjelaskan” isi rekam medis secara tertulis atau
langsung kepada pemohon tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-
undangan
• Penyidik dapat meminta kopi rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan yang
menyimpannya, untuk melengkapi alat bukti yang diperlukan dalam perkara
hukum (pidana).
83. Etika Klinis
• Medical Indication
(terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai … dari sisi etik
kaidah yang digunakan adalah beneficence dan nonmaleficence)
• Patient Preferrence
(terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan beban yang
akan diterimanya … cerminan kaidah otonomi)
• Quality of Life
(aktualisasi salah satu tujuan kedokteran :memperbaiki, menjaga atau
meningkatkan kualitas hidup insani … terkait dengan beneficence,
nonmaleficence & otonomi)
• Contextual Features
(menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi pembuatan
keputusan, spt faktor keluarga, ekonomi, budaya … kaidah terkait
justice)
Etika Klinis
(Jonsen, siegler & winslade, 2002)
84. Calgary Cambridge
Calgary Cambridge
85. Relative risk
• Risiko munculnya penyakit pada populasi yang
terpajan risiko (relatif terhadap populasi yang tidak terpajan risiko)
86. Foodborne illness
• Yang dimaksud dengan foodborne illness/ poisoning
ialah timbulnya sindroma klinik disebabkan karena
memakan makanan tertentu. Tujuan dari penyelidikan
yang dilakukan oleh petugas kesehatan meliputi:
– Identifikasi macam makanan/ minuman yang tersangka
mengandung racun atau mikroorganisme patogen.
– Menjelaskan/ mengetahui keterangan tentang penyebab
sakit atau (causative agents) dan sumbernya.
– Menentukan faktor-faktor yang menunjang/
mempengaruhi terjadinya peristiwa keracunan.
– Mencegah terjadinya peristiwa yang sama dikemudian
hari.
87. Klasifikasi Kasus
Klasifikasi kasus menurut kriteria pemeriksaan klinis, epidemiologis, dan laboratoris
Kasus mungkin (probable Tanda dan gejala klinis cocok dengan penyakit, terdapat bukti
case, presumptive case) epidemiologis, terdapat bukti laboratorium yang mengarah tetapi
belum pasti, yang menunjukkan tengah atau telah terjadi infeksi
Kasus pasti (confirmed Terdapat bukti pasti laboratorium (serologis, biokimia, bakteriologis,
case, definite case) virologis, parasitologis) bahwa tengah atau telah terjadi infeksi, dengan
atau tanpa kehadiran tanda, gejala klinis, atau bukti epidemiologis
Pengertian
Merupakan proses pengiriman kembali
pesan, baik mengenai apa yang telah
disampaikan maupun emosi-emosi
yang melibatkannya.
.
Mendengarkan Aktif
Tujuan
Tujuan mendengarkan aktif, tidak semata-
mata mengulangi kata-kata yang
disampaikan LAWAN BICARA, tetapi dapat
menyampaikan kembali pesan secara
keseluruhan -- verbal maupun non-verbal–
isi maupun perasaan yang melingkupinya.
Teknik Mendengarkan Aktif
• Merefleksikan kembali isi
Merefleksikan kembali apa yang telah
disampaikan oleh klien. Hal ini juga berfungsi
memberikan perhatian yang lebih besar pada
klien, sehingga klien termotivasi untuk
menyampaikan masalahnya.
• Merefleksikan kembali perasaan.
• Menanyakan kembali
93. Rahasia Pasien
94. Patient safety
NEAR MISS
Adalah tindakan yg dapat mencederai pasien,
tetapi tidak mengakibatkan cedera karena
faktor kebetulan, pencegahan atau mitigasi
ERRORS
VIOLATION Setiap cedera yang lebih disebabkan oleh
manajemen medis drpd akibat penyakitnya
ADVERSE
EVENTS
UNPREVENTABLE