Oleh
SYAFRINA
NIP.19700101 201905 2 001
PROFESI KEBIDANAN
TAHUN 2021
i
KATA PENGANTAR
yang berhubungan dengan kejadian anemia zat besi pada ibu hamil
Allah SWT semoga disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
angka kredit Bidan. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti
arahan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati dan
terhormat:
1. Ibu Dra.Dessy Syafril, Apt, MPH selaku Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Kota Solok
yang dimiliki, sehingga menjadikan proposal ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, peneliti menerima kritikan dan saran yang dapat
menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
bisa dilanjutkan.
Syarina, A.Md.Keb
iii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah……………………………………………….... 8
C. Tujuan Penelitian………………………………………………..... 8
D. Manfaat Penelitian……………………………………………….. 9
C. Kerangka Teori................................................................................ 32
D. Kerangka Konsep........................................................................... 33
E. Defenisi operasional....................................................................... 33
E. Pembahasan ……………………………........................................ 44
iv
A. Kesimpulan ……………………………....................................... 58
B. Saran ……………………………………..................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
1: Kuesioner
2: Master tabel
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia dapat berakibat fatal bagi ibu hamil karena ibu hamil
dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia perkiraan prevalensi
secara global sebesar 55% dan pada umumnya terjadi pada trimester
ketiga. Indikator menurunkan angka kematian ibu dari 359 per 100.000
1
2
2015 yaitu 213 orang / 100.000 kelahiran hidup selama tahun 2015
Sumatera Barat yaitu sebanyak 106.536 orang dan jumlah ibu dengan
(7,7 %) dari 1.402 orang ibu hamil sedangkan pada tahun 2020 jumlah
anemia ibu hamil adalah 114 orang yang tersebar pada 4 Puskesmas,
Tabel 1.1
Jumlah Anemia ibu Hamil Pada 4 Puskesmas Yang ada di Kota Solok
pada tahun 2020
ibu hamil terbanyak pada tahun 2020 adalah Puskesmas Nan Balimo
sebanyak 22 orang (15,7 %). Dan selama tahun 2020 jumlah bayi
3
eritrosit rendah dari harga normal akibat kekurangan zat besi, vitamin B
12, asam folat, penyakit kronik, perdarahan dan kelainan darah yang
Anemia defisiensi zat besi merupakan gizi yang paling lazim di dunia
Anemia dapat berakibat fatal bagi ibu hamil karena ibu hamil
dan sering tidak jelas, seperti pucat, mudah lelah, berdebar, takikardia,
dan sesak nafas. Kepucatan bisa diperiksa pada telapak tangan, kuku
ibu hamil yaitu status gizi buruk, persalinan dengan jarak yang
diperoleh.
hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang
(Proverawati 2011, p.36). Dampak kekurangan zat besi pada ibu hamil
orang ibu (20 %) mengatakan anak yang paling kecil berumur 1 tahun
B. Rumusan Masalah
anemia zat besi pada ibu hamil di Kelurahan Nan Balimo Wilayah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kejadian anemia zat besi pada ibu hamil di Kelurahan Nan Balimo
2. Tujuan khusus
2020
2020
tahun 2020
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
2. Derajat Anemia
b. Ringan : Hb 8 gr % - < 11 gr %
c. Sedang : Hb 5 gr % - < 8 gr %
d. Berat : < 5 gr %
(Arisman, 2010).
1
0
11
(Manuaba, 2014).
infeksi mamae
5. Penggolongan Anemia
(daging, telur, hati dan ikan dan juga karena banyaknya zat
2. Perdarahan
(Mochtar, 2011)
14
pembentukan: 8,0 %)
berdaun hijau, daging merah, sereal, telur dan kacang tanah) dapat
(Arisman, 2010).
adalah:
17
diperlukan
c. Umur sel darah merah yang terbatas sekitar 120 hari, sementara
karena konsumsi zat besi yang rendah dari pola makanan yang
sebagian besar terdiri dari nasi, dan menu yang kurang beraneka
ragam. kosumsi zat besi dari makanan tersebut sering lebih rendah
dari dua pertiga kecukupan kosumsi zat besi yang dianjurkan, dan
beberapa jenis makanan, terutama yang kaya zat besi selama masa
terus dan semakin pesat, maka janin dalam hal ini berperan sebagai
misalnya kadar hemoglobin yang sangat rendah maka zat besi yang
9. Patofisiologi Anemia
gagal Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah yang
terlalu
19
Bila sel darah merah yang beredar terlalu rapuh dan tidak
lain:
atau
beberapajenis makanan
4) Autoimun
bakar,
20
thrombosis
sel
bersirkulasi.
dan sarapan zat besi dalam dari makanan sangat sedikit, pemberian
2010).
21
tambahan vit zat besi (sulfas ferosus) atau tablet penembah zat besi
(62,3%) pengobatan yang biasa dilakukan pada kasus ini antara lain:
a. Pemberian zat besi per oral : sulfas ferosus atau glokosa dengan
b. Pemberian zat besi per parenteral : diberikan bila ibu hamil tidak
Gizi yang baik selama hamil akan membantu ibu dan bayi
kebutuhan gizi baik untuik wanita hamil maupun bagi yang sedang
2002).
mempersiapkan persalinan.
Ibu Hamil
1. Paritas
a. Pengertian
janin hidup, bukan jumlah janin yang dilahirkan. Janin yang lahir
seorang wanita yang sudah hamil dua kali atau lebih. Nulipara
(Bobak, 2005).
Maka oleh sebab itu, ibu-ibu yang sedang hamil anak pertama dan
2007).
ibu hamil.
tahun atau lebih jarak melahirkan agar keadaan uterus dan kondisi
ibu dan anak dan jarak persalinan yang optimal adalah antara 2
Studi di tahun 2002 yang dilakukan oleh para peneliti dari Program
pedek tidak memungkinkan waktu yang cukup bagi para ibu untuk
dari dua tahun. Selain itu, bayi-bayi yang dilahirkan paling tidak
gizi. Kemungkinan hidup dari anak kedua terkecil akan meningkat jika
III di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang diperoleh hasil
trimester III.
a. Pengertian Kepatuhan
1) Pendidikan .
2010).
28
diberikan(knowledge).
diberikan (attitude).
program pengobatan.
pengobatan.
ibu hamil. Kebutuhan tubuh akan zat besi selama hamil ini
kadar zat besi yang rendah. Itu sebabnya cadangan zat besi
(Maulana, 2008).
2007). Pemberian zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah
g. Efek samping
penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut dihindari (Arief, 2008)
ibu hamil.
32
C. Kerangka Teori
Faktor Dasar
- Pengetahuan
- Sosial ekonomi
- Pendidikan
- Budaya
- Kunjungan Antenatal
Care (ANC) Anemia pada Ibu
- Paritas Hamil
- Umur
- Jarak Kelahiran
Faktor Langsung
Gambar 2.1.
Sumber: (Modifikasi teori Lawrence Green (1980) dan Arisman, 2010)
Keterangan
- Yang diteliti
- Yang tidak diteliti
D. Kerangka Konsep
Paritas
Kepatuhan Konsumsi
Tablet Fe
Gambar. 3.1
Kerangka Konsep
E. Defenisi Operasional
N Defenisi Skala
Variable Alat ukur Cara ukur Hasil ukur
o operasional ukur
1. Paritas Jumlah Studi Daftar cheklist Berisiko bila Ordinal
persalinan yang dokumentasi jumlah anak
dialami ibu ≥ 3 orang
sebelum
persalinan atau Tidak
kehamilan berisiko bila
sekarang jumlah anak
< 3 orang
(Saifuddin,
2007)
2. Jarak Kelahiran Rentang waktu Studi Daftar cheklist Berisiko bila Ordinal
antara dokumentasi jarak
persalinan ibu kelahiran < 2
bersalin yang tahun
terakhir dengan
persalinan yang Tidak
sekarang berisiko bila
jarak
kelahiran ≥ 2
34
tahun
(Sarwono,
2004)
BAB III
PEMBAHASAN
1. Gambaran Geografi
2. Keadaan Demografis
3
5
36
B. Karakteristik Responden
1. Usia Responden
Syaifuddin (2002) yaitu usia kehamilan beresiko <20 tahun dan lebih 35
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Kelurahan Nan
Balimo Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok
tahun 2020
Usia f %
20 – 35 tahun 26 61,9
>35 tahun 16 38,1
Jumlah 42 100
2. Pendidikan Responden
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di
Kelurahan Nan Balimo Wilayah Kerja Puskesmas
Nan Balimo Kota Solok
tahun 2020
Pendidikan f %
Pendidikan dasar 15 35,7
Pendidikan menengah 19 45,2
Pendidikan tinggi 8 19
Jumlah 42 100
2. Pekerjaan Responden
dari PNS, guru, swasta dan tidak bekerja. Untuk lebih jelasnya tabel
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Kelurahan Nan Balimo Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo
Kota Solok tahun 2020
Pekerjaan f %
PNS 4 9,5
Guru 1 2,4
Swasta 17 40,5
Tidak bekerja / IRT 20 47,6
Jumlah 42 100
ibu hamil).
1. Paritas Responden
Tabel 3.4
No Paritas f %
1. Berisiko 23 54,8
2. Tidak Berisiko 19 45,2
Jumlah 42 100
Tabel 3.5
No Jarak Kelahiran f %
1. Berisiko 25 59,5
2. Tidak Berisiko 17 40,5
Jumlah 42 100
berisiko.
Responden
Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Konsumsi Tablet Fe di
Kelurahan Nan Balimo Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota
Solok tahun 2020
tablet Fe.
40
Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia di
Kelurahan Nan Balimo Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo
Kota Solok tahun 2020
Kejadian
No f %
Anemia
1. Terjadi 28 66,7
2. Tidak Terjadi 14 33,3
Jumlah 42 100
dimana α = 0,05.
41
Tabel 3.7
Kejadian Anemia
Jumlah p
Paritas Terjadi Tidak terjadi OR
value
n % n % N %
Berisiko 20 87 3 13 23 100
9,167
Tidak (2,01 –
8 42,1 11 57,9 19 100 0,006
berisiko 41,796)
Jumlah 28 66,7 14 33,3 42 100
Hasil uji statistik diperoleh hasil bahwa nilai pvalue = 0,006. Nilai
ini menunjukan bahwa p < α (α = 0,05) atau 0,006 < 0,05, dapat
tidak berisiko.
42
hamil
Tabel 3.8
Hubungan Jarak Kelahiran dengan Kejadian Anemia pada Responden
di Kelurahan Nan Balimo Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo
Kota Solok tahun 2020
Kejadian Anemia
Jarak Jumlah p
Terjadi Tidak terjadi OR
Kelahiran value
n % n % N %
Berisiko 21 84 4 16 25 100
7,5
Tidak (1,775 –
7 41,2 10 58,8 17 100 0,011
berisiko 31,684)
Jumlah 28 66,7 14 33,3 42 100
anemia.
Hasil uji statistik diperoleh hasil bahwa nilai pvalue = 0,011. Nilai
ini menunjukan bahwa p < α (α = 0,05) atau 0,011 < 0,05, dapat
dengan kejadian anemia. Nilai Odds Ratio (OR) adalah 7,5 artinya
Tabel 3.9
yang patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe, lebih dari separoh (66,7%)
Hasil uji statistik diperoleh hasil bahwa nilai pvalue = 0,009. Nilai
ini menunjukan bahwa p < α (α = 0,05) atau 0,009 < 0,05, dapat
D. Pembahasan
44
Analisa Univariat
1. Paritas
Janin yang lahir hidup atau mati setelah viabilitas dicapai, tidak
dua kali atau lebih. Nulipara seorang wanita yang belum pernah
tahap viabilitas (Bobak, 2005: 104). Paritas anak kedua dan ketiga
lebih tinggi. Maka oleh sebab itu, ibu-ibu yang sedang hamil anak
2007).
seterusnya.
46
uterus dan kondisi ibu pulih kembali secara fisiologik dari persalinan
ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin Kota
anemia pada ibu hamil trimester III. Penelitian Hannan (2012) tentang
dan anak dan jarak persalinan yang optimal adalah antara 2 sampai 3
pada ibu hamil trimester III. Jarak kelahiran yang dekat akan
Fe.
atau menepati janji pertemuan dengan dokter. Zat besi penting untuk
sehingga bisa menjamin sirkulasi oksigen dan zat-zat gizi yang sangat
dibutuhkan ibu hamil. Kebutuhan tubuh akan zat besi selama hamil ini
(Musbikin, 2008)
ibu yang memperoleh suplemen zat besi (60 mg) dan asam folat (400
patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe. Prilaku ibu hamil yang tidak
Jika ibu mengkonsumsi tablet besi pada pagi atau siang hari
penyerapan zat besi tidak maksimal, hal ini dipengaruhi oleh faktor
kopi, teh dan susu dimana kandunganya yang terdiri dari tannin, fitat,
dilakukan ibu dalam mengkonsumsi tablet besi pada pagi hari adalah
muntah. Jika ibu mengkonsumsi tablet besi malam hari dimana kondisi
terpenuhi.
Analisis Bivariat
Janin yang lahir hidup atau mati setelah viabilitas dicapai, tidak
kedua dan ketiga merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut
kematian maternal lebih tinggi. Maka oleh sebab itu, ibu-ibu yang
sedang hamil anak pertama dan lebih dari anak ketiga harus
Husada, 2008).
0,002.
nilai Odds Ratio (OR) adalah 7,5 artinya responden dengan jarak
berisiko.
54
akan meningkatkan risiko terhadap ibu dan anak dan jarak persalinan
pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin
pada ibu hamil hal ini disebabkan karena responden patuh dalam
mempunyai jarak kelahiran tidak berisiko tapi terjadi anemia hal ini
atau menepati janji pertemuan dengan dokter. Zat besi penting untuk
sehingga bisa menjamin sirkulasi oksigen dan zat-zat gizi yang sangat
dibutuhkan ibu hamil. Kebutuhan tubuh akan zat besi selama hamil ini
zat besi seperti ikan, daging dan susu. Dan sebagian kecil responden
disebabkan karena cara penggunaan tablet ibu hamil tidak tepat terkait
dipagi hari. Secara teori waktu yang tepat dalam mengkonsumsi tablet
Fe adalah malam hari. Jika ibu mengkonsumsi tablet besi pada pagi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
tahun 2020.
5
8
59
B. Saran
sasaran:
PKK.
3. Ibu Hamil
60
secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Kepmenkes RI, JICA, 2011. Buku Kesehatan IBu dan Anak. Jakarta.
Tiran. 2007. Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat pada Ibu Hamil dan
Faktor yang Mempengarui. Journal of Nutrition College.
KUESIONER PENELITIAN
1. Nomor responden :
2. Tanggal diisi :
I. Identitas
Pekerjaan : ………………………………………
Alamat : ………………………………………
A. Kejadian Anemia
B. Jarak kelahiran
a. ≥ 24 bulan
b. < 24 bulan
6
C. Paritas
a. ≥ 3 anak
b. < 3 anak
No Pertanyaan Ya Tidak
trimester II
MASTER TABEL
KEJADIAN JARAK
NO INISIAL UMUR Pddk Pekerjaan KAT KAT PARITAS KAT KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET Fe
ANEMIA KELAHIRAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JML KAT
1 Ny.R 32 SMK IRT < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 4 TP
2 Ny.N 34 S1 Guru < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 4 TP
3 Ny.Y 35 SMK IRT ≥ 11 gr % TIDAK ANEMIA < 24 bulan Berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 P
4 Ny.B 28 S1 IRT < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 6 TP
5 Ny.Y 31 SMA IRT < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6 TP
6 Ny.Y 34 SMA Swasta < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 5 TP
7 Ny.F 25 SMP IRT < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 6 TP
8 Ny.A 28 S1 SWASTA ≥ 11 gr % TIDAK ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 6 TP
9 Ny.D 40 D3 IRT < 11 gr % ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6 TP
10 Ny.R 42 SMA IRT < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 5 TP
11 Ny.M 28 SMA IRT < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 6 TP
12 Ny.A 24 SMA IRT < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 5 TP
13 Ny.R 40 SMEA IRT ≥ 11 gr % TIDAK ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 P
14 Ny.M 27 SMP IRT < 11 gr % ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6 TP
15 Ny.G 38 SMA SWASTA < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 TP
16 Ny.I 31 SD PNS < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 6 TP
17 Ny.L 39 SMA SWASTA < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 6 TP
18 Ny.R 40 SMA PNS ≥ 11 gr % TIDAK ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 P
19 Ny.R 32 SMA IRT < 11 gr % ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 TP
20 Ny.D 37 SMK PNS < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 P
21 Ny.L 37 S1 SWASTA < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 6 TP
2
22 Ny.S 33 MAN IRT < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 P
23 Ny.M 40 SD SWASTA ≥ 11 gr % TIDAK ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 6 TP
24 Ny.N 28 SD SWASTA < 11 gr % ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 6 TP
25 Ny.R 38 SD SWASTA ≥ 11 gr % TIDAK ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 P
26 Ny.Z 32 SMP SWASTA ≥ 11 gr % TIDAK ANEMIA < 24 bulan Berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7 P
27 Ny.A 28 SD SWASTA ≥ 11 gr % TIDAK ANEMIA < 24 bulan Berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 TP
28 Ny.A 33 S1 IRT ≥ 11 gr % TIDAK ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7 P
29 Ny.D 40 D3 SWASTA ≥ 11 gr % TIDAK ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 P
30 Ny.R 42 SMA IRT < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 6 TP
31 Ny.M 28 SMA IRT < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 6 TP
32 Ny.A 24 SMA SWASTA < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 6 TP
33 Ny.R 39 SMEA SWASTA ≥ 11 gr % TIDAK ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 P
34 Ny.R 36 S1 SWASTA ≥ 11 gr % TIDAK ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 P
35 Ny.V 37 SMP IRT < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 6 TP
36 Ny.Y 34 SD SWASTA < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 P
37 Ny.D 37 SMP SWASTA < 11 gr % ANEMIA < 24 bulan Berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 6 TP
38 Ny.A 29 SD IRT ≥ 11 gr % TIDAK ANEMIA < 24 bulan Berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 P
39 Ny.P 28 SMA PNS ≥ 11 gr % TIDAK ANEMIA < 24 bulan Berisiko < 3 anak Tidak Berisiko 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 P
40 Ny.S 31 SMP IRT < 11 gr % ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6 TP
41 Ny.Y 28 SMP IRT < 11 gr % ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 6 TP
42 Ny.D 24 SMP SWASTA < 11 gr % ANEMIA > 24 bulan Tidak berisiko ≥ 3 anak berisiko 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5 TP
JUMLAH 274
MEAN 7
1
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
42 100.0 100.0
KEJADIAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JARAK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PARITAS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KAPATUHAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
42 100.0 100.0
PARITAS * KEJADIAN
Crosstab
KEJADIAN
Total Count 28 14 42
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 42
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.33.
Risk Estimate
N of Valid Cases 42
JARAK * KEJADIAN
5
Crosstab
KEJADIAN
Total Count 28 14 42
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 42
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.67.
Risk Estimate
N of Valid Cases 42
KAPATUHAN * KEJADIAN
7
Crosstab
KEJADIAN
Patuh Count 4 8 12
Total Count 28 14 42
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 42
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.
Risk Estimate
N of Valid Cases 42