Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN

PENELITIAN INSTITUSI

Identifikasi Status Gizi dan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Sebagai

Deteksi Dini Faktor Resiko Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas

Cilacap Tengah I

Tim Pengusul :

Rochany Septiyaningsih,S.ST,. MPH (Ketua/0608098701)


Septiana Indratmoko, M.Sc., Apt (Anggota 1/0607098602)
Frisca Dew Yunadi., S.ST., M.Kes (Anggota 2/0617078901)
Alvi Meilawati (Anggota 3/206118013)
Witi Sukesih (Anggota 4/206118006)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH
CILACAP
2019
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .............................................................................................. i


Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
Ringkasan ......................................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang .............................................................................. 1
b. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
c. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
d. Luaran Penelitian ........................................................................... 3
e. Kontribusi Penelitian ..................................................................... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
a. Status Gizi Dalam Kehamilan ....................................................... 4
b. Kekurangan Energi Kronik ............................................................ 12
c. Anemia Dalam Kehamilan ............................................................. 13
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi dan Anemia ....... 15
BAB 3. METODE PENELITIAN
a. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 18
b. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 18
c. Populasi dan Sampling................................................................... 18
d. Definisi Operasional ...................................................................... 19
e. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 19
f. Analisis Data .................................................................................. 20
g. Roadmap Penelitian ....................................................................... 21
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
a. Biaya Penelitian ............................................................................. 22
b. Jadwal Penelitian ........................................................................... 22
BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Umur .............................................................................................. 23
b. Paritas ............................................................................................. 24
c. Lingkar Lengan Atas...................................................................... 25
d. Usia Kehamilan .............................................................................. 26
e. Pendidikan...................................................................................... 27
f. Pendapatan ..................................................................................... 28
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan .................................................................................... 29
b. Saran .............................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Justifikasi Anggaran Penelitian
Lampiran 2. Anggaran
RINGKASAN

1. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting untuk
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan yang tersedia. Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2017 sebanyak 475 kasus, mengalami penurunan dibandingkan dengn jumlah
kasus tahun 2016 yang sebanyak 602 kasus. AKI yang tinggi pada hakekatnya juga
ditentukan oleh status gizi ibu hamil. Ibu hamil dengan status gizi buruk cenderung
dihadapkan pada risiko kematian yang lebih besar, sampai saat ini masih banyak ibu
hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi
Kronik (KEK) dan anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana kadar
hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar hemoglobin 10,5 g%
pada trimester 2. Dampak anemia pada ibu hamil dan janin sangat bervariasi yaitu dari
ringan sampai berat. Bila kadar hemoglobin lebih rendah dari 6g/dl, maka dapat timbul
komplikasi yang signifikan pada ibu dan janinnya. Kadar hemoglobin serendah itu tidak
dapat mencukupi kebutuhan oksigen janin dan dapat menyebabkan gagal jantung pada
ibu. Selain itu anemia pada ibu hamil juga dapat menyebabkan hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, abortus, lamanya waktu persalinan
karena kurangnya daya dorong Rahim, perdarahan, infeksi. Beberapa faktor yang
berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil meliputi, umur, paritas, status
ekonomi, pengetahuan, tingkat pendidikan dan kepatuhan konsumsi tablet Fe.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan faktor risiko anemia pada ibu hamil.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil anemia bulan Januari-Agustus 2019
sejumlah 72. Sampel penelitian diambil dengan teknik total sampling. Penelitian ini di
analisis dengan analisis univariat. Hasil penelitian faktor risiko kejadian anemia pada
ibu hamil berdasarkan umur di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I sebagian
besar tergolong kategori reproduksi tidak berisiko yaitu sejumlah 58 orang (80,6%),
paritas multigravida sejumlah 53 orang (73,3%), tidak KEK sejumlah 66 orang
(91,7%), usia kehamilan trimester III sejumlah 65 orang (90,4%), pendidikan tinggi
sejumlah 50 orang (69,5%) dan pendapatan tinggi sejumlah 59 orang (81,9%).
FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS CILACAP TENGAH I TAHUN 2019

BAB. 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting untuk
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan yang tersedia. Hasil Survey Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) tahun 2015 menyatakan AKI di Indonesia yaitu 305 per 100.000
Kelahiran Hidup (KH). AKI tersebut masih belum mencapai target Sustainable
Development Goals (SDGs) yang diharapkan yaitu kurang dari 70 per 100.000
KH (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017
sebanyak 475 kasus, mengalami penurunan dibandingkan dengn jumlah kasus
tahun 2016 yang sebanyak 602 kasus. Dengan demikian AKI Provinsi Jawa
Tengah juga mengalami penurunan dari 109,65 per 100.000 KH pada tahun 2016
menjadi 88,05 per 100.000 KH pada tahun 2017. Kabupaten Cilacap menduduki
peringkat ke enam dengan jumlah AKI pada tahun 2017 sebanyak 20 kasus (Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2017).
Berdasarkan kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah 60% terjadi dalam masa
nifas, 26,32% terjadi pada waktu hamil dan sebesar 13,68% pada waktu
persalinan. Berdasarkan penyebab kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan
sebesar 32,97%, perdarahan sebesar 30,37%, gangguan sistem peredaran darah
sebesar 12,36%, infeksi sebesar 4,34%, gangguan metabolisme sebesar 0,87% dan
lain-lain sebesar 19,09%. Sementara berdasarkan kelompok umur kejadaian
kematian ibu terbanyak adalah pada kelompok umur 20-34 tahun sebesar 66,68%,
kemudian pada kelompok umur ≥ 35 tahun sebesar 29,89% dan pada kelompok
umur ≤ 20 tahun sebesar 4,42% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2017).
AKI yang tinggi pada hakekatnya juga ditentukan oleh status gizi ibu hamil.
Ibu hamil dengan status gizi buruk cenderung dihadapkan pada risiko kematian
yang lebih besar, sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami
masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan
anemia (Almatsier, 2004). KEK merupakan keadaan dimana ibu menderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan pada ibu hamil. Ibu hamil diketahui menderita KEK dapat
dilihat dengan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dengan risiko KEK adalah
kurang dari 23,5 cm (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007).
Menurut Supariasa (2002) adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kejadian KEK pada ibu hamil diantaranya faktor langsung (asupan makanan dan
infeksi) dan factor tidak langsung (sosial ekonomi yang meliputi pendapatan,
pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, usia, jarak kehamilan dan faktor perilaku).
Ibu hamil yang mengalami KEK akan menimbulkan masalah baik pada ibu
maupun janinnya. KEK pada ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara
lain perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, infeksi dan
anemia (Waryana, 2010).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana kadar hemoglobin di bawah
11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar hemoglobin 10,5 g% pada trimester 2
(Saifuddin, 2009). Dampak anemia pada ibu hamil dan janin sangat bervariasi
yaitu dari ringan sampai berat. Bila kadar hemoglobin lebih rendah dari 6g/dl,
maka dapat timbul komplikasi yang signifikan pada ibu dan janinnya. Kadar
hemoglobin serendah itu tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen janin dan
dapat menyebabkan gagal jantung pada ibu. Selain itu anemia pada ibu hamil juga
dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel
otak, abortus, lamanya waktu persalinan karena kurangnya daya dorong Rahim,
perdarahan, infeksi (Demmouche dkk, 2011). Beberapa faktor yang berhubungan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil meliputi, umur, paritas, status ekonomi,
pengetahuan, tingkat pendidikan dan kepatuhan konsumsi tablet Fe (Krisnawati,
dkk, 2015).
Survey pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Cilacap Tengah I
didapatkan data pada tahun 2018 didapatkan ibu hamil yang mengalami KEK
sebanyak 61 ibu hamil dan yang mengalami anemia 120 ibu hamil. Ibu hamil
yang mengalami KEK akan menjadi faktor risiko terjadinya anemia. Anemia pada
ibu hamil menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan perdarahan
postpartum. Dimana perdarahan merupakan penyebab kedua kematian ibu di
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi faktor risiko kejadian
anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I”.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana identifikasi faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I tahun 2019?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Selatan I tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan umur
ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I tahun 2019.
b. Mengidentifikasi kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan paritas
di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I tahun 2019.
c. Mengidentifikasi kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan tingkat
pendidikan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I tahun
2019.
d. Mengidentifikasi kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan
pendapatan di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I tahun 2019
e. Mengidentifikasi kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan lingkar
lengan atas di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I tahun 2019
f. Mengidentifikasi kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan usia
kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I tahun 2019
1.4. Luaran Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu artikel ilmiah
yang dapat diakses melalui Jurnal Kesehatan Al Irsyad. Hasil penelitian ini
juga diharapkan dapat dijadikan sebagai materi pada mata kuliah di Prodi D3
Kebidanan salah satunya adalah mata kuliah asuhan kehamilan.
1.5. Kontribusi Penelitian
1. Bagi Penulis
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman tentang penelitian.
2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam mengembangkan
kompetensi mahasiswa.
3. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu hamil mengenai status gizi
dan anemia dalam kehamilan sehingga dapat melakukan pencegahan dan
penanggulangannya.
4. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi masukan untuk program penyuluhan kesehatan
pada ibu hamil dalam upaya penurunan angka kematian ibu.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Status Gizi Dalam Kehamilan
2.1.1. Status Gizi Kehamilan
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan selama masa
kehamilan karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu
guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Menurut Hendrawan Nasedul
yang dikutip oleh Mitayani (2010), gizi pada saat kehamilan adalah zat
makanan atau menu yang takaran semua zat gizinya dibutuhkan oleh ibu hamil
setiap hari dan mengandung zat gizi seimbang dengan jumlah sesuai
kebutuhan dan tidak berlebihan. Kondisi kesehatan ibu sebelum dan sesudah
hamil sangat menentukan kesehatan ibu hamil. Sehingga demi suksesnya
kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik,
dan selama hamil harus mendapat tambahan energi, protein, vitamin, dan
mineral (Kusmiyati, 2009).
2.1.2. Penilaian Gizi Dalam Kehamilan
Penilaian status gizi merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi
seseorang dengan cara mengumpulkan data penting baik yang bersifat
subjektif maupun yang bersifat objektif. Status gizi janin ditentukan antara
status gizi ibu sebelum dan selama dalam kehamilan dan keadaan ini
dipengaruhi oleh status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh keadaan
sosial ekonomi, keadaan kesehatan dan gizi ibu, paritas dan jarak
kehamilan jika yang dikandung bukan anak yang pertama. Penilaian Status
Gizi Ibu Hamil meliputi:
a. Berat Badan
Berat badan sebelum hamil dan perubahan berat badan selama
kehamilan berlangsung merupakan parameter klinik yang penting untuk
memprediksikan berat badan bayi lahir rendah. Wanita dengan berat badan
rendah sebelum hamil atau kenaikan berat badan rendah sebelum hamil
atau kenaikan berat badan tidak cukup banyak pada saat hamil cenderung
melahirkan bayi BBLR. Kenaikan berat badan selama kehamilan sangat
mempengaruhi massa pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada ibu-ibu
hamil yang status gizi jelek sebelum hamil maka kenaikan berat badan pada
saat hamil akan berpengaruh terhadap berat bayi lahir. Kenaikan tersebut
meliputi kenaikan komponen janin yaitu pertumbuhan janin, plasenta dan
cairan amnion. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan
memantau pertumbuhan janin. Pada akhir kehamilan kenaikan berat
hendaknya 12,5-18 kg untuk ibu yang kurus. Sementara untuk yang
memiliki berat ideal cukup 10-12 kg sedangkan untuk ibu yang tergolong
gemuk cukup naik < 10 kg .
b. Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin (Hb) adalah komponen darah yang bertugas
mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Untuk level
normalnya untuk wanita sekitar 12-16 gram per 100 ml sedang untuk pria
sekitar 14-18 gram per 100 ml. Pengukuran Hb pada saat kehamilan
biasanya menunjukkan penurunan jumlah kadar Hb. Hemoglobin
merupakan parameter yang digunakan untuk menetapkan prevalensi
anemia. Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling banyak
ditemukan pada ibu hamil. Kurang lebih 50% ibu hamil di Indonesia
menderita anemia. Anemia merupakan salah satu status gizi yang
berpengaruh terhadap BBLR. Pengukuran kadar haemoglobin dilakukan
sebelum usia kehamilan 20 minggu dan pada kehamilan 28 minggu.
c. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Pengukurann LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko
kekurangan energi protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran
LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam
jangka pendek. Pengukuran LILA digunakan karena pengukurannya sangat
mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Beberapa tujuan pengukuran
LILA adalah mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu,
masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral.
Ambang Batas LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5
cm atau di bagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai
risiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah
(BBLR). BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan
pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.
Cara pengukuran LILA
Pengukuran LILA dilakukan melalui urut-urutan yang telah ditetapkan.
Ada 7 urutan pengukuran LILA, Yaitu:
a) Tetapkan posisi bahu dan siku
b) Letakkan pita antara bahu dan siku
c) Tentukan titik tengah lengan
d) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan
e) Pita jangan terlalu ketat
f) Pita jangan terlalu longgar
g) Cara pembacaan skala harus benar
2.1.3. Kebutuhan Asupan Makanan Ibu Hamil
a. Energi
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang
meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan
plasenta, pembuluh darah, dan jaringan yang baru (Almatsier, 2009). Selain
itu, tambahan kalori dibutuhkan sebagai cadangan lemak serta untuk proses
metabolisme jaringan baru (Mitayani, 2010). Ibu hamil memerlukan sekitar
80.000 tambahan kalori pada kehamilan. Widyakarya Nasional Pangan dan
Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebesar 300 kkal/hari untuk ibu
hamil trimester ketiga. Dengan demikian dalam satu hari asupan energi ibu
hamil trimester ketiga dapat mencapai 2300 kkal/hari. Kebutuhan energi
yang tinggi paling banyak diperoleh dari bahan makanan sumber lemak,
seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Setelah itu
bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian, dan
gula murni (Almatsier, 2009).
b. Protein
Penambahan protein selama kehamilan tergantung kecepatan
pertumbuhan janinnya. Kebutuhan protein pada trimester I hingga trimester
II kurang dari 6 gram tiap harinya, sedangkan pada trimester III sekitar 10
gram tiap harinya. Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004
menganjurkan penambahan 17 gram tiap hari. Kebutuhan protein bisa
didapat dari nabati maupun hewani. Sumber hewani seperti daging tak
berlemak, ikan, telur, susu. Sedangkan sumber nabati seperti tahu, tempe
dan kacang-kacangan Protein digunakan untuk: pembentukan jaringan baru
baik plasenta dan janin, pertumbuhan dan diferensiasi sel, pembentukan
cadangan darah dan persiapan masa menyusui.
c. Lemak
Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin
selama dalam kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber
tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu, lemak
disimpan untuk persiapan ibu sewaktu menyusui. Kadar lemak akan
meningkat pada kehamilan tirmester III.
d. Karbohidrat
Sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama
kehamilan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin adalah karbohidrat.
Jenis karbohidrat yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti,
serelia, nasi dan pasta. Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan
mineral serta meningkatkan asupan serat untuk mencegah terjadinya
konstipasi.
e. Vitamin
Wanita hamil membutuhkan lebih banyak vitamin dibandingkan
wanita tidak hamil. Kebutuhan vitamin diperlukan untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses diferensiasi sel.
Kebutuhan vitamin meliputi:
1) Asam Folat
Asam folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting
dalam perkembangan embrio. Asam folat juga membantu mencegah neural
tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang. Kekurangan asam
folat dapat menyebabkan kehamilan prematur, anemia, cacat bawaan, bayi
dengan berat bayi lahir rendah (BBLR), dan pertumbuhan janin terganggu.
Kebutuhan asam folat sekitar 600-800 miligram. Menurut Widyakarya
Pangan dan Gizi VI 2004 menganjurkan mengkonsumsi asam folat sebesar
6mg/kg/hr (200 mg). Asam folat dapat didapatkan dari suplemen asam
folat, sayuran berwarna hijau, jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti
gandum.
2) Vitamin A
Vitamin A mempunyai fungsi untuk penglihatan, imunitas,
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A
menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah. Sumber
vitamin A antara lain: buah-buahan, sayuran warna hijau atau kuning,
mentega, susu, kuning telur dan lainnya.
3) Vitamin B
Vitamin B1, vitamin B2, niasin dan asam pantotenat yang dibutuhkan
untuk membantu proses metabolisme. Vitamin B6 dan B12 diperlukan
untuk membentuk DNA dan sel-sel darah merah. Vitamin B6 berperan
dalam metabolisme asam amino.
4) Vitamin C
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari
kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen serta menghantarkan
sinyal ke otak. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi di dalam
tubuh. Ibu hamil disarankan mengkonsumsi 85 miligram per hari. Sumber
vitamin C didapat dari tomat, jeruk, strawberry, jambu biji dan brokoli.
5) Vitamin D
Vitamin D berfungsi mencegah hipokalsemia, membantu penyerapan
kalsium dan fosfor, mineralisasi tulang dan gigi serta mencegah
osteomalacia pada ibu. Sumber vitamin D terdapat pada susu, kuning telur
dan dibuat sendiri oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari.
6) Vitamin E
Vitamin E berfungsi untuk pertumbuhan sel dan jaringan serta
integrasi sel darah merah. Selama kehamilan wanita hamil dianjurkan
mengkonsumsi 2 miligram per hari.
7) Vitamin K
Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan gangguan perdarahan
pada bayi. Pada umumnya kekurangan vitamin K jarang terjadi, karena
vitamin K terdapat pada banyak jenis makanan dan juga disintesis oleh
bakteri usus.
a. Mineral
Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak mineral
dibandingkan sebelum hamil. Kebutuhan mineral diperlukan untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses diferensiasi
sel. Kebutuhan mineral antara lain:
1) Zat Besi
Kebutuhan zat besi akan meningkat 200-300 miligram dan selama
kehamilan yang dibutuhkan sekitar 1040 miligram. Zat besi dibutuhkan
untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang
berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selain itu, zat besi penting
untuk pertumbuhan dan metabolism energi dan mengurangi kejadian
anemia. Defisiensi zat besi akan berakibat ibu hamil mudah lelah dan
rentan infeksi, resiko persalinan prematur dan berat badan bayi lahir
rendah. Untuk mencukupi kebutuhan zat besi, ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi 30 miligram tiap hari. Efek samping dari zat besi adalah
konstipasi dan nausea (mual muntah). Zat besi baik dikonsumsi dengan
vitamin C, dan tidak dianjurkan mengkonsumsi bersama kopi, teh, dan
susu. Sumber alami zat besi dapat ditemukan pada daging merah, ikan,
kerang, unggas, sereal, dan kacang-kacangan.
2) Zat Seng
Zat seng digunakan untuk pembentukan tulang selubung syaraf tulang
belakang. Resiko kekurangan seng menyebabkan kelahiran prematur dan
berat bayi lahir rendah. Kebutuhan seng pada ibu hamil sekitar 20
miligram per hari. Sumber makanan yang mengandung seng antara lain:
kerang, daging, kacang-kacangan, sereal.
3) Kalsium
Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi,
membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi, serta
mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Kebutuhan
kalsium ibu hamil sekitar 1000 miligram per hari. Sumber kalsium didapat
dari ikan teri, susu, keju, udang, sarden, sayuran hijau dan yoghurt.
4) Yodium
Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi yodium sekitar 200 miligram
dalam bentuk garam beryodium. Kekurangan yodium dapat menyebabkan
hipotirodisme yang berkelanjutan menjadi kretinisme.
5) Fosfor
Fosfor berperan dalam pembentukan tulang dan gigi janin serta
kenaikan metabolisme kalsium ibu. Kekurangan fosfor akan menyebabkan
kram pada tungkai.
6) Fluor
Fluor diperlukan tubuh untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
Kekurangan fluor menyebabkan pembentukan gigi tidak sempurna. Fluor
terdapat dalam air minum.
7) Natrium
Natrium berperan dalam metabolisme air dan bersifat mengikat cairan
dalam jaringan sehingga mempengaruhi keseimbnagan cairan tubuh pada
ibu hamil. Kebutuhan natrium meningkat seiring dengan meningkatnya
kerja ginjal. Kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 3,3 gram per minggu.
2.2. Kekurangan Energi Kronik (KEK) Dalam Kehamilan
Masalah gizi pada ibu hamil masih sebagai fokus masalah antara lain
Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang Energy Kronik (KEK). Kekurangan
Energi Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang
buruk disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang
mengandung zat gizi makro yang berlangsung lama atau menahun (Rahmaniar
et al, 2011). Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah suatu keadaan patologis
akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut atau lebih zat
gizi (malnutrisi). Mekanisme timbulnya kekurangan energi kronik berawal
dari faktor lingkungan dan manusia yang didukung dengan kurangnya
konsumsi zat gizi pada tubuh, jika hal itu terjadi maka simpanan zat-zat pada
tubuh akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan bila keadaan itu terus
berlangsung lama, maka simpanan zat gizi tersebut akan habis sehingga
berakibat pada kemerosotan jaringan)
KEK pada ibu hamil yaitu kondisi dimana ibu hamil menderita
kekurangan zat gizi yang berlangsung lama (kronis) bisa dalam beberapa
bulan atau tahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu
hamil dan anak yang dikandungnya. Status ngizi rendah pada ibu hamil
selama masa kehamilan dapat menyebabkan ibu melahirkan bayi BBLR (Berat
Badan Lahir Rendah), anemia pada bayi, mudah terserang infeksi, abortus,
dan terhambatnya pertumbuhan otak janin. Kekurangan zat gizi pada ibu yang
lama dan berkelanjutan selama masa kehamilan akan berdampak lebih buruk
pada janin daripada malnutrisi akut.
Akibat bila ibu hamil kekurangan gizi yaitu ibu lemah dan kurang nafsu
makan, perdarahan dalam masa kehamilan, kemungkinan terjadi infeksi
tinggi, anemia atau kurang darah. Pengaruh pada saat persalinan juga akan
terjadi, antara lain persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
(prematur) dan perdarahan setelah persalinan. Sedangkan pengaruh pada janin
yaitu keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan, anemia pada bayi dan berat
badan lahir rendah (BBLR).
Akibat lain dari KEK pada janin yaitu kerusakan struktur sistem saraf
pusat terutama pada tahap pertumbuhan otak dalam masa kehamilan pada
trimester ke 3 sampai 2 tahun setelah bayi lahir. Defisiensi zat gizi pada saat
perkembangan otak berjalan akan menghentikan sintesis protein dan DNA
sehingga terjadi berkurangnya pertumbuhan otak dan otak yang berukuran
normal berjumlah sedikit. Dampaknya akan terlihat pada struktur dan fungsi
otak pada masa kehidupan medatang dan akan berpengaruh pada intelektual
anak. Ibu hamil yang berisiko KEK dapat diukur melalui Indeks Masa Tubuh
(IMT) dan ukuran lingkar lengan atasnya (LILA).
2.3. Anemia Dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester
2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil,
terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Cunningham. F, 2005).
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat
besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan
pertama kehamilan. Bahkan, jika tidak mengalami anemia pada saat
kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan
lanjutannya. Anemia juga disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan
yang mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam
tubuh (Proverawaty, 2007).
Gejala yang khas pada anemia jenis ini adalah kuku menjadi rapuh dan
menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok, gejala seperti ini disebut
koilorika. Selain itu, anemia jenis ini juga mengakibatkan permukaan lidah
menjadi licin, dinama hal ini karena adanya peradangan pada sudut mulut dan
nyeri pada saat menelan. Gejala anemia pada ibu hamil yang paling sering
dijumpai yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang–kunang , malaise,
lidah luka, nafsu makan turun, konsentrasi hilang dan nafas pendek jika sudah
parah. Bila kadar Hb < 7gr% maka gejala dan tanda anemia akan jelas. Nilai
ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil
berdasarkan kriteria WHO 2001 ditetapkan 3 kategori yaitu:
a. Normal : ≥11 gr/dl
b. Anemia ringan : 9-10 gr/dl
c. Anemia sedang : 7-8 gr/dl
d. Anemia berat : < 7 gr/dl
Keluhan anemia yang paling umum dijumpai pada masyarakat adalah yang
lebih dikenal dengan 5 L yaitu letih, lesu, lemah, lelah dan lalai. Disamping itu
penderita kekurangan zat besi akan menurunkan daya tahan tubuh yang
mengakibatkan mudah terkena infeksi.
Akibat yang akan terjadi pada anemia kehamilan adalah : kehamilan
trimester pertama: abortus, missed abortion dan kelainan congenital,
kehamilan trimester kedua: persalinan premature, gangguan pertumbuhan
janin dalam rahim, BBLR, infeksi dan kematian buat janin dan ibu (Sukarsih,
2002). Pencegahan anemia terutama untuk wanita hamil, wanita pekerja,
maupun wanita yang telah menikah prahamil sudah dilakukan secara nasional
dengan pemberian suplemen pil zat besi. Ibu hamil sangat disarankan minum
pil ini selama 3 bulan yang harus diminum setiap hari (Arief, 2008).
Pencegahan Anemia menurut Waryana (2010)
1) Selalu menjaga kebersihan
2) Istirahat yang cukup
3) Makan-makanan yang bergizi dam banyak mengandung Fe, misalnya:
daun pepaya, kangkung, daging sapi, hati ayam dan susu.
4) Pada ibu hamil dengan rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4
kali selama hamil untuk mendapatkan tablet Fe dan vitamin yang
lainnya pada petugas kesehatan, serta makan makanan yang bergizi 3
kali sehari dengan porsi 2 kali lipat lebih banyak
2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi dan Kejadian Anemia
Dalam kehamilan
2.4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Dalam
Kehamilan
a) Umur Ibu
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang
hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur
muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi
dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu
energi yang besar juga karena fungsi organ yang melemah dan diharuskan
untuk bekerja maksimal, maka memerlukan tambahan energi yang cukup
guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Sehingga usia
yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun,
dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik (Surasih, 2005).
b) Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Faktor pendidikan mempengaruhi pola makan
ibu hamil, tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan
dan informasi tentang gizi yang dimiliki lebih baik sehingga bias
memenuhi asupan gizinya (Supariasa, 2012).
c) Pengetahuan
Tingkat pengetahuan biasanya dikaitkan dengan tingkat Pendidikan
seseorang yang akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan
pemenuhan kebutuhan gizi. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pendidikan
yang kurang menghambat perkembangan seseorang terhadap nilai-nilai
yang baru dikenal (Notoadmojo, 2007). Pendidikan yang tinggi
memudahkan seseorang menerima informasi lebih banyak dibandingkan
dengan pendidikan rendah. Pengetahuan tentang kesehatan yang tinggi
menunjang perilaku hidup sehat dalam pemenuhan gizi ibu selama
kehamilan.
d) Paritas
Paritas adalah jumlah kelahiran seorang wanita. Paritas juga
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi. Ibu
yang pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih maka akan
ditemukan keadaan seperti kesehatan terganggu (anemia dan kurang gizi)
dan kekendoran pada dinding perut dan dinding Rahim (Supariasa, 2012).
e) Pendapatan
Perubahan pendapatan secara langsung dapat mempengaruhi
konsumsi pangan keluarga. Meningkatnya pendapatan berarti
memperbesar peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan
kuantitas yang lebih baik. Sebaliknya penurunan pendapatan berarti
menurunkan dalam hal kualitas dan kuantitas pangan yang dibeli
(Hermawan, 2016). Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makan.
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan
kuantitas hidangan.
2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Dalam Kehamilan
a) Umur Ibu
Menurut Amiruddin (2007), bahwa ibu hamil yang berumur kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan
ibu hamil yang berumur 20 – 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia.
Umur ibu yang ideal dalam kehamilan yaitu pada kelompok umur 20-35
tahun dan pada umur tersebut kurang beresiko komplikasi kehamilan
serta memiliki reproduksi yang sehat.Hal ini terkait dengan kondisi
biologis dan psikologis dari ibu hamil. Sebaliknya pada kelompok umur <
20 tahun beresiko anemia sebab pada kelompok umur tersebut
perkembangan biologis yaitu reproduksi belum optimal. Selain itu,
kehamilan pada kelompok usia diatas 35 tahun merupakan kehamilan
yang beresiko tinggi. Wanita hamil dengan umur diatas 35 tahun juga
akan rentan anemia. Hal ini menyebabkan daya tahan tubuh mulai
menurun dan mudah terkena berbagai infeksi selama masa kehamilan
(Manuaba, 2007).
b) Paritas
Paritas adalah banyaknya bayi yang dilahirkan seorang ibu, baik
melahirkan yang lahir hidup ataupun lahir mati. Resiko ibu mengalami
anemia dalam kehamilan salah satu penyebabnya adalah ibu yang sering
melahirkan dan pada kehamilan berikutnya ibu kurang memperhatikan
asupan nutrisi yang baik dalam kehamilan. Hal ini disebabkan karena
dalam masa kehamilan zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin
yang dikandung (Herlina, 2009). Kecenderungan bahwa semakin banyak
jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian
anemia (Wahyudin, 2008). Menurut Herlina (2006), Ibu hamil dengan
paritas tinggi mempunyai resiko 1.454 kali lebih besar untuk mengalami
anemia di banding dengan paritas rendah. Adanya kecenderungan bahwa
semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi
angka kejadian anemia.
c) Pengetahuan
Pengetahuan ibu sangat berpengaruh atas gizi bayi yang
dikandungnya dan juga pola konsumsi makanan terutama makanan yang
mengandung zat besi, karena apabila kekurangan zat besi pada masa
kehamilan dalam waktu yang relatif lama akan menyebabkan terjadinya
anemia (Notoatmodjo, 2003).
d) Pendidikan
Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada
peningkatan kemampuan berpikir, dengan kata lain seseorang yang
berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih
rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru
dibandingkan dengan individu yang berpendidikan rendah. Tingkat
pendidikan ibu hamil yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi
sehingga pengetahuan tentang anemia dan faktor-faktor yang
berhubungan dengannya menjadi terbatas, terutama pengetahuan tentang
pentingnya zat besi (Budiono, 2009). Menurut penelitian Amirrudin dkk
(2007), faktor yang mempengaruhi status anemia adalah tingkat
pendidikan rendah.
e) Pendapatan
Depkes RI (2009), peran status ekonomi dalam kesehatan sangat
berpengaruh terhadap kesehatan seseorang dan cenderung mempunyai
ketakutan akan besarnya biaya untuk pemeriksaan, perawatan, kesehatan
dan persalinan. Kemiskinan sebagai penyebab gizi kurang menduduki
posisi pertama pada kondisi umum.

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian berdasarkan tujuan adalah penelitian deskriptif yaitu suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan membuat gambaran tentang
faktor risiko kejadian anemia dalam kehamilan.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah
I. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari – Juni 2019.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil anemia pada bulan Januari
sampai dengan Juni 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I
sebanyak 32. Pengambilan sampel dengan total sampling.
3.4. Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala

Variabel Independen
1. Lingkar Lengan Status ibu hamil yang 1. 0 = KEK jika LILA Nominal
Atas (LILA) diukur berdasarkan LILA <23,5cm
2. 1 = Tidak KEK jika
LILA ≥23,5cm
2. Usia Kehamilan Usia kehamilan ibu yang 1. 0 = Timester I Nominal
dilihat dari catatan rekam 2. 1 = Trimester II
medis 3. 2 = Trimester III

3. Umur Lama waktu kehidupan 1. 0 = Berisiko (Usia <20 Nominal


yang telah dialami oleh ibu tahun dan >35 tahun)
hamil 2. = Tidak Berisiko (Usia
20-35 tahun)
4. Paritas Jumlah anak yang 1. 0 = Primigravida Nominal
dilahirkan sampai dengan 2. 1 = Multigravida
hamil ini

5. Pendidikan Jenjang pendidikan formal 1. 0 = Rendah (SD-SMP) Ordinal


terakhir yang berhasil 2. 1 = Tinggi (SMA-PT)
ditamatkan responden

6. Pendapatan Jumlah pendapatan yang 1. 0 = Rendah (dibawah Ordinal


diperoleh oleh keluarga UMR)
yang didapatkan dalam 2. 1 = Tinggi (diatas
waktu satu bulan dan UMR)
dihitung dalam nilai
rupiah

3.5. Teknik Pengumpulan Data


1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yaitu
data yang diperoleh baik langsung dan tidak langsung dari responden. Data
sekunder yang akan dikumpulkan berupa data tentang ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I tahun 2019.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan checklist.
Checklist berisi informasi tentang ukuran LILA, usia ibu, paritas ibu, usia
kehamilan, pendapatan dan pendidikan.
3. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilakukan setelah perijinan penelitian selesai. Cara
pengumpulan data dengan meminta informasi data berupa data tentang
ukuran LILA, usia ibu, paritas ibu, usia kehamilan, pendapatan dan
pendidikan.
3.6. Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses untuk memperoleh data atau data
ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan
rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan
(Notoatmodjo 2010). Sebelum data dimasukkan dalam komputer, maka
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Notoatmodjo 2010) :
a. Editing
Mengedit dalam penelitian ini adalah memeriksa seluruh faktor-faktor
yang mempengaruhi kematian neonatal. Tujuan dari pada editing adalah
untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan.
b. Coding
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden ke dalam
kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi kode
berbentuk angka pada masing-masing jawaban. Dalam penelitian ini
coding untuk faktor-faktor yang mempengaruhi kematian neonatal yaitu
umur ibu, paritas, usia kehamilan, komplikasi bayi dan jenis persalinan.
c. Tabulating
Tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban- jawaban yang sudah
diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan dalam tabel. Pada
penelitian data akan dikelompokkan sesuai dengan kategori yang telah
ditentukan.
2. Analisis Data
Analisis Univariat
Univariat artinya dalam analisis ini hanya menghasilkan disrtribusi dan
persentase dari tiap variabel. Menurut (Sabarguna 2008, h. 61), rumus
yang dipakai adalah :
x
P= x100%
n
Keterangan :
P = persentase
f = frekwensi tiap kategori (jumlah jawaban benar)
n = jumlah sampel (total skor yang diharapkan)
3.7. Roadmap Peneliti

Model manajemen terpadu ibu hamil dengan Goal Prodi D3


KEK dan Anemia berbasis FCC (Family Center Kebidanan
Care)

Model pemenuhan kebutuhan ibu hamil dengan Output akhir riset


KEK dan Anemia dalam upaya penurunan AKI

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Riset pengembangan


kejadian anemia sebagai deteksi dini faktor
risiko kematian ibu

Identifikasi motivasi dan sikap ibu hamil Riset pengembangan


terhadap pemenuhan gizi dan tablet Fe

Identifikasi faktor risiko kejadian anemia hamil Riset ajuan saat ini
sebagai deteksi dini faktor risiko kematian ibu
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1
Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian
No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan
1 Gaji dan upah Rp. 800.000
2 Bahan habis pakai dan peralatan Rp. 2.100.000
3 Perjalanan Rp. 600.000
4 Publikasi Rp. 500.000
5 Biaya monev Rp. 500.000
Total Rp. 4.000.000

4.2 Jadwal Penelitian


Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
Persiapan
Pelaksaan
Penyusunan laporan

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


a. Umur Ibu
Distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil dengan anemia berdasarkan
umur di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I Tahun 2019 disajikan
dalam tabel 5.1 di bawah ini.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil Dengan Anemia Berdasarkan
Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I Tahun 2019
No Kategori Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Berisiko 14 19,4
2 Tidak Berisiko 58 80,6
Jumlah 72 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.1 di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik ibu
hamil dengan anemia berdasarkan umur di wilayah kerja Puskesmas Cilacap
Tengah I sebagian besar tergolong kategori reproduksi tidak berisiko yaitu
sejumlah 58 orang (80,6%) dan sebagian kecil tergolong dalam kategori
reproduksi berisiko yaitu sejumlah 14 orang (19,4%).
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami
anemia di wilayah kerja Puskesmas Cilacap Tengah I berada pada kategori
umur 20-35 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa anemia dapat terjadi pada
semua kelompok umur baik umur berisiko (< 20 tahun dan > 35 tahun)
ataupun pada umur tidak berisiko (20-35 tahun), karena kejadian anemia tidak
hanya dipengaruhi oleh faktor umur saja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ariska (2015) yang
menyimpulkan bahwa ibu hamil yang menderita anemia sebagian berumur 20-
35 tahun sejumlah 27 orang (66,7%). Hal ini kemungkinan karena pada usia
ini adalah usia reproduktif dimana wanita masih aktif untuk bekerja. Penelitian
lain yang dilakukan oleh Diastuti (2014) juga menyimpulkan hasil yang
senada yaitu responden ibu hamil yang mengalami anemia sejumlah 70,20%
berada pada rentang usia 20-35 tahun. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan
Depkes RI (2009) yang menyatakan bahwa usia 20-35 tahun adalah usia yang
paling aman untuk hamil dan melahirkan.
Menurut Revina (2016) meskipun usia 20-35 tahun merupakan usia ideal,
namun itu bukan berarti tidak memiliki risiko sama sekali. Ada risiko yang
masih mungkin dialami oleh seorang wanita ketika hamil pada usia tersebut,
yaitu sejumlah 15% termasuk didalamnya adalah anemia. Hal ini sesuai
dengan penelitian Amiruddin dkk (2007), yang menyatakan bahwa faktor
yang mempengaruhi status anemia tidak hanya usia ibu tetapi ada tingkat
pendidikan, pekerja berat, dan konsumsi tablet Fe < 90 tablet selama
kehamilan.
Penelitian yang dilakukan Ernawatik (2017) menunjukkan bahwa kejadian
anemia pada ibu hamil pada kategori umur tidak berisiko sejumlah 14 orang
(6,67%), pada ibu hamil yang umur berisiko sejumlah 4 orang (1,9%) dengan
hasil uji statistic Uji Chi Square diperoleh nilai Fisher’s Exact Test 0,260 yang
artinya (p > α), karena 0,260 > 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas
Karang Anyar.

b. Paritas
Distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil dengan anemia berdasarkan
paritas di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I Tahun 2019 disajikan
dalam tabel 5.2 di bawah ini.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil Dengan Anemia Berdasarkan
Paritas Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I Tahun 2019
No Kategori Paritas Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Primigravida 19 26,3
2 Multigravida 53 73,3
Jumlah 72 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.2 di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik ibu
hamil dengan anemia berdasarkan paritas di wilayah kerja Puskesmas Cilacap
Tengah I sebagian besar tergolong multigravida yaitu sejumlah 53 orang
(73,3%) dan sebagian kecil tergolong primigravida yaitu sejumlah 19 orang
(26,3%).
Hasil penelitian karakteristik ibu hamil dengan anemia berdasarkan paritas
sebagian besar adalah multigravida sejumlah 53 orang (73,3%). Hal ini sejalan
dengan penelitian Novi (2012) yang melaporkan bahwa ibu hamil yang
mengalami anemia pada multigravida sejumlah 21 orang (70%). Seorang ibu
yang sering melahirkan mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan
berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Paritas
mempengaruhi kejadian anemia pada kehamilan, karena pada kehamilan
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah
ibu dan membentuk sel darah merah janin. Jika persediaan cadangan Fe
minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan
akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya (Manuaba, 2010).
Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Qudsiyah (2012)
didapatkan bahwa tidak terdapat yang positif antara paritas dengan kejadian
anemia pada ibu hamil, hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat
memicu terjadinya anemia pada ibu hamil.

c. Lingkar Lengan Atas


Distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil dengan anemia berdasarkan LILA
di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I Tahun 2019 disajikan dalam
tabel 5.3 di bawah ini.
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil Dengan Anemia Berdasarkan
LILA Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I Tahun 2019
No Kategori Status Frekuensi (f) Persentase (%)
Gizi
1 KEK 6 8,3
2 Tidak KEK 66 91,7
Jumlah 72 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.3 di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik ibu
hamil dengan anemia berdasarkan status gizi di wilayah kerja Puskesmas
Cilacap Tengah I sebagian besar tergolong kategori normal yaitu sejumlah 66
orang (91,7%) dan sebagian kecil tergolong dalam kategori Kurang Energi
Kronis (KEK) yaitu sejumlah 6 orang (8,3%).
Hasil penelitian ini didapatkan mayoritas ibu hamil anemia tidak
mengalami KEK sejumlah 66 orang (91,7%). Hasil ini senada dengan
penelitian Tristiyanti (2006) yang didapatkan hasil ibu hamil anemia yang
tidak KEK sejumlah 27 orang (69,5%) dan yang mengalami KEK 11 orang
(30,5%). Bahkan setelah dilakukan uji korelasi Rank Spearman memberikan
hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara KEK dengan kadar
Hb. Hal ini diduga karena variabel ini tidak secara langsung berhubungan
dengan status anemia. Darlina (2003) menyebutkan deteksi KEK dengan
ukuran LILA yang rendah mencerminkan kekurangan energi dan protein
dalam intake makanan sehari-hari yang biasanya diiringi juga dengan
kekurangan zat gizi lainnya, diantaranya zat besi. Berdasarkan pendapat
tersebut maka kemungkinan ibu hamil yang mengalami ukuran LILA yang
rendah belum dapat dipastikan menderita anemia.

d. Usia Kehamilan
Distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil dengan anemia berdasarkan
usia kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I Tahun 2019
disajikan dalam tabel 5.4 di bawah ini.
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil Dengan Anemia Berdasarkan
Usia Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I Tahun 2019
No Kategori Usia Frekuensi (f) Persentase (%)
Kehamilan
1 Trimester I 2 2,7
2 Trimester II 5 6,9
3 Trimester III 65 90,4
Jumlah 72 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.4 di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik ibu
hamil dengan anemia berdasarkan usia kehamilan di wilayah kerja Puskesmas
Cilacap Tengah I sebagian besar tergolong usia kehamilan trimester III yaitu
sejumlah 65 orang (90,4%) dan sebagian kecil tergolong dalam usia kehamilan
trimester I yaitu sejumlah 2 orang (2,7%).
Hasil penelitian didapatkan mayoritas ibu hamil yang mengalami anemia
adalah ibu hamil trimester III sejumlah 65 orang (90,4%). Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Sambi I Kabupaten
Boyolali oleh Astuti (2018) dengan hasil sebagian besar ibu hamil trimester III
yang mengalami anemia sejumlah 24 orang (63,2%) dan pada trimester II
sejumlah 14 orang (36,8%). Pada ibu hamil trimester I, zat besi yang
dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin
masih lambat. Menginjak trimester II hingga III, volume darah dalam tubuh
ibu hamil akan meningkat sampai 35% ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi
untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut
oksigen lebih banyak untuk janin.
e. Pendidikan
Distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil dengan anemia berdasarkan
pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I Tahun 2019
disajikan dalam tabel 5.5 di bawah ini.
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil Dengan Anemia Berdasarkan
Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I Tahun 2019
No Kategori Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Rendah 22 30,5
2 Tinggi 50 69,5
Jumlah 72 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.5 di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik ibu
hamil dengan anemia berdasarkan pendidikan di wilayah kerja Puskesmas
Cilacap Tengah I sebagian besar tergolong dalam kategori pendidikan tinggi
yaitu sejumlah 50 orang (69,5%) dan sebagian kecil tergolong dalam kategori
pendidikan rendah I yaitu sejumlah 22 orang (30,5%).
Hasil penelitian ini didapatkan mayoritas pendidikan ibu hamil adalah
SMA sebanyak 50 orang (69,5%). Tetapi pada kenyataannya masih banyak
ibu hamil yang mengalami anemia. Dalam hal ini bidan sudah memberikan
informasi mengenai nutrisi ibu, minum Fe secara lisan kepada ibu hamil.
Tetapi dalam menyampaikan informasi tidak menggunakan media alat bantu,
misalnya dengan lembar balik atau leaflet yang bisa memudahkan ibu hamil
untuk menerima informasi. Apabila hanya secara lisan, ibu hamil sulit
menerapkan dan terkadang lupa dengan informasi tersebut. Hal ini sejalan
dengan pendapat Sadiman (2014).
Hasil penelitian ini juga senada dengan penelitian Ariska (2015) yang
menyatakan sebagian besar pendidikan responden adalah SMA 42 orang
(49,2%) dan pendidikan SD 12 orang (14,1%). Penelitian lain dilakukan di
Puskesmas Tembuku Kabupaten Bangli tahun 2014 oleh Restu didapatkan
responden yang memiliki pendidikan rendah berjumlah 7 orang (33,3%),
pendidikan menengah berjumlah 12 orang (57,2%) dan pendidikan tinggi 2
orang (9,5%).
f. Pendapatan
Distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil dengan anemia berdasarkan
pendapatan di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I Tahun 2019
disajikan dalam tabel 5.6 di bawah ini.
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil Dengan Anemia Berdasarkan
Pendapatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I Tahun 2019
No Kategori Pendapatan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Rendah 13 18,1
2 Tinggi 59 81,9
Jumlah 72 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.6 di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik ibu
hamil dengan anemia berdasarkan pendapatan di wilayah kerja Puskesmas
Cilacap Tengah I sebagian besar tergolong dalam kategori pendapatan tinggi
yaitu sejumlah 59 orang (81,9%) dan sebagian kecil tergolong dalam kategori
pendapatan rendah I yaitu sejumlah 13 orang (18,1%).
Hasil pendapatan keluarga ibu hamil dengan anemia berdasarkan tabel di
atas adalah sejumlah 81,9% berpendapatan ≥UMR kabupaten Cilacap. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Sambi I
oleh Astuti (2018) dengan hasil sebagian besar pendapatan keluarga ibu hamil
anemia >UMR kabupaten Boyolali sejumlah 31 orang (81,6%). Pendapatan
keluarga akan mempengaruhi daya beli pangan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Semakin besar pendapatan maka daya beli pangan semakin baik
sehingga mempengaruhi asupan yang dikonsumsi ibu hamil untuk kebutuhan
diri dan juga janinnya. Pemenuhan makanan yang banyak mengandung zat
besi seperti sayuran hijau dan lauk hewani akan berpengaruh pada anemia ibu
hamil (Rini, 2014).
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan umur di Wilayah
Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I sebagian besar tergolong kategori
reproduksi tidak berisiko yaitu sejumlah 58 orang (80,6%) dan sebagian kecil
tergolong dalam kategori reproduksi berisiko yaitu sejumlah 14 orang
(19,4%).
2. Faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan paritas di Wilayah
Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I sebagian besar tergolong multigravida
yaitu sejumlah 53 orang (73,3%) dan sebagian kecil tergolong primigravida
yaitu sejumlah 19 orang (26,3%).
3. Faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan LILA di Wilayah
Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I sebagian besar tergolong kategori normal
yaitu sejumlah 66 orang (91,7%) dan sebagian kecil tergolong dalam kategori
Kurang Energi Kronis (KEK) yaitu sejumlah 6 orang (8,3%).
4. Faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan usia kehamilan di
Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I sebagian besar besar tergolong
usia kehamilan trimester III yaitu sejumlah 65 orang (90,4%) dan sebagian
kecil tergolong dalam usia kehamilan trimester I yaitu sejumlah 2 orang
(2,7%).
5. Faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan pendidikan di
Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I sebagian besar tergolong dalam
kategori pendidikan tinggi yaitu sejumlah 50 orang (69,5%) dan sebagian kecil
tergolong dalam kategori pendidikan rendah yaitu sejumlah 22 orang (30,5%).
6. Faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan pendapatan di
Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I sebagian besar tergolong dalam
kategori pendapatan tinggi yaitu sejumlah 59 orang (81,9%) dan sebagian
kecil tergolong dalam kategori pendapatan rendah yaitu sejumlah 13 orang
(18,1%).
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia


Amirrudin. 2007. Studi Kasus Kontrol Biomedik Terhadap Kejadian Anemia Ibu
Hamil Di Puskesmas Bantimurung. Available from-
httpdidwamiruddin.wordpress.com. diakses tanggal 6 Januari 2019.
Badan Pusat Statistik. 2015. Survei Penduduk Antar Sensus 2015. Jakarta: BPS
Budiono, I. 2009. Prevalensi dan Determinan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
di Perkampungan Nelayan. Kemas - Volume 4 / No. 2 / Januari – Juni
2009
Cunningham, F, Gary (et.al). 2005. Obstetri William. Jakarta: EGC
Demmouche, A., Khelil, S. & Moulesehoul, S. 2011. Journal An Epidemiologic
Study: Anemia Among Pregnant Women in the Sidi Bel Abbels Region
(West Algaria). 2:113.doi:10.4172/2155-9864.1000113 diakses tanggal 6
Januari 2019
Depkes RI. 2007. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan
Herlina, N., Djamilus, F. 2009. Faktor Resiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bogor. Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Profil Kesehatan Indonesia
2017. Jakarta: Kemenkes RI
Krisnawati, Desi Ari Madi Yanti, Apri Sulistianingsih. 2015. Faktor-Faktor
Terjadinya Anemia Pada Ibu Primigravida Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun 2015. STIKES Peringsewu Lampung.
Kusmiyati. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya
Manuaba, I.B.G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Cetakan Pertama. Jakarta :
EGC.
Mitayani. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta
Proverawati, A. 2007. Anemia dan Anemia Dalam Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rahmaniar, A., Taslim, M., Bahar, B. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Di Tampa Padang,
Kabupaten mamuju, Sulawesi Barat. Artikel. Makassar : Pascasarjana
Universitas Hasanudin.
Saifuddin AB. 2009. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: EGC
Sukarsih. 2002. Keperawatan Maternitas. Jakarta: Medical Book
Supariasa, I, D, N., Bakri, B., Fajar, I. 2002. Penilaian Status Gizi. Aantropometri
Gizi. Jakarta: EGC.
Supariasa , I, D, N., Bakri, B., Fajar, I. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Wahyudin. 2008. Studi Kasus Kontrol Anemia Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info
Media.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rahima.
Lampiran 1
a. Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Rochany Septiyaningsih,S.ST.,MPH
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NP 1031009685
5 NIDN 0608098701
6 Tempat dan Tanggal Lahir Cilacap, 8September 1987
7 E-mail rochany.septiyaningsih@gmail.com
8 Nomor Hp 085868629000
9 Alamat Kantor Jl. Cerme No. 24 Cilacap
10 Nomor Telepon/Faks 0282 532975
11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 0 Orang
12. Matakuliah yang diampu 1. Askeb Kehamilam
2. Askeb Persalinan
3. Konsep Kebidanan
4. Askeb Gadar

2. Riwayat Pendidikan
S-1/D IV S-2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Sebelas Universitas Sebelas
Maret Maret
Bidang Ilmu D-IV Bidan Pendidik S-2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Tahun Masuk-Lulus 2010 – 2011 2013 - 2015
Judul Hubungan Perbedaan Terapi
Skripsi/Tesis/desertasi Pengetahuan Tentang Murottal dan Terapi
SADARI Dengan Musik Klasik
Motivasi Melakukan Terhadap
SADARI Pada Kecemasan
Wanita Usia Subur Di Menghadapi
Kelurahan Donan Persalinan
Cilacap
Nama M. Nur Dewi K, Prof. Dr. H. AA.
Pembimbing/Promotor A.Md,S.ST,M.Kes Subijanto, dr., MS,
Ropitasari, Dr. Supriyadi Hari
S.SiT,M.Kes Respati, dr.
Sp.OG(K)
3. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1. 2012 AnalisisPerbedaan Lingkungan LPPM STIKES 3 juta
Belajar Terhadap Hasil Al-Irsyad Al-
BelajarMahasiswa Antara Islamiyyah
Kurikulum Berbasis Isi dengan Cilacap
Kurikulum Berbasis Kompetensi
di Program Studi D3 Kebidanan
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah
Cilacap Tahun 2012

2. 2013 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi LPPM STIKES 3 juta


Orang Tua Dalam Pemenuhan Al-Irsyad Al-
Nutrisi Pada Balita Gizi Kurang Di Islamiyyah
Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Cilacap
Utara I Tahun 2013.

3. 2015 Faktor-Faktor Ibu Yang LPPM STIKES 3 juta


Mempengaruhi Kejadian BBLR Di Al-Irsyad Al-
RSUD Cilacap Tahun 2014 Islamiyyah
Cilacap
4. 2016 Faktor-faktor Ibu Yang Mandiri 1 juta
Mempengaruhi Kejadian Mola
Hidatidosa di RSUD Cilacap Tahun
2011-2015
5. 2017 Analisis Faktor-Faktor Yang LPPM STIKES 3 juta
Mempengaruhi Kematian Neonatal Al-Irsyad Al-
Di RSUD Cilacap Tahun 2016 Islamiyyah
Cilacap

4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat 5 tahun Terakhir (dari


pemerintah, asosiasi atau institusi lain)
No. Tahun Judul Pengabdian Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta
Rp)
1. 2013 Kader Peduli ASI Eksklusif LPPM STIKES 2,5 juta
Di Desa Tritih Lor Kecamatan Al-Irsyad Al-
Jeruklegi Kabupaten Cilacap Islamiyyah
Tahun 2013. Cilacap
2. 2015 Pemberian Paket Intervensi LPPM STIKES 2,5 juta
Bagi Pasien Kanker Leher Al-Irsyad Al-
Rahim Stadium 4 Untuk Islamiyyah
Mencegah Terjadinya Cilacap
Kontraktur Akibat Imobilisasi
Yang Lama
3. 2015 Pembentukan Kader Peduli LPPM STIKES 3 juta
ASI Eksklusif Di Kelurahan Al-Irsyad Al-
Sidanegara Kabupaten Islamiyyah
Cilacap Cilacap

4. 2016 Pembentukan Kader LPPM STIKES 3 juta


Partisipasi Kontrasepsi Al-Irsyad Al-
Berencana (Kakobe) Islamiyyah
Cilacap
5. 2016 Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA) LPPM STIKES 3 juta
Tentang Penggunaan Obat Al-Irsyad Al-
Secara Bijak Dan Rasional Islamiyyah
Cilacap
6. 2017 Tutorial Senam Hamil Dan LPPM STIKES 3 juta
Pemberian Tablet Kalsium Al-Irsyad Al-
Dalam Rangka GEMEK Islamiyyah
(Gerakan Mengamankan Cilacap
Kehamilan) Pada Ibu Hamil
Dan Kader Posyandu Desa
Menganti, Kabupaten Cilacap

7 2017 Evaluasi Kinerja Kader LPPM STIKES 3 juta


Deteksi Dini Risiko Tinggi Al-Irsyad Al-
(DDRT) Ibu Hamil Pada Kader Islamiyyah
Posyandu Desa Menganti, Cilacap
Kabupaten Cilacap
8 2018 Kelompok Masyarakat Peduli LPPM STIKES 3 juta
Program Perencanaan Al-Irsyad Al-
Persalinan dan Pencegahan Islamiyyah
Komplikasi (P4K) Di Desa Cilacap
Menganti, Kabupaten Cilacap
A. IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Frisca Dewi Yunadi, S.ST.,M.Kes
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NP 1031012849
5 NIDN 0617078901
6 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarnegara, 17 Juli 1989
7 E-mail friscadewiyunadi@gmail.com
8 Nomor Hp 085728185780
9 Alamat Kantor Jl. Cerme No. 24 Cilacap
10 Nomor Telepon/Faks 0282 532975
11 Lulusan yang telah dihasilkan D3 Bidan
12. Matakuliah yang diampu 1. Asuhan Kebidanan Komunitas
2. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan
Menyusui
3. Kesehatan Masyarakat
4. Aplikasi Kebidanan I,II,III

B. Riwayat Pendidikan
S-1/D IV S-2
Nama Perguruan Tinggi Poltekkes Kemenkes Universitas Airlangga
Semarang Surabaya
Bidang Ilmu D4 Bidan Pendidik S-2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Tahun Masuk-Lulus 2010 – 2011 2014 – 2016
Judul Skripsi/Tesis/desertasi Perbedaan Tingkat Pengaruh Sikap, Norma
Pengetahuan Dan Sikap Subjektif Dan Perceived
Remaja Dalam Behavioral Control
Pencegahan Hiv/Aids Terhadap Keikutsertaan
Sebelum Dan Sesudah Akseptor Kb Mop Di
Diberikan Pendidikan Kabupaten Cilacap
Kesehatan Tentang Tahun 2016
Hiv/Aids Di Smk Setia
Budi Kelas X Dan Xi
Semarang Tahun 2011

Nama Pembimbing/Promotor Wien Soelistyo Adi, Dr. M. Bagus


SPd.SKM,MHKes Qomaruddin, Drs., MSc
Bambang Trijanto, dr.,
Sri Wahyuni S, SKp.Ns SpOG(K)
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan


Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1. 2012 Karakteristik Kematian LPPM STIKES 3 juta
Neonatal Di RSUD Cilacap Al Irsyad Al
Islamiyyah
Cilacap
2 2016 Hubungan Usia Dan Status Gizi LPPM STIKES 3 juta
Dengan Kejadian Diare Pada Al Irsyad Al
Balita Yang Dirawat Di RSUD Islamiyyah
Cilacap Cilacap

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat 5 tahun Terakhir (dari


pemerintah, asosiasi atau institusi lain)

No. Tahun Judul Pengabdian Pendanaan


Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1. 2012 Upaya peningkatan produksi ASI LPPM STIKES 2,5 juta
dengan pelatihan teknik menyusui yang Al Irsyad Al
benar di BPM Betty Mulyaningsih Islamiyyah
Cilacap Tengah Cilacap
2 2016 Edukasi Dan Kaderisasi Peduli LPPM STIKES 2,5 juta
Penyakit Persendian/Arthritis(Asam Al Irsyad Al
Urat, Osteoporosis, Osteoarthritis Dan Islamiyyah
Rheumathoid Arthritis) Di Kelompok Cilacap
Masyarakat Desa Menganti Cilacap

3 2016 Model Deteksi Dan Penanganan LPPM STIKES 2,5 juta


Dini Balita Diare Di Desa Slarang Al Irsyad Al
Cilacap Islamiyyah
Cilacap

E. Penulisan yang dipublikasikan 10 tahun Terakhir

No. Jenis Penerbit Tahun


1. The Effect of Subjective Norm International Journal of 2016
Towards Husband’s Intention To Research in Advent
Become Acceptors of Family Technology, Vol.4, No.1,
Planning MOP (Operation January 2016
Method Man) In Wanareja E-ISSN: 2321-9637
District
2 Hubungan Usia Dan Status Gizi JKA 2017
Dengan Kejadian Diare Pada
Balita
Nama Dr. Farida Hayati Dr. Ronny Martien,
Pembimbing/Promotor M.Sc., Apt M.Sc
Feris Firdaus, S.Si Dr. Hilda Ismail,
M.Sc., Apt

A. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan


Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1. 2011 Formulasi Emulsi Minyak Mandiri 1 juta
Hati Ikan Hiu Botol Untuk
Meningkatkan Daya Tarik
Konsumen
2 2011 Potensi Lendir Ikan Sidat LPPM STIKES 3 juta
Sebagai Antibakteri Al Irsyad Al
Islamiyyah
Cilacap
3 2013 Formulasi dan Evaluasi LPPM STIKES 3 juta
Antiacne Topikal Dari Al Irsyad Al
Minyak Zaitun, Minyak Islamiyyah
Atsiri Jeruk Purut, Minyak Cilacap
Atsiri Kunyit dan Minyak
Hati Ikan Hiy dalam Bentuk
Sediaan Roll Ball

4 2015 Optimasi Formula Minuman LPPM STIKES 3 juta


Instan Xanthona Ekstrak Al Irsyad Al
Kulit Manggis Dengan Islamiyyah
Kkombinasi Gula Aren dan Cilacap
Madu Menggunakan Metode
Simplex Lattice Design
(SLD)

B. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat 5 tahun Terakhir (dari


pemerintah, asosiasi atau institusi lain)
No. Tahun Judul Pengabdian Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1. 2014 Pelatihan Pembuatan Jamu/Obat LPPM STIKES 2,5 juta
Tradisional Sebagai Usaha Kecil Al Irsyad Al
Berbasis IPTEK Bagi Siswa Islamiyyah
SMA/SMK Di Kabupaten Cilacap Cilacap
Lampiran 2
RINCIAN BIAYA PENELITIAN
1. Honorarium
No Jenis Anggaran Harga satuan Harga
(Rp) (Rp)
1 Ketua penelitian 10 x 35.000 350.000
2 Anggota penelitian 10 x 30.000 300.000
3 Pembantu jalannya penelitian 6 x 25.000 150.000
800.000

2. Peralatan dan bahan penerapan IPTEKS


No Jenis Anggaran Harga satuan Harga
1 Tinta refil 1 x 50.000 50.000
2 Kertas Kuarto 1 x 50.000 50.000
3 Administrasi dinas 1 x 250.000 250.000
4 Fotocopy dan jilid 1 x 150.000 150.000
5 Komunikasi 1 x 100.000 100.000
6 Internet 1 x 100.000 100.000
7 Administrasi responden 2 x 300.000 600.000
8 Administrasi pendamping 1 x 300.000 300.000
Total 2.100.000

3. Perjalanan
No Jenis Anggaran Harga satuan Harga
1 Perijinan 4 x 50.000 200.000
2 Pengambilan data 8 x 50.000 400.000
Total 600.000

4. Publikasi
No Jenis Anggaran Harga satuan Harga
1 Publikasi ilmiah 1 x 500.000 500.000
Total 500.000

5. Monev
No Jenis Anggaran Harga satuan Harga
1 Monev 1 x 500.000 500.000
Total 500.000
Lampiran 3
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Rochany Septiyaningsih, S.ST., MPH
NIDN : 0608098701
Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIA
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian saya dengan judul “Faktor Risiko
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah
I” yang diusulkan dalam skema Penelitian Institusi untuk tahun anggaran 2019
bersifat original, bukan penelitian lanjutan dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga sumber dana lain.

Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan pernyataan


ini, saya sanggup menerima sanksi dan diproses sebagaimana ketentuan yang
berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penugasan yang sudah diterima ke
Kas STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan seseungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Cilacap, Januari 2019


Mengetahui
Ketua UPT LPPM Yang menyatakan

Widyoningsih, M.Kep., Sp.Kep. Kom Rochany Septiyaningsih, S.ST., MPH


NIDN. 0627047701 NIDN. 0608098701
REKAP DATA PENELITIAN IBU HAMIL ANEMIA DI PUSKESMAS CILACAP TENGAH I

NO NAMA ALAMAT USIA PARITAS UK PENDIDIKAN PENDAPATAN STATUS GIZI


1 NY. S GUNUNG SIMPING 36 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
2 NY. W GUNUNG SIMPING 35 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
3 NY. T GUNUNG SIMPING 38 2 TM III SMA KURANG UMR KEK
4 NY. N GUNUNG SIMPING 29 2 TM III SMA KURANG UMR KEK
5 NY. N GUNUNG SIMPING 41 3 TM III SMP LEBIH UMR NORMAL
6 NY. M GUNUNG SIMPING 24 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
7 NY. R GUNUNG SIMPING 35 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
8 NY. I GUNUNG SIMPING 35 3 TM III SMA KURANG UMR KEK
9 NY. A GUNUNG SIMPING 26 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
10 NY. M GUNUNG SIMPING 41 3 TM III SMP LEBIH UMR NORMAL
11 NY. E GUNUNG SIMPING 26 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
12 NY. N GUNUNG SIMPING 32 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
13 NY. V GUNUNG SIMPING 33 3 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
14 NY. K GUNUNG SIMPING 40 2 TM III SMP LEBIH UMR NORMAL
15 NY. A SIDANEGARA 28 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
16 NY. B SIDANEGARA 27 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
17 NY. T SIDANEGARA 31 1 TM III SMA KURANG UMR KEK
18 NY. Y SIDANEGARA 35 1 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
19 NY. D SIDANEGARA 37 3 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
20 NY. D SIDANEGARA 38 2 TM III SMP LEBIH UMR NORMAL
21 NY. R SIDANEGARA 28 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
22 NY. M SIDANEGARA 33 3 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
23 NY. S SIDANEGARA 38 4 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
24 NY. Y SIDANEGARA 34 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
25 NY. D SIDANEGARA 25 1 TM I SMA KURANG UMR KEK
26 NY. V SIDANEGARA 24 1 TM III SMA KURANG UMR KEK
27 NY. K SIDANEGARA 35 3 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
28 NY. Y SIDANEGARA 33 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
29 NY. K SIDANEGARA 43 5 TM III SMP LEBIH UMR NORMAL
30 NY. M SIDANEGARA 17 1 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
31 NY. L SIDANEGARA 34 2 TM I SMA LEBIH UMR NORMAL
32 NY. D SIDANEGARA 26 1 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
REKAP DATA PENELITIAN IBU HAMIL ANEMIA DI PUSKESMAS CILACAP TENGAH I

NO NAMA ALAMAT USIA PARITAS UK PENDIDIKAN PENDAPATAN STATUS GIZI


33 NY. S LOMANIS 33 2 TM III SMP LEBIH UMR NORMAL
34 NY. K LOMANIS 40 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
35 NY. A LOMANIS 23 1 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
36 NY. O SUTOMO 25 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
37 NY. A SUTOMO 24 1 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
38 NY. M GUNUNG SIMPING 27 1 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
39 NY. D GUNUNG SIMPING 37 6 TM II SMP LEBIH UMR NORMAL
40 NY. T GUNUNG SIMPING 25 2 TM II SMA LEBIH UMR NORMAL
41 NY. D GUNUNG SIMPING 24 1 TM II SMA LEBIH UMR NORMAL
42 NY. E SIDANEGARA 24 1 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
43 NY. S SIDANEGARA 30 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
44 NY. D SIDANEGARA 30 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
45 NY. S SIDANEGARA 29 2 TM II SMA LEBIH UMR NORMAL
46 NY. D SIDANEGARA 28 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
47 NY. W SIDANEGARA 29 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
48 NY. N SIDANEGARA 32 2 TM II SMA LEBIH UMR NORMAL
49 NY. S SIDANEGARA 27 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
50 NY. Y PKM 22 1 TM III SMP KURANG UMR NORMAL
51 NY. L PKM 34 3 TM III SMP LEBIH UMR NORMAL
52 NY. T PKM 32 2 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
53 NY. D PKM 31 3 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
54 NY. A PKM 26 2 TM III SMP KURANG UMR NORMAL
55 NY. E PKM 20 2 TM III SD KURANG UMR NORMAL
56 NY. R PKM 40 4 TM III SMP KURANG UMR NORMAL
57 NY. M PKM 30 2 TM III SMP KURANG UMR NORMAL
58 NY. W PKM 25 2 TM III SMA KURANG UMR NORMAL
59 NY. R PKM 24 1 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
60 NY. S PKM 23 1 TM III SMP LEBIH UMR NORMAL
61 NY. L PKM 26 2 TM III SMP LEBIH UMR NORMAL
62 NY. E PKM 22 1 TM III SMP LEBIH UMR NORMAL
63 NY. A PKM 20 1 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
64 NY. U PKM 28 2 TM III SMP LEBIH UMR NORMAL
65 NY. D PKM 35 3 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
66 NY. M PKM 22 1 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
67 NY. P PKM 25 1 TM III SMA LEBIH UMR NORMAL
68 NY. I PKM 29 2 TM III SMP KURANG UMR NORMAL
69 NY. E PKM 31 2 TM III SMP LEBIH UMR NORMAL
70 NY. K PKM 37 2 TM III SD LEBIH UMR NORMAL
71 NY. A PKM 31 2 TM III SMP LEBIH UMR NORMAL
72 NY. D PKM 24 1 TM III SMP LEBIH UMR NORMAL
SBI(OLAH TINGGI ILMU I(ESBHATAN (STIKES)
AT.IRSYAII AL.ISLAMIYYAH CITACAP
Jl. Cerme No. 24 Telp. / Fax. (0282) 532975 Cilacap 53223 Bank :
Bank MEmalat lndmsia (BMI)
Website : www.stikesalirsyadclp.ac.id Cilacap

SURAT TUGAS
Nomor ,12L9 I 236.1 I 03.6

Yang bertanda tangan di bawah ini Ketua STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap memberikan
tugas kepada Dosen Tim Pelaksana Program Penelitian Institusi atas nzrma:

1. Rochany Septiyaningsih, S.ST., MPH (NIDN 0608098701)


2. Septiana Indratmoko, M. Sc., Apt (NrDN 0607098702)
3. Frisca Dewi Yunadi, S.ST., M.Kes (NrDN 06170789AD
4. AIvi Meilawati (Mahasiswa)
5. Witi Sukesih (Mahasiswa)

Jridul:

"Faktor Risiko Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Tengah I"
Untuk melaksanakan Program Penelitian Institusi yang akan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : April s.d Agustus 2019

Waktu : Pukul08.00 WIB s.d selesai


Tempat : Wilayah Puskesmas Cilacap Tengah tr

Demikian surat tugas ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan
memberikan laporan setelah selesai melaksanakan tugas.

Cilacap, 23 Apnl20l9
PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP
BADAN KESATUAN BAHGSA DAN POLITIK
Jalan D.l Panjaitan Nomor 1 Telepon (0282) 534118 -537477 Faximile (0282) 5M118

CILACAP
Kode Pos 53223

NOMOR '. 072 I 0625/ V t 28 I 2019


t. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik lndonesia Nomor, 07 Tahun 20'14 Tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik lndonesia Nomor 64 Tahun 201i
tentang Pedoman Penerbitaan Rekomendasi Penelitian
Peratuian Bupati Cilacap Nomor 4 Tahun 2017 tanggal 6 Januari 2017 Tenlang Pedoman
Penerbitan Rekomendasi Penelitian, Rekomendasi Pengabdian Masyarakat, lzin Penelitian
dan lzin Pengabdian Masyarakat diWilayah Kabupaten Cilacap.

Membaca Surat dari Ketua Sekolah Tinggi llmu Kesehatan ( STIKES ) Al -


lrsyad Al - lslamiyyah
Cilacap Nomor'. 12121280.1/03 6 tanggal 23 April 2019 Tentang lzin Penelitian

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ( BAKESBANGPOL )
Kabupaten Cilacap menyatakan TIDAK KEBERATAN untuk memberikan rekomendas atas Peia<sa^aa^
Penelitian yang akan dilaksanakan oleh :

1. Nama / NIM : 1. Rochany Septiyaningsih, S.ST MPH ( NIDN 0608098701 t


2. Septiana lndratmoko,S.Farm., M.Sc., Apt ( NIDN 0607098602 )
3. Frisca DewiYunadi, S.ST., M.Kes. ( NrDN 0617078901)
4. Alvi Meilawati Dewi ( MAHASTSWA )
5. WitiSukesih ( MAHASTSWA )
2. Pekerjaan Dosen dan Mahasiswa Sekolah Tinggi llmu Kesehatan ( STIKES ) Al- lrsyad
Al- lslamiyyah Cilacap
3. Alamat Jl. Cerme No. 24 Cilacap
4. Maksud dan Tujuan Program Penelitian Dosen lnstitusi
5. Penanggungjawab Ahmad Subandi, M. Kep,Ns.Sp.Kep An ( Ketua )
6. Judul " Faktor Risiko Kejadian Anemia Pada lbu Hamil Dl Wrlayah Kerta Pus<esmas
Cilacap Tengah I '.
7. Lokasi di Puskesmas Cilacap Tengah I

lll. Dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Sebelum melaksanakan Penelitian, diwajibkan menyerahkan Surat Rekomendasi dari Badan Kesatuan
Bangsa Dan Politik Kabupaten Cilacap Ke BAPPELITBANGDA lQbupaten Cilacap Untuk Mendapatkan
ljin Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian ini tidak disalahgunakan untuk tujuan lain yang berakibat pelanggaran Peraturan
Perundang - undangan yang berlaku.
3. Mentaatisegala ketentuan dalam pelaksanaan Penelitian dimaksud.
4. Setelah selesai pelaksanaan Penelitian harap melaporkan hasilnya kepada Bupati Cilacap lewat Kepala
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ( BAKESBANGPOL ) Kabupaten Cilacap.
5. Surat rekomendasi ini akan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku apabila ternyata pemegang surat
rekomendasi initidak mentaati / mengindahkan ketentuan - ketentuan sebagaimana tersebut diatas.
lV. Surat Rekomendasi ini berlaku mulaitanggal3 tlei 20{9 s/d 3 Juli 2019
DIKELUARKAN DI : CILACAP
PADA TANGGAL : 3 Mei2019
a.n. KEPALA BADAI{ KESATUAN BANGSA DA}'t POLITIK
IGBUPATEN CIIACAP
SEKRETARIS
ub.
Politik dan Keamanan

IW Loorr.,r"ANGDA Kabupaten citacap \* dllr9


PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
Jalan Kauman Nomor 28 B Telepon (0282) 533797, Faksimile (0282) 534945
website : bappeda.cilacapkab.go.id, e -mail : bappeda@cilacapkab.go.id
CILAGAP
Kode Pos 53223

sURAT lzlN PENELITIAN


Nomor'. 07 210447 137 12019

I DASAR : 1. peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Cilacap;
2. peraturan Bupati Cilacap Nomor 4 Tahun 2017 tanggal 6 Januatl 2q17 tentang
pedoman Penerbitan Rekomendasi Penelitian, Rekomendasi Pengabdian
Masyarakat, tzin Peneliiian dan lzirrPengabcfi-an Masyarakat di Wilayah Kabupaten
Cilacap;
3 Surat Rekomendasi Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik KabuPaten
Cilacap Nomor . 07210625N12812019 tanggal 03 Mei 2019, Perrhal Rekomenciast
Penelitian.
ll. MEMBACA : Surat dan Proposal Penelitian

Ill. yang bertandatangan di bawah ini Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan
penlembangan Dairah (BAppEL|TBANGDA) Kabupaten Cilacap, memberikan lZlN atas pelaksanaan
Pen6litian datam wilayah Kabupaten Cilacap yang dilaksanakan oleh :
1. Nama '. Rochany Septiyaningsih, S'ST', MPH, dkk (5 orang)
2. pekerjaan : Dosen dan Mahasiswa STIKES Al-lrsyad Al-lslamiyyah Cilacap
3. Alamat : Jl. Cerme No. 24 Kabupaten Cilacap
4. Judul : Faktor Risiko Kejadian Anemia Pada lbu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas CilacaP Tengah I
5 Tujuan . Program Penelitian Dosen lnstitusi
6 Tempat/Lokasi : Puskesmas CilacaP Tengah I

7. Tanggalilama : 03 Mei 2019 s.d. 03 Juli 2019


B Penanggungtawab : Ahmad Subandi M.Kes.Ns.Sp.Kep An (Ketua)
Dengan ketentuan - ketentuan sebagai berikut .
a. pelaksanaan penelitian tidak disalahgunakan untuk tujuan tertentu yang dapat mengganggu
ketenang an dan ketertiban masyarakat/pemerintah.
Sebelum melaksanakan Peneliiian langsung kepada responden, harus terlebih dahulu melaporkan
b. -kepada
kepata instansi, camat, dan lurah/kepala desa setempat.
c. Hasil pelaksanaan penelitian diserahkan kepada Kepala BAPPELITBANGDA Kabupaten Cilacap
paling'iama 3 (tiga) bulan setelah berakhirnyd masa Kuliah Magang Mahasiswa.
d. eerpinlangan'Jurat izin Penelitian Mahasiswa dilakukan dengan mengajanpaling surat permohonan
lama 7 (tujuh)
Oerpanjangan dan dilampir.i laporan hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan,
hari sebelum masa izin berakhir'
lV, Surat izin Penelitian ini berlaku mulai tanggal : 03 Mei 2019 s.d. 03 Agustus 2019

CilacaP, 03 Mei 2019


a.n. KEFALA BAPPE B. CILACAP

NlP 19640

Anda mungkin juga menyukai